Anda di halaman 1dari 22

BAB II

PEMBAHASAN

A. Relasi Rekursif Linier Homogen Dengan Koefisien Konstanta


Sebuah relasi rekursif linier berkoefisien konstan dapat dinyatakan dalam bentuk
C 0 a n+ C1 an−1 +…+C k an−k =f ( n )

Bila nilai f ( n )=0, maka diperoleh relasi rekursif yang memenuhi


C 0 a n+ C1 an−1 +…+C k an−k =0

Relasi rekursif demikian disebut dengan relasi rekursif homogen. Solusi dari relasi rekursif
homogen ini dinamakn solusi homogen atau jawab homogen.
 Solusi homogen dari sebuah persamaan diferensial linier dengan koefisien konstan
dinyatakan dalam bentuk Aa n, dimana α adalah karakteristik dan A adalah konstanta
yang harganya akan ditentukan kemudian untuk memenuhi syarat batas yang diberikan.
 Dengan di substitusi bentuk Aa n kepada a n pada persamaan homogen
C 0 a n+ C1 an−1 +…+C k an−k =0,

maka diperoleh C 0 Aan +C1 A an−1 +…+C k A an−k =0

Dengan penyederhanaan pada persamaan tersebut, diperoleh


C 0 a n+ C1 an−1 +…+C k an−k =0
Persamaan ini merupakan persamaan karakteristik dari persamaan diferensial yang
diberikan.

Kasus 1: Akar-akar karakteristik Berbeda


C 0 a n+ C1 an−1 +…+C k an−k =0
Bila persamaan katakteristik diatas memiliki sebanyak k akar karakteristik
berbeda (α 1 ≠ α 2 ≠ … ≠ α k ), maka solusi homogen dari relasi rekursifnya
dinyatakan dalam bentuk a n =A 1 α 1 + A2 α 2 +…+ A k ∝k
(h ) n n n

Dimana:
a n ¿ solusi homogen
(h )

∝i=¿akar karakteristik dari persamaan karakteristik


Ai=¿ konstanta yang akan dicari yang memenuhi syarat batas yang ditentukan.
Contoh 1:
Tentukan solusi homogen dari relasi rekursif b 1+b n−1−6 b n−2=¿ 0 dengan kondisi
batas b 0=0 , b1 ¿ 1.
Penyelesaian:
Relasi rekursif tersebut adalah relasi rekursif homogen, karena f ( n )=0
Persamaan karakteristik dari relasi rekursif b 1+b n−1−6 b n−2=0 adalah
α 2+ α −6=0
atau (α +3 ¿(α −2)=0
hingga diperoleh akar-akar karakteristiknya α 1=−3 dan α 2=2.
Oleh karena akar-akar karakteristiknya berbeda, maka solusi homogennya
berbentuk
b n ¿ A1 α 1 + A2 α 2
(h ) n 2

b n ¿ A1 (−3)n + A2 2n
(h )

Dengan kondisi batas b 0=0 dan b 1=1, maka


b 0 ¿ A1 (−3)0 + A2 20 ¿>¿
(h ) 0¿ A1 + A2
b 1 ¿ A1 (−3)1 + A 2 21
(h) ¿>¿ 1 ¿−3 A 1+ 2 A 2

Bila diselesaikan maka akan diperoleh harga A1= ( −15 ) dan A =( −15 ) , sehingga
2

solusi homogennya dari relasi rekurensi b n+ bn−1−6 b n−2=0 adalah

−1 1
bn = .(−3)n + .2 n
5 5
(h )

Kasus 2: Akar-akar karakteristik rangkap


Jika akar karakteristik α 1 dari persamaan karakteristik merupakan akar ganda
(rangkap) yang berulang sebanyak m kali, maka bentuk solusi homogen yang sesuai
untuk akar ganda tersebut adalah
a n =( A 1 . nm−1 + A2 . nm−2 +…+ Am −2 . n2 + A m−1 . n+ A m )α 1
(h ) n

Dimana A1 adalah konstanta yang nantinya akan ditentukan untuk memenuhi batas
yang ditentukan.
Contoh 2:
Tentukan solusi dari relasi rekursif a n+ 4 a n−1+ 4 a n−2=¿ 0.
Penyelesaian:
Relasi rekursif homogen: a n+ 4 a n−1+ 4 a n−2=0
Persamaan karakteristiknya adalah α 2+ 4 α +4=0
(α +2) ( α +2 )=0
hingga diperoleh akar-akar karakteristik α 1=α 2=−2 ,m¿ 2
Oleh karena akar-akar karakteristiknya ganda, maka solusinya homogennya

berbentuk a n =( A1 nn−1 + A2 nn−2 ) α 1 ,


(h ) n

a n =( A1 n+ A2 ) (−2)n
(h )

