Anda di halaman 1dari 31

1

Lembar Kerja Mahasiswa

Inspirasi dari Analisis Real


Matakuliah Analisis Real merupakan salah satu matakuliah yang
menjelaskan makna dari konsep-konsep dasar dalam matematika
khususnya yang berkaitan dengan bilangan Real. Konsep-konsep
tersebut sesungguhnya pernah dipelajari pada waktu sekolah
dasar maupun menengah. Pada matakuliah ini, konsep-konsep
tersebut dibuktikannya kebenarannya.

Karena itu, matakuliah ini berisi masalah-masalah pembuktian


matematis yang akan melatih kalian untuk berpikir kritis,
kreatif, sistematis dan logis. Selain itu, pembuktian
matematis membutuhkan ketekunan, kegigihan dan
semangat pantang menyerah. Mahasiswa yang memperoleh
nilai yang baik dalam matakuliah ini akan memiliki kemampuan
berpikir dan sikap positif tersebut.

TIPS
Salah satu ahli, George Polya, memberikan tips agar berhasil
dalam menyelesaikan masalah pembuktian: “Belajar
memecahkan masalah sama seperti orang belajar renang. Orang
tidak akan bisa berenang hanya belajar teori. Orang tersebut
baru bisa berenang jika ia berlatih berenang di dalam air”. Kalian
juga tidak akan memiliki kemampuan menyeleaikan masalah
pembuktian kalau tidak sering berlatih.

Untuk itu, pembelajaran pada matakuliah ini mengikuti tahap-


tahap sebagai berikut.
1. Satu minggu sebelum suatu materi dipelajari di kelas,
mahasiswa belajar bersama sesuai kelompoknya masing-
masing. Setiap siswa dalam kelompok memiliki nomor yang
ditentukan pada pertemuan pertama.
2. Pada waktu diskusi kelompok,
a. mahasiswa mempelajari alasan di setiap langkah
pembuktian yang ada dalam LKS,
b. mahasiswa menutup LKS dan berusaha mengulang
kembali pembuktian tersebut sambil menjelaskan setiap
langkah beserta alasannya,
c. setiap mahasiswa mempelajari semua pembuktian pada
materi di pertemuan berikutnya,
d. jika ada mahasiswa dalam kelompoknya mengalami
kesulitan, ketua kelompok dan anggota lainnya harus
2

membantu karena keberhasilan kelompok ditentukan


oleh setiap anggotanya.
3. Pada pertemuan berikutnya, dosen akan meminta kelompok
dengan nomor tertentu secara acak untuk maju ke depan,
menuliskan suatu pembuktian tertentu dan menjelaskannya,
tanpa membawa buku, catatan atau LKS.
4. Kelompok yang dapat menulis dan menjelaskannya agar
diberi pin yang menunjukkan keberhasilan. Banyaknya pin di
suatu kelompok akan menentukan nilai kelompok dimana
setiap anggota diberi nilai sesuai dengan nilai kelompoknya
masing-masing.

Selamat belajar.

Palangka Raya, Agustus 2016

Jackson Mairing

“Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin.


Yang ada hanya tidak mau”
3

BAB 1 BILANGAN REAL Catatanku

1.1. Sifat-sifat Aljabar dari Bilangan Real (R)

Mulai sekolah dasar, kita telah mengenal operasi-operasi dasar


yaitu tambah, kurang, kali dan bagi dan sifat-sifatnya. Sebagai
contoh, operasi tambah memiliki sifat komutatif. Berikut ini akan
diberikan sifat-sifat bilangan secara lebih lengkap.
Sifat-sifat Bilangan Real (R)
Untuk semua 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅 dengan operasi tambah (+) dan kali ()
memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
J1. Asosiatif penjumlahan : 𝑎 + (𝑏 + 𝑐) = (𝑎 + 𝑏) + 𝑐
J2. Memiliki identitas penjumlahan : Ada 0 ∈ 𝑅, untuk semua
𝑎 ∈ 𝑅, sehingga 𝑎 + 0 = 𝑎 = 0 + 𝑎
J3 Memiliki invers penjumlahan : Untuk setiap 𝑎 ∈ 𝑅, ada -
−𝑎 ∈ 𝑅, sehingga 𝑎 + (−𝑎) = 0 = (−𝑎) + 𝑎.
J4. Komutatif penjumlahan : 𝑎 + 𝑏 = 𝑏 + 𝑎
K1. Asosiatif perkalian : 𝑎 × (𝑏 × 𝑐) = (𝑎 × 𝑏) × 𝑐
K2. Memiliki identitas perkalian : Ada 1 ∈ 𝑅, untuk semua 𝑎 ∈
𝑅, sehingga 𝑎 × 1 = 𝑎 = 1 × 𝑎
1
K3 Memiliki invers perkalian : Untuk setiap 𝑎 ∈ 𝑅, ada ∈ 𝑅,
𝑎
1 1
sehingga 𝑎 × 𝑎 = 1 = 𝑎 × 𝑎.
K4. Komutatif perkalain : 𝑎 × 𝑏 = 𝑏 × 𝑎
D. Distributif penjumlahan dan perkalian :
𝑎 × (𝑏 + 𝑐) = 𝑎 × 𝑏 + 𝑎 × 𝑐
Untuk selanjutnya operasi × ditulis dengan tanda ". " atau
langsung 𝑎𝑏 yang bermakna 𝑎 × 𝑏.

Berdasarkan sifat-sifat tersebut kita akan membuktikan


kebenaran-kebenaran matematis yang dikenal dengan Teorema.
Pada Teorema 2.1 masih akan dijelaskan alasan untuk setiap
langkahnya. Pada Teorema selanjutnya, silahkan ditulis alasan-
alasan tersebut di samping kanan.

Teorema 1.1
(a). Jika 𝑧, 𝑎 ∈ 𝑅 dan 𝑧 + 𝑎 = 𝑎, maka 𝑧 = 0.
Bukti
Yang diketahui adalah 𝑧 + 𝑎 = 𝑎
Yang dibuktikan adalah 𝑧 = 0.
Kita membuktikannya mulai dari 𝑧 dan berakhir di 0. Cara ini
dikenal dengan pembuktian langsung.
4

𝑧 =𝑧+0 (menggunakan sifat J2) Catatanku


= 𝑧 + (𝑎 + (−𝑎)) (menggunakan sifat J3)
= (𝑧 + 𝑎) + (−𝑎) (menggunakan sifat J1)
= 𝑎 + (−𝑎) (menggunakan yang diketahui)
=0 (menggunakan J3)

(b) Jika 𝑢, 𝑏 ∈ 𝑅, 𝑏 ≠ 0 dan 𝑢𝑏 = 𝑏, maka 𝑢 = 1.


Bukti
Yang diketahui : 𝑏 ≠ 0 dan 𝑢𝑏 = 𝑏.
Yang dibuktikan : 𝑢 = 1.
Kita membuktikannya mulai dari 𝑢 dan berakhir di 1.
𝑢 = 𝑢. 1 (menggunakan sifat K2)
1
= 𝑢. (𝑏. 𝑏) (menggunakan sifat K3)
1
= (𝑢. 𝑏). 𝑏 (menggunakan sifat K1)
1
= 𝑏. 𝑏 (menggunakan yang diketahui)
=1 (menggunakan sifat K3)

Teorema 1.2
Jika 𝑎 ∈ 𝑅, maka 𝑎. 0 = 0.
Bukti
Cara 1
Kita mulai dari 𝑎. 0 dan berakhir di 0.
𝑎0 = 𝑎0 + 0 = 𝑎0 + (𝑎 + (−𝑎)) = (𝑎0 + 𝑎) + (−𝑎)
= (𝑎0 + 𝑎1) + (−𝑎) = (𝑎(0 + 1)) + (−𝑎) = 𝑎1 + (−𝑎) = 𝑎 +
(−𝑎) = 0.

