Kelas : XI MIPA 3
- Herdiyanto
-Rizki Mochamat
-Sabila Nurshadrina
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam lingkup kehidupan matematika, pembuktian suatu pernyataan hal yang mutlak yang harus
dilakukan. Suatu hal yang mustahil ketika kita memasuki dunia matematika tidak melakukan sebuah
pembuktian ketika mengemukakan suatu pernyataan.
Induksi merupakan suatu konsep matematika yang digunakan untuk dalam membuktikan sebuah
pernyataan
. Dalam matematika, konsep induksi selama ini dalam melakukan sebuah pembuktian menggunakan 3
prinsip atau cara dalam melakukan sebuah pembuktian, yaitu : basis induksi, hipotesis induksi dan
langkah induksi.
Selain itu dalam lingkup Matematika ini kita dapat menemukan soal-soal yang berhubungan dengan
Teori Binomial.
Sehubungan dengan kita sering menemukan dan mengerjakan suatu pernyataan yang berhubungan
dengan matematika maka sangat dibutuhkan kita dapat menguasai materi induksi matematika dan Teori
Binomial ini.
Berdasarkan latar belakang di atas, pokok masalah yang akan kita kaji yaitu:
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari hadirnya makalah ini yaitu:
PEMBAHASAN
Induksi Matematika merupakan suatu teknik yang dikembangkan untuk membuktikan pernyataan.
Induksi Matematika digunakan untuk mengecek hasil proses yang terjadi secara berulang sesuai dengan
pola tertentu. Indukasi Matematika digunakan untuk membuktikan universal statements " n Î A S(n)
dengan A Ì N dan N adalah himpunan bilangan positif atau himpunan bilangan asli. S(n) adalah fungsi
propositional.
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat positif dan kita ingin membuktikan bahwa p(n)
benar untuk semua bilangan bulat positif n. Untuk membuktikan pernyataan ini, kita hanya perlu
menunjukkan bahwa:
2. Jika p(n) benar maka p(n + 1) juga benar, untuk semua bilangan bulat positif n ³ 1,
p Langkah induksi berisi asumsi (andaian) yang menyatakan bahwa p(n) benar. Asumsi tersebut
dinamakan hipotesis induksi.
p Bila kita sudah menunjukkan kedua langkah tersebut benar maka kita sudah membuktikan bahwa p(n)
benar untuk semua bilangan bulat positif n.
Contoh 1. Gunakan induksi matematik untuk membuktikan bahwa jumlah n buah bilangan ganjil positif
pertama adalah n2.
Penyelesaian:
(i) Basis induksi: Untuk n = 1, jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 12 = 1. Ini benar
karena jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 1.
adalah benar (hipotesis induksi) [catatlah bahwa bilangan ganjil positif ke-n adalah (2n – 1)]. Kita harus
memperlihatkan bahwa p(n +1) juga benar, yaitu
1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1)
= n2 + (2n + 1)
= n2 + 2n + 1
= (n + 1)2
Karena langkah basis dan langkah induksi keduanya telah diperlihatkan benar, maka jumlah n buah
bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan kita ingin membuktikan bahwa p(n) benar
untuk semua bilangan bulat n ³ n0. Untuk membuktikan ini, kita hanya perlu menunjukkan bahwa:
Contoh 2.
Untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, buktikan dengan induksi matematik bahwa 20 + 21 + 22 + …
+ 2n = 2n+1 - 1
Penyelesaian:
(i) Basis induksi. Untuk n = 0 (bilangan bulat tidak negatif pertama), kita peroleh:
20 = 20+1 – 1.
= 20+1 – 1
= 21 – 1
=2–1
=1
20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 - 1
adalah benar (hipotesis induksi). Kita harus menunjukkan bahwa p(n +1) juga benar, yaitu
20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = 2(n+1) + 1 - 1
= (2n+1 + 2n+1) – 1
= (2 . 2n+1) – 1
= 2n+2 - 1
= 2(n+1) + 1 – 1
Karena langkah 1 dan 2 keduanya telah diperlihatkan benar, maka untuk semua bilangan bulat tidak-
negatif n, terbukti bahwa 20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 – 1
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan kita ingin membuktikan bahwa p(n) benar
untuk semua bilangan bulat n ³ n0. Untuk membuktikan ini, kita hanya perlu menunjukkan bahwa:
2. jika p(n0 ), p(n0+1), …, p(n) benar maka p(n+1) juga benar untuk semua bilangan bulat n ³ n0,.
