Anda di halaman 1dari 35

INDUKSI MATEMATIS

WIWORO
PPPPTK MATEMATIKA

1
INDUKSI MATEMATIS

A. PENGANTAR KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan pembelajaran ini akan mempelajari konsep dasar pembuktian dengan


prinsip induksi matematis. Materi pembuktian dengan prinsip induksi matematis
merupakan materi untuk mengembangkan kemampuan berpikir deduktif dalam
berpikir matematis.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan kegiatan pembelajaran ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada


pembaca mengenai konsep dasar pembuktian dengan prinsip induksi matematis.

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Setelah mempelajari Kegiatan Pembelajaran ini, pembaca diharapkan mampu:


1. Menjelaskan metode pembuktian dengan prinsip induksi matematis.
2. Menggunakan metode pembuktian dengan prinsip induksi matematis.

D. URAIAN MATERI

Matematika mempunyai dua komponen yang keduanya sama-sama penting, yaitu


penemuan (discovery) dan pembuktian (proof). Kita harus menemukan sesuatu
sebelum kita mencoba untuk membuktikan kebenarannya. Di lain pihak kita masih
belum meyakini kebenaran suatu hal sebelum hal tersebut dapat dibuktikan
kebenarannya.
Perhatikan percobaan sederhana dengan cara menjumlahkan bilangan-bilangan
ganjil berikut ini.
1 = 1
1+3 = 4
1+3+5 = 9
1+3+5+7 = 16
1+3+5+7+9 = 25

2
Apa yang dapat Anda cermati dari pola bilangan di ruas kanan masing-masing
persamaan? Ya, semuanya merupakan bilangan kuadrat. Penjumlahan-penjumlahan
bilangan tersebut dapat dinyatakan dengan kalimat sebagai berikut.
▪ Penjumlahan satu bilangan ganjil pertama adalah 12 .
▪ Penjumlahan dua bilangan ganjil pertama adalah 22 .
▪ Penjumlahan tiga bilangan ganjil pertama adalah 32 .
▪ Penjumlahan empat bilangan ganjil pertama adalah 42 .
▪ Penjumlahan lima bilangan ganjil pertama adalah 52 .
Fakta ini membawa kita menuju pertanyaan, ”Apakah benar bahwa untuk setiap
bilangan asli 𝑛, penjumlahan 𝑛 bilangan ganjil pertama adalah 𝑛2 ?”. Apakah hal ini
selalu berlaku? Selanjutnya kita dapat mencoba dengan beberapa bilangan lagi dan
ternyata dapat menemukan bahwa pola juga berlaku untuk penjumlahan 6, 7, 8, 9,
dan 10 bilangan ganjil pertama. Pada situasi ini kita dapat merasa yakin bahwa pola
tersebut benar, sehingga kita dapat membuat dugaan (conjecture):
Penjumlahan dari 𝑛 bilangan ganjil pertama adalah 𝑛2
Karena kita mengetahui bahwa bilangan ganjil ke-𝑛 adalah 2𝑛 − 1 maka dugaan di
atas dapat dituliskan secara matematis sebagai
1 + 3 + 5 + ⋯ + (2𝑛 − 1) = 𝑛2
Akan tetapi kita perlu mengingat bahwa hal ini masih sebatas dugaan. Kita tidak
dapat menyimpulkan hanya berdasarkan beberapa contoh bahwa pernyataan
tersebut benar untuk semua bilangan bulat positif. Mengapa demikian? Perhatikan
percobaan kedua berikut ini. Pada percobaan ini kita mempunyai dugaan bahwa
pernyataan 𝑛2 − 𝑛 + 41 nerupakan bilangan prima untuk seluruh bilangan bulat
positif 𝑛. Untuk menguji dugaan ini, kita mencoba dengan beberapa nilai 𝑛.
Perhatikan tabel berikut.
𝒏 𝒏𝟐 − 𝒏 + 𝟒𝟏 Keterangan
1 41 prima
2 43 prima
3 47 prima
4 53 prima
5 61 prima
Untuk lima nilai 𝑛 bilangan bulat positif yang pertama, jelas bahwa dugaan kita
benar. Tetapi apakah hal ini berlaku untuk seluruh nilai 𝑛 bilangan bulat positif?

3
Ternyata untuk nilai 𝑛 = 41, diperoleh hasil sebagai berikut:
𝑛2 − 𝑛 + 41 = (41)2 − 41 + 41 = (41)2
Jelas bahwa (41)2 bukan bilangan prima. Dengan demikian dugaan kita salah.
Percobaan kedua ini menunjukkan bahwa hanya dengan menggunakan beberapa
contoh nilai 𝑛 tidak dapat digunakan untuk membuktikan kebenaran suatu dugaan.
Dalam hal inilah pentingnya pembuktian matematis. Suatu bukti adalah argumentasi
yang jelas yang menunjukkan kebenaran suatu pernyataan tanpa keraguan.
Induksi matematis adalah salah satu contoh metoda pembuktian. Induksi
matematis, secara umum, merupakan metoda untuk membuktikan bahwa suatu
sifat yang didefinisikan pada bilangan bulat positif 𝑛 adalah bernilai benar untuk
semua nilai 𝑛 yang lebih besar atau sama dengan sebuah bilangan bulat positif
tertentu. Induksi matematis berdasarkan suatu aksioma yang dinamakan aksioma
induksi.

Aksioma Induksi:
Misalkan 𝑆 adalah suatu himpunan bilangan bulat positif yang memenuhi dua sifat
berikut:
1. 1 adalah anggota 𝑆.
2. Jika bilangan bulat positif 𝑘 adalah anggota 𝑆, maka bilangan 𝑘 + 1 juga
merupakan anggota 𝑆.
Dengan demikian 𝑆 memuat seluruh bilangan bulat positif.

Perhatikan bagian kedua dari aksioma di atas. Sebagai contoh, jika suatu bilangan
bulat positif, misalnya 8, merupakan anggota 𝑆, maka 8 + 1, atau 9, juga merupakan
anggota 𝑆. Tetapi karena 9 anggota S, maka 9 + 1, atau 10, juga anggota 𝑆. Demikian
seterusnya. Bagian pertama aksioma menyatakan bahwa 1 anggota 𝑆. Maka 2
anggota 𝑆, 3 anggota 𝑆, 4 anggota 𝑆, dan seterusnya. Dengan demikian seluruh
bilangan bulat positif adalah anggota 𝑆.

Prinsip Induksi Matematis:


Misalkan 𝑃(𝑛) adalah sifat yang didefinisikan untuk suatu bilangan bulat positif 𝑛,
dan misalkan pula 𝑎 merupakan suatu bilangan bulat positif tertentu. Andaikan dua
pernyataan berikut bernilai benar:
1. 𝑃(𝑎) bernilai benar.

4
2. Untuk setiap bilangan bulat positif 𝑘 ≥ 𝑎, jika 𝑃(𝑘) bernilai benar, maka
𝑃(𝑘 + 1) juga bernilai benar.
Maka pernyataan
untuk setiap bilangan bulat positif 𝑛 ≥ 𝑎, 𝑃(𝑛)
bernilai benar.

Untuk memberikan gambaran ide tentang induksi matematis, bayangkan sebarisan


kartu-kartu domino seperti pada gambar.

Kita gunakan dua asumsi:


1. Kartu domino pertama dijatuhkan.
2. Jika suatu kartu domino dijatuhkan, maka kartu domino berikutnya juga akan
jatuh.
Jika dua asumsi tersebut benar, maka seluruh kartu domino juga akan jatuh.

Untuk melihat hubungan hal tersebut dengan prinsip induksi matematis, kita
misalkan 𝑃(𝑛) adalah kalimat “domino ke-𝑛 akan jatuh”. Ini dapat dinyatakan bahwa
jika 𝑃(1) benar (domino pertama jatuh), maka untuk setiap 𝑘 ≥ 1, jika 𝑃(𝑘) bernilai
benar (domino ke-𝑘 jatuh), maka 𝑃(𝑘 + 1) juga bernilai benar (domino ke-(𝑘 + 1)
juga jatuh). Menurut prinsip induksi matematis, maka 𝑃(𝑛), yaitu domino ke-𝑛 jatuh,
juga bernilai benar untuk semua bilangan bulat 𝑛 ≥ 1,

Pembuktian dengan induksi matematis terdiri dari dua langkah. Langkah pertama
disebut sebagai langkah dasar (basis step), dan langkah kedua disebut sebagai
langkah induktif (inductive step).

5
Metoda pembuktian dengan induksi matematis:
Pandang suatu pernyataan “Untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 𝑎, dengan 𝑎 adalah
bilangan bulat positif tertentu, sifat 𝑃(𝑛) bernilai benar.” Untuk membuktikan
pernyataan tersebut, kita akan menjalankan dua langkah berikut:
▪ Langkah dasar:
Akan ditunjukkan bahwa 𝑃(𝑎) bernilai benar.
▪ Langkah induktif:
Akan ditunjukkan bahwa untuk seluruh bilangan bulat 𝑘 ≥ 𝑎, dengan 𝑎 adalah
bilangan bulat positif tertentu, jika 𝑃(𝑘) bernilai benar maka 𝑃(𝑘 + 1) juga
bernilai benar. Untuk melakukan langkah ini:
Misalkan 𝑃(𝑘) bernilai benar, dengan 𝑘 adalah bilangan bulat sebarang dengan
𝑘 ≥ 𝑎 dan 𝑎 adalah bilangan bulat positif tertentu, maka akan ditunjukkan
bahwa 𝑃(𝑘 + 1) bernilai benar.
Perhatikan bahwa pada langkah induktif, kita tidak membuktikan bahwa 𝑃(𝑘)
benar. Kita hanya menunjukkan bahwa jika 𝑃(𝑘) benar, maka 𝑃(𝑘 + 1) juga
benar. Pemisalan bahwa 𝑃(𝑘) benar tersebut dinamakan hipotesis induktif.