Cara 2
Kita dapat membuktikan dengan memanfaatkan Teorema yang
telah dibuktikan.
Kita gunakan Teorema 1.1(a). Artinya kita buktikan 𝑎. 0 + 𝑎 = 𝑎
untuk membuktkan 𝑎. 0 = 0.
𝑎. 0 + 𝑎 = 𝑎. 0 + 𝑎. 1 (menggunakan sifat K2)
= 𝑎(0 + 1) (menggunakan sifat D)
= 𝑎. 1 (menggunakan sifat J2)
=𝑎 (menggunakan sifat K2)
Sehingga 𝑎. 0 = 0 (menggunakan Teorema 1.1(a))

Ternyata kita dapat membuktikan dengan lebih dari satu


cara. Mahasiswa yang dapat melakukan hal ini telah memiliki
kemampuan berpikir tertinggi yaitu kreatif.
5

Teorema 1.3
1 Catatanku
(a) Jika 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅, 𝑎 ≠ 0 dan 𝑎. 𝑏 = 1, maka 𝑏 = 𝑎.
Bukti
Kita gunakan pembuktian langsung
𝑏 = 1. 𝑏
1
= (𝑎 . 𝑎) 𝑏
1
= 𝑎 . (𝑎. 𝑏)
1
= 𝑎.1
1
=
𝑎

(b) Jika 𝑎. 𝑏 = 0, maka 𝑎 = 0 atau 𝑏 = 0.


Bukti
Yang diketahui : 𝑎. 𝑏 = 0
Yang dibuktikkan : 𝑎 = 0 atau 𝑏 = 0.
Ada tiga kemungkinan dari 𝑎 = 0 atau 𝑏 = 0 yaitu:
1. 𝑎 = 0 dan 𝑏 = 0
2. 𝑎 ≠ 0 dan 𝑏 = 0.
3. 𝑎 = 0 dan 𝑏 ≠ 0.
Pembuktian kemungkinan 1.
𝑎. 𝑏 = 0.0 = 0

Pembuktian kemungkinan 2.
𝑏 = 1. 𝑏
1
= (𝑎 . 𝑎) 𝑏
1
= 𝑎 . (𝑎. 𝑏)
1
= 𝑎.0
=0

Pembuktian kemungkinan 3 serupa dengan kemungkinan 2.


Silahkan dicoba sendiri.

Operasi kurang dan bagi


Kita definisikan operasi kurang dan bagi sebagai berikut
Misalkan 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 dan 𝑏 ≠ 0.
Operasi kurang didefinisikan sebagai 𝑎 − 𝑏 = 𝑎 + (−𝑏)
𝑎 1
Operasi bagi didefinisikan sebagai = 𝑎. (𝑏).
𝑏
Kita juga akan menggunakan beberapa simbol berikut.
1
𝑎2 = 𝑎𝑎 𝑎0 = 1 𝑎−𝑛 = (𝑎)𝑛
𝑎3 = (𝑎2 )𝑎 𝑎1 = 𝑎
1
𝑎𝑛+1 = (𝑎𝑛 )𝑎 𝑎 −1 = 𝑎
6

1.2 Bilangan Rasional dan Irasional Catatanku

Bilangan rasional adalah bilangan-bilangan Real yang dapat


𝑎
ditulis dalam bentuk 𝑏 dengan 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑍 dan 𝑏 ≠ 0.
Himpunan bilangan rasional disimbolkan dengan 𝑄.

Pertanyaan
Apakah −5 anggota himpunan bilangan Rasional? Jelaskan
jawabanmu!
.........................................................................................
.........................................................................................

𝑎
Jika ada bilangan-bilangan Real yang dapat ditulis 𝑏, berarti ada
bilangan-bilangan yang tidak dapat ditulis demikian.

𝑎
Bilangan-bilangan yang tidak dapat ditulis dalam bentuk 𝑏
disebut bilangan Irasional.

Salah satu bilangan irasional adalah √2

Teorema 1.4
Tidak ada bilangan Rasional 𝑟 yang memenuhi 𝑟 2 = 2
Bukti
Kita akan membuktikan menggunakan cara pembuktian
KONTRADIKSI. Langkah pembuktiannya adalah
1. Kita andaikan yang akan dibuktikan salah dengan
menegasikannya.
2. Berdasarkan andaikan tadi kita bekerja dengan kebenaran-
kebenaran matematis.
3. Pada suatu baris tertentu akan terjadi kesalahan dengan
kebenaran matematis atau baris sebelumnya. Kesalahan ini
disebut dengan kontradiksi.

Yang dibuktikan: tidak ada bilangan Rasional 𝑟.


Kita andaikan bahwa ada bilangan Rasional 𝑟 yang memenuhi
𝑟 2 = 2.
𝑎
Ini berarti bilangan 𝑟 dapat ditulis sebagai dengan 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑍 dan
𝑏
𝑎
𝑏 ≠ 0. Kita pilih adalah bentuk yang paling sederhana
𝑏
3 6 9 𝑎 3
(contohnya = 4 = 6 , tetapi kita pilih = 2 dengan 𝑎 = 3 dan
2 𝑏
𝑏 = 2). Akibatnya 𝑎 dan 𝑏 tidak memiliki faktor persekutuan
selain 1.
7

Sehingga
Catatanku
𝑟2 = 2
𝑎 2
(𝑏 ) = 2
𝑎2
=2
𝑏2
𝑎 = 2𝑏 2
2

Ini berarti 𝑎2 adalah bilangan genap.


Akibatnya 𝑎 haruslah bilangan genap
(Karena jika 𝑎 bilangan ganjil, maka 𝑎 dapat ditulis 𝑎 = 2𝑛 − 1
dengan 𝑛 ∈ 𝑍. Sehingga 𝑎2 = (2𝑛 − 1)2 = 4𝑛2 − 4𝑛 + 1 =
2(2𝑛2 − 2𝑛 + 1) − 1. Ini berarti 𝑎2 adalah bilangan ganjil).
Lebih lanjut, karena 𝑎 genap maka dapat ditulis 𝑎 = 2𝑘 dengan
𝑘 ∈ 𝑍.
Sehingga
𝑎2 = 2𝑏 2
(2𝑘)2 = 2𝑏 2
4𝑘 2 = 2𝑏 2
2𝑘 2 = 𝑏 2
Diperoleh 𝑏 2 adalah bilangan genap.
Akibatnya 𝑏 haruslah bilangan genap.
Karena 𝑎 dan 𝑏 genap maka 𝐹𝑃𝐵(𝑎, 𝑏) > 1.
Ini bertentangan dengan baris sebelumnya yang menyatakan
bahwa 𝐹𝑃𝐵(𝑎, 𝑏) = 1.
Ini terjadi karena pengandaiannya salah.
Kesimpulan, ada bilangan Rasional 𝑟 yang memenuhi 𝑟 2 = 2.

Latihan 1.1

1. Jika 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅, buktikan bahwa:


(a) Jika 𝑎 + 𝑏 = 0, maka 𝑏 = −𝑎 (b) −(−𝑎) = 𝑎
(c) (−1)𝑎 = −𝑎 (d) (−1)(−1) = 1

2. Jika 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅, buktikan bahwa:


(a) −(𝑎 + 𝑏) = −𝑎 + (−𝑏) (b) (−𝑎). (−𝑏) = 𝑎. 𝑏
1 1 (−𝑎)
(c) (−𝑎)
= −(𝑎) (d) = −(𝑎/𝑏), 𝑏 ≠ 0.
𝑏

3. Jika 𝑎 ∈ 𝑅 yang memenuhi 𝑎. 𝑎 = 𝑎. Buktikan bahwa 𝑎 = 0


atau 𝑎 = 1.
8

1.2 Sifat Terurut dari R Catatanku

Sifat terurut dari bilangan Real merujuk pada ide-ide mengenai


kepositifan dan ketidaksamaan dari bilangan-bilangan Real.

Definisi 1.1
Ada subset 𝑃 dari 𝑅 yang tak kosong yang disebut himpunan
bilangan real positif, yang memenuhi sifat-sifat:
(i) Jika 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑃, maka 𝑎 + 𝑏 ∈ 𝑃,
(ii) Jika 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑃, maka 𝑎𝑏 ∈ 𝑃.
(iii) Jika 𝑎 ∈ 𝑃, maka tepat satu dari hal-hal berikut yang
terpenuhi
𝑎 ∈ 𝑃, 𝑎 = 0, −𝑎 ∈ 𝑃

Sifat yang ketiga disebut sifat Trikotomi, karena membagi


bilangan Real menjadi tiga tipe.
Jika 𝑎 ∈ 𝑃, kita tulis 𝑎 > 0 dan 𝑎 dinamakan bilangan real positif.
Jika −𝑎 ∈ 𝑃, kita tulis 𝑎 < 0 dan 𝑎 dinamakan bilangan real
negatif.

Ide mengenai ketidaksamaan diantara dua bilangan Real


didefinisikan dalam bentuk himpunan P dari bilangan-bilangan
Real.