Contoh 4.
Bilangan bulat positif disebut prima jika dan hanya jika bilangan bulat tersebut habis dibagi dengan 1 dan
dirinya sendiri. Kita ingin membuktikan bahwa setiap bilangan bulat positif n (n ³ 2) dapat dinyatakan
sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima. Buktikan dengan prinsip induksi kuat.
Penyelesaian:
Basis induksi. Jika n = 2, maka 2 sendiri adalah bilangan prima dan di sini 2 dapat dinyatakan sebagai
perkalian dari satu buah bilangan prima, yaitu dirinya sendiri.
Langkah induksi. Misalkan pernyataan bahwa bilangan 2, 3, …, n dapat dinyatakan sebagai perkalian (satu
atau lebih) bilangan prima adalah benar (hipotesis induksi). Kita perlu menunjukkan bahwa n + 1 juga
dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima. Ada dua kemungkinan nilai n + 1:
(a) Jika n + 1 sendiri bilangan prima, maka jelas ia dapat dinyatakan sebagai perkalian satu atau
lebih bilangan prima.
(b) Jika n + 1 bukan bilangan prima, maka terdapat bilangan bulat positif a yang membagi habis n +
1 tanpa sisa. Dengan kata lain,
(n + 1)/ a = b atau (n + 1) = ab
yang dalam hal ini, 2 £ a £ b £ n. Menurut hipotesis induksi, a dan b dapat dinyatakan sebagai perkalian
satu atau lebih bilangan prima. Ini berarti, n + 1 jelas dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima,
karena n + 1 = ab. Karena langkah (i) dan (ii) sudah ditunjukkan benar, maka terbukti
bahwa setiap bilangan bulat positif n (n ³ 2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih)
bilangan prima.
Teori binomial merupakan perpangkatan dari jumlah atau selisih dua suku tanpa mengkalikan atau
menjabarkannya , yang memuat tepat dua suku yang dipisahkan oleh tanda “+” , atau tanda “-“ sebagai
contoh x+y, 2x-5y.
Untuk mengetahui binomial ada beberapa materi yang harus dikuasai terlebih dahulu.Diantaranya :
Ø Notasi Faktorial
Faktorial adalah hasil kali bilangan asli berurutan dari 1 sampai dengan n. Untuk setiapbilangan asli n,
didefinisikan:
n! = 1 x 2 x 3 x … x (n-2) x (n-1) x n lambang atau notasi n! dibaca sebagai n faktorial untuk n > 2 n! = 1 × 2
× 3 × …× (n – 2) × (n – 1) × n atau n! = n × (n – 1) × (n – 2) × … × 3 × 2 ×
Contoh :
2! = 1∙2 = 2, 3! = 1∙2∙3 = 6 4! = 1∙2∙3∙4 = 24
Ø Kombinasi
Susunan dari semua atau sebagian elemen dari suatu himpunan yang tidak mementingkan urutan
elemen.
nKr
Ø Segitiga Pascal
Membahas mengenai Teori Binomial tidak akan lepas dari segitiga pascal. Segitiga Pascal adalah suatu
aturan geometri pada pekali binomial dalam sebuah segitiga.Penemu segitiga pascal adalah seorang ahli
matematika yang bernama Blaise Pascal yang berasaldaridunia barat.Barisan segitiga Pascal secara
kebiasaannya dihitung bermula dengan barisan kosong, adalah barisan genap.Pembinaan mudah pada
segitiga dilakukan dengan cara berikut. Di barisan sifar, hanya tuli snomor 1.Kemudian, untuk membina
unsur-unsur barisan berikutnya, tambahkan nomor di atas dan di kiri dengan nomor secara terus di atas
dan di kanan untuk mencari nilai baru.Jikalau nomor di kanan atau kiri tidak wujud, gantikan suatu
kosong pada tempatnya.Contohnya, nomor pertama di barisan pertama adalah 0 + 1 = 1, di mananomor
1 dan 3 barisan keempat.