Contoh 1 (Jumlah 𝑛 Bilangan Bulat Pertama):


Gunakan induksi matematis untuk membuktikan bahwa
𝑛(𝑛 + 1)
1 + 2 + 3 + 4 + ⋯+ 𝑛 =
2
untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 1.

Proses berpikir:
Untuk mengkonstruksi pembuktian dengan induksi, mula-mula kita harus
mengidentifikasi sifat 𝑃(𝑛). Pada contoh ini, 𝑃(𝑛) adalah persamaan
𝑛(𝑛 + 1)
1 + 2 + 3 + 4 + ⋯+ 𝑛 =
2
Untuk mengetahui bahwa 𝑃(𝑛) adalah suatu kalimat, perhatikan bahwa subjek dari
𝑃(𝑛) adalah “jumlah bilangan-bilangan bulat bulat dari 1 sampai dengan 𝑛”,
sedangkan predikat dari 𝑃(𝑛) adalah “sama dengan”.
Pada langkah dasar dari bukti, kita harus menunjukkan bahwa sifat 𝑃(𝑛) benar
untuk 𝑛 = 1, atau dengan kata lain 𝑃(1) bernilai benar. 𝑃(1) diperoleh dengan
menyubstitusikan 1 pada 𝑃(𝑛). Ruas kiri dari 𝑃(1) adalah jumlah seluruh bilangan
bulat berurutan dimulai dari 1 dan diakhiri dengan 1. Dengan demikian

6
1(1 + 1)
1=
2
Persamaan di atas benar karena ruas kanan
1(1 + 1) 1 ∙ 2
= =1
2 2
yang nilainya sama dengan ruas kiri.
Pada langkah induktif, kita asumsikan bahwa 𝑃(𝑘) bernilai benar untuk bilangan
bulat 𝑘 tertentu dengan 𝑘 ≥ 1. Asumsi ini merupakan hipotesis induktif. Selanjutnya
kita harus menunjukkan bahwa 𝑃(𝑘 + 1) juga bernilai benar. Bagaimana hubungan
antara 𝑃(𝑘) dan 𝑃(𝑘 + 1)?
𝑃(𝑘) diperoleh dengan menyubstitusikan 𝑘 untuk setiap 𝑛 pada 𝑃(𝑛). Sehingga 𝑃(𝑘)
adalah
𝑘(𝑘 + 1)
1 + 2 + 3 + 4 + ⋯+ 𝑘 =
2
Ini merupakan hipotesis induktif 𝑃(𝑘).
Dengan cara serupa 𝑃(𝑘 + 1) diperoleh dengan menyubstitusikan besaran (𝑘 + 1)
untuk setiap 𝑛 pada 𝑃(𝑛). Sehingga 𝑃(𝑘 + 1) adalah
(𝑘 + 1)((𝑘 + 1) + 1)
1 + 2 + 3 + 4 + ⋯ + (𝑘 + 1) =
2
atau ekuivalen dengan
(𝑘 + 1)(𝑘 + 2)
1 + 2 + 3 + 4 + ⋯ + (𝑘 + 1) =
2
Hipotesis induktif merupakan anggapan bahwa 𝑃(𝑘) bernilai benar. Bagaimana
anggapan tersebut digunakan untuk menunjukkan bahwa 𝑃(𝑘 + 1) juga bernilai
benar?
𝑃(𝑘 + 1) merupakan suatu persamaan dan kebenaran dari sebuah persamaan dapat
ditunjukkan dalam berbagai cara. Ruas kiri dari 𝑃(𝑘 + 1) adalah
1 + 2 + 3 + 4 + ⋯ + (𝑘 + 1)
yang sama dengan
(1 + 2 + 3 + 4 + ⋯ + 𝑘) + (𝑘 + 1)
Perhatikan bahwa 𝑃(𝑛) merupakan jumlah 𝑛 bilangan bulat positif berurutan,
sehingga pada ekspresi tersebut suku terakhir adalah 𝑘 + 1 dan satu suku
sebelumnya adalah 𝑘.
Selanjutnya dengan substitusi dari hipotesis induktif diperoleh

7
𝑘(𝑘 + 1)
(1 + 2 + 3 + 4 + ⋯ + 𝑘) + (𝑘 + 1) = + (𝑘 + 1)
2
𝑘(𝑘 + 1) 2(𝑘 + 1)
= +
2 2
𝑘 2 + 𝑘 2𝑘 + 2
= +
2 2
𝑘 2 + 3𝑘 + 1
=
2
Sehingga ruas kiri dari 𝑃(𝑘 + 1) adalah
𝑘 2 + 3𝑘 + 1
2
sedangkan ruas kanan dari 𝑃(𝑘 + 1) adalah
(𝑘 + 1)(𝑘 + 2) 𝑘 2 + 3𝑘 + 1
=
2 2
Dengan demikian kedua ruas dari 𝑃(𝑘 + 1) adalah sama. Oleh karena itu 𝑃(𝑘 + 1)
bernilai benar.

Langkah pembuktian secara formal dengan induksi matematis dapat dituliskan


sebagai berikut:

Akan dibuktikan bahwa untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 1, maka


𝑛(𝑛 + 1)
1 + 2 + 3 + 4 + ⋯+ 𝑛 =
2
Bukti:
Misalkan 𝑃(𝑛) adalah persamaan
𝑛(𝑛 + 1)
1 + 2 + 3 + 4 + ⋯+ 𝑛 =
2
▪ Langkah dasar.
Akan ditunjukkan bahwa 𝑃(1) bernilai benar.
Untuk menentukan 𝑃(1) ditunjukkan bahwa
1(1 + 1)
1=
2
Perhatikan bahwa ruas kiri dari 𝑃(1) adalah 1, sedangkan ruas kanan juga 1.
1(1 + 1) 2
= =1
2 2
Sehingga 𝑃(1) bernilai benar.
▪ Langkah induktif.
Akan ditunjukkan bahwa untuk seluruh bilangan bulat 𝑘 ≥ 1, jika 𝑃(𝑘) bernilai
benar maka 𝑃(𝑘 + 1) juga bernilai benar.

8
Misalkan bahwa 𝑃(𝑘) diasumsikan bernilai benar untuk sebarang bilangan bulat
𝑘 ≥ 1, yaitu
𝑘(𝑘 + 1)
1 + 2 + 3 + 4 + ⋯+ 𝑘 =
2
Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa 𝑃(𝑘 + 1) juga bernilai benar, yaitu
(𝑘 + 1)((𝑘 + 1) + 1)
1 + 2 + 3 + 4 + ⋯ + (𝑘 + 1) =
2
atau ekuivalen dengan
(𝑘 + 1)(𝑘 + 2)
1 + 2 + 3 + 4 + ⋯ + (𝑘 + 1) =
2
Perhatikan bahwa ruas kiri dari 𝑃(𝑘 + 1) adalah
1 + 2 + 3 + 4 + ⋯ + (𝑘 + 1) = 1 + 2 + 3 + 4 + ⋯ + 𝑘 + (𝑘 + 1)
𝑘(𝑘 + 1)
= + (𝑘 + 1)
2
𝑘(𝑘 + 1) 2(𝑘 + 1)
= +
2 2
𝑘 2 + 𝑘 2𝑘 + 2
= +
2 2
𝑘 2 + 3𝑘 + 1
=
2
Selanjutnya ruas kanan dari 𝑃(𝑘 + 1) adalah
(𝑘 + 1)(𝑘 + 2) 𝑘 2 + 3𝑘 + 1
=
2 2
Kedua ruas dari 𝑃(𝑘 + 1) sama, maka 𝑃(𝑘 + 1) bernilai benar. Karena langkah dasar
dan langkah induktif sudah dibuktikan, maka dapat disimpulkan bahwa
𝑛(𝑛 + 1)
1 + 2 + 3 + 4 + ⋯+ 𝑛 =
2
untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 1. ∎

Contoh 2.
Buatlah dugaan (konjektur) untuk rumus jumlah 𝑛 bilangan bulat positif ganjil yang
pertama. Kemudian buktikan dugaan Anda dengan induksi matematis,

Solusi.
Mula-mula akan dibuat dugaan jumlah 𝑛 bilangan bulat positif ganjil yang pertama,
untuk 𝑛 = 1, 2, 3, 4, 5.
1=1
1+3=4
1+3+5=9

9
1 + 3 + 5 + 7 = 16
1 + 3 + 5 + 7 + 9 = 25
Berdasarkan nilai-nilai tersebut, kita dapat menduga bahwa jumlah 𝑛 bilangan bulat
positif ganjil yang pertama adalah 𝑛2 , atau
1 + 3 + 5 + ⋯ + (2𝑛 − 1) = 𝑛2
Selanjutnya akan dibuktikan bahwa dugaan kita adalah benar.
Misalkan 𝑃(𝑛) adalah pernyataan bahwa jumlah 𝑛 bilangan bulat positif ganjil yang
pertama adalah 𝑛2 . Dugaan kita adalah 𝑃(𝑛) bernilai benar untuk seluruh bilangan
bulat positif. Untuk menggunakan induksi matematis dalam pembuktian dugaan
kita, mula-mula kita harus menyelesaikan langkah dasar, yaitu menunjukkan bahwa
𝑃(1) bernilai benar. Selanjutnya dalam langkah induktif, akan ditunjukkan bahwa
𝑃(𝑘 + 1) juga bernilai benar jika 𝑃(𝑘) diasumsikan benar.
▪ Langkah dasar.
𝑃(1) menyatakan bahwa jumlah satu bilangan bulat positif ganjil yang pertama
adalah 12 . Hal ini jelas benar karena jumlah satu bilangan bulat positif ganjil yang
pertama adalah 1. Langkah dasar selesai.
▪ Langkah induktif.
Untuk menyelesaikan langkah induktif, harus ditunjukkan bahwa pernyataan jika
𝑃(𝑘) benar maka 𝑃(𝑘 + 1) juga benar untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑘.
Asumsikan hipotesis induktif untuk pernyataan bahwa 𝑃(𝑘) benar untuk sebarang
bilangan bulat positif 𝑘, yaitu
1 + 3 + 5 + ⋯ + (2𝑘 − 1) = 𝑘 2