Definisi 1.2
Misalkan 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅.
(i) Jika 𝑎 − 𝑏 ∈ 𝑃, maka kita tulis 𝑎 > 𝑏 atau 𝑏 < 𝑎.
(ii) Jika 𝑎 − 𝑏 ∈ 𝑃 ∪ {0}, maka kita tulis 𝑎 ≥ 𝑏 atau 𝑏 ≤ 𝑎.

Teorema 1.5
Misalkan 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅.
(a) Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑏 > 𝑐, maka 𝑎 > 𝑐.
Bukti
Kita mulai dari premis menuju yang akan dibuktikan.
Karena 𝑎 > 𝑏, maka 𝑎 − 𝑏 ∈ 𝑃.
Karena 𝑏 > 𝑐, maka 𝑏 − 𝑐 ∈ 𝑃.
Berdasarkan Definisi 1.1, maka
(𝑎 − 𝑏) + (𝑏 − 𝑐) ∈ 𝑃
𝑎 − 𝑐 ∈ 𝑃.
Jadi, 𝑎 > 𝑐
9

(b) Jika 𝑎 > 𝑏, maka 𝑎 + 𝑐 > 𝑏 + 𝑐. Catatanku


Bukti
Diketahui 𝑎 > 𝑏, maka 𝑎 − 𝑏 ∈ 𝑃.
Karena 𝑎 − 𝑏 = (𝑎 + 𝑐) − (𝑏 + 𝑐), maka (𝑎 + 𝑐) − (𝑏 + 𝑐) ∈ 𝑃.
Jadi, 𝑎 + 𝑐 > 𝑏 + 𝑐.

(c) Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑐 > 0, maka 𝑐𝑎 > 𝑐𝑏.


Bukti
Diketahui 𝑎 > 𝑏, maka 𝑎 − 𝑏 ∈ 𝑃.
Karena 𝑐 > 0, maka 𝑐 ∈ 𝑃.
Berdasarkan Definisi 1.1(ii), diperoleh 𝑐(𝑎 − 𝑏) ∈ 𝑃.
Sehingga 𝑐𝑎 − 𝑐𝑏 ∈ 𝑃.
Jadi, 𝑐𝑎 > 𝑐𝑏.

(d) Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑐 < 0, maka 𝑐𝑎 < 𝑐𝑏.


Bukti
Diketahui 𝑎 > 𝑏, maka 𝑎 − 𝑏 ∈ 𝑃.
Karena 𝑐 < 0, maka −𝑐 ∈ 𝑃.
Berdasarkan Definisi 1.1(ii), diperoleh −𝑐(𝑎 − 𝑏) ∈ 𝑃.
Sehingga 𝑐𝑏 − 𝑐𝑎 ∈ 𝑃.
Jadi, 𝑐𝑏 > 𝑐𝑎.

Teorema 1.6
(a) Jika 𝑎 ∈ 𝑅 dan 𝑎 ≠ 0, maka 𝑎2 > 0.
Bukti
Berdasarkan sifat Trikotomi, jika 𝑎 ≠ 0, maka 𝑎 ∈ 𝑃 atau −𝑎 ∈ 𝑃.
Jika 𝑎 ∈ 𝑃, maka berdasarkan Definisi 1.1(ii) diperoleh 𝑎. 𝑎 =
𝑎2 ∈ 𝑃. Karena itu, 𝑎2 > 0.
Jika −𝑎 ∈ 𝑃, maka berdasarkan Definisi 1.1(ii) diperoleh
−𝑎. (−𝑎) = 𝑎2 ∈ 𝑃.
Karena itu, 𝑎2 > 0.
Kesimpulan, 𝑎2 > 0.

(b) 1 > 0
Bukti
Karena 1 ∈ 𝑅 dan 1 ≠ 0, maka berdasarkan bagian (a) diperoleh
12 = 1 > 0.

(c) Jika 𝑛 ∈ 𝑁, maka 𝑛 > 0.


Bukti
Akan dibuktikan menggunakan induksi matematika. Ada tiga
langkah dalam membuktikan dengan metode ini.
10

Langkah pertama, periksa benar untuk 𝑛 = 1. Catatanku


Berdasarkan bagian (b) diperoleh 1 > 0.
Jadi, pernyataan bernilai benar untuk 𝑛 = 1.

Langkah kedua, anggap benar untuk 𝑛 = 𝑘.


Sehingga 𝑘 > 0.

Langkah ketiga, akan dibuktikan benar untuk 𝑛 = 𝑘 + 1.


Karena 𝑘 > 0 dan 1 > 0, maka 𝑘 ∈ 𝑃 dan 1 ∈ 𝑃.
Diperoleh 𝑘 + 1 ∈ 𝑃.
Sehingga 𝑘 + 1 > 0.
Jadi, pernyataan benar untuk 𝑛 = 𝑘 + 1.

Kesimpulan, 𝑛 > 0 untuk semua 𝑛 ∈ 𝑁.

Teorema 1.7
Jika 𝑎 ∈ 𝑅 sedemikian sehingga 0 ≤ 𝑎 < 𝜀 untuk semua 𝜀 > 0,
maka 𝑎 = 0.
Bukti
Kita buktikan menggunakan kontradiksi
Andaikan yang akan dibuktikan salah yaitu 𝑎 ≠ 0.
Diketahui dari masalah 0 ≤ 𝑎, sehingga 0 < 𝑎.
1
Pilih 𝜀0 = 2 𝑎 > 0.
Karena 𝑎 < 𝜀 untuk semua 𝜀 > 0, maka
1
𝑎 < 2 𝑎 (salah).
Ini terjadi karena pengandaian salah.
Yang benar adalah 𝑎 = 0.

Teorema 1.8
Jika 𝑎𝑏 > 0, maka ada dua kemungkinan
(1) 𝑎 > 0 dan 𝑏 > 0, atau
(2) 𝑎 < 0 dan 𝑏 < 0.
Bukti
Karena 𝑎𝑏 > 0, maka 𝑎 ≠ 0 dan 𝑏 ≠ 0 (karena jika salah satu 0,
maka berdasarkan Teorema 1.2 diperoleh 𝑎𝑏 = 0).
Berdasarkan sifat Trikotomi diperoleh 𝑎 > 0 atau 𝑎 < 0.
1
(1) Jika 𝑎 > 0, maka > 0.
𝑎
1 1
Akibatnya 𝑏 = 1. 𝑏 = ( . 𝑎) . 𝑏 = . (𝑎𝑏) > 0
𝑎 𝑎
1
(2) Jika 𝑎 < 0, maka < 0.
𝑎
1 1
Akibatnya 𝑏 = 1. 𝑏 = (𝑎 . 𝑎) . 𝑏 = 𝑎 . (𝑎𝑏) < 0
11

Akibat langsung dari Teorema 1.8 adalah sebagai berikut. Catatanku


Corollary 1.9
Jika 𝑎𝑏 < 0, maka ada dua kemungkinan
(1) 𝑎 > 0 dan 𝑏 < 0, atau
(2) 𝑎 < 0 dan 𝑏 > 0.

Tugas untuk didiskusikan


Silahkan buktikan Corollary 1.9 (Tips: caranya serupa dengan
Teorema 1.8).

1.3 Pertidaksamaan
Sifat keterurutan di atas dapat digunakan untuk menjawab soal-
soal pertidaksamaan.

Contoh 1
Tentukan himpunan penyelesaian dari 𝑥 2 + 𝑥 > 2 !
Jawab
Kita buat terlebih dahulu ruas kanannya menjadi 0, diperoleh:
𝑥2 + 𝑥 − 2 > 0
(𝑥 + 2)(𝑥 − 1) > 0.
Berdasarkan Teorema 1.8, ada dua kemungkinan:
(1) 𝑥 + 2 > 0 dan 𝑥 − 1 > 0, diperoleh 𝑥 > −2 dan 𝑥 > 1.
Irisan dari dua interval 𝑥 > −2 dan 𝑥 > 1 ditunjukkan oleh
daerah yang dua kali dilalui oleh tanda panah pada garis
bilangan. Jika tidak ada daerah tersebut, maka tidak ada
bilangan Real yang memenuhi pertidaksamaan yang
dimaksud.
x >1
x > -2

-2 1
Yang memenuhi adalah 𝑥 > 1.
12

Catatanku
2. 𝑥 + 2 < 0 dan 𝑥 − 1 < 0, diperoleh 𝑥 < −2 dan 𝑥 < 1.
Irisan dari kedua interval tersebut ditunjukkan oleh garis
bilangan berikut.
x < -2
x <1

-2 1
Yang memenuhi adalah 𝑥 < −2.