Contoh soal :
1. Tentukan solusi dari relasi rekursif a n−7 an−1 +16 a n−2−12 an−3=¿ 0 untuk n ≥ 3
dengan kondisi awal a 0=1 ; a1=4 dan a 1=8.
Penyelesaian:
Relasi rekursif homogen : a n−7 an−1 +16 a n−2−12 an−3=¿ 0
Persamaan karakteristiknya adalah α 3−7 α 2+ 16 α −12=0
(α −2 ¿ ¿2 ( α−3 )=0
hingga diperoleh akar-akar karakteristik α 1=α 2=2 dan α 3=3, m¿ 2, sehingga solusi
homogennya adalah
a n =( A1 nm−1 + A2 nm−2 ) α y + A 3 α 3
( h) 2 n

a n =( A 1 n+ A 2 ) (2)n + A 3 3n
( h)
Dengan menggunakan kondisi awalnya, harga A1 , A2 , A3bisa ditentukan
a 0=1 sehingga 1=¿
1= A 2 + A3
a 1=4 sehingga 4=¿ ( A1 (1)+ A 2) ¿
4=¿ ( A1 + A 2) 2 +3 A3
4=2 A1 +2 A 2 +3 A 3
a 1=8 sehingga 8=¿ ( A1 ( 2 ) + A 2) ¿
8=¿ (2 A 1 + A 2) 4 +9 A3
8=8 A 1 +4 A 2+ 9 A 3
Didapat sistem persamaan linier :
A2 + A3 =1
2 A 1 +2 A 2+3 A 3=4
8 A1 + 4 A 2 +9 A 3=8
yang mempunyai penyelesaian A1=5 , A2 =3 , A 3=−4 , maka solusi homogennya
n
berbentuk a n =(5 n+3)(2) −4(3 ¿¿ n)¿
(h )

2. Selesaikan relasi rekursif dengan metode akar karakteristik


a 0=0 , a1=−1 ; a n=7 an−1 +12 an−2, n ≥ 2
Penyelesaian:
a 0=0 , a1=−1 ; a n=7 an−1 +12 an−2, n ≥ 2
a 0=0 , a1=−1

Misalkan a n=x n , x ≠ 0
Dari bagian relasi diperoleh:
x n=7 x n−1+ 12 x n−2
x n−7 x n−1−12 xn −2 =0 (bagi x n−2)
x 2−7 x−12=0
( x−3 ) ( x−4 )=0
x=3 V x=4
Karena x 1 ≠ x 2, sehingga solusi umumnya adalah
a n=3n c 1+ 4 n c 2
Dengan syarat awal :
a 0=0 → c1 + c2=0 ………..(i)
a 1=−1→ 3 c 1+ 4 c2=−1 ………..(ii)
Dari (i) diperoleh c 1=−c2 ………..(iii)
Substitusi c 2 pada (ii) diperoleh
3(−c 2 ¿+4 c 2=−1
3−c 2 +4 c 2=−1
c 2=−1
Substitusi c 2 pada (iii) diperoleh
c 1=−(−1 )=1
Berarti solusi dari relasi rekursif adalah
a n=3n + 4n

B. Relasi Rekursif Tidak Homogen Dengan Koefisien Konstanta


Bentuk umum dari relasi rekursif linear nonhomogen dengan koefisien konstanta
adalah a n+ c 1 a n−1 +…+ c r an−r =f (n) dengan r syarat awal. Untuk menyelesaikan relasi
rekursif tersebut dasarnya sama dengan langkah-langkah penyelesaian pada relasi rekursif
linear homogen dengan koefisien konstanta. Kita akan menentukan penyelesaian dari bagian
rekursif dan menggunakan syarat awal untuk menyelesaikan sistem persamaannya.
Berdasarkan prinsip superposisi bahwa jika G ( n ) adalah solusi umum dari bagian
rekursif homogen a n+ c 1 a n−1 +…+ c r an−r =0, dan jika p(n) adalah solusi particular dari
a n+ c 1 a n−1 +…+ c r an−r =f ( n), maka G (n)+ p (n) adalah solusi dari
a n+ c 1 a n−1 +…+ c r an−r =f ( n).