Perhatikan bahwa bilangan bulat positif ganjil ke-𝑘 adalah (2𝑘 − 1).
Selanjutnya 𝑃(𝑘 + 1) adalah pernyataan bahwa
1 + 3 + 5 + ⋯ + (2𝑘 − 1) + (2𝑘 + 1) = (𝑘 + 1)2
Dengan mengasumsikan bahwa 𝑃(𝑘) benar, maka
1 + 3 + 5 + ⋯ + (2𝑘 − 1) + (2𝑘 + 1) = (1 + 3 + 5 + ⋯ + (2𝑘 − 1)) + (2𝑘 + 1)
= 𝑘 2 + (2𝑘 + 1)
= 𝑘 2 + 2𝑘 + 1
= (𝑘 + 1)2
Langkah dasar dan langkah induktif sudah dibuktikan. Berarti kita sudah
menunjukkan bahwa 𝑃(1) benar dan jika diasumsikan 𝑃(𝑘) benar, maka 𝑃(𝑘 + 1)
juga benar untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑘. Dengan demikian menurut prinsip

10
induksi matematis, dapat disimpulkan bahwa 𝑃(𝑛) benar untuk seluruh bilangan
bulat positif 𝑛. Dengan kata lain, terbukti bahwa
1 + 3 + 5 + ⋯ + (2𝑛 − 1) = 𝑛2
untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛. ∎

Seringkali kita perlu menunjukkan bahwa 𝑃(𝑛) benar untuk 𝑛 = 𝑏, 𝑏 + 1, 𝑏 + 2, …,


dengan 𝑏 adalah bilangan bulat yang tidak sama dengan 1. Kita dapat menggunakan
prinsip induksi matematis pada situasi ini dengan cara mengganti 𝑃(1) dengan 𝑃(𝑏)
pada langkah dasar. Dengan kata lain, untuk menunjukkan bahwa 𝑃(𝑛) benar untuk
𝑛 = 𝑏, 𝑏 + 1, 𝑏 + 2, …, dengan 𝑏 adalah bilangan bulat yang tidak sama dengan 1, kita
tunjukkan pada langkah dasar bahwa 𝑃(𝑏) benar. Selanjutnya pada langkah induktif,
kita tunjukkan bahwa jika diasumsikan 𝑃(𝑘) benar, maka 𝑃(𝑘 + 1) juga benar untuk
𝑘 = 𝑏, 𝑏 + 1, 𝑏 + 2, …. Perhatikan bahwa nilai 𝑏 dapat berupa bilangan bulat negatif,
nol, atau bilangan bulat positif. Pada analogi domino di depan, bayangkan bahwa
kita memulai dengan menjatuhkan domino ke-𝑏 (langkah dasar), selanjutnya
domino tersebut akan menjatuhkan domino-domino sebelahnya (langkah induktif).

Contoh 3.
Tunjukkan dengan induksi matematis bahwa
1 + 2 + 22 + ⋯ + 2𝑛 = 2𝑛+1 − 1
untuk seluruh bilangan bulat nonnegatif 𝑛.

Solusi.
Pada contoh ini, rumus penjumlahan valid untuk seluruh bilangan bulat nonnegatif.
Kita harus membuktikan bahwa 𝑃(𝑛) benar untuk 𝑛 = 0, 1, 2, 3, …. Langkah dasar
pada contoh ini adalah menunjukkan bahwa 𝑃(0) benar.

Misalkan 𝑃(𝑛) adalah pernyataan bahwa


1 + 2 + 22 + ⋯ + 2𝑛 = 2𝑛+1 − 1
untuk seluruh bilangan bulat 𝑛.
▪ Langkah dasar.
𝑃(0) benar karena
20 = 1 = 21 − 1
Langkah dasar selesai.

11
▪ Langkah induktif.
Untuk hipotesis induktif, kita asumsikan bahwa 𝑃(𝑘) benar untuk sebarang bilangan
bulat nonnegatif 𝑘, yaitu
1 + 2 + 22 + ⋯ + 2𝑘 = 2𝑘+1 − 1
Menggunakan asumsi tersebut, selanjutnya 𝑃(𝑘 + 1) juga harus ditunjukkan benar.
Kita menunjukkan bahwa
1 + 2 + 22 + ⋯ + 2𝑘 + 2𝑘+1 = 2(𝑘+1)+1 − 1
= 2𝑘+2 − 1
Dengan asumsi 𝑃(𝑘) benar, maka
1 + 2 + 22 + ⋯ + 2𝑘 + 2𝑘+1 = (1 + 2 + 22 + ⋯ + 2𝑘 ) + 2𝑘+1
= (2𝑘+1 − 1) + 2𝑘+1
= 2 ∙ 2𝑘+1 − 1
= 2𝑘+2 − 1
Langkah induktif selesai.
Karena langkah dasar dan langkah induktif sudah selesai, maka menurut prinsip
induksi matematis 𝑃(𝑛) benar untuk seluruh bilangan bulat nonnegatif 𝑛. Dengan
demikian terbukti bahwa
1 + 2 + 22 + ⋯ + 2𝑛 = 2𝑛+1 − 1
untuk seluruh bilangan bulat nonnegatif 𝑛. ∎

Contoh 4. (Jumlah Deret Geometri)


Gunakan induksi matematis untuk membuktikan bahwa rumus jumlah berhingga
dari deret geometri dengan suku pertama 𝑎 dan rasio 𝑟 adalah
𝑎𝑟 𝑛+1 − 𝑎
𝑎 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + ⋯ + 𝑎𝑟 𝑛 =
𝑟−1
dengan 𝑟 ≠ 1, dan 𝑛 adalah bilangan bulat nonnegatif.

Solusi:
Untuk membuktikan rumus jumlah deret geometri dengan menggunakan induksi
matematis, misalkan 𝑃(𝑛) adalah pernyataan
𝑎𝑟 𝑛+1 − 𝑎
𝑎 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + ⋯ + 𝑎𝑟 𝑛 =
𝑟−1
▪ Langkah dasar.
𝑃(0) benar, karena
𝑎𝑟 0+1 − 𝑎 𝑎𝑟 − 𝑎 𝑎(𝑟 − 1)
= = =𝑎
𝑟−1 𝑟−1 𝑟−1

12
▪ Langkah induktif.
Sebagai hipotesis induktif adalah pernyataan bahwa 𝑃(𝑘) adalah benar, dengan 𝑘
adalah bilangan bulat nonnegatif sebarang. 𝑃(𝑘) adalah pernyataan
𝑎𝑟 𝑘+1 − 𝑎
𝑎 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + ⋯ + 𝑎𝑟 𝑘 =
𝑟−1
Untuk menyelesaikan langkah induktif, harus ditunjukkan bahwa jika 𝑃(𝑘) benar,
maka 𝑃(𝑘 + 1) juga benar.
Langkah pertama adalah dengan menambahkan 𝑎𝑟 𝑘+1 pada kedua ruas dari 𝑃(𝑘).
𝑎𝑟 𝑘+1 − 𝑎
𝑎 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + ⋯ + 𝑎𝑟 𝑘 + 𝑎𝑟 𝑘+1 = + 𝑎𝑟 𝑘+1
𝑟−1
Perhatikan bahwa ruas kanan dapat dinyatakan sebagai
𝑎𝑟 𝑘+1 − 𝑎 𝑎𝑟 𝑘+1 − 𝑎 𝑎𝑟 𝑘+2 − 𝑎𝑟 𝑘+1
+ 𝑎𝑟 𝑘+1 = +
𝑟−1 𝑟−1 𝑟−1
𝑎𝑟 𝑘+2 − 𝑎
=
𝑟−1
Sehingga
𝑎𝑟 𝑘+2 − 𝑎
𝑎 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + ⋯ + 𝑎𝑟 𝑘 + 𝑎𝑟 𝑘+1 =
𝑟−1
Hal tersebut menunjukkan bahwa jika hipotesis induktif 𝑃(𝑘) benar, maka 𝑃(𝑘 + 1)
juga pasti benar. Karena langkah dasar dan langkah induktif sudah terselesaikan,
maka dengan induksi matematis 𝑃(𝑛) benar untuk seluruh bilangan bulat
nonnegatif 𝑛. Dengan demikian terbukti bahwa rumus jumlah suku pada deret
geometri adalah benar. ∎

Panduan untuk melakukan pembuktian dengan prinsip induksi matematis:


1. Nyatakan pernyataan yang akan dibuktikan ke dalam bentuk “Untuk seluruh
𝑛 ≥ 𝑏, 𝑃(𝑛)” untuk suatu bilangan bulat 𝑏.
2. Tuliskan frase “Langkah dasar”, selanjutnya tunjukkan bahwa 𝑃(𝑏) benar.
Cermati pemilihan nilai 𝑏 yang tepat untuk setiap masalah yang akan
dibuktikan. Langkah dasar selesai.
3. Tuliskan frase “Langkah induktif”.
4. Identifikasikan dan nyatakan dengan jelas hipotesis induktif dalam bentuk
“Misalkan 𝑃(𝑘) benar untuk sebarang bilangan bulat 𝑘 ≥ 𝑏”.
5. Nyatakan hal-hal yang perlu dibuktikan dengan asumsi hipotesis induktif benar.