Kemungkinan 1 dan 2 dihubungkan dengan kata “atau”. Ini


berarti yang memenuhi pada kemungkinan 1 digabung dengan
kemungkinan 2.
Jadi, himpunan penyelesaian = {𝑥 ∈ 𝑅 | 𝑥 < −2 atau 𝑥 > 1}.

Contoh 2
2𝑥+1
Tentukan himpunan penyelesaian dari <1!
𝑥+2
Jawab
2𝑥+1
Bentuk terdefinisi, jika
𝑥+2
𝑥+2≠0
𝑥 ≠ −2
Sama seperti sebelumnya, kita buat ruas kanannya menjadi 0.
Diperoleh:
2𝑥+1
−1<0
𝑥+2
2𝑥+1−(𝑥+2)
<0
𝑥+2
𝑥−1
<0
𝑥+2
1
(𝑥 − 1). <0
𝑥+2
Berdasarkan Teorema 1.8, ada dua kemungkinan:
1 1
1. 𝑥 − 1 > 0 dan < 0. Bentuk < 0, jika 𝑥 + 2 < 0.
𝑥+2 𝑥+2
Diperoleh 𝑥 > 1 dan 𝑥 < −2. Garis bilangannya:
x < -2 x >1

-2 1
Tidak ada daerah yang dilalui dua kali oleh tanda panah.
Ini berarti tidak ada bilangan Real yang memenuhi.

1 1
2. 𝑥 − 1 < 0 dan > 0. Bentuk > 0, jika 𝑥 + 2 > 0.
𝑥+2 𝑥+2
Diperoleh 𝑥 < 1 dan 𝑥 > −2.
13

Garis bilangannya: Catatanku


x > -2
x <1

-2 1
Yang memenuhi adalah −2 < 𝑥 < 1.

Himpunan penyelesaian diperoleh dengan menggabungkan yang


memenuhi di kemungkinan 1 dan 2.
Jadi, himpunan penyelesaian = {𝑥 ∈ 𝑅 | − 2 < 𝑥 < 1}.

Ada dua pertidaksamaan yang bermanfaat dalam menyelesaikan


masalah-masalah matematika. Pembuktiannya dijadikan sebagai
bahan latihan.

1. Pertidaksamaan Rata-rata Geometrik-Aritmetik


𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + ⋯ + 𝑎𝑛
(𝑎1 . 𝑎2 . 𝑎3 … 𝑎𝑛 )1/𝑛 <
𝑛

2. Pertidaksamaan Bernoulli
(1 + 𝑥)𝑛 ≥ 1 + 𝑛𝑥, untuk semua 𝑛 ∈ 𝑁

Latihan 1.2

1. Misalkan 0 < 𝑎 < 𝑏 dan 0 < 𝑐 < 𝑑. Buktikan bahwa 0 < 𝑎𝑐 <
𝑏𝑑.

1 1
2. Misalkan 𝑎 > 0. Tunjukkan bahwa (𝑎) > 0 dan 1 = 𝑎.
𝑎

1
3. Misalkan 𝑎 < 𝑏. Tunjukkan bahwa 𝑎 < 2 (𝑎 + 𝑏) < 𝑏.

4. Cari semua nilai x yang memenuhi pertidaksamaan berikut.


(a) 𝑥 2 < 5𝑥 − 4 (b) 6 < 𝑥 2 − 3 < 13
1 1
(c) <𝑥 (d) < 𝑥2
𝑥 𝑥

5. Misalkan 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 dan untuk setiap 𝜀 > 0 berlaku 𝑎 ≤ 𝑏 + 𝜀.


Buktikan bahwa 𝑎 ≤ 𝑏.
14

1.4. Nilai Mutlak

Nilai mutlak didefinisikan sebagai berikut.


𝑥, 𝑥≥0
|𝑥| = {
−𝑥, 𝑥<0

Contoh 3
|−5| = −(−5) = 5 (karena −5 < 0)
|0| = 0 (karena 0 ≥ 0)
|5| = 5 (karena 5 ≥ 0)

Teorema 1.10
(a) |𝑎𝑏| = |𝑎|. |𝑏| untuk semua 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅.
Bukti
Ambil sembarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅.
Ada beberapa kemungkinan dari nilai 𝑎 atau 𝑏.
(1) Jika 𝑎 = 0, maka |𝑎𝑏| = |0. 𝑏| = |0| = 0 = 0. |𝑏| = |𝑎|. |𝑏|.
Hal yang sama jika 𝑏 = 0.
(2) Jika 𝑎 > 0 dan 𝑏 > 0, maka 𝑎𝑏 > 0. Sehingga
|𝑎𝑏| = 𝑎𝑏 = |𝑎|. |𝑏|
(3) Jika 𝑎 < 0 dan 𝑏 < 0, maka 𝑎𝑏 > 0. Sehingga
|𝑎𝑏| = 𝑎𝑏 = (−𝑎). (−𝑏) = |𝑎|. |𝑏|
(4) Jika 𝑎 > 0 dan 𝑏 < 0, maka 𝑎𝑏 < 0. Sehingga
|𝑎𝑏| = −(𝑎𝑏) = 𝑎. (−𝑏) = |𝑎|. |𝑏|
(5) Jika 𝑎 < 0 dan 𝑏 > 0, maka 𝑎𝑏 < 0. Sehingga
|𝑎𝑏| = −(𝑎𝑏) = (−𝑎). 𝑏 = |𝑎|. |𝑏|

(b) |𝑎|2 = 𝑎2 untuk semua 𝑎 ∈ 𝑅


Bukti
Ambil sembarang 𝑎 ∈ 𝑅.
|𝑎|2 = |𝑎|. |𝑎|
= |𝑎. 𝑎|
= |𝑎2 |
= 𝑎2

(c) Misalkan 𝑐 ≥ 0 berlaku


|𝑎| ≤ 𝑐 jika dan hanya jika −𝑐 ≤ 𝑎 ≤ 𝑐.
Bukti
() Akan dibuktikan: jika |𝑎| ≤ 𝑐, maka −𝑐 ≤ 𝑎 ≤ 𝑐
Berdasarkan definisi nilai mutlak dan |𝑎| ≤ 𝑐, maka
𝑎 ≤ 𝑐 dan −𝑎 ≤ 𝑐.
Ketidaksamaan −𝑎 ≤ 𝑐 ekuivalen dengan −𝑐 ≤ 𝑎.
Diperoleh −𝑐 ≤ 𝑎 dan 𝑎 ≤ 𝑐 yang ekuivalen dengan −𝑐 ≤ 𝑎 ≤ 𝑐.
15

() Akan dibuktikan: jika −𝑐 ≤ 𝑎 ≤ 𝑐, maka |𝑎| ≤ 𝑐.


Sebaliknya jika −𝑐 ≤ 𝑎 ≤ 𝑐, maka −𝑐 ≤ 𝑎 dan 𝑎 ≤ 𝑐.
Ketidaksamaan −𝑐 ≤ 𝑎 ekuivalen dengan −𝑎 ≤ 𝑐.
Sehingga kita punya −𝑎 ≤ 𝑐 dan 𝑎 ≤ 𝑐.
Berdasarkan definisi nilai mutlak diperoleh |𝑎| ≤ 𝑐.