Contoh Soal:
1. Selesaikan relasi rekursif berikut a 1=−4 , an +3 an−1=4 n2 −2n (n ≥ 2).
Penyelesaian:
Akan diselesaikan terlebih dahulu relasi rekursif homogen
a n+3 an−1=0
Misal a n=x n , x ≠ 0, maka dari bagian rekursif tersebut diperoleh:
x n +3 xn−1=0
Kedua ruas dibagi dengan x n−1, diperoleh:
x +3=0
Akar-akar dari persamaan karakteristik tersebut adalah:
x=−3 sehingga solusi dari bagian rekursif homogen adalah a n=c 1 (−3)n
Untuk menentukan solusi particular digunakan polynomial umum berderajat dua yaitu
bentuk umumnya: An2+ Bn+C , sehingga didapat
[ A n2 + Bn+ C ] +3 [ A ( n−1 )2+ B ( n−1 )+C ]=4 n 2−2 n
4 A n2 + ( 4 B−6 A ) n+ ( 3 A−3 B+4 C ) =4 n 2−2 n
4 A=4 , 4 B−6 A=−2, 3 A−3 B+ 4 C=0
Dari sistem persamaan linear tersebut didapat A=1, B=1 ,dan C=0, sehingga solusi
particular adalah n2 +n .
Sehingga solusi umum dari bagian rekursif adalah a n=c 1 (−3)n +n2 +n
Dengan melibatkan syarat awal diperoleh:
a 1=−4 → a 1=c 1 (−3 )1 + ( 1 )2 +(1)
−4=−3 c1 +1+1
−6=−3 c 1
c 1=2

Jadi solusi umum dari relasi rekursif tersebut adalah a n=2(−3)n +n2 +n

2. Selesaikanlah relasi rekursif


a 0=1 , an=a n−1+ n ( n ≥ 1 )
Penyelesaian:
Akan diselesaikan terlebih dahulu relasi rekursif homogen
a n−an −1 =0
Misal a n=x n , x ≠ 0, maka dari bagian rekursif tersebut diperoleh:
x n−x n−1=0
Kedua ruas dibagi dengan x n−1, diperoleh:
x−1=0
Akar-akar dari persamaan karakteristik tersebut adalah:
x=1 sehingga solusi dari bagian rekursif homogen adalah a n=c 1 (1)n =c 1
Untuk menentukan solusi particular digunakan polynomial umum berderajat satu yaitu
bentuk umumnya: An+ B, sehingga didapat:
[ An+ B ] − [ A ( n−1 ) +B ]=n
A=n, namun hal ini tidak mungkin karena A adalah konstanta sedangkan n bukan
konstanta, maka akan dicoba menggunakan polynomial derajat dua, yaitu An2+ Bn+C ,
sehingga didapat:
[ A n2 + Bn+ C ]− [ A ( n−1 )2 +B ( n−1 ) +C ]=n
2 An−A +B=n
2 A=1 ,− A +B=0
1 1
Dari sistem persamaan linear tersebut didapat A= dan B= , sehingga solusi
2 2

1 2 1
particular adalah n + n.
2 2
1 2 1
Sehingga solusi umum dari bagian rekursif adalah a n=c 1 + n + n
2 2
Dengan melibatkan syarat awal diperoleh:
1 2 1
a 0=1→ a 0=c 1+ ( 0 ) + ( 0 )
2 2
1=c1
1
Jadi solusi umum dari relasi rekursif tersebut adalah a n= (n ¿¿ 2+ n)+1 ¿
2
3. Selesaikanlah relasi rekursif
a n−4 an−1 +4 an−2=2n
Penyelesaian:
Akan diselesaikan terlebih dahulu relasi rekursif homogen
a n−4 an−1 +4 an−2=2n
Misal a n=x n , x ≠ 0, maka dari bagian rekursif tersebut diperoleh:
x n−4 x n−1+ 4 x n−2=0
Kedua ruas dibagi dengan x n−2, diperoleh:
x 2−4 x+ 4=0
Akar-akar dari persamaan karakteristik tersebut adalah:
x 1,2=2 sehingga solusi dari bagian rekursif homogen adalah a n=c 1 (2)n+ c2 n(2)n

Untuk menentukan solusi particular digunakan bentuk:Cn2 2n ,sehingga didapat


[ Cn2 2n ]−4 [ C ( n−1 )2 2n−1 ]+ 4 [ C ( n−2 )2 2n−2 ]=2n
Cn2 2n −2Cn2 2n+ 4 Cn 2n−2+Cn2 2n −4 Cn 2n+ 4 C 2n=2n
2 C 2n=2n
2 C=1
1
C=
2
1 2 n
sehingga solusi particular adalah n 2.
2
Sehingga solusi umum dari relasi rekursif adalah
1
a n=c 1 (2)n+ c2 n(2)n + n2 2n.
2