13
6. Buktikan bahwa pernyataan 𝑃(𝑘 + 1) benar menggunakan asumsi bahwa 𝑃(𝑘)
benar. Pastikan bahwa pembuktian valid untuk seluruh bilangan bulat 𝑘 dengan
𝑘 ≥ 𝑏.
7. Identifikasikan dengan jelas simpulan dari langkah induktif.
8. Setelah menyelesaikan langkah dasar dan langkah induktif, nyatakan simpulan
akhir dengan menuliskan “Menurut prinsip induksi matematis, 𝑃(𝑛) benar
untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 dengan 𝑛 ≥ 𝑏”.

Latihan Soal

1. Tentukan 𝑃(𝑘 + 1) untuk setiap 𝑃(𝑘) berikut ini.


5
a. 𝑃(𝑘) = 𝑘(𝑘+1)
1
b. 𝑃(𝑘) =
2(𝑘+2)

𝑘 2 (𝑘+3)2
c. 𝑃(𝑘) = 6
𝑘
d. 𝑃(𝑘) = 3 (2𝑘 + 1)
3
e. 𝑃(𝑘) = (𝑘+2)(𝑘+3)
𝑘2
f. 𝑃(𝑘) =
2(𝑘+1)2

2. Gunakan induksi matematis untuk membuktikan bahwa rumus berikut benar


untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.
a. 2 + 4 + 6 + ⋯ + 2𝑛 = 𝑛(𝑛 + 1)
𝑛(3𝑛−1)
b. 1 + 4 + 7 + ⋯ + (3𝑛 − 2) = 2
𝑛(3𝑛+7)
c. 5 + 8 + 11 + ⋯ + (3𝑛 + 2) = 2
𝑛(𝑛+1)(𝑛+2)
d. 1 ∙ 2 + 2 ∙ 3 + 3 ∙ 4 + ⋯ + 𝑛(𝑛 + 1) = 3
𝑛(𝑛+1)(2𝑛+7)
e. 1 ∙ 3 + 2 ∙ 4 + 3 ∙ 5 + ⋯ + 𝑛(𝑛 + 2) =
6

f. 13 + 33 + 53 + ⋯ + (2𝑛 − 1)3 = 𝑛2 (2𝑛2 − 1)


g. 23 + 43 + 63 + ⋯ + (2𝑛)3 = 2𝑛2 (𝑛 + 1)2
1 1 1 1 𝑛
h. 1∙2
+ 2∙3 + 3∙4 + ⋯ + 𝑛(𝑛+1) = (𝑛+1)

i. 1 ∙ 2 + 2 ∙ 22 + 3 ∙ 23 + 4 ∙ 24 + ⋯ + 𝑛 ∙ 2𝑛 = 2(1 + (𝑛 − 1)2𝑛 )
j. 1 + 2 + 22 + ⋯ + 2𝑛−1 = 2𝑛 − 1
k. 3 + 7 + 11 + ⋯ + (4𝑛 − 1) = 𝑛(2𝑛 + 1)

14
𝑛
l. 2 + 7 + 12 + ⋯ + (5𝑛 − 3) = 2 (5𝑛 − 1)

m. 2(1 + 3 + 32 + 33 + ⋯ + 3𝑛−1 ) = 3𝑛 − 1
𝑛(2𝑛−1)(2𝑛+1)
n. 12 + 32 + 52 + ⋯ + (2𝑛 − 1)2 = 3
1 1 1 1 𝑛
o. 2∙3
+ 3∙4 + 4∙5 + ⋯ + (𝑛+1)(𝑛+2) = 2(𝑛+2)
𝑛(𝑛+1)(2𝑛+7)
p. (1 ∙ 3) + (2 ∙ 4) + (3 ∙ 5) + ⋯ + 𝑛(𝑛 + 2) =
6

3. Buktikan kebenaran pernyataan berikut dengan induksi matematis


𝑛
𝑛2 (𝑛 + 1)2 (2𝑛2 + 2𝑛 − 1) untuk seluruh bilangan
a. ∑ 𝑖5 =
12 bulat positif 𝑛
𝑖=1
𝑛
𝑛(𝑛 + 1)(2𝑛 + 1)(3𝑛2 + 3𝑛 − 1) untuk seluruh bilangan
b. ∑ 𝑖4 =
30 bulat positif 𝑛
𝑖=1
𝑛
𝑛(𝑛 + 1)(𝑛 + 2) untuk seluruh bilangan
c. ∑ 𝑖(𝑖 + 1) =
3 bulat positif 𝑛
𝑖=1
𝑛
1 𝑛 untuk seluruh bilangan
d. ∑ =
(2𝑖 − 1)(2𝑖 + 1) 2𝑛 + 1 bulat positif 𝑛
𝑖=1
𝑛−1
𝑛(𝑛 − 1)(𝑛 + 1) untuk seluruh bilangan
e. ∑ 𝑖(𝑖 + 1) =
𝑖=1
3 bulat 𝑛 ≥ 2
𝑛+1
untuk seluruh bilangan
f. ∑ 𝑖 ∙ 2𝑖 = 𝑛 ∙ 2𝑛+2 + 2
𝑖=1
bulat 𝑛 ≥ 0

E. AKTIVITAS PEMBELAJARAN

Aktivitas 1
Pada suatu jaringan rel kereta api terdapat tak hingga banyaknya stasiun. Misalkan
sebuah kereta berhenti pada stasiun pertama. Misalkan pula jika kereta berhenti
pada sebuah stasiun maka kereta tersebut akan berhenti pada stasiun berikutnya.
Tunjukkan bahwa kereta akan berhenti pada seluruh stasiun.

15
Aktivitas 2
Diskusikan apakah setiap pernyataan berikut ini benar atau salah. Jelaskan alasan
Anda.
1. Jika pernyataan 𝑃1 benar tetapi pernyataan 𝑃6 yang benar tidak mengakibatkan
pernyataan 𝑃7 juga benar, maka pernyataan 𝑃𝑛 tidak perlu benar untuk seluruh
bilangan bulat positif 𝑛.
2. Jika pernyataan 𝑃𝑘 benar dan 𝑃𝑘 mengakibatkan 𝑃𝑘+1 , maka 𝑃1 juga benar.

Aktivitas 3
Untuk setiap bilangan bulat positif 𝑛, misalkan 𝑃(𝑛) adalah pernyataan
𝑛(𝑛 + 1)(2𝑛 + 1)
12 + 22 + ⋯ + 𝑛 2 =
6
a. Tuliskan 𝑃(1), Apakah 𝑃(1) benar?
b. Tuliskan 𝑃(𝑘).
c. Tuliskan 𝑃(𝑘 + 1).
d. Pada pembuktian dengan indusi matematis bahwa pernyataan berlaku untuk
seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 1, apakah yang harus ditunjukkan pada langkah
induktif?

Aktivitas 4
Misalkan 𝑃(𝑛) adalah pernyataan bahwa
𝑛(𝑛 + 1)(2𝑛 + 1)
12 + 22 + ⋯ + 𝑛 2 =
6
untuk bilangan bulat positif 𝑛.
a. Tuliskan pernyataan 𝑃(1).
b. Tunjukkan bahwa 𝑃(1) benar untuk menyelesaikan langkah dasar dari
pembuktian.
c. Tentukan hipotesis induktif.
d. Apakah yang perlu dibuktikan dalam langkah induktif?
e. Dalam menyelesaikan langkah induktif, identifikasikan di mana Anda
menggunakan hipotesis induktif?
f. Jelaskan mengapa langkah-langkah tersebut menunjukkan bahwa pernyataan
𝑃(𝑛) benar untuk 𝑛 bilangan bulat positif.

16
Aktivitas 5
Perhatikan pola berikut ini.
1 1
=
1∙2 2
1 1 2
+ =
1∙2 2∙3 3
1 1 1 3
+ + =
1∙2 2∙3 3∙4 4
1 1 1 1 4
+ + + =
1∙2 2∙3 3∙4 4∙5 5
Buatlah dugaan untuk rumus umum pola tersebut. Buktikan kebenarannya dengan
induksi matematis.

Aktivitas 6
Pada suatu konferensi internasional tentang matematika diskret yang dihadiri oleh
ratusan peserta, misalkan setiap peserta yang masuk ke dalam gedung konferensi
akan berjabat tangan dengan seluruh peserta yang sudah berada di dalam gedung.
Buktikan dengan induksi matematika bahwa setelah 𝑛 peserta masuk ke dalam
𝑛(𝑛−1)
gedung, akan terdapat 2
banyak jabat tangan yang terjadi.

Aktivitas 7
Investigasilah kesalahan yang terjadi pada pembuktian dengan induksi matematis
berikut ini.
Untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 1, maka 3𝑛 − 2 adalah bilangan genap.
Bukti:
Misalkan pernyataan benar untuk suatu bilangan bulat 𝑘, dengan 𝑘 ≥ 1. Dengan
demikian misalkan bahwa 3𝑘 − 2 adalah bilangan genap. Akan ditunjukkan bahwa
3𝑘+1 − 2 adalah bilangan genap. Akan tetapi
3𝑘+1 − 2 = 3𝑘 ∙ 3 − 2
= 3𝑘 (1 + 2) − 2
= (3𝑘 − 2) + 3𝑘 ∙ 2
Sehingga menurut hipotesis induktif, 3𝑘 − 2 adalah bilangan genap dan 3𝑘 ∙ 2 jelas
juga bilangan genap. Maka hasil penjumlahan dari 3𝑘 − 2 dan 3𝑘 ∙ 2 juga merupakan
bilangan genap. Dengan demikian dapat ditunjukkan bahwa 3𝑘+1 − 2 merupakan
bilangan genap. ∎

17
F. RANGKUMAN

Induksi matematis, secara umum, merupakan metoda untuk membuktikan bahwa


suatu sifat yang didefinisikan pada bilangan bulat positif 𝑛 adalah bernilai benar
untuk semua nilai 𝑛 yang lebih besar atau sama dengan sebuah bilangan bulat
positif tertentu.