(d) −|𝑎| ≤ 𝑎 ≤ |𝑎| untuk semua 𝑎 ∈ 𝑅


bukti
Pilih 𝑐 = |𝑎|, maka Teorema bagian (c) tetap berlaku karena
|𝑎| ≥ 0 dan |𝑎| ≤ |𝑎|.
Jadi diperoleh −|𝑎| ≤ 𝑎 ≤ |𝑎|

Teorem 1.11. Ketidaksamaan Segitiga


Misalkan diberikan sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅, berlaku
|𝑎 + 𝑏| ≤ |𝑎| + |𝑏|
Bukti
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅. Berdasarkan Teorem 1.10(d) diperoleh
−|𝑎| ≤ 𝑎 ≤ |𝑎|
−|𝑏| ≤ 𝑏 ≤ |𝑏|
Kita jumlahkan kedua ketidaksamaan, diperoleh
−|𝑎| + (−|𝑏|) ≤ 𝑎 + 𝑏 ≤ |𝑎| + |𝑏|
−(|𝑎| + |𝑏|) ≤ 𝑎 + 𝑏 ≤ |𝑎| + |𝑏|
Berdasarkan Teorema 1.10(c), diperoleh
|𝑎 + 𝑏| ≤ |𝑎| + |𝑏|

Corollary 2.3
Misalkan diberikan sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅, berlaku
(a) ||𝑎| − |𝑏|| ≤ |𝑎 − 𝑏|
Bukti
Cara 1
Berdasarkan Teorema 1.11, maka
|(𝑎 − 𝑏) + 𝑏| ≤ |𝑎 − 𝑏| + |𝑏|
Karena |(𝑎 − 𝑏) + 𝑏| = |𝑎|, diperoleh
|𝑎| ≤ |𝑎 − 𝑏| + |𝑏|
|𝑎| − |𝑏| ≤ |𝑎 − 𝑏|
Hal yang serupa dengan sebelumnya, berdasarkan Teorema
1.11, maka
|𝑎 + (𝑏 − 𝑎)| ≤ |𝑎| + |𝑏 − 𝑎|
Karena |𝑎 + (𝑏 − 𝑎)| = |𝑏|, diperoleh
|𝑏| ≤ |𝑎| + |𝑏 − 𝑎|
−|𝑏 − 𝑎| ≤ |𝑎| − |𝑏|
16

Karena
|𝑏 − 𝑎| = |(−1)(𝑎 − 𝑏)| = |−1|. |𝑎 − 𝑏| = 1|𝑎 − 𝑏| = |𝑎 − 𝑏|
Sehingga
−|𝑎 − 𝑏| ≤ |𝑎| − |𝑏|
Dengan demikian kita peroleh
−|𝑎 − 𝑏| ≤ |𝑎| − |𝑏| dan |𝑎| − |𝑏| ≤ |𝑎 − 𝑏|
Berdasarkan Teorema 1.10(c), dipreoleh
||𝑎| − |𝑏|| ≤ |𝑎 − 𝑏|

(b) |𝑎 − 𝑏| ≤ |𝑎| + |𝑏|


Bukti
Cara 1
Berdasarkan Ketidaksamaan Segitiga diperoleh:
|𝑎 − 𝑏| = |𝑎 + (−𝑏)| ≤ |𝑎| + | − 𝑏|
Karena |−𝑏| = |𝑏|, maka
|𝑎 − 𝑏| ≤ |𝑎| + |𝑏|

Cara 2
Berdasarkan Ketidaksamaan Segitiga, diperoleh
−(|𝑎 − 𝑏|) ≤ |𝑎| − |𝑏| ≤ |𝑎 − 𝑏|
Ketidaksamaan tersebut ekuivalen dengan
−(|𝑎 − 𝑏|) ≤ |𝑎| − |𝑏| dan |𝑎| − |𝑏| ≤ |𝑎 − 𝑏|
Pertama, kita buktikan −(|𝑎 − 𝑏|) ≤ |𝑎| − |𝑏|.
|𝑎| − |𝑏| = |𝑎| − |𝑏 − 𝑎 + 𝑎|
≥ |𝑎| − (|𝑏 − 𝑎| + |𝑎|)
≥ |𝑎| − |𝑏 − 𝑎| − |𝑎|
≥ −|𝑏 − 𝑎|
≥ −|𝑎 − 𝑏|
Kedua, kita buktikan |𝑎| − |𝑏| ≤ |𝑎 − 𝑏|.
|𝑎| − |𝑏| = |𝑎 − 𝑏 + 𝑏| − |𝑏|
≤ |𝑎 − 𝑏| + |𝑏| − |𝑏|
≤ |𝑎 − 𝑏|
Terbukti pernyataan bernilai benar.

Contoh
Cari semua 𝑥 ∈ 𝑅 yang memenuhi pertidaksamaan berikut
1. |4𝑥 − 5| ≤ 13
Jawab
17

Berdasarkan Teorema 1.10, diperoleh


−13 ≤ 4𝑥 − 5 ≤ 13
−13 + 5 ≤ 4𝑥 − 5 + 5 ≤ 13 + 5
−8 ≤ 4𝑥 ≤ 18
18
−2 ≤ 𝑥 ≤
4
18
Jadi, 𝐻𝑝 = {𝑥 ∈ 𝑅| − 2 ≤ 𝑥 ≤ 4 }

2. |𝑥 − 1| > |𝑥 + 1|
Jawab
Cara 1
Kita tulis definisinya terlebih dahulu
𝑥 − 1, 𝑥 − 1 ≥ 0 ⇔ 𝑥 ≥ 1
|𝑥 − 1| = {
−(𝑥 − 1), 𝑥 − 1 < 0 ⇔ 𝑥 < 1

𝑥 + 1, 𝑥 + 1 ≥ 0 ⇔ 𝑥 ≥ −1
|𝑥 + 1| = {
−(𝑥 + 1), 𝑥 + 1 < 0 ⇔ 𝑥 < −1

Pada nilai mutlak |𝑥 − 1|, nilai fungsinya berubah di titik 𝑥 = 1,


sedangkan pada |𝑥 + 1|, nilainya berubah di titik 𝑥 = −1.
Jika kedua titik digambarkan pada garis bilangan diperoleh:

Daerah 1 Daerah 2 Daerah 3


x < -1 -1 £ x < 1 x³ 1
-1 1

Pada daerah 1, 𝒙 < −1.


|𝑥 − 1| = −(𝑥 − 1) = −𝑥 + 1
|𝑥 + 1| = −(𝑥 + 1) = −𝑥 − 1
Sehingga
|𝑥 − 1| > |𝑥 + 1|
−𝑥 + 1 > −𝑥 − 1
−𝑥 + 𝑥 > −1 − 1
0 > −2
Ketidaksamaan tersebut bernilai benar, sehingga pertidaksamaan
|𝑥 − 1| > |𝑥 + 1| benar untuk semua 𝑥 di daerah 1.
Jadi, pertidaksamaan benar untuk 𝑥 < −1.

Pada daerah 2, −𝟏 ≤ 𝒙 < 1.


|𝑥 − 1| = −(𝑥 − 1) = −𝑥 + 1_
|𝑥 + 1| = 𝑥 + 1
Sehingga
18

|𝑥 − 1| > |𝑥 + 1|
−𝑥 + 1 > 𝑥 + 1
0 > 2𝑥
0>𝑥
𝑥<0
Ini berarti pertidaksamaan |𝑥 − 1| > |𝑥 + 1| benar untuk semua
𝑥 < 0 pada daerah 2. Ini berarti dicari irisan antara dua interval
yaitu −1 ≤ 𝑥 < 1 dan 𝑥 < 0 (pada garis bilangan dibagi dicari
daerah yang dilalui oleh kedua selang).
Daerah 2
x<0 -1 £x<1

-1 0 1
Jadi, pertidaksamaan benar untuk −1 ≤ 𝑥 < 0.

Pada daerah 3, 𝒙 ≥ 𝟏
|𝑥 − 1| = 𝑥 − 1_
|𝑥 + 1| = 𝑥 + 1
Sehingga
|𝑥 − 1| > |𝑥 + 1|
𝑥−1>𝑥+1
0>2
Ketidaksamaan tersebut bernilai salah.
Jadi, tidak ada nilai 𝑥 yang memenuhi pertidaksamaan |𝑥 − 1| >
|𝑥 + 1| pada daerah 3.

Karena dicari nilai 𝑥 pada bilangan Real yang memenuhi


pertidaksamaan, maka nilai x yang memenuhi pertidaksamaan
adalah gabungan dari daerah 1, 2 dan 3.
x < -1 -1 £ x < 0

-1 0 1
Jadi, 𝐻𝑝 = {𝑥 ∈ 𝑅 | 𝑥 < −1 ⋃ −1 ≤ 𝑥 < 0} = {𝑥 ∈ 𝑅 | 𝑥 < 0}

Latihan 2.3

1. Misalkan 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 .Tunjukkan bahwa


|𝑎 + 𝑏| = |𝑎| + |𝑏| jika dan hanya jika 𝑎𝑏 ≥ 0.
2. Misalkan 𝑎, 𝑐 ∈ 𝑅 dengan 𝑐 > 0. Buktikan bahwa jika
|𝑥 − 𝑎| < 𝜀, maka |𝑐𝑥 − 𝑐𝑎| < 𝑐𝜀.
3. Carilah semua 𝑥 ∈ 𝑅 yang memenuhi pertidaksamaan berikut
(a) |3𝑥 − 7| < 2 (b) |2𝑥 2 − 2| < 7
19

2.4. Lingkungan

Cara untuk menyatakan bilangan Real adalah dengan garis


bilangan Real. Salah satu kegunaan nilai mutlak adalah
menyatakan jarak antar dua elemen bilangan Real. Misalkan
𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅, jarak antara 𝒂 dan 𝒃 adalah |𝒂 − 𝒃|.

