Induksi Matematik
Induksi Matematik adalah salah satu metode pembuktian dalam matematika
yang sangat penting, digunakan untuk menunjukkan kebenaran suatu
pernyataan yang berkaitan dengan bilangan asli ℕ = {1,2,3, … }.
Sebelum membahas induksi, terdapat suatu aksioma yang digunakan dalam
membuktikan teorema yang berkenaan dengan prinsip induksi matematik.
1.27
Modul 1 Kegiatan Belajar 3
Contoh
1. Buktikan bahwa untuk setiap 𝑛 ∈ ℕ, jumlah dari 𝑛 bilangan asli pertama
1
diberikan oleh: 1 + 2 + ⋯ + 𝑛 = 2 𝑛(𝑛 + 1).
Bukti
1
Misalkan 𝑆 = {𝑛 ∈ ℕ|1 + 2 + ⋯ + 𝑛 = 2 𝑛(𝑛 + 1)}.
1
(i) Untuk 𝑛 = 1, maka 1 = 2 . 1(1 + 1), sehingga 1 ∈ 𝑆. Jadi kondisi (1) dalam
Bukti
1
Misalkan 𝑆 = {𝑛 ∈ ℕ|12 + 22 +. . . 𝑛2 = 𝑛(𝑛 + 1)(2𝑛 + 1)}.
6
1
(i) Untuk 𝑛 = 1, maka 12 = 6 . 1(1 + 1)(2.1 + 1) , sehingga 1 ∈ 𝑆. Jadi kondisi
1.28
Modul 1 Kegiatan Belajar 3
1 1
12 + 22 +. . . 𝑘 2 + (𝑘 + 1)2 = 6 𝑘 (𝑘 + 1)(2𝑘 + 1) + (𝑘 + 1)2 = 6 (𝑘 +
1 1
1)[𝑘 (2𝑘 + 1) + 6(𝑘 + 1)] = 6 (𝑘 + 1)[2𝑘 2 + 7𝑘 + 6] = 6 (𝑘 + 1)(𝑘 + 2)(2𝑘 +
1 1
3) = 6 (𝑘 + 1)(𝑘 + 2)(2𝑘 + 3) = 6 (𝑘 + 1)(𝑘 + 2)(2(𝑘 + 1) + 1). Persamaan
Terdapat versi lain dari prinsip induksi matematik yang juga bermanfaat.
1.29
Modul 1 Kegiatan Belajar 3
Prinsip induksi ini dikenal dengan prinsip induksi kuat. Kenyataannya prinsip
induksi kuat ini secara matematik dapat dibuktikan ekuivalen dengan prinsip
induksi matematik yang disajikan sebelumnya.
Teorema Prinsip Induksi Kuat
Misalkan 𝑆 himpunan bagian dari ℕ dan mempunyai sifat:
(1) 1 ∈ 𝑆:
(2) Untuk setiap 𝑘 ∈ ℕ, jika {1, 2, … 𝑘} ∈ 𝑆, maka 𝑘 + 1 ∈ 𝑆,
Maka 𝑆 = ℕ.
Lengkapi bukti teorema di atas dengan mencari di literatur lain.
Apabila masih memerlukan penjelesan, silakan menonton video berikut.
- https://www.youtube.com/watch?v=_S5yBviQ67o
- https://www.youtube.com/watch?v=_eGG_NevtIc
- https://www.youtube.com/watch?v=LjNbTcciFJI
1.30
Modul 1 Kegiatan Belajar 3
Karena invers dari suatu fungsi bijektif adalah bijektif, maka dapat dikatakan
dengan ungkapan lain bahwa himpunan S mempunyai 𝑛 unsur jika dan hanya
jika terdapat suatu fungsi bijektif dari himpunan 𝑆 ke himpunan 𝑁𝑛 =
{1, 2, … , 𝑛 }.
1.31
Modul 1 Kegiatan Belajar 3
Teorema
Himpunan bilangan asli ℕ merupakan himpunan tak-berhingga.
Bukti: Sebagai bahan diskusi
Teorema
Misalkan 𝐴, 𝐵 masing-masing himpunan dengan 𝑚 dan 𝑛 unsur.
(a) Jika 𝐴 ∩ 𝐵 = ∅ , maka 𝐴 ∪ 𝐵 memiliki (𝑚 + 𝑛) unsur
(b) Jika 𝐶 ⊆ 𝐴 memiliki satu unsur, maka 𝐴\𝐶 memiliki (𝑚 − 1) unsur.
(c) Jika 𝐷 adalah himpunan tak berhinggga, maka 𝐷\𝐵 adalah himpunan tak
berhingga.
Bukti:
(a) Misalkan 𝑓 suatu fungsi bijektif dari 𝑁𝑚 ke 𝐴, dan 𝑔 suatu fungsi bijektif
dari 𝑁𝑛 ke 𝐵.