Aksioma Induksi:
Misalkan 𝑆 adalah suatu himpunan bilangan bulat positif yang memenuhi dua sifat
berikut:
3. 1 adalah anggota 𝑆.
4. Jika bilangan bulat positif 𝑘 adalah anggota 𝑆, maka bilangan 𝑘 + 1 juga
merupakan anggota 𝑆.
Dengan demikian 𝑆 memuat seluruh bilangan bulat positif.

Prinsip Induksi Matematis:


Misalkan 𝑃(𝑛) adalah sifat yang didefinisikan untuk suatu bilangan bulat positif 𝑛,
dan misalkan pula 𝑎 merupakan suatu bilangan bulat positif tertentu. Andaikan dua
pernyataan berikut bernilai benar:
1. 𝑃(𝑎) bernilai benar.
2. Untuk setiap bilangan bulat positif 𝑘 ≥ 𝑎, jika 𝑃(𝑘) bernilai benar, maka
𝑃(𝑘 + 1) juga bernilai benar.
Maka pernyataan
untuk setiap bilangan bulat positif 𝑛 ≥ 𝑎, 𝑃(𝑛)
bernilai benar.

Pandang suatu pernyataan “Untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 𝑎, dengan 𝑎 adalah


bilangan bulat positif tertentu, sifat 𝑃(𝑛) bernilai benar.” Untuk membuktikan
pernyataan tersebut, kita akan menjalankan dua langkah berikut:
▪ Langkah dasar:
Akan ditunjukkan bahwa 𝑃(𝑎) bernilai benar.
▪ Langkah induktif:
Akan ditunjukkan bahwa untuk seluruh bilangan bulat 𝑘 ≥ 𝑎, dengan 𝑎 adalah
bilangan bulat positif tertentu, jika 𝑃(𝑘) bernilai benar maka 𝑃(𝑘 + 1) juga
bernilai benar. Untuk melakukan langkah ini:

18
Misalkan 𝑃(𝑘) bernilai benar, dengan 𝑘 adalah bilangan bulat sebarang dengan
𝑘 ≥ 𝑎 dan 𝑎 adalah bilangan bulat positif tertentu, maka akan ditunjukkan
bahwa 𝑃(𝑘 + 1) bernilai benar.
Perhatikan bahwa pada langkah induktif, kita tidak membuktikan bahwa 𝑃(𝑘)
benar. Kita hanya menunjukkan bahwa jika 𝑃(𝑘) benar, maka 𝑃(𝑘 + 1) juga
benar. Pemisalan bahwa 𝑃(𝑘) benar tersebut dinamakan hipotesis induktif.

Seringkali kita perlu menunjukkan bahwa 𝑃(𝑛) benar untuk 𝑛 = 𝑏, 𝑏 + 1, 𝑏 + 2, …,


dengan 𝑏 adalah bilangan bulat yang tidak sama dengan 1. Kita dapat menggunakan
prinsip induksi matematis pada situasi ini dengan cara mengganti 𝑃(1) dengan 𝑃(𝑏)
pada langkah dasar. Dengan kata lain, untuk menunjukkan bahwa 𝑃(𝑛) benar untuk
𝑛 = 𝑏, 𝑏 + 1, 𝑏 + 2, …, dengan 𝑏 adalah bilangan bulat yang tidak sama dengan 1, kita
tunjukkan pada langkah dasar bahwa 𝑃(𝑏) benar. Selanjutnya pada langkah induktif,
kita tunjukkan bahwa jika diasumsikan 𝑃(𝑘) benar, maka 𝑃(𝑘 + 1) juga benar untuk
𝑘 = 𝑏, 𝑏 + 1, 𝑏 + 2, …. Perhatikan bahwa nilai 𝑏 dapat berupa bilangan bulat negatif,
nol, atau bilangan bulat positif. Pada analogi domino di depan, bayangkan bahwa
kita memulai dengan menjatuhkan domino ke-𝑏 (langkah dasar), selanjutnya
domino tersebut akan menjatuhkan domino-domino sebelahnya (langkah induktif).

Panduan untuk melakukan pembuktian dengan prinsip induksi matematis:


1. Nyatakan pernyataan yang akan dibuktikan ke dalam bentuk “Untuk seluruh
𝑛 ≥ 𝑏, 𝑃(𝑛)” untuk suatu bilangan bulat 𝑏.
2. Tuliskan frase “Langkah dasar”, selanjutnya tunjukkan bahwa 𝑃(𝑏) benar.
Cermati pemilihan nilai 𝑏 yang tepat untuk setiap masalah yang akan
dibuktikan. Langkah dasar selesai.
3. Tuliskan frase “Langkah induktif”.
4. Identifikasikan dan nyatakan dengan jelas hipotesis induktif dalam bentuk
“Misalkan 𝑃(𝑘) benar untuk sebarang bilangan bulat 𝑘 ≥ 𝑏”.
5. Nyatakan hal-hal yang perlu dibuktikan dengan asumsi hipotesis induktif benar.
6. Buktikan bahwa pernyataan 𝑃(𝑘 + 1) benar menggunakan asumsi bahwa 𝑃(𝑘)
benar. Pastikan bahwa pembuktian valid untuk seluruh bilangan bulat 𝑘 dengan
𝑘 ≥ 𝑏.
7. Identifikasikan dengan jelas simpulan dari langkah induktif.

19
8. Setelah menyelesaikan langkah dasar dan langkah induktif, nyatakan simpulan
akhir dengan menuliskan “Menurut prinsip induksi matematis, 𝑃(𝑛) benar
untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 dengan 𝑛 ≥ 𝑏”.

20
PENERAPAN INDUKSI MATEMATIS

A. PENGANTAR KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan pembelajaran ini akan mempelajari penerapan prinsip induksi matematis


untuk menguji pernyataan matematis berupa barisan, ketaksamaan, dan
keterbagian bilangan. Materi ini untuk semakin meningkatkan keterampilan dalam
menggunakan prinsip induksi matematis.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan kegiatan pembelajaran ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada


pembaca mengenai penerapan prinsip induksi matematis untuk menguji
pernyataan matematis berupa barisan, ketaksamaan, dan keterbagian bilangan.

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini, pembaca diharapkan mampu:


1. Menggunakan metode pembuktian induksi matematis untuk menguji
pernyataan matematis berupa barisan.
2. Menggunakan metode pembuktian induksi matematis untuk menguji
pernyataan matematis berupa ketaksamaan.
3. Menggunakan metode pembuktian induksi matematis untuk menguji
pernyataan matematis berupa keterbagian bilangan.

D. URAIAN MATERI

Dalam penerapannya, prinsip induksi matematis dapat digunakan untuk


membuktikan rumus penjumlahan barisan, ketaksamaan, dan keterbagian bilangan
bulat.

21
1. Membuktikan rumus penjumlahan barisan

Contoh 1.
Gunakan induksi matematis untuk membuktikan bahwa rumus jumlah berhingga
dari deret geometri dengan suku pertama 𝑎 dan rasio 𝑟 adalah
𝑎𝑟 𝑛+1 − 𝑎
𝑎 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + ⋯ + 𝑎𝑟 𝑛 =
𝑟−1
dengan 𝑟 ≠ 1, dan 𝑛 adalah bilangan bulat nonnegatif.

Bukti:
Untuk membuktikan rumus jumlah deret geometri dengan menggunakan induksi
matematis, misalkan 𝑃(𝑛) adalah pernyataan
𝑎𝑟 𝑛+1 − 𝑎
𝑎 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + ⋯ + 𝑎𝑟 𝑛 =
𝑟−1
▪ Langkah dasar.
𝑃(0) benar, karena
𝑎𝑟 0+1 − 𝑎 𝑎𝑟 − 𝑎 𝑎(𝑟 − 1)
= = =𝑎
𝑟−1 𝑟−1 𝑟−1
▪ Langkah induktif.
Sebagai hipotesis induktif adalah pernyataan bahwa 𝑃(𝑘) adalah benar, dengan 𝑘
adalah bilangan bulat nonnegatif sebarang. 𝑃(𝑘) adalah pernyataan
𝑎𝑟 𝑘+1 − 𝑎
𝑎 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + ⋯ + 𝑎𝑟 𝑘 =
𝑟−1
Untuk menyelesaikan langkah induktif, harus ditunjukkan bahwa jika 𝑃(𝑘) benar,
maka 𝑃(𝑘 + 1) juga benar.
Langkah pertama adalah dengan menambahkan 𝑎𝑟 𝑘+1 pada kedua ruas dari 𝑃(𝑘).
𝑎𝑟 𝑘+1 − 𝑎
𝑎 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + ⋯ + 𝑎𝑟 𝑘 + 𝑎𝑟 𝑘+1 = + 𝑎𝑟 𝑘+1
𝑟−1
Perhatikan bahwa ruas kanan dapat dinyatakan sebagai
𝑎𝑟 𝑘+1 − 𝑎 𝑎𝑟 𝑘+1 − 𝑎 𝑎𝑟 𝑘+2 − 𝑎𝑟 𝑘+1
+ 𝑎𝑟 𝑘+1 = +
𝑟−1 𝑟−1 𝑟−1
𝑎𝑟 𝑘+2 − 𝑎
=
𝑟−1
Sehingga
𝑎𝑟 𝑘+2 − 𝑎
𝑎 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + ⋯ + 𝑎𝑟 𝑘 + 𝑎𝑟 𝑘+1 =
𝑟−1

22
Hal tersebut menunjukkan bahwa jika hipotesis induktif 𝑃(𝑘) benar, maka 𝑃(𝑘 + 1)
juga pasti benar. Karena langkah dasar dan langkah induktif sudah terselesaikan,
maka dengan induksi matematis 𝑃(𝑛) benar untuk seluruh bilangan bulat
nonnegatif 𝑛. Dengan demikian terbukti bahwa rumus jumlah suku pada deret
geometri adalah benar. ∎

Contoh 2.
Untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 1, buktikan bahwa
𝑛(𝑛 + 1)(2𝑛 + 1)
12 + 22 + 32 + 42 + ⋯ + 𝑛 2 =
6

Bukti:
Misalkan 𝑃(𝑛) adalah pernyataan bahwa
𝑛(𝑛 + 1)(2𝑛 + 1)
12 + 22 + 32 + 42 + ⋯ + 𝑛 2 =
6
▪ Langkah dasar.
1(1+1)(2∙1+1) 1∙2∙3
𝑃(1) benar, karena 12 = 6
= 6
= 1.