Misalkan 𝑎 = −3 dan 𝑏 = 4, maka jarak 𝑎 dan 𝑏 adalah 7. Hasil


tersebut dapat dilihat dari garis bilangan berikut atau
memanfaatkan nilai mutlak.
a = -3 -2 -1 0 1 2 3 b = 4

Jarak antara a dan b = 7


|a – b| = |–3 – 4| = |–7|=7

Berdasarkan definisi tersebut, maka


|𝑎| = |𝑎 − 0|
dapat diartikan jarak antara 𝑎 dan 0.

Selanjutnya, kita akan mendefinisikan bilangan-bilangan Real


yang dekat dengan suatu bilangan Real tertentu. Misalkan 𝑎 ∈ 𝑅,
bilangan-bilangan 𝑥 ∈ 𝑅 dikatakan dekat dengan bilangan a, jika
jarak antara 𝑥 dan 𝑟 kecil. Dengan kata lain, |𝑥 − 𝑎| kurang dari
bilangan kecil yang biasa disimbolkan dengan 𝜀 > 0. Himpunan
bilangan-bilangan yang dekat dengan 𝑎 biasa disebut dengan
lingkungan dari 𝑎. Berikut definisi formalnya.

Definisi 2.5
Misalkan 𝑎 ∈ 𝑅 dan 𝜀 > 0, maka lingkungan−𝜺 dari 𝒂 adalah
himpunan:
𝑉𝜀 (𝑎) = {𝑥 ∈ 𝑅 | |𝑥 − 𝑎| < 𝜀}

Pertidaksamaan |𝑥 − 𝑎| < 𝜀 ekuivalen dengan


−𝜀 < 𝑥 − 𝑎 < 𝜀 ⇔ 𝑎−𝜀 <𝑥 <𝑎+𝜀

a–e Ve(a) a+e

a
e e
20

Teorema 2.14
Misalkan 𝑎 ∈ 𝑅. Jika 𝑥 ∈ 𝑉𝜀 (𝑎) untuk setiap 𝜀 > 0, maka 𝑥 = 𝑎.
bukti
Ambil sembarang 𝜀 > 0.
Karena 𝑥 ∈ 𝑉𝜀 (𝑎), maka 0 ≤ |𝑥 − 𝑎| < 𝜀.
Berdasarkan Teorema 1.7, maka |𝑥 − 𝑎| = 0
Diperoleh 𝑥 − 𝑎 = 0
Terbukti, 𝑥 = 𝑎.

1. Misalkan 𝜀 > 0, 𝛿 > 0 dan 𝑎 ∈ 𝑅. Buktikan bahwa 𝑉𝜀 (𝑎) ∪


𝑉𝛿 (𝑎) dan 𝑉𝜀 (𝑎) ∩ 𝑉𝛿 (𝑎) adalah lingkungan-𝛾 dari 𝑎 untuk
suatu 𝛾 yang sesuai.
Bukti
Ambil sebarang 𝜀 > 0, 𝛿 > 0 dan 𝑎 ∈ 𝑅.
A. Akan dibuktikan 𝑉𝜀 (𝑎) ∪ 𝑉𝛿 (𝑎) adalah lingkungan-𝛾 dari 𝑎
untuk suatu 𝛾 yang sesuai.
Diketahui ada 𝑉𝜀 (𝑎) dan 𝑉𝛿 (𝑎), sehingga
𝑎−𝜀 <𝑥 < 𝑎+𝜀
a–e Ve(a) a+e

𝑎−𝛿 <𝑥 < 𝑎+𝛿


a–d Ve(a) a+d

Jika 𝜀 ≤ 𝛿, maka 𝑉𝜀 (𝑎) ∪ 𝑉𝛿 (𝑎) = {𝑥 ∈ 𝑅|𝑎 − 𝛿 < 𝑥 < 𝑎 + 𝛿} =


𝑉𝛿 (𝑎).
Jika 𝜀 > 𝛿, maka 𝑉𝜀 (𝑎) ∪ 𝑉𝛿 (𝑎) = {𝑥 ∈ 𝑅|𝑎 − 𝜀 < 𝑥 < 𝑎 + 𝜀} =
𝑉𝜀 (𝑎).
Pilih 𝛾 = max{𝜀, 𝛿}.
Jika 𝜀 ≤ 𝛿, maka 𝛾 = 𝛿. Sehingga
𝑉𝜀 (𝑎) ∪ 𝑉𝛿 (𝑎) = 𝑉𝛿 (𝑎) = 𝑉𝛾 (𝑎)
Jika 𝜀 > 𝛿, maka 𝛾 = 𝜀. Sehingga
𝑉𝜀 (𝑎) ∪ 𝑉𝛿 (𝑎) = 𝑉𝜀 (𝑎) = 𝑉𝛾 (𝑎)
Terbukti, 𝑉𝜀 (𝑎) ∪ 𝑉𝛿 (𝑎) = 𝑉𝛾 (𝑎).

B. Dengan cara yang sama, buktikan 𝑉𝜀 (𝑎) ∩ 𝑉𝛿 (𝑎) adalah


lingkungan-𝛾 dari 𝑎 untuk suatu 𝛾 yang sesuai.
21

Latihan 2.4

1. Buktikan bahwa jika 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 dengan 𝑎 ≠ 𝑏, maka ada 𝑉𝜀 (𝑎)


dan 𝑉𝜀 (𝑏) sehingga 𝑉𝜀 (𝑎) ∩ 𝑉𝜀 (𝑏) = ∅.

2.5. Sifat Kelengkapan dari R

Supremum dan Infimum


Sifat kelengkapan bilangan Real berkaitan dengan konsep
supremum dan infimum.

Definisi 2.6
Misal 𝑆 ⊆ 𝑅.
(i) 𝑢 ∈ 𝑅 dikatakan batas atas dari 𝑆 jika 𝑠 ≤ 𝑢, ∀𝑠 ∈ 𝑆
(ii) 𝑤 ∈ 𝑅 dikatakan batas bawah dari 𝑆 jika 𝑤 ≤ 𝑠, ∀𝑠 ∈ 𝑆

Batas atas terkecil disebut supremum.


Batas bawah terbesar disebut infimum.

Definisi 2.7
Misal 𝑆 ⊆ 𝑅.
(a) 𝑝 ∈ 𝑅 disebut supremum jika memenuhi:
(i) 𝑠 ≤ 𝑝, ∀𝑠 ∈ 𝑆, dan
(ii) 𝑠 ≤ 𝑢, ∀𝑠 ∈ 𝑆 ⇒ 𝑝 ≤ 𝑢
(b) 𝑞 ∈ 𝑅 disebut infimum jika memenuhi:
(i) 𝑞 ≤ 𝑠, ∀𝑠 ∈ 𝑆, dan
(ii) 𝑤 ≤ 𝑠, ∀𝑠 ∈ 𝑆 ⇒ 𝑤 ≤ 𝑞

Teorema 2.15
Jika 𝑝 supremum dan 𝑞 infimum dari S, maka 𝑝 dan 𝑞 tunggal.
Bukti
Akan ditunjukkan bahwa 𝑝 supremum tunggal.
Andaikan 𝑝 tidak tunggal, maka ada supremum yang lain,
sebutlah 𝑚 ∈ 𝑅 dengan 𝑚 ≠ 𝑝.
Karena 𝑚 supremum dan 𝑝 batas atas maka 𝑚 ≤ 𝑝.
Karena 𝑝 supremum dan 𝑚 batas atas maka 𝑝 ≤ 𝑚.
Ini berarti 𝑚 = 𝑝.
Kontradiksi dengan 𝑚 ≠ 𝑝.
Pengandaian salah.
Terbukti 𝑝 supremum tunggal.