 Secara umum persamaan rekursif linier tingkat-k bisa dituliskan dalam bentuk:
C 0 x n +C 1 x n−1+C 2 x n−2 +…+C k x n−k =b n ,
dengan C 0 ≠ 0
Jika b n=0maka persamaan rekursif tersebut dinamakan persamaan rekursif linier
homogen. Sebaliknya dikatakan bukan homogen. Jika C 1 , i=0 , 1 , … ,n berupa konstanta
maka persamaan rekursif tersebut dikatakan persamaan rekursif linier koefisien konstan.
Sebuah solusi persamaan rekursif adalah sebuah barisan x n sehingga memenuhi
persamaan rekursif. Makna memenuhi di sini adalah barisan yang merupakan solusi tersebut
menghasilkan nilai yang sama dengan persamaan rekursifnya. Sebagai contoh persamaan
rekursif x n−2 x n−1=0 dengan kondisi awal x 1=3dan n ≥ 2mempunyai solusi x n=3 ×2n −1
untuk n ≠ 1. Dengan mudah dapat dilihat bahwa nilai x n dihitung dengan persamaan rekursif
maupun dengan solusinya menghasilkan nilai yang sama.
1. Relasi Rekursif Non Homogen Koefisien Konstan Tingkat Satu
Secara umum persamaan rekursif linier non homogen tingkat satu bisa dituliskan sebagai
x n=r x n−1+ c n ( n> 0 ) , x 0= A
Dengan menggunakan literasi jelaskan berikut ini merupakan solusi persamaan tersebut:
n
x n= A r + ∑ c k r n−k
n

k=1

Perhatikan untuk kasus r =1 dan c n=c+ dn dengan c dan d suatu konstanta dengan
kondisi ini persamaan rekursifnya menjadi
x n=x n−1 +c +dn ( n>0 ) ; x 0= A .
Tunjukkan bahwa solusi dari persamaan rekursif tersebut adalah:
n
dn(n+ 1)
x n= A+ ∑ (c +dk )= A+ cn+
k=1 2

2. Relasi Rekursif Non Homogen Koefisien Konstan Tingkat dua


Secara umum persamaan rekursif linier non homogen tingkat dua adalah
berbentuk c 0 x n+ c1 x n−1+ c2 x n−2+ c3 x n−3=f (n), dengan f (n)≠ 0.
Solusi persamaan rekursif tersebut x n adalah jumlah dari solusi persamaan
rekursif homogen x n dengan solusi parsial x n . dengan demikian x n=x n + x n . Untuk
(h) (p) (h) ( p)

sebarang f (n) belum ada cara untuk mendpatkan solusi persamaan rekursif tersebut. Oleh
karena itu dalam catatan singkat ini diberikan beberapa step secara induktif untuk
mencari solusi persamaan rekursif linier non homogen dengan beberapa tipe f ( n ) .
Contoh. Tentukan solusi dari persamaan rekursif x n−5n −1 +6 x n−2=2 dengan
kondisi awal x 1=1 dan x 2=2.
Untuk menyelesaikan persamaan rekursif tersebut terlebih dahulu diselesaikan persamaan
rekursif linier homogennya yaitu:
x n−5n −1 +6 x n−2=0 .

Persamaan karakteristiknya adalah r 2−5 r +6=0 dan


mempunyai akar r =2 danr =3.
Solusi umum persamaan rekursif homogennya adalah:
x n =a 2n +b 3 n .
(h)

Untuk mendapatkan solusi parsialnya x n dengan memisalkan x n =A .


(p) (p)

Dengan mensubstitusi ke persamaan rekursif awal maka diperoleh persamaan:


A−5 A +6 A=2 atau A=1.
Dengan demikian diperoleh x n =1. (p)

Dari sini diperoleh solusi umum persamaan rekursif tersebut adalah:


x n=x n + x n
(h) ( p)

x n=a 2n +b 3 n+ 1.
Dengan substitusi nilai awal diperoleh:
x 0=1=a+b+1
x 1=2=2 a+ 3b +1
Sistem persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai:
0=a+b
1=2 a+3 b
Dengan menyelesaikan sistem persamaan tersebut didapat nilai a=−1 dan b=1. Solusi
khusus persamaan rekursif tersebut adalah:
x n=−2n +3 n+1

C. Menyelesaikan Relasi Rekursif dengan Fungsi Pembangkit


Selain dapat diselesaikan dengan metode akar karakteristik, relasi rekursif linear
homogen dengan koefisien konstanta juga dapat diselesaikan dengan fungsi pembangkit.
Untuk memudahkan mengingat perhatikanlah table berikut ini:
Dengan demikian diperlukan ketelitian dalam menentukan jenis dari relasi rekursif
sebelum menentukan metode yang akan digunakan untuk menyelesaikannya.