Langkah dasar selesai.


▪ Langkah induktif.
Asumsikan hipotesis induktif bahwa 𝑃(𝑘) benar untuk suatu bilangan bulat positif
sebarang 𝑘. Sehingga hipotesis induktif 𝑃(𝑘) adalah pernyataan bahwa
𝑘(𝑘 + 1)(2𝑘 + 1)
12 + 22 + 32 + 42 + ⋯ + 𝑘 2 =
6
benar.
Untuk menyelesaikan hipotesis induktif, harus ditunjukkan bahwa jika 𝑃(𝑘) benar,
maka 𝑃(𝑘 + 1) juga benar. Perhatikan bahwa
𝑘(𝑘 + 1)(2𝑘 + 1)
(12 + 22 + 32 + 42 + ⋯ + 𝑘 2 ) + (𝑘 + 1)2 = + (𝑘 + 1)2
6
𝑘(𝑘 + 1)(2𝑘 + 1) + 6(𝑘 + 1)2
=
6
(𝑘 + 1)(2𝑘 2 + 7𝑘 + 6)
=
6
(𝑘 + 1)(𝑘 + 1 + 1)(2(𝑘 + 1) + 1)
=
6
Dengan demikian hal tersebut menunjukkan bahwa 𝑃(𝑘 + 1) benar berdasarkan
asumsi bahwa 𝑃(𝑘) benar. Langkah induktif selesai.

23
Karena langkah dasar dan langkah induktif sudah dapat diselesaikan, menurut
prinsip induksi matematis kita telah menunjukkan bahwa
𝑛(𝑛 + 1)(2𝑛 + 1)
12 + 22 + 32 + 42 + ⋯ + 𝑛 2 =
6
untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 1. ∎

2. Membuktikan ketaksamaan

Contoh 1.
Gunakan induksi matematis untuk membuktikan bahwa ketaksamaan
𝑛 < 2𝑛
untuk semua bilangan bulat positif 𝑛.

Bukti:
Misalkan 𝑃(𝑛) adalah pernyataan bahwa 𝑛 < 2𝑛 .
▪ Langkah dasar.
𝑃(1) benar, karena 1 < 21 = 2.
Langkah dasar selesai.
▪ Langkah induktif.
Asumsikan hipotesis induktif bahwa 𝑃(𝑘) benar untuk suatu bilangan bulat positif
sebarang 𝑘. Sehingga hipotesis induktif 𝑃(𝑘) adalah pernyataan bahwa 𝑘 < 2𝑘 .
Untuk menyelesaikan hipotesis induktif, harus ditunjukkan bahwa jika 𝑃(𝑘) benar,
maka 𝑃(𝑘 + 1), yaitu pernyataan bahwa 𝑘 + 1 < 2𝑘+1 , juga benar. Dalam hal ini, kita
tunjukkan bahwa jika 𝑘 < 2𝑘 , maka 𝑘 + 1 < 2𝑘+1 .
Untuk menunjukkan bahwa pernyataan tersebut benar untuk semua bilangan bulat
positif 𝑘, tambahkan 1 ke dalam kedua ruas dari 𝑘 < 2𝑘 . Perhatikan bahwa 1 ≤ 2𝑘 .
Hal ini menyebabkan
𝑘 + 1 < 2𝑘 + 1 ≤ 2𝑘 + 2𝑘 = 2 ∙ 2𝑘 = 2𝑘+1
Dengan demikian hal tersebut menunjukkan bahwa 𝑃(𝑘 + 1) benar, yaitu
𝑘 + 1 < 2𝑘+1 , berdasarkan asumsi bahwa 𝑃(𝑘) benar. Langkah induktif selesai.
Karena langkah dasar dan langkah induktif sudah dapat diselesaikan, menurut
prinsip induksi matematis kita telah menunjukkan bahwa 𝑛 < 2𝑛 benar untuk
semua bilangan bulat positif 𝑛. ∎

24
Contoh 2.
Gunakan induksi matematis untuk membuktikan bahwa 2𝑛 < (𝑛!) untuk semua
bilangan bulat 𝑛, dengan 𝑛 ≥ 4.

Bukti:
Misalkan 𝑃(𝑛) adalah pernyataan bahwa 2𝑛 < (𝑛!). Perhatikan bahwa ketaksamaan
salah untuk 𝑛 = 1, 2, dan 3.
▪ Langkah dasar.
Untuk membuktikan bahwa ketaksamaan benar untuk 𝑛 ≥ 4 mensyaratkan bahwa
langkah dasar adalah 𝑃(4). Perhatikan bahwa 𝑃(4) benar karena 24 = 16 < 24 = 4!.
▪ Langkah induktif.
Asumsikan 𝑃(𝑘) benar untuk sebarang bilangan bulat 𝑘 dengan 𝑘 ≥ 4, yaitu
asumsikan bahwa 2𝑘 < (𝑘!) untuk bilangan bulat 𝑘 dengan 𝑘 ≥ 4. Pada hipotesis
induktif harus ditunjukkan bahwa 𝑃(𝑘 + 1) juga benar. Dalam hal ini harus
ditunjukkan jika 2𝑘 < (𝑘!) benar untuk sebarang bilangan bulat positif 𝑘 dengan
𝑘 ≥ 4, maka 2𝑘+1 < (𝑘 + 1)! juga benar. Diperoleh
2𝑘+1 = 2 ∙ 2𝑘
< 2 ∙ 𝑘!
< (𝑘 + 1)𝑘!
= (𝑘 + 1)!
Telah ditunjukkan bahwa 𝑃(𝑘 + 1) benar jika 𝑃(𝑘) benar. Langkah induktif selesai.
Karena langkah dasar dan langkah induktif sudah diselesaikan, maka menurut
prinsip induksi matematis 𝑃(𝑛) benar untuk semua bilangan bulat 𝑛 dengan 𝑛 ≥ 4.
Dengan demikian terbukti bahwa 2𝑛 < (𝑛!) benar untuk semua bilangan bulat 𝑛
dengan 𝑛 ≥ 4. ∎

Contoh 3.
Gunakan induksi matematis untuk membuktikan bahwa untuk semua bilangan bulat
𝑛 ≥ 3, maka
2𝑛 + 1 < 2𝑛

Bukti:
Misalkan pernyataan 𝑃(𝑛) adalah ketaksamaan 2𝑛 + 1 < 2𝑛 .
▪ Langkah dasar,
Akan ditunjukkan bahwa 𝑃(3) benar.

25
Untuk menentukan 𝑃(3) harus ditunjukkan bahwa
2 ∙ 3 + 1 < 23
Perhatikan bahwa 2 ∙ 3 + 1 = 7 dan 23 = 8. Karena 7 < 8 maka 𝑃(3) benar.
▪ Langkah induktif
Akan ditunjukkan bahwa untuk semua bilangan bulat 𝑘 ≥ 3, jika 𝑃(𝑘) benar maka
𝑃(𝑘 + 1) juga benar.
Misalkan 𝑃(𝑘) benar untuk sebarang bilangan bulat 𝑘 ≥ 3. Maka
2𝑘 + 1 < 2𝑘
Harus ditunjukkan bahwa 𝑃(𝑘 + 1) juga benar, yaitu dengan menunjukkan bahwa
2(𝑘 + 1) + 1 < 2(𝑘+1)
atau ekuivalen dengan
2𝑘 + 3 < 2(𝑘+1)
Perhatikan bahwa
2𝑘 + 3 = (2𝑘 + 1) + 2
< 2𝑘 + 2𝑘
Sehingga 2𝑘 + 3 < 2 ∙ 2𝑘 = 2𝑘+1 .
Langkah induktif selesai.
Karena langkah dasar dan langkah induktif sudah dapat diselesaikan, maka menurut
prinsip induksi matematika 𝑃(𝑛) benar untuk semua bilangan bulat 𝑛 ≥ 3. Dengan
demikian terbukti bahwa 2𝑛 + 1 < 2𝑛 untuk semua bilangan bulat 𝑛 ≥ 3. ∎

Contoh 4.
Buktikan bahwa 𝑛2 ≥ 3𝑛 + 4 untuk semua bilangan bulat 𝑛 ≥ 4.