Untuk pembuktian ketunggalan infimum, silahkan dicoba oleh


pebelajar.
22

Teorema 2.16
Suatu batas atas 𝑢 dikatakan supremum dari , dinotasikan sup 𝑆
jika dan hanya jika
∀𝜀 > 0, ∃𝑠𝜀 ∈ 𝑆, sehingga 𝑢 − 𝜀 < 𝑠𝜀
se
u-e u
R
S
e
bukti
()
Cara 1 (kontradiksi)
Diketahui bahwa 𝑢 ∈ 𝑅 adalah batas atas.
Andaikan 𝑢 bukan supremum, maka ada batas atas lainnya 𝑣 ∈ 𝑅
sehingga 𝑣 < 𝑢.
Piliah 𝜀0 = 𝑢 − 𝑣 > 0.
Maka ada 𝑠0 ∈ 𝑆 sehingga
𝑢 − 𝜀0 = 𝑢 − (𝑢 − 𝑣) = 𝑣 < 𝑠0
Karena 𝑣 batas atas dan 𝑠0 ∈ 𝑆, maka 𝑣 > 𝑠0
Terjadi kontradiksi.
Pengandaian salah.
Terbukti 𝑢 = sup 𝑆

()
Misalkan 𝑢 = sup 𝑆
Ambil sebarang e  0 .
Karena 𝑢 − 𝜀 < 𝑢, maka 𝑢 − 𝜀 bukan batas atas dari 𝑆.
Sehingga ada anggota dari S, misalkan 𝑠𝜀 ∈ 𝑆 yang melebihi 𝑢 −
𝜀, atau 𝑢 − 𝜀 < 𝑠𝜀 .

Contoh 9
Misalkan 𝑆 = {𝑥|0 ≤ 𝑥 ≤ 1}.
Tunjukkan bahwa sup 𝑆 = 1.
Jawab
1 batas atas karena 𝑥 ≤ 1, ∀𝑥 ∈ 𝑆.
Karena 1 ∈ 𝑆, maka sebarang batas atas lainnya 𝑣 dari 𝑆 akan
memenuhi 1 ≤ 𝑣.
Jadi, sup 𝑆 = 1.

Silahkan buktikan bahwa inf 𝑆 = 0.


23

Contoh 10
Misalkan 𝑆 = {𝑥|0 < 𝑥 < 1}.
Tunjukkan bahwa sup 𝑆 = 1.
Jawab
Ambil sebarang 0 < 𝜀 < 1 (mengapa pemilihan 𝜀 berbeda
dengan teorema?)
Sehingga
0 < 𝜀/3 < 1/3
−1/3 < −𝜀/3 < 0
1 − 1/3 < 1 − 𝜀/3 < 0 + 1
2/3 < 1 − 𝜀/3 < 1
0 < 2/3 < 1 − 𝜀/3 < 1
Pilih 𝑠𝜀 = 1 − 𝜀/3 ∈ 𝑆
Sehingga
𝑢 − 𝑠𝜀 = 1 − (1 − 𝜀/3) = 𝜀/3 < 𝜀.
Jadi, sup 𝑆 = 1.

Teorema 2.17 Sifat Supremum dari R (?)


Setiap himpunan bagian tak kosong dari 𝑅 yang terbatas di atas
mempunyai supremum.

Hal yang sama dengan Sifat Infimum dari 𝑅.


Setiap himpunan bagian tak kosong dari 𝑅 yang terbatas di
bawah mempunyai infimum.

Teorema 2.18
Misal 𝑆 adalah himpunan bagian tak kosong dari 𝑅 dan 𝑆
terbatas di atas, dan 𝑎 ∈ 𝑅. Didefinisikan
𝑎 + 𝑆 = {𝑎 + 𝑠|𝑠 ∈ 𝑆}
Maka
sup(𝑎 + 𝑆) = 𝑎 + sup 𝑆
bukti
Berdasarkan sifat kelengkapan maka S memiliki supremum, misal
sup 𝑆 = 𝑢, maka untuk semua 𝑠 ∈ 𝑆 berlaku
𝑠≤𝑢
𝑎+𝑠 ≤𝑎+𝑢
Ini berarti 𝑎 + 𝑢 merupakan batas atas dari 𝑎 + 𝑆.
Sekarang kita tunjukkan bahwa 𝑎 + 𝑢 merupakan batas atas
terkecil.
Ambil sebarang batas atas lainnya 𝑣 dari 𝑎 + 𝑆, maka untuk
semua 𝑠 ∈ 𝑆 berlaku
𝑎+𝑠 ≤𝑣
𝑠 ≤𝑣−𝑎
24

Ini berarti 𝑣 − 𝑎 adalah batas atas dari 𝑆.


Karena 𝑢 = sup 𝑆, maka
𝑢 ≤𝑣−𝑎
𝑎+𝑢 ≤𝑣
Terbukti, sup(𝑎 + 𝑆) = 𝑎 + 𝑢 = 𝑎 + sup 𝑆

Contoh 11
Misalkan 𝑆 = {𝑥|0 < 𝑥 < 1}.
Tentukan sup(2 + 𝑆)
Jawab
sup(2 + 𝑆) = 2 + sup 𝑆 = 2 + 1 = 3

Contoh 12
Misalkan 𝐷 ⊆ 𝑅, dan fungsi
𝑓(𝐷) = {𝑓(𝑥)}𝑥 ∈ 𝐷}
𝑔(𝐷) = {𝑔(𝑥)}𝑥 ∈ 𝐷}
adalah himpunan-himpunan terbatas di 𝑅.
Maka
(i) 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑥), ∀𝑥 ∈ 𝐷 ⇒ sup 𝑓(𝐷) ≤ sup 𝑔(𝐷)
(ii) 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑦), ∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝐷 ⇒ sup 𝑓(𝐷) ≤ inf 𝑔(𝐷)

g
g
g(D) f g(D)

f(D) f
f(D)

D D

𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑥), ∀𝑥 ∈ 𝐷 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑦), ∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝐷


Bukti
(i) Misalkan sup 𝑔(𝐷) = 𝑡, maka 𝑔(𝑥) ≤ 𝑡, ∀𝑥 ∈ 𝐷.
Karena 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑥), ∀𝑥 ∈ 𝐷 dan 𝑔(𝑥) ≤ sup 𝑔(𝐷) , ∀𝑥 ∈ 𝐷,
maka 𝑓(𝑥) ≤ sup 𝑔(𝐷).
Ini berarti sup 𝑔(𝐷) adalah batas atas dari 𝑓(𝐷).
Terbukti sup 𝑓(𝐷) ≤ sup 𝑔(𝐷).

(ii) Ambil sebarang 𝑦 ∈ 𝐷.


Maka 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑦), ∀𝑥 ∈ 𝐷
Ini berarti 𝑔(𝑦) adalah batas atas dari 𝑓(𝐷).
Sehingga sup 𝑓(𝐷) ≤ 𝑔(𝑦).
25

Akibatnya sup 𝑓(𝐷) merupakan batas bawah dari 𝑔(𝐷).


Terbukti sup 𝑓(𝐷) ≤ inf 𝑔(𝐷).

Contoh 13
Misalkan S himpunan terbatas di R dan S 0  S , S 0   .
Tunjukkan bahwa
inf S £ inf S 0 £ sup S 0 £ sup S .
jawab
Karena inf S0 £ sup S0 maka untuk membuktikan pernyataan di
atas cukup dengan menunjukkan
(a) inf S £ inf S 0
(b) sup S 0 £ sup S
(a) Akan ditujukkan inf S £ inf S 0 .
Misalkan inf S = t, maka t £ x , x  S .
Karena S 0  S , maka t £ x , x  S 0 .
Ini berarti t batas bawah dari S0.
Karena S 0  S  R , S 0   , dan S0 terbatas di bawah, maka
inf S0 ada.
Sehingga t £ inf S 0 .
Jadi, inf S £ inf S 0

(b) Akan ditujukkan sup S 0 £ sup S


Misalkan sup S = m, maka x £ m, x  S .
Karena S 0  S , maka x £ m, x  S 0 .
Ini berarti m batas atas dari S0.
Karena S 0  S  R , S 0   , dan S0 terbatas di atas, maka sup
S0 ada.
Sehingga sup S 0 £ m .
Jadi, sup S 0 £ sup S .

Sifat Archimedes
∀𝑥 ∈ 𝑅, ∃𝑛0 ∈ 𝑁, 𝑥 < 𝑛0 .
(himpunan bilangan asli tidak terbatas).
bukti
Andaikan N terbatas.
Karena N   dan N  R , dan N terbatas maka sup N ada,
sebutlah u.
Pilih e = 1, maka m  N sehingga
u -1  m
26

u  m  1.
Karena m 1  N , maka u  m  1 bertentangan dengan u adalah
sup N.
Jadi, pengandaian salah.
Terbukti N tidak terbatas.