1. Relasi Rekursif Linear Homogen Koefisien Konstanta


Berdasarkan tabel di atas, relasi rekursif homogen dengan koefisien konstanta
dapat diselesaikan dengan fungsi pembangkit biasa. Berikut contohnya.
Contoh:
a 0=2 , a1=5 , an −5 an−1+ 6 an−2=0(n ≥ 2)
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan relasi rekursif tersebut akan digunakan fungsi pembangkit biasa
dengan langkah penyelesaian sebagai berikut:
Misalkan fungsi pembangkit biasa dari barisan tersebut adalah P( x ), maka:

p ( x ) =∑ a n x n
n=0

Kedua ruas bagian rekursif dikali dengan x n


a n x n−5 a n−1 x n+ 6 an−2 xn =0
Ambil  untuk n ≥ 2, diperoleh:
∞ ∞ ∞

∑ an x n −5 ∑ an−1 x n +6 ∑ an−2 x n=0


n =2 n=2 n=2

∞ ∞
P ( x ) −2−5 x−5 x ∑ an−1 x n−1 +6 x 2 ∑ a n−2 x n−2=0
n=2 n=2

2
P ( x ) −2−5 x−5 x [ P ( x )−2 ] +6 x P ( x ) =0
P ( x ) −2−5 x−5 xP ( x )+10 x +6 x 2 P ( x ) =0
( 1−5 x +6 x 2 ) P ( x )=2−5 x
2−5 x
P ( x) =
( 1−5 x+6 x 2 )
2−5 x
P ( x) =
¿¿
∞ ∞
n
P ( x ) =(2−5 x ) ∑ (2 x) ∑ (3 x )n
n =0 n=0

∞ n
P ( x ) =( 2−5 x ) ∑ ∑ 2k 3 n−k x n
n=0 k=0

∞ n ∞ n
P ( x ) =2 ∑ ∑ 2k 3 n−k x n−5 x ∑ ∑ 2k 3n−k x n
n =0 k=0 n=0 k=0

∞ n ∞ n−1
P ( x ) =2 ∑ ∑ 2k 3 n−k x n−5 ∑ ∑ 2k 3 n−1−k x n
n =0 k=0 n =1 k=0

Sehingga a n adalah koefisien x n dalam P ( x ) ,


n

yaitu
{ n

k=0
2 ∑ 2k 3n−k ; n=0
k=0
n−1
2 ∑ 2k 3 n−k −5 ∑ 2k 3n−1−k ; n≥ 1
k=0

Dapat juga digunakan dengan cara mempartisi pecahan supaya tidak menghasilkan
perkalian antar sigma sehingga dihasilkan bentuk penyelesaian yang lebih sederhana.
2−5 x
P ( x) =
¿¿
∞ ∞
P ( x ) =∑ 2n x n + ∑ 3 n x n
n=0 n=0


P ( x ) =∑ ( 2n +3n ) x 2
n=0

Sehingga a n adalah koefisien x n dalam P ( x ) ,


a n=2n +3n

2. Relasi Rekursif Linear Homogen Koefisien Nonkonstanta


Berdasarkan table 3.1, relasi rekursif homogen dengan koefisien nonkonstanta
dapat diselesaikan dengan fungsi pembangkit eksponensial. Berikut diberikan
contohnya.
Contoh:
a 0=1 , an−n a n−1=0
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan relasi rekursif tersebut akan digunakan fungsi pembangkit
eksponensial dengan langkah penyelesaian sebagai berikut:
Misalkan fungsi pembangkit eksponensial dari barisan tersebut adalah
P ( x ) , maka:

xn
P ( x ) =∑ an
n=0 n!
x2
Kedua ruas bagian rekursif dikali dengan
n!
xn xn
an −n a n−1 =0
n! n!

Ambil  untuk n ≥ 1

xn xn
∑ an −∑ n an−1 =0
n ! n=1 n!
n =1

x n−1
P ( x ) −1−x ∑ n an−1 =0
n=1 n ( n−1 ) !
P ( x ) −1−xP ( x )=0
1 xn
P ( x) = =∑ xn =∑ n !
1−x n =0 n=0 n!

a xn
Sehingga n adalah koefisien dalam P ( x ) , a n=n !
n!