Bukti:
Misalkan 𝑃(𝑛) adalah ketaksamaan 𝑛2 ≥ 3𝑛 + 4.
▪ Langkah dasar.
Akan ditunjukkan bahwa 𝑃(4) benar.
Untuk menentukan 𝑃(4) harus ditunjukkan bahwa
42 ≥ 3 ∙ 4 + 4
Perhatikan bahwa 42 = 16 dan 3 ∙ 4 + 4 = 16. Karena 16 ≥ 16 maka 𝑃(4) benar.
▪ Langkah induktif.
Akan ditunjukkan bahwa untuk semua bilangan bulat 𝑘 ≥ 4, jika 𝑃(𝑘) benar, maka
𝑃(𝑘 + 1) juga benar.
Misalkan 𝑃(𝑘) benar untuk semua bilangan bulat 𝑘 ≥ 4, maka

26
𝑘 2 ≥ 3𝑘 + 4
Harus ditunjukkan bahwa 𝑃(𝑘 + 1) juga benar, yaitu dengan menunjukkan bahwa
(𝑘 + 1)2 ≥ 3(𝑘 + 1) + 4 = 3𝑘 + 7
Perhatikan bahwa
(𝑘 + 1)2 = 𝑘 2 + (2𝑘 + 1)
≥ (3𝑘 + 4) + (2𝑘 + 1)
= 3𝑘 + (2𝑘 + 5)
≥ 3𝑘 + 7
Sehingga (𝑘 + 1)2 ≥ 3(𝑘 + 1) + 4
Langkah induktif selesai.
Karena langkah dasar dan langkah induktif sudah dapat diselesaikan, maka menurut
prinsip induksi matematika 𝑃(𝑛) benar untuk semua bilangan bulat 𝑛 ≥ 4. Dengan
demikian terbukti bahwa 𝑛2 ≥ 3𝑛 + 4 untuk semua bilangan bulat 𝑛 ≥ 4. ∎

3. Membuktikan keterbagian bilangan bulat

Contoh 1.
Buktikan bahwa 𝑛3 − 𝑛 habis dibagi 3, untuk sebarang bilangan bulat positif 𝑛.

Bukti:
Misalkan 𝑃(𝑛) adalah pernyataan 𝑛3 − 𝑛 habis dibagi 3.
▪ Langkah dasar.
𝑃(1) benar karena 13 − 1 = 0 habis dibagi 3. Langkah dasar selesai.
▪ Langkah induktif.
Sebagai hipotesis induktif, asumsikan bahwa 𝑃(𝑘) benar, yaitu dengan
mengasumsikan bahwa 𝑘 3 − 𝑘 habis dibagi 3 untuk sebarang bilangan bulat positif
𝑘. Selanjutnya dengan asumsi bahwa 𝑃(𝑘) benar, maka 𝑃(𝑘 + 1), yaitu pernyataan
bahwa (𝑘 + 1)3 − (𝑘 + 1) habis dibagi 3, juga benar. Harus ditunjukkan bahwa
(𝑘 + 1)3 − (𝑘 + 1) habis dibagi 3.
Perhatikan bahwa
(𝑘 + 1)3 − (𝑘 + 1) = (𝑘 3 + 3𝑘 2 + 3𝑘 + 1) − (𝑘 + 1)
= (𝑘 3 − 𝑘) + 3(𝑘 2 + 𝑘)
Dari ruas kanan pada identitas di atas, menggunakan hipotesis induktif dapat
disimpulkan bahwa suku pertama 𝑘 3 − 𝑘 habis dibagi 3. Suku kedua 3(𝑘 2 + 𝑘) jelas
habis dibagi 3. Dengan demikian ruas kanan (𝑘 3 − 𝑘) + 3(𝑘 2 + 𝑘) habis dibagi 3.
Langkah induktif selesai.

27
Karena langkah dasar dan langkah induktif sudah dapat diselesaikan, menurut
prinsip induksi matematis terbukti bahwa 𝑛3 − 𝑛 habis dibagi 3 untuk sebarang
bilangan bulat positif 𝑛. ∎

Contoh 2.
Buktikan bahwa 5𝑛 − 1 habis dibagi 4, untuk sebarang bilangan bulat nonnegatif 𝑛.

Bukti:
Misalkan 𝑃(𝑛) adalah pernyataan 5𝑛 − 1 habis dibagi 4.
▪ Langkah dasar.
𝑃(0) benar karena 50 − 1 = 1 − 1 = 0 habis dibagi 4. Langkah dasar selesai.
▪ Langkah induktif.
Sebagai hipotesis induktif, asumsikan bahwa 𝑃(𝑘) benar, yaitu dengan
mengasumsikan bahwa 5𝑘 − 1 habis dibagi 4 untuk sebarang bilangan bulat positif
𝑘. Sehingga 5𝑘 − 1 = 4𝑐 untuk suatu bilangan bulat 𝑐. Selanjutnya dengan asumsi
bahwa 𝑃(𝑘) benar, maka 𝑃(𝑘 + 1), yaitu pernyataan bahwa 5𝑘+1 − 1 habis dibagi 4,
juga benar. Harus ditunjukkan bahwa 5𝑘+1 − 1 habis dibagi 4.
Perhatikan bahwa
5𝑘+1 − 1 = 5𝑘 (5) − 1
= 5𝑘 (4 + 1) − 1
= 4 ∙ 5𝑘 + 5𝑘 − 1
= 4 ∙ 5𝑘 + 4𝑐
= 4(5𝑘 + 𝑐)
Jelas bahwa ruas kanan 4(5𝑘 + 𝑐) merupakan kelipatan 4. Langkah induktif selesai.
Karena langkah dasar dan langkah induktif sudah dapat diselesaikan, menurut
prinsip induksi matematis terbukti bahwa 5𝑛 − 1 habis dibagi 4, untuk sebarang
bilangan bulat nonnegatif 𝑛. ∎

Contoh 3.
Buktikan bahwa 22𝑛 − 1 habis dibagi 3 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 0.

Bukti:
Misalkan 𝑃(𝑛) adalah pernyataan 22𝑛 − 1 habis dibagi 3.
▪ Langkah dasar.
𝑃(0) benar karena 22∙0 − 1 = 1 − 1 = 0 habis dibagi 3. Langkah dasar selesai.

28
▪ Langkah induktif.
Sebagai hipotesis induktif, asumsikan bahwa 𝑃(𝑘) benar, yaitu dengan
mengasumsikan bahwa 22𝑘 − 1 habis dibagi 3 untuk sebarang bilangan bulat 𝑘 ≥ 0.
Sehingga 22𝑘 − 1 = 3𝑐 untuk suatu bilangan bulat 𝑐. Selanjutnya dengan asumsi
bahwa 𝑃(𝑘) benar, maka 𝑃(𝑘 + 1), yaitu pernyataan bahwa 22(𝑘+1) − 1 habis dibagi
3, juga benar. Harus ditunjukkan bahwa 22(𝑘+1) − 1 habis dibagi 3.
Perhatikan bahwa
22(𝑘+1) − 1 = 22𝑘+2 − 1
= 22𝑘 ∙ 22 − 1
= 22𝑘 ∙ 4 − 1
= 22𝑘 (3 + 1) − 1
= 22𝑘 ∙ 3 + (22𝑘 − 1)
= 22𝑘 ∙ 3 + 3𝑐
= 3(22𝑘 + 𝑐)
Karena 22𝑘 + 𝑐 adalah bilangan bulat, maka bentuk 22(𝑘+1) − 1 jelas habis dibagi 3.
Langkah induktif selesai.
Karena langkah dasar dan langkah induktif sudah dapat diselesaikan, menurut
prinsip induksi matematis terbukti bahwa 22𝑛 − 1 habis dibagi 3 untuk seluruh
bilangan bulat 𝑛 ≥ 0. ∎

Contoh 4.
Buktikan bahwa 2 adalah faktor dari 𝑛2 + 5𝑛 untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.

Bukti:
Untuk setiap bilangan bulat positif 𝑛, misalkan 𝑃(𝑛) adalah pernyataan 2 adalah
faktor dari 𝑛2 + 5𝑛.
▪ Langkah dasar.
𝑃(1) benar karena 𝑛2 + 5𝑛 = 12 + 5 ∙ 1 = 6 = 2 ∙ 3. Sehingga 2 adalah faktor dari
𝑛2 + 5𝑛 untuk 𝑛 = 1. Langkah dasar selesai.
▪ Langkah induktif.
Sebagai hipotesis induktif, asumsikan bahwa 𝑃(𝑘) benar, yaitu dengan
mengasumsikan bahwa 2 adalah faktor dari 𝑘 2 + 5𝑘 atau ekuivalen dengan
𝑘 2 + 5𝑘 = 2𝑝 untuk sebarang bilangan bulat 𝑝. Selanjutnya dengan asumsi bahwa
𝑃(𝑘) benar, maka 𝑃(𝑘 + 1), yaitu pernyataan bahwa 2 adalah faktor dari
(𝑘 + 1)2 + 5(𝑘 + 1), juga benar. Harus ditunjukkan bahwa 2 adalah faktor dari
(𝑘 + 1)2 + 5(𝑘 + 1).

29
Perhatikan bahwa
(𝑘 + 1)2 + 5(𝑘 + 1) = 𝑘 2 + 2𝑘 + 1 + 5𝑘 + 5
= (𝑘 2 + 5𝑘) + (2𝑘 + 6)
= (𝑘 2 + 5𝑘) + 2(𝑘 + 3)
= 2𝑝 + 2(𝑘 + 3)
= 2(𝑝 + 𝑘 + 3)
Dari baris terakhir, karena bentuk (𝑝 + 𝑘 + 3) adalah bilangan bulat, maka jelas
bahwa 2 adalah faktor dari (𝑘 + 1)2 + 5(𝑘 + 1). Langkah induktif selesai.
Karena langkah dasar dan langkah induktif sudah dapat diselesaikan, menurut
prinsip induksi matematis terbukti bahwa 2 adalah faktor dari 𝑛2 + 5𝑛 untuk
seluruh bilangan bulat positif 𝑛. ∎

Latihan Soal

1. Gunakan induksi matematis untuk membuktikan kebenaran penjumlahan


barisan berikut.
a. 2 + 4 + 6 + ⋯ + 2𝑛 = 𝑛(𝑛 + 1) untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.
𝑛(3𝑛−1)
b. 1 + 4 + 7 + ⋯ + (3𝑛 − 2) = 2
untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.

c. 3 + 9 + 15 + ⋯ + (6𝑛 − 3) = 3𝑛2 untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.


