Anda di halaman 1dari 3

YULIANA TRIRINIKA (S852002025)

Pertanyaan :

Prinsip induksi matematika ada 2 jenis yaitu prinsip induksi lemah dan prinsip induksi kuat.
Jelaskan masing-masing konsep tersebut dan kemudian masing-masing contohnya!

Jawab :

Prinsip Induksi Matematika

Prinsip induksi matematika merupakan teknik pembuktian yang baku dalam


matematika. Induksi matematika menjadi sebuah metode pembuktian secara deduktif yang
digunakan untuk membuktikan suatu pernyataan benar atau salah. Dimana merupakan
suatu proses atau aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan berdasarkan pada
kebenaran pernyataan yang berlaku secara umum sehingga pada pernyataan khusus
atau tertentu juga bisa berlaku benar. Dalam induksi matematika ini, variabel dari suatu
perumusan dibuktikan sebagai anggota dari himpunan bilangan asli.

Prinsip induksi matematika dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :

1. Prinsip Induksi Matematika Lemah


Digunakan untuk membuktikan pernyataan misalkan P(n) adalah pernyataan
mengenai bilangan bulat positif dan ingin membuktikan bahwa pernyataan P(n)
benar untuk semua bilangan bulat positif n.
Untuk membuktikan pernyataan di atas, kita perlu menunjukkan bahwa :
a. P(1) benar, dan
b. Jika P(n) benar, maka P(n + 1) juga benar, untuk setiap n ≥ 1,

Langkah pertama dinamakan langkah basis induksi, kemudian langkah kedua


dinamakan langkah induksi. Langkah induksi berisi asumsi yang menyatakan
bahwa P(n) benar. Jika sudah menunjukkan bahwa kedua langkah tersebut
benar maka sudah membuktiksn bahwa P(n) benar untuk semua bilangan
bulat positif n.

Contoh :

Buktikan bahwa 1+3+5+ …+2 n−1=n2 untuk jumlah n bilangan ganjil


pertama adalah n2 !

Persamaan yang perlu dibuktikan :

S ( n )=1+3+ 5+…+2 n−1=n2

Langkah pertama :

Untuk n = 1, benar bahwa S ( 1 )=12=1


Langkah kedua :

Andaikan benar untuk n = k, yaitu

S ( k ) =1+ 3+5+…+2 k −1=k 2, maka akan dibuktikan benar pula untuk n = k +


1, yaitu
2
S ( k +1 )=1+3+ 5+…+2 k −1+ 2 ( k +1 )−1=(k +1)

Sekarang sederhanakan persamaan pada sisi kiri dengan mengingat bahwa


2
k =1+ 3+5+…+2 k −1 sesuai dengan pengandaian awal

[ 1+3+5+…+ 2k −1 ] +2 ( k +1 )−1=k 2 +2 ( k +1 )−1


Kemudian padankan bentuk sederhana tadi dengan sebelah kanan

k 2+2 ( k +1 ) −1=( k +1)2


2 2
k +2 k +1=(k +1) , ingat bahwa
2 2
(k + 1) =k + 2 k +1
2 2
(k + 1) =(k +1) (terbukti benar)

Kesimpulan :

Jadi, S(n) benar untuk jumlah n bilangan ganjil pertama adalah n 2 karena
memenuhi kedua langkah pembuktian.

2. Prinsip Induksi Matematika Kuat


Prinsip induksi matematika lemah digunakan untuk membuktikan pernyataan
misal P(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan ingin membuktikan
bahwa P(n) benar untuk semua bilangan bulat n ≥ n 0. Untuk membuktikan, kita
hanya perlu menunjukkan bahwa :
a. P(n0) benar, dan
b. Jika P(n0), P(n0 + 1), …, P(n) benar maka P(n + 1) juga benar untuk semua
bilangan bulat n ≥ n0.

Langkah pertama disebut langkah basis induksi, dan langkah kedua


dinamakan langkah induksi.

Contoh :

Bilangan bulat positif disebut prima jika dan hanya jika bilangan bulat tersebut
habis dibagi dengan 1 dan dirinya sendiri. Kita ingin membuktikan bahwa setiap
bilangan bulat positif n (n ≥ 2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau
lebih) bilangan prima.
Buktikan dengan prinsip induksi kuat.

Penyelesaian:

a. Basis induksi
Jika n = 2, maka 2 sendiri adalah bilangan prima dan di sini 2 dapat
dinyatakan sebagai perkalian dari satu buah bilangan prima, yaitu dirinya
sendiri.
b. Langkah induksi
Misalkan pernyataan bahwa bilangan 2 , 3 ,… , n dapat dinyatakan sebagai
perkalian (satu atau lebih) bilangan prima adalah benar (hipotesis induksi).
Kita perlu menunjukkan bahwa ¿) juga dapat dinyatakan sebagai perkalian
bilangan prima. Ada dua kemungkinan nilai (n+1) :
1) Jika (n+1) sendiri bilangan prima, maka jelas ia dapat dinyatakan
sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima.
2) Jika (n+1) bukan bilangan prima, maka terdapat bilangan bulat positif

(n+1)
a yang membagi habis (n+1) tanpa sisa. Dengan kata lain, =b
a
atau (n+1)=ab yang dalam hal ini, 2 ≤ a≤ b ≤ n. Menurut hipotesis
induksi, a dan b dapat dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih
bilangan prima. Ini berarti, (n+1) jelas dapat dinyatakan sebagai
perkalian bilangan prima, karena n+1=ab .
Karena langkah pertama (basis) dan langkah induksi keduanya telah
diperlihatkan benar, maka terbukti bahwa setiap bilangan bulat positif
n( n ≥2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan
prima.

Anda mungkin juga menyukai