Definisikan suatu fungsi ℎ: 𝑁𝑚+𝑛 → 𝐴 ∪ 𝐵 oleh aturan:
f(i) jika i = 1, 2, . . ., m
ℎ(𝑖) = {
g(i - m) jika i = m + 1, . . ., m + n
Ambil 𝑖, 𝑗 ∈ 𝑁𝑚+𝑛 , 𝑖 ≠ 𝑗. Jika 𝑖, 𝑗 ∈ {1,2, … 𝑚}, karena 𝑓 injektif, maka
1.32
Modul 1 Kegiatan Belajar 3
Teorema
Misalkan 𝑆 dan 𝑇 himpunan, dan 𝑇 ⊆ 𝑆.
(a) Jika 𝑆 himpunan berhingga, maka 𝑇 juga himpunan berhingga.
(b) Jika 𝑇 himpunan tak-berhingga, maka 𝑆 juga himpunan tak-berhingga.
Bukti
(a) Misalkan 𝑆 himpunan berhinhga.
Jika 𝑇 = ∅, maka 𝑇 himpunan berhingga.
Sekarang, misalkan 𝑇 ≠ ∅. Akan digunakan bukti dengan induksi pada
banyaknya unsur di 𝑆.
(i) Jika 𝑆 mempunyai satu unsur, maka himpunan bagian tak kosong 𝑇
dari 𝑆 adalah 𝑆 sendiri, sehingga 𝑇 merupakan himpunan berhingga.
(ii) Misalkan untuk semua himpunan yang mempuyai unsur 𝑘, semua
himpunan bagian tak-kosongnya adalah berhingga. Selanjutnya
perhatikan himpunan 𝑆 dengan (𝑘 + 1) unsur dan 𝑇 ⊆ 𝑆. Akan
ditunjukkan bahwa 𝑇 adalah himpunan berhingga. Karena 𝑆
mempunyai (𝑘 + 1) unsur, maka terdapat suatu fungsi bijektif 𝑓 dari
𝑁𝑘+1 ke 𝑆.
- Jika 𝑓 (𝑘 + 1) ∉ 𝑇, maka 𝑇 ⊆ 𝑆\{𝑓(𝑘 + 1)} dimana 𝑆\{𝑓(𝑘 +
1)} himpunan mempunyai 𝑘 unsur. Berdasarkan hipotesis (ii) maka
𝑇 adalah himpunan berhingga.
- Jika 𝑓 (𝑘 + 1) ∈ 𝑇, maka 𝑇\{𝑓 (𝑘 + 1)} ⊆ 𝑆\{𝑓(𝑘 + 1)} dimana
1.33
Modul 1 Kegiatan Belajar 3
(b) Pernyatan (b) adalah kontrapositif dari (a) yaitu: Jika 𝑇 ⊆ 𝑆 dan 𝑇
himpunan tak-berhingga, maka 𝑆 merupakan himpunan tak-
berhingga. ∎
Berdasarkan sifat fungsi bijektif, dapat dikatakan 𝑆 terbilang jika dan hanya
jika terdapat fungsi bijektif dari 𝑆 ke ℕ . Atau dapat pula diungkapkan bahwa
suatu himpunan 𝑆1 disebut terbilang jika dan hanya jika terdapat suatu fungsi
bijektif dari 𝑆1 ke suatu himpunan 𝑆2 yang terbilang. Selanjutnya, himpunan
𝑇1 disebut terhitung jika dan hanya jjika terdapat suatu fungsi bijektif dari 𝑇1
ke suatu himpunan 𝑇2 yang terhitung.
Contoh
1. Himpunan bilangan asli genap 𝐺 = {2𝑛|𝑛 ∈ ℕ} adalah terbilang.
Bukti
Buat suatu suatu fungsi 𝑓: ℕ → 𝐺 yang didefinisikan oleh 𝑓 (𝑛) = 2𝑛.
1.34
Modul 1 Kegiatan Belajar 3
𝑻eorema
Himpunan ℕ × ℕ adalah terbilang.
Bukti : Diserahkan kepada pembaca sebagai latihan.
Teorema
Misalkan 𝑆 dan 𝑇 masing-masing himpunan dan 𝑇 ⊆ 𝑆.
Jika 𝑆 himpunan terhitung, maka 𝑇 juga himpunan terhitung.
1.35
Modul 1 Kegiatan Belajar 3
Teorema 1.8
Pernyataan berikut ekuivalen:
(a) 𝑆 himpunan terhitung
(b) Terdapat suatu fungsi surjektif dari ℕ kepada 𝑆.
(c) Terdapat suatu fungsi injektif dari 𝑆 ke dalam ℕ.
Bukti:
Akan ditunjukkan kebenaran dari implikasi-implikasi: (a) (b), (b) (c),
dan ( c) (a).
(i) Untuk implikasi (a) (b).
Jika 𝑆 himpunan berhingga, maka terdapat suatu fungsi bijektif ℎ dari 𝑁𝑛
ke 𝑆, untuk suatu 𝑛 ∈ ℕ. Selanjutnya, definisikan fungsi 𝐻 pada ℕ sebagai
berikut:
h(i), untuk i = 1, 2, … , n
𝐻(𝑖) = {
ℎ(𝑛), 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑖 > 𝑛
Dari pendefinisian 𝐻 ini, maka 𝐻 adalah fungsi surjektif dari ℕ ke 𝑆.