1
d. 2 + 7 + 12 + ⋯ + (5𝑛 − 3) = 2 𝑛(5𝑛 − 1) untuk seluruh bilangan bulat

positif 𝑛.
e. 2 + 6 + 18 + ⋯ + 2 ∙ 3𝑛−1 = 3𝑛 − 1 untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.
f. 1 + 2 ∙ 2 + 3 ∙ 22 + ⋯ + 𝑛 ∙ 2𝑛−1 = 1 + (𝑛 − 1) ∙ 2𝑛 untuk seluruh bilangan
bulat positif 𝑛.
(−1)𝑛 −1
g. (−1)1 + (−1)2 + (−1)3 + ⋯ + (−1)𝑛 =
2
untuk seluruh bilangan

bulat positif 𝑛.
3
h. 3 + 32 + 33 + ⋯ + 3𝑛 = 2 (3𝑛 − 1) untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.

i. 13 + 33 + 53 + ⋯ + (2𝑛 − 1)3 = 𝑛2 (2𝑛2 − 1) untuk seluruh bilangan bulat


positif 𝑛.
1 1 1 1 𝑛(𝑛+3)
j. 1∙2∙3
+ 2∙3∙4 + 3∙4∙5 + ⋯ + 𝑛(𝑛+1)(𝑛+2) = 4(𝑛+1)(𝑛+2) untuk seluruh bilangan

bulat positif 𝑛.
2. Gunakan induksi matematis untuk membuktikan kebenaran keterbagian
berikut.
a. 𝑛2 + 𝑛 habis dibagi 2 untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.

30
b. 𝑛3 + 2𝑛 habis dibagi 3 untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.
c. 𝑛5 − 𝑛 habis dibagi 5 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 0.
d. 𝑛3 − 𝑛 habis dibagi 6 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 0.
e. 𝑛(𝑛2 + 5) habis dibagi 6 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 0.
f. 𝑛2 − 𝑛 + 41 merupakan bilangan ganjil untuk seluruh bilangan bulat positif
𝑛.
g. 𝑛3 − 𝑛 + 3 habis dibagi 3 untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.
h. 8𝑛 − 3𝑛 habis dibagi 5 untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.
i. 32𝑛 − 1 habis dibagi 8 untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.
j. 𝑛3 + 3𝑛2 + 2𝑛 habis dibagi 3 untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.
k. 𝑛4 − 𝑛 + 4 habis dibagi 2 untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.
l. 22𝑛+1 + 1 habis dibagi 3 untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.
m. 24𝑛−2 + 1 habis dibagi 5 untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.
n. 22𝑛−1 + 32𝑛−1 habis dibagi 5 untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.
o. 7𝑛 − 1 habis dibagi 6 untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.
p. 7𝑛 − 2𝑛 habis dibagi 5 untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.
q. 6𝑛 − 2𝑛 habis dibagi 4 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 0.
r. 9𝑛 − 4𝑛 habis dibagi 5 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 0.
s. 𝑛2 − 1 habis dibagi 8 untuk seluruh bilangan bulat positif ganjil 𝑛.
t. 4𝑛+1 + 52𝑛−1 habis dibagi 21 untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.
u. 11𝑛+1 + 122𝑛−1 habis dibagi 133 untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.
v. 10𝑛+1 + 3 ∙ 10𝑛 + 5 habis dibagi 9 untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.
w. 𝑥 𝑛 − 𝑦 𝑛 habis dibagi 𝑥 − 𝑦 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 0, dengan 𝑥, 𝑦
adalah sebarang bilangan bulat dan 𝑥 ≠ 𝑦.
3. Gunakan induksi matematis untuk membuktikan kebenaran ketaksamaan
berikut.
a. 𝑛 < 2𝑛 untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.
b. (𝑛 + 1)2 < 2𝑛2 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 3.
c. 𝑛! > 2𝑛 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 4.
4 𝑛
d. (3) > 𝑛 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 7.

e. 2𝑛 < (𝑛 + 1)! untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 2.


1 1 1 1
f. + + + ⋯+ > √𝑛 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 2.
√1 √2 √3 √𝑛

𝑥 𝑛+1 𝑥 𝑛
g. (𝑦) < (𝑦) untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 1 dan 0 < 𝑥 < 𝑦.

31
h. (1 + 𝑎)𝑛 ≥ 𝑛𝑎 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 1 dan 𝑎 > 0.
i. 2𝑛2 > (𝑛 + 1)2 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 3.
j. 1 + 2𝑛 ≤ 3𝑛 untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.
k. 1 + 3𝑛 ≤ 4𝑛 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 0.
l. 5𝑛 + 9 < 6𝑛 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 2.
m. 2𝑛 < (𝑛 + 2)! untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 0.
n. 𝑛2 + 1 ≥ 3𝑛 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 3.
o. 𝑛2 − 2 ≥ 2𝑛 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 3.
p. 𝑛2 ≥ 2𝑛 + 1 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 3.
q. 2𝑛3 ≥ 3𝑛2 + 3𝑛 + 1 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 3.
r. 2𝑛 ≥ 𝑛2 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 4.
s. 3𝑛 ≥ 𝑛3 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 0.
t. 𝑛! ≥ 𝑛2 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 4.
u. 𝑛! > 2𝑛3 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 6.
v. 𝑛! > 3𝑛 untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 7.
1
w. 1 + 2 + 3 + ⋯ + 𝑛 < 8 (2𝑛 + 1)2 untuk seluruh bilangan bulat positif 𝑛.

E. AKTIVITAS PEMBELAJARAN

Aktivitas 1
Untuk setiap bilangan bulat positif 𝑛, misalkan bahwa 𝑃(𝑛) adalah sifat 5𝑛 − 1 habis
dibagi 4.
a. Tuliskan 𝑃(0). Apakah 𝑃(0) benar?
b. Tuliskan 𝑃(𝑘).
c. Tuliskan 𝑃(𝑘 + 1).
d. Pada pembuktian dengan induksi matematis bahwa sifat keterbagian berlaku
untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 0, apa yang harus ditunjukkan pada langkah
induktif?

Aktivitas 2
Misalkan 𝑃(𝑛) adalah pernyataan bahwa 𝑛! < 𝑛𝑛 untuk bilangan bulat 𝑛 > 1.
a. Tuliskan pernyataan 𝑃(2).
b. Tunjukkan bahwa 𝑃(2) benar, untuk menyelesaikan langkah dasar pembuktian.
c. Tentukan hipotesis induktif.

32
d. Apa yang Anda perlukan untuk membuktikan langkah induktif?
e. Selesaikan langkah induktif.
f. Jelaskan mengapa langkah induktif ini menunjukkan bahwa ketaksamaan benar
untuk bilangan bulat 𝑛 > 1.

Aktivitas 3
Buktikan bahwa setiap pernyataan berikut benar untuk seluruh bilangan bulat
positif 𝑛:
1 1 1 1 1
1. 2
+ 22 + 23 + ⋯ + 2𝑛 = 1 − 2𝑛
1 1 1 1 1 1
2. 3
+ 32 + 33 + ⋯ + 3𝑛 = 2 (1 − 3𝑛 )
1 1 1 1 1 1
3. 4
+ 42 + 43 + ⋯ + 4𝑛 = 3 (1 − 4𝑛 )

Aktivitas 4
Buktikan bahwa setiap pernyataan berikut benar untuk seluruh bilangan bulat
positif 𝑛:
1. 4𝑛 − 1 habis dibagi 3
2. 8𝑛 − 1 habis dibagi 7
3. 12𝑛 + 10 habis dibagi 11

Aktivitas 5
Buktikan dengan induksi matematis bahwa
𝑛
𝑛(𝑛 + 1)(2𝑛 + 1)(3𝑛2 + 3𝑛 − 1)
∑ 𝑘4 =
30
𝑘=1

Aktivitas 6
Buktikan dengan induksi matematis bahwa
1 1 1 1
(1 + ) (1 + ) (1 + ) ⋯ (1 + ) = 𝑛 + 1
1 2 3 𝑛

Aktivitas 7
Buktikan dengan induksi matematis bahwa
2𝑛2 > (𝑛 + 1)2
untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 3.

33
Aktivitas 8
Buktikan dengan induksi matematis bahwa
𝑛+1 𝑛
( ) <3
𝑛
untuk seluruh bilangan bulat 𝑛 ≥ 3.

F. RANGKUMAN

Dalam penerapannya, prinsip induksi matematis dapat digunakan untuk


membuktikan rumus penjumlahan barisan, ketaksamaan, dan keterbagian bilangan
bulat.

34
DAFTAR PUSTAKA

Ferland, Kevin, 2009, Discrete Mathematics: An Introduction to Proofs and


Combinatorics, Boston, MA: Houghton Mifflin Company.

Rosen, Kenneth H., 2019, Discrete Mathematics and Its Applications, New York, NY:
The McGraw-Hill Companies, Inc.

Susanna S., 2020, Discrete Mathematics with Applications, Boston, MA: Brooks/Cole.

35

Anda mungkin juga menyukai