1 1
1 2 1
1 3 3 1
1 4 6 4 1
1 5 10 10 5 1
1 6 15 20 15 6 1
1 7 21 35 35 21 7 1
1 8 28 56 70 56 28 8 1
2.5.1 Ekspansi
Ekspansi merupakan salah satu penjabaran yang terdapat dalam Teori Binomial Newton.Ekspansi atau
yang sering kita sebu tpenjabaran adalah cara menguraikan soal-soal teori binomial yang berbentuk
perpangkatan dari hasil perkalian berulang. Misalnyauntuk n = 1,n = 2, n = 3, n = 4, n = 5, dengan
mengkalikansetiap factor diperoleh hasi l2orekspansi sebagai berikut :
1. Banyak suku di ruas kanan adalah satu suku lebih banyak daripada pangkatnya atau eksponennya.
Hal ini memberikan gambaran ekspansi suku.
3. Perhatikan hasil ekspansi pada ruas kanan. Jika dibaca dari kiri ke kanan, eksponen dari a berkurang
1 dan eksponen untuk b bertambah 1.
Koefisian adalah nilai atau ketetapan, koefisien binomial merupakan nilai yang terdapatdi depan suku-
suku binom yang sudah di ekspansikan. Untuk mengetahui koefisiennya, harus diekspansikan terlebih
dahulu.Dan untuk mengekspansikannya tinggal mengkalikan sesuai dengan eksponennya atau mengikuti
aturan dalam segitiga pascal.Namun, bukan berarti untuk mengetahui koefisiennya hanyam engikuti
nilai-nilai yang terdapat dalam segitiga pascal.Karena hal tersebut dianggap kurang efisien, maka untuk
mengetahui koefisiennya ada formula yang lebih efisien sebagai berikut :
Xn-r . yr = . an-r . br
Kemudian dipilih bagian yang ingin dikalikan dari ketiga factor tersebut.Misalnya, untuk bagian pertama
diambil a, bagian kedua diambil a, dan bagian ketiga jug adiambil a, maka diperoleh hasila aa. Jika
diambil a pada factorkesatu dan kedua, factor ketiga diambil b, maka akan diperoleh aab, begitu
seterusnya. Sehingga kemungkinan pemilihan baik a maupun b terpilih secara sama. Dari hasil
pengkalian 3 faktor tersebut akan diperoleh :
Bilangan 3 yang merupakan koefisien dari a2b muncul dari pemilihandari 2 faktordan b dari 1 faktorsisa-
nya. Hal ini biasa dilakukan dalam atau . Cara yang sama biasa dilakukan untuk memperoleh koefisien
yang dalam hal ini merupakan pemilihan a dari 0 faktor dan b dari 3 faktor lainnya yang dapat dilakukan
dalam atau , dan seterusnya. Melalui hubungan kombinasidengan teorema binomial, maka kita dapat
merumuskan ulang rumus teorema binomial sebagai berikut.
atau
∙ Jika kita berjalan dari suku pertama menuju suku terahir, maka pangkat dari a turun satu-satu dan
pangkat dari b naik satu-satu
∙ Koefisien suku pertama adalah , koefisien suku kedua adalah , dan seterusnya dengan = dan 0 ≤ r
≤n
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai teori binomial yang merupakan perpangkatan yang
terdiri dari dua suku yang dipisahkan oleh tanda “+”, “-“. Berdasarkan pengertian tersebut kita dapat
mengubah dari binom yang bentuknya pangkat menjadi tidak berpangkat dengan cara
menjabarkannya.Sehingga yang awalnya terdiri dari dua suku menjadi lebih dari dua suku.