3. Relasi Rekursif Linear Nonhomogen Koefisien Konstanta


Berdasarkan table 3.1, relasi rekursif nonhomogen dengan koefisien konstanta dapat
diselesaikan dengan fungsi pembangkit biasa. Berikut diberikan contohnya.
Contoh:
a n=5 an−1 +3n ; n ≥1
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan relasi rekursif tersebut akan digunakan fungsi pembangkit biasa
dengan langkah penyelesaian sebagai berikut:
Misalkan FPB dari barisan tersebut adalah P ( x )

p ( x ) =∑ a n x n
n=0

Kedua ruas bagian rekursif dikali dengan x n


a n x n=( 5 an−1+ 3n ) x n ; n ≥ 1
Ambil  untuk n ≥ 1
∞ ∞

∑ an x =∑ (5 a n−1 +3 n) x n
n

n =1 n=1

∞ ∞ ∞

∑ an x n −a0 x 0=5 ∑ an−1 x n+∑ 3n x n


n=0 n=1 n=1

∞ ∞
P ( x ) −1=5 x ∑ an−1 x n−1 +∑ ¿ ¿
n=1 n=0

1
P ( x ) −1=5 xP ( x ) + −1
1−3 x
1
P ( x ) =5 xP ( x ) +
1−3 x
1
( 1−5 x ) P ( x )=
1−3 x
1 1
P ( x) =
1−3 x 1−5 x

P ( x ) =∙ ∑ 5 n x n
n=0

∞ n
¿∑
n=0 k=0
(∑ 3k 5n−k ) xn

Jadi solusi relasi rekursif adalah


n
a n=∑ 3 k 5n−k ; n ≥ 0
k=0

Atau
−3 5
1 2 2
P ( x) = = +
( 1−3 x ) ( 1−5 x ) 1−3 x 1−5 x
∞ ∞
3 5
¿− ∑ 3n x n+ ∑ 5n x n
2 n=0 2 n =0
−1 n+1 1 n +1
a n= 3 + 5 ;n≥ 0
2 2
1 n+1 n+1
¿ [ 5 −3 ] ;n≥0
2

4. Relasi Rekursif Linear Nonhomogen Koefisien Nonkonstanta


Berdasarkan tabel 3.1, relasi rekursif nonhomogen dengan koefisien nonkonstanta
dapat diselesaikan dengan fungsi pembangkit eksponensial. Berikut diberikan
contohnya.
Contoh:
D n=n D n−1+ (−1 )n ; n ≥ 1
D0=1
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan relasi rekursif tersebut akan digunakan fungsi pembangkit
eksponensial dengan langkah penyelesaian sebagai berikut:
Misalkan FPE dari barisan tersebut adalah P ( x ) , maka

xn
P ( x ) =∑ Dn
n=0 n!
xn
Kalikan kedua ruas bagian rekursif dengan kemudian
n!
diambil sigma untuk n ≥ 1
xn xn n
n x
Dn =n D n−1 + (−1 )
n! n! n!
∞ ∞ ∞
xn xn n
n x
∑ D n n ! =∑ n Dn−1 n ! +∑ (−1 ) n!
n =1 n=1 n=1

∞ ∞ ∞
xn x0 x n−1 n
n x
∑ Dn n!
−D0 =x ∑ n Dn−1
0!
+ ∑ (−1 )
n ( n−1 ) ! n=0 n!
−1
n=0 n=1
P ( x ) −1=x P ( x ) +e−x −1
P ( x ) =x P ( x )+ e−x −1
( 1−x ) P ( x )=e−x
e− x
P ( x) =
1−x

1
P ( x ) =e−x
1−x
∞ ∞
n xn
¿ ∑ (−1 ) ∙∑ xn
n=0 n! n=0
∞ n
(−1 )k n
¿∑ (∑ )
n=0 k=0 k!
x

∞ n
(−1 )k x n
¿∑ n!∑
n=0 k=0 k ! n !

Jadi, solusi dari relasi rekursif tersebut adalah


n
(−1 )k
a n=n ! ∑ ;n≥0
k=0 k !