Corollarry 2.4
Misalkan y dan z adalah bilangan real positif. Maka
(a) n  N sehingga z  ny .
(b) n  N sehingga 0  1
n  y.
(c) n  N sehingga n -1 £ z  n .
bukti

(a) Karena y dan z adalah bilangan real positif maka z


y
R.
Berdasarkan sifat Archimedes, maka n  N sehingga
z n
y
z  ny

(b) Pilih z = 1 pada Corollary (a), maka n  N sehingga 1  ny .


Karena n  N , maka 0  1
n  y.

(c) Sifat Archimedes menjamin bahwa m  N | z  m dari N


adalah tidak kosong. Berdasarkan sifat terurut baik dari N,
maka m  N | z  m mempunyai unsur terkecil, sebutlah n.
Maka
n -1 £ z  n .

Teorema Density
x , y  R , x  y  r  Q sehingga x  r  y .
(di antara dua bilangan real, ada bilangan rasional)
bukti

Tanpa mengurangi sifat keumumanya, misalkan x > 0.


Karena 0  x  y dengan x , y  R , maka y 1- x  R .

Berdasarkan sifat Archimedes, maka n  N sehingga


27

1
y-x
n
1  ny - nx
ny  1  nx
Dengan menggunakan Corollary 2.4.8.(c) untuk nx  0 , maka
m  N sehingga
m -1 £ nx  m .
Ini berarti m £ 1  nx .
Sehingga
nx  m £ 1  nx  ny .
Ini berarti
nx  m  ny
x m
n
y
Tulis m
m
= r Q .
Maka x  r  y .

Corollary 2.5
x , y  R , x  y  z  I sehingga x  z  y .
(di antara dua bilangan real, ada bilangan irasional)
bukti

Karena x , y  R dengan x  y , maka


y y
x ,  R dengan x  .
2 2 2 2
Berdasarkan Teorema Density, maka r  Q sehingga
y
x r
2 2

xr 2 y
Tulis r 2 = z  I .
Maka x  z  y .

Latihan 2.5

1. Misalkan 𝐵 = {𝑥 ∈ 𝑅 | − 2 ≤ 𝑥 ≤ 3}. Tentukan sup A dan


buktikan.

2. Misalkan 𝐴 = {𝑥 ∈ 𝑅 | − 5 < 𝑥 < −2}. Tentukan sup A dan


buktikan.

3. Misalkan 𝑆 adalah himpnan tak kosong, subset dari 𝑅, dan


terbatas di bawah. Buktikan bahwa inf 𝑆 = − sup{−𝑠 | 𝑠 ∈ 𝑆}.
28

2.6. Titik Cluster (Cluster Point)

Definisi 2.8
Suatu titik x  R dikatakan titik cluster dari subset S  R , jika
setiap lingkungan-e dari x, Ve x  = x - e, x  e memuat paling
sedikit satu titik dari S yang berbeda dengan x.
Atau
Suatu titik x  R dikatakan titik cluster dari subset S  R jika
e  0, Ve x   S \ x   .
Suatu titik x  R dikatakan bukan titik cluster dari subset S  R
jika
e  0, Ve x   S \ x =  .

S
x-e x+e
( ( ) )
x
ada yS, y  x

Contoh 13
Misalkan S1 = 5,6,20 dan S 2 = 1n | n  N .
a. Apakah 5 titik cluster dari S1? Bukan
bukti
Ada e = 1
2
 
 0 sehingga V1 / 2 5 = 4 12 ,5 12  S1 \ 5 =  .

b. Apakah 1
100
titik cluster dari S2? Bukan
bukti
Ada e = 1000
1  0 sehingga

V1 / 1000 1001  = 1001 - 1000


1 , 1  1  S \  1 =  .
100 1000 2 100

c. Apakah 0 titik cluster dari S2? Ya


bukti
Misal diberikan sembarang e  0 .
Maka berdasarkan Corollary 2.4.8.(b), m  N sehingga
0 1
m
e.
Ini berarti Ve 0 = - e ,e  memuat 1
m
 S2 .
Sehingga
Ve 0  S 2 \ 0   .
29

Jadi, 0 adalah titik cluster dari S2.

2.7. Himpunan Terbuka (Open Set) dan Tertutup


(Closed Set) di R

Definisi 2.9
(i) Suatu subset G dari R adalah terbuka di R jika untuk setiap
x  G , ada lingkungan V dari x sehingga V  G .
Atau
G terbuka  x  G,e  0 sehingga x - e , x  e   G .
(ii) Suatu subset F dari R dikatakan tertutup di R jika R\F terbuka
di R.

Contoh 14
a. Buktikan bahwa sembarang selang terbuka I = (a,b) adalah
himpunan terbuka.
jawab
Misal diberikan sembarang x  I , maka a  x  b .
Pilih e = min x - a,b - x > 0.
Akan ditunjukkan Ve x   I .
Misalkan u  Ve x  = y | -e  x  y  e  x maka
-e x  u  e x.
Ada dua kemungkinan:
(i) jika e = x - a , maka
x-a £b-x
2x £ b  a
x£ b a .
2
Sehingga

 
a = -( x - a )  x = -e  x  u  e  x = x - a  x = 2 x - a  2. b2a - a = b
.
Jadi, a  u  b .
Dengan kata lain u  I .

(ii) jika e = b - x , maka


x-a ³b-x
2x ³ b  a
x³ b a .
2

Sehingga
30

 
a = 2. b2a - b £ 2 x - b = -( b - x )  x = -e  x  u  e  x = b - x  x = b
.
Jadi, a  u  b .
Dengan kata lain u  I .
Jadi, Ve x   I .
Kesimpulan, I = (a,b) adalah himpunan terbuka.

b. Tunjukkan bahwa himpunan I = [0,1] tidak terbuka.


jawab
Pilih 0  I .
Misal diberikan sembarang e  0 .
Akan ditunjukkan Ve 0 = x | -e  x  e  I .
Pilih - 2e  Ve 0 , maka - 2e  I .
Jadi, Ve 0  I .
Kesimpulan, I = [0,1] tidak terbuka.

c. Buktikan bahwa I = [0,1] tertutup.


jawab
Karena R \ I = (0,1) adalah himpunan terbuka di R maka I
tertutup di R.

d. Buktikan bahwa H = x | 0 £ x  1 tidak terbuka juga tidak


tertutup.
jawab
Akan ditunjukkan H tidak terbuka.
Karena ada 0  I sehingga untuk setiap e  0 berlaku
Ve 0  H , maka H tidak terbuka di R.
Akan ditunjukkan H tidak tertutup.
Andaikan H tertutup, maka H terbuka di R.
Hal ini bertentangan dengan H tidak terbuka.
Jadi, haruslah H tidak tertutup.

Sifat Himpunan Terbuka


(a) Gabungan dari sembarang koleksi dari himpunan-himpunan
terbuka adalah terbuka.
(b) Irisan dari koleksi finite dari himpunan-himpunan terbuka
adalah terbuka.
Bukti
31

(a) Misalkan G = Gi | Gi  R tebuka, i   adalah sembarang


koleksi dari himpunan-himpunan terbuka di R.
Misal diberikan sembarnag x  G , maka x adalah anggota
salah satu dari Gi, sebutlah G1.
Karena G1 terbuka, maka e  0 sehingga Ve x   G1 .
Karena G1  G , maka Ve x   G .
Jadi, G adalah himpunan terbuka di R.

(b) Misalkan G = G1  G2  ...  Gn untuk suatu n  N adalah


irisan dari koleksi finite dari himpunan-himpunan terbuka di
R.
Misal diberikan sembarang x  G , maka x  G1 , x  G2 , … ,
dan x  Gn .
Karena G1 terbuka, maka e1  0 sehingga Ve1 x  G1 .
Karena G2 terbuka, maka e 2  0 sehingga Ve2 x  G2 .
Dan seterusnya sampai Gn terbuka, maka e n  0 sehingga
Ven x   Gn .
Pilih e = min e1 ,e 2 , ... , e n  > 0.
Maka
Ve x   G1 dan Ve x   G2 , dan … , dan Ve x   Gn
Jadi, Ve x   G1  G2  ...  Gn = G .
Jadi, G adalah himpunan terbuka di R.

DAFTAR PUSTAKA

Bartle, R. G. & Sherbert, D.R. (1982). Introduction to Real


Analysis. New York: John Willey & Sons, Inc.

Bruckner, T. (2008). Elementary Real Analysis, 2nd Editions. New


York: Prentice Hall.

Trench, W. F. (2003). Introduction to Real Analysis. San Antonio:


Pearson Education.

Anda mungkin juga menyukai