Adapun cara lain untuk mencari suku ke-n tanpa menggunakan penjabaran yaitu dengan menggunakan
rumus berikut :
Suku ke-(r+1) = xn-ryr, adapun formula untuk menentutakan suku ke r dari (a+x)n=
2.6 Soal dan pembahasan induksi matematika :
Pembuktian :
n3 + 2n adalah kelipatan 3
Jawab :
(ii) Pn : 13 + 2(1)
1 = 3 , kelipatan 3
(k3 + 3k2 + 3 k + 1) + 2k + 2
Induksi
3x + 3 (k 2 + k + 1)
3 (x + k 2 + k + 1)
pembuktian:
untuk n = 1, maka
jadi
habis dibagi 9.
Bukti selesai.
Pembuktian:
untuk n = 1
2 = 1(1+1) ,
2=2
untuk n = 2
2+4 = 2(2+1)
6=6
untuk n = k
2 + 4 + 6 + . . . .+ 2k = k (k + 1) . . . (1)
untuk n = k + 1
(2 + 4 + 6 + . . .+ 2k) + 2 (k + 1) = (k + 1) (k + 1 + 1)
k (k + 1) + 2 (k + 1) = (k + 1) (k + 1 + 1)
(k + 1) (k + 2) = (k + 1) (k + 2)
terbukti.
4. Buktikan 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + ...... + (3n - 1) untuk n bilangan asli
Jawab:
a. untuk n = 1
(3.1 - 1) = 2
b. untuk n = k
= 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + .... + (3k - 1)
c. untuk n = k + 1
= 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + .... + (3k - 1) + (3 (k + 1) - 1)
= 3 (k + 1) - 1
= 3k + 3 - 1
= 3k + 2 terbukti.
Pembuktian :
untuk n=1
1*2 = 1(1+1)(1+2)/3
2=2
untuk n = 2
8=8
untuk n = k
1.2 + 2.3 + 3.4 + ... + k (k + 1) = (k (k + 1) (k + 2)) /3 .........(1)
untuk n = k + 1
{1.2 + 2.3 + 3.4 + ... + k(k+1) } + (k+1) (k+1 +1) = (k+1) (k+2) (k+3) /3
kalikan dengan 3
Pembuktian :
1 = 12
1=1
1 + 3 + 5 + …+ (2 (k + 1) – 1) = (k + 1)2
1 + 3 + 5 + …+ (2k + 1) = (k + 1)2
k 2 + 2K + 1 = k 2 + 2K + 1
Kesimpulan : 1 + 3 + 5 + … + n = (2n - 1) = n2
1.
Ekspansikan
Jawab:
=.+.+.+.+.+.+.
Ingatbahwa:
=.+.+.+.+.+.+.
Jawab :
=2
= 10
= 1080
Jawab :
Xn-r . yr = . an-r . br
= .12.33
= . 1 . 27
= . 27
= . 27
= 10 . 27
= 270
Sukuke 9 = )⁴
Jawab :
( -2x + 5y )6 = -2x6 + 5 2
= +55
= -2-60-150-800-150-60+5
=1217
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari sekian uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Induksi Matematika merupakan suatu teknik
yang dikembangkan untuk membuktikan pernyataan. Induksi Matematika digunakan untuk mengecek
hasil proses yang terjadi secara berulang sesuai dengan pola tertentu.
Prosedur untuk menetapkan bahwa suatu proposisi (pernyataan) Pn adalah benar untuk semua n, yang
dapat membenarkan diberikan oleh Prinsip Induksi Matematika. Langkah-langkah penyelesaian
pembuktian dalam pernyataan matematika yang memenuhi 3 buah syarat:
Pn : prosisi/pernyataan
Teori binomial, yaitu perpangkatan dari jumlah atau selisih dua suku tanpa mengalikan atau
menjabarkannya, yang memuat tepat dua suku yang dipisahkan olehtanda “+” , atautanda “-“ sebagai
contohx+y, 2x-5y. Adapun dasar- dasar yang harus dikuasai untuk menguasai teori binomial
diantaranya,notasi faktorial, kombinasi, dan segitiga pascal. Teori binomial ini sangat mudah dimengerti
apabila menguasai dasar-dasarnya.