(ii) Untuk implikasi (b) (c).
Misalkan 𝐻 suatu fungsi surjektif dari ℕ ke 𝑆. Definisikan fungsi 𝐻1 dari 𝑆
ke 𝑁 dengan aturan: untuk setiap 𝑠 ∈ 𝑆, 𝐻1 (𝑠) adalah unsur terkecil dalam
himpunan 𝐻 −1 (𝑠) = {𝑛 ∈ ℕ|𝐻(𝑛) = 𝑠}. Akan ditunjukkan bahwa 𝐻1
adalah injektif. Misalkan 𝑠, 𝑡 ∈ 𝑆 dan 𝐻1 (𝑠) = 𝐻1 (𝑡) = 𝑛𝑠𝑡 , maka 𝑠 =
𝐻(𝑛𝑠𝑡 ) = 𝑡. Jadi 𝐻1 adalah fungsi injektif dari 𝑆 ke dalam ℕ.
(iii) Untuk implikasi (c) (a).
Misalkan 𝐻1 suatu fungsi injektif dari 𝑆 ke dalam ℕ, maka 𝐻1 merupakan
fungsi bijektif dari 𝑆 kepada asuatu 𝐻1 (𝑆) ⊆ ℕ. Karena 𝐻1 (𝑆) ⊆ ℕ, dan ℕ
terhitung, maka 𝐻1 (𝑆) terhitung, sehingga himpunan 𝑆 terhitung. ∎
1.36
Modul 1 Kegiatan Belajar 3
Teorema
Himpunan bilangan rasional ℚ terbilang.
Bukti:
Ide untuk pembuktian teorema di atas, memanfaatkan bahwa himpunan
bilangan rasional ℚ dapat ditulis dalam ℚ = ℚ+ ∪ {0} ∪ ℚ−, dengan ℚ+ adalah
himpunan bilangan rasional positif dan ℚ− adalah himpunan bilangan rasional
negatif. Himpunan bilangan rasional positif termuat dalam himpunan 𝐹 yang
ditulis secara enumerasi sebagai berikut.
1 1 2 1 2 3 1
𝐹 = { , , , , , , ,…}
1 2 1 3 2 1 4
atau dengan “fungsi diagonal” sebagai berikut.
surjektif. Oleh karena itu komposisi 𝑔 ∘ 𝑓 adalah fungsi surjektif dari ℕ ke ℚ+.
Berdasarkan teorema, maka ℚ+ adalah himpunan terhitung.
Teorema
Jika 𝐴𝑚 adalah himpunan terhitung untuk setiap 𝑚 ∈ ℕ, maka 𝐴 = ⋃∞
𝑚=1 𝐴𝑚 adalah
himpunan terhitung.
1.37
Modul 1 Kegiatan Belajar 3
Bukti
Untuk setiap 𝑚 ∈ ℕ, misalkan 𝜑𝑚 adalah fungsi surjektif dari ℕ ke 𝐴𝑚 .
Definisikan 𝜓: ℕ × ℕ → 𝐴 dengan aturan
𝜓(𝑚, 𝑛) = 𝜑𝑚 (𝑛).
Selanjutnya, akan ditunjukkan bahwa 𝜓 merupakan suatu fungsi surjektif.
Untuk itu, misalkan 𝑎 ∈ 𝐴, maka ada 𝑚 ∈ ℕ terkecil sehingga 𝑎 ∈ 𝐴𝑚 .
Selanjutnnya, karena 𝜑𝑚 surjektif, maka terdapat 𝑛 ∈ ℕ sehingga 𝑎 = 𝜑𝑚 (𝑛).
Oleh karena itu, 𝑎 = 𝜓(𝑚, 𝑛), sehingga disimpulkan 𝜓 fungsi surjektif.
Karena ℕ × ℕ terhitung, berdasarkan teorema, maka terdapat suatu fungsi
surjektif 𝑓: ℕ → ℕ × ℕ sehingga 𝜓 ∘ 𝑓 surjektif dari ℕ ke 𝐴. Akhirnya dengan
teorema di atas diperoleh bahwa 𝐴 terhitung.
Latihan
1 1 1 𝑛
1. Buktikan bahwa: 1.2 + 2.3 + ⋯ + 𝑛(𝑛+1) = 𝑛+1 , ∀𝑛 ∈ ℕ.
2
1
2. Buktikan bahwa: 13 + 23 + ⋯ + 𝑛3 = (2 𝑛(𝑛 + 1)) , ∀𝑛 ∈ ℕ.
𝑛(𝑛+1)
3. Buktikan bahwa: 12 − 22 + 32 − ⋯ + (−1)𝑛+1 𝑛2 = (−1)𝑛+1 , ∀𝑛 ∈ ℕ.
2
1.39
Modul 1 Kegiatan Belajar 3
1.40