Contoh Soal:
1. Selesaikan relasi rekurensi a n−an −1 =7 dengan menggunakan fungsi pembangkit
jika didefinisikan a 0=1. 
Penyelesaian:
Misalkan a ( x ) adalah fungsi pembangkit biasa (FPB) untuk menyelesaikan relasi
rekurensi ini, maka haruslah

∑ (¿ an −an−1 ) x n=7 ¿
n =1

Tinjau sukunya satu persatu


∑ an x n =a ( x )−a0 =a ( x )−1
n =1

∞ ∞

∑ an−1 x n=x ∑ a n−1 x n−1=xa ( x )


n =1 n=1

Jadi, persamaan di atas dapat ditulis menjadi


a ( x )−1− xa ( x )=7
( 1−x ) a ( x )=8

8
a ( x )= =∑ 8 x n
1−x n=0
Jadi, solusi relasi rekurensinya adalah a n=8

2. Selesaikan relasi rekurensi a n−2 an−1=0 dengan a 0=3 !


Penyelesaian:
Relasi rekurensi tersebut merupakan relasi rekurensi homogen dengan koefisien konstan
yang dapat diselesaikan dengan mudah. Tetapi, kita akan mencoba menggunakan
metode fungsi pembangkit.
MisalkanG( x ) fungsi pembangkit biasa (FPB) untuk relasi ini, maka haruslah

∑ (¿ an −2 an−1) x n=0 ¿
n =1

∞ ∞

∑ an x n −2 x ∑ an−1 x n−1 =0
n =1 n=1

( G ( x )−a 0) −2 x G ( x )=0
( 1−2 x ) G ( x )=3

3
G ( x) = G ( x ) =∑ 3(2n ) x n
1−2 x n=0

Jadi, solusi relasi rekurensinya adalah a n=3 ( 2n )

3. Selesaikan a n−3 an−1=n2 untuk n ≥ 1 dan a 0=1!


Penyelesaian:

n
Misalkan G ( x ) =∑ an x ,  sehingga bentuk operator sumasi dari barisan rekursif
n=1

tersebut dapat ditulis menjadi


∞ ∞

∑ (¿ an −3 an−1) x n=∑ n 2 x n ¿
n =1 n=1

x2 + x
( G x −a 0) −3 x G x =
( ) ( )
(1−x )3
2
( G ( x )−1 )−3 x G ( x )= x + x 3
( 1−x )
2
( 1−3 x ) G ( x )= x + x 3 +1
( 1−x )
x 2 + x + ( 1−x )3
G ( x) = 3
( 1−x ) (1−3 x)

Dengan menerapkan teknik dekomposisi pecahan parsial (prosedurnya memang cukup


panjang dalam kasus ini), diperoleh
−13 9 −5 23
8 4 2 8
G ( x) = + + +
1−x (1−x)2 (1−x)3 1−3 x
∞ ∞ ∞ ∞
13
¿− ∑ x n+ 94 ∑ n+1
8 n=0 n
5
2 n
23
x n− ∑ n+2 x n + ∑ ( 3 x )n
( ) 8 n=0 ( )
n =0 n=0


¿∑
n=0
(−138 + 94 ( n+1n )− 52 ( n+2n )+ 238 ∙ 3 ) x n n

Jadi, didapat
−13 9 n+1 5 n+2 23 n
a n=
8
+
4 n
−( ) ( )
2 n
+ ∙3
8

4. Selesaikan a n=an −1 +n jika didefinisikan a 0=1!


Penyelesaian:

n
Misalkan G ( x ) =∑ an x ,  sehingga bentuk operator sumasi dari barisan rekursif
n=0

tersebut dapat ditulis menjadi


∞ ∞

∑ an x n =∑ (¿ a n−1+ n) x n ¿
n =1 n=1

x
G ( x ) −1=x G ( x ) + 2
(1−x )
x (1−x)2
G ( x ) ( 1−x )= +
(1−x)2 (1−x)2
x + ( 1−x )2
G ( x) = 2
( 1−x ) ( 1−x )
1−x+ x 2
G ( x) =
( 1−x )3

Dengan menggunakan teknik dekomposisi pecahan parsial, diperoleh


1 1 1
G ( x) = − +
( 1−x ) ( 1−x ) ( 1−x )3
2

∞ ∞ ∞
¿ ∑ x n−∑ n+1 x n + ∑ n+2 xn
n=0 n=0 n n=0
( )
2 ( )

¿ ∑ 1−( n+1 ) + n+2 x n
(
n=0
( ))
2

¿ ∑ −n+ ( n+2 ) x
( 2)
n=0
n

Jadi, barisan eksplisitnya adalah

a n=−n+ n+2
2 ( )
5. Selesaikan relasi rekursif
a n=2 an−1 +3n n≥1
a 0=1
Penyelesaian:
∞ ∞
n
Misalkan P ( x ) =∑ an x = ∑ a n−1 x n−1 (i)
n=0 n−1=0

Langkah pertama kalikan kedua ruas bagian rekursif dengan x n


a n x n=(2 an−1+ 3n ) x n
Kemudian dijumlahkan untuk n ≥ 1 diperoleh
∞ ∞ ∞

∑ an x =2 ∑ an−1 x +∑ 3n x n
n n
(ii)
n =1 n =1 n=1

n
Dari permisalan diatas P ( x ) =∑ an x , maka persamaan (ii) diatas di ubah menjadi
n=1

∞ ∞ ∞
n 0
∑ an x n −a0 x 0=2 x ∑ an −1 x n−1 + ∑ (3 x ) −( 3 x )
n=0 n−1=0 n=0

1
P ( x ) −1=2 xP ( x ) + −1
1−3 x
1
P ( x ) =2 xP ( x ) +
1−3 x
1
P ( x ) −2 x ( x )=
1−3 x
1
( 1−2 x )=
1−3 x
1
P ( x) =
( 1−3 x ) ( 1−2 x )
A B
¿ +
(1−3 x ) (1−2 x )
3 2
¿ +
(1−3 x ) (1−2 x )
∞ ∞
¿ 3 ∑ 3n x n−2 ∑ 2n x n
n=0 n=0

∞ ∞
n +1
x −¿ ∑ 2 n+1 x n ¿
n
¿∑3
n=0 n=0

Jadi, a n ¿ 3n +1−2n+1

6. Menyelesaikan relasi Rekursif Dengan Mneggunakan Fungsi Pembangkit


Eksponensial (FPE)
Gunakan Fungsi Pembangkit untuk Menyelesaikan relasi rekursif berikut
a 0=1 ; an=n an−1+ 2n , n ≥ 1.
Penyelesaian:

xn
Misalkan P( x ) adalah FPE dari barisan (a¿ ¿ n)→ P ( X )=∑ a n ¿
n=0 n!
xn
Kalikan kedua ruas bagian rekursif a n=n ¿ ¿ dengan kemudian `dijumlah` untuk n=1
n!
sampai n=∞, diperoleh
∞ n ∞ n
∑ an nx ! =∑ (n a ¿ ¿ n−1+2n ) nx ! ¿
n =1 n=1

Ekuivalen dengan
∞ n ∞ n ∞ n
∑ an nx ! −a0=∑ n an−1 nx ! +∑ 2n nx !
n=0 n=1 n=1

∞ n ∞
x n−1
∑ an nx ! −1=x ∑ n an−1 ( n−1 )!
+¿
n=0 n=1

Sehingga,
P ( x ) −1=xP ( x )+ e2 x −¿1

e2x
Disederhanakan P ( x) =
1−x
Selanjutnya, akan dicari a n yaitu koefisien dalam P( x )
1
Karena P ( x ) =e 2 x
1−x
∞ ∞
xn
¿
( ∑ 2n
n=0
)(∑ x n)
n ! n=0

¿∑ ¿¿
n=0


¿∑ n!¿¿
n=0

Maka solusi relasi rekursif yang dimaksud adalah


a n=n ! ¿
D. Latihan Soal
1. Selesaikan relasi rekursif berikut dengan metode akar karakteritik
a 0=a1 =1; a n=2 an−1 , n≥ 2
2. Selesaikan relasi rekursif berikut dengan metode akar karakteritik
a 1=2 ,a 2=6 ; a n−4 an−1 +4 an−2=0 , n ≥ 3
3. Tentukan solusi khusus dari relasi rekursif homogen dua akar berbeda
a n=2 an−1 +3 an−2 , a 0=4 , a1=0
4. Tentukan solusi khusus dari relasi rekursif akar kembar
a n=4 an−1−4 an −2 , a0=6 , a 1=8
5. Tentukan solusi dari persamaan rekursif linier non homogen tingkat dua
x n−5 x n−1+¿6 x n−2 =n ¿ dengan kondisi awal x 0=1 dan x 1=2
6. Selesaikan relasi rekursif non homogeny berikut
a 1=−4 , an +3 an−1=4 n2 −2n (n ≥ 2).
7. Gunakan fungsi pembangkit biasa untuk menyelesaikan relasi rekursif berikut:
a 0=1 ; a1=3 ; a n=2 an−1 +4 n−1 , n ≥ 2
8. Selesaikan relasi rekusif dengan fungsi pmbangkit eksponensial
D n=n D n−1+(−1)n ; n ≥ 1
D0=1
9. Selesaikan relasi rekursif berikut dengan fungsi pembangkit
a 0=0 ; an +1=a n+ n+7 , n ≥0
10. Selesaikan relasi rekursif berikut dengan fungsi pembangkit
a 0=2 ; a1=1 ; an +2−2 an +1+ an=2n , n ≥ 0

Anda mungkin juga menyukai