FAHRUL ROJI
IKBAL ALMAJID
DATAR ISI
BAB 1………………………………………………………………………………………………………………………..3
1.1 Latar Belakan…………………………………………………………………………………………….3
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………..3
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………………………….4
BAB 2 ………………………………………………………………………………………………………………………..5
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………………………21
BAB 1
PENDAHULUAN
Selain itu dalam lingkup Matematika ini kita dapat menemukan soal-soal yang
berhubungan dengan Teori Binomial.
Berdasarkan latar belakang di atas, pokok masalah yang akan kita kaji yaitu:
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
hadirnya makalah ini yaitu:
PEMBAHASAN
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat positif dan kita ingin
membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n. Untuk
membuktikan pernyataan ini, kita hanya perlu menunjukkan bahwa:
2. Jika p(n) benar maka p(n + 1) juga benar, untuk semua bilangan bulat positif n
³ 1,
P Langkah induksi berisi asumsi (andaian) yang menyatakan bahwa p(n) benar.
Asumsi tersebut dinamakan hipotesis induksi.
P Bila kita sudah menunjukkan kedua langkah tersebut benar maka kita sudah
membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n.
Contoh 1. Gunakan induksi matematik untuk membuktikan bahwa jumlah n buah
bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
Penyelesaian:
(i) Basis induksi: Untuk n = 1, jumlah satu buah bilangan ganjil positif
pertama adalah 12 = 1. Ini benar karena jumlah satu buah bilangan
ganjil positif pertama adalah 1.
(ii) Langkah induksi: Andaikan p(n) benar, yaitu pernyataan
1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n2
Adalah benar (hipotesis induksi) [catatlah bahwa bilangan ganjil positif ke-n
adalah (2n – 1)]. Kita harus memperlihatkan bahwa p(n +1) juga benar, yaitu
1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1)
= n2 + (2n + 1)
= n2 + 2n + 1
= (n + 1)2
Karena langkah basis dan langkah induksi keduanya telah diperlihatkan benar,
maka jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
Penyelesaian:
(i) Basis induksi: Untuk n = 1, jumlah satu buah bilangan ganjil positif
pertama adalah 12 = 1. Ini benar karena jumlah satu buah bilangan
ganjil positif pertama adalah 1.
(ii) Langkah induksi: Andaikan p(n) benar, yaitu pernyataan
1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n2
Adalah benar (hipotesis induksi) [catatlah bahwa bilangan ganjil positif ke-n
adalah (2n – 1)]. Kita harus memperlihatkan bahwa p(n +1) juga benar, yaitu
1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1)
= n2 + (2n + 1)
= n2 + 2n + 1
= (n + 1)2
Karena langkah basis dan langkah induksi keduanya telah diperlihatkan benar,
maka jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan kita ingin
membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat n ³ n0. Untuk
membuktikan ini, kita hanya perlu menunjukkan bahwa:
Contoh 2.
Penyelesaian:
(i) Basis induksi. Untuk n = 0 (bilangan bulat tidak negatif pertama),
kita peroleh:
20 = 20+1 – 1.
= 20+1 – 1
= 21 – 1
=2–1
=1
20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 – 1
Adalah benar (hipotesis induksi). Kita harus menunjukkan bahwa p(n +1) juga
benar, yaitu
20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = 2(n+1) + 1 – 1
= (2n+1 + 2n+1) – 1
= (2 . 2n+1) – 1
= 2n+2 – 1
= 2(n+1) + 1 – 1
Karena langkah 1 dan 2 keduanya telah diperlihatkan benar, maka untuk semua
bilangan bulat tidak-negatif n, terbukti bahwa 20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 – 1
2.2.3. Prinsip Induksi Kuat
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan kita ingin
membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat n ³ n0. Untuk
membuktikan ini, kita hanya perlu menunjukkan bahwa:
2. jika p(n0 ), p(n0+1), …, p(n) benar maka p(n+1) juga benar untuk semua
bilangan bulat n ³ n0,.
Contoh 4.
Bilangan bulat positif disebut prima jika dan hanya jika bilangan bulat tersebut
habis dibagi dengan 1 dan dirinya sendiri. Kita ingin membuktikan bahwa setiap
bilangan bulat positif n (n ³ 2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau
lebih) bilangan prima. Buktikan dengan prinsip induksi kuat
Penyelesaian:
Basis induksi. Jika n = 2, maka 2 sendiri adalah bilangan prima dan di sini 2 dapat
dinyatakan sebagai perkalian dari satu buah bilangan prima, yaitu dirinya sendiri.
(a) Jika n + 1 sendiri bilangan prima, maka jelas ia dapat dinyatakan sebagai
perkalian satu atau lebih bilangan prima.
(b) Jika n + 1 bukan bilangan prima, maka terdapat bilangan bulat positif a
yang membagi habis n + 1 tanpa sisa. Dengan kata lain,
(n + 1)/ a = b atau (n + 1) = ab
Yang dalam hal ini, 2 £ a £ b £ n. Menurut hipotesis induksi, a dan b dapat
dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima. Ini berarti, n + 1 jelas
dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima, karena n + 1 = ab.
Karena langkah (i) dan (ii) sudah ditunjukkan benar, maka terbukti bahwa setiap
bilangan bulat positif n (n ³ 2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau
lebih) bilangan prima.
Teori binomial merupakan perpangkatan dari jumlah atau selisih dua suku tanpa
mengkalikan atau menjabarkannya , yang memuat tepat dua suku yang dipisahkan
oleh tanda “+” , atau tanda “-“ sebagai contoh x+y, 2x-5y.
Untuk mengetahui binomial ada beberapa materi yang harus dikuasai terlebih
dahulu.Diantaranya :
Ø Notasi Faktorial
Faktorial adalah hasil kali bilangan asli berurutan dari 1 sampai dengan n. Untuk
setiapbilangan asli n, didefinisikan:
Contoh :
Ø Kombinasi
Susunan dari semua atau sebagian elemen dari suatu himpunan yang tidak
mementingkan urutan elemen.
nKr
Ø Segitiga Pascal
Membahas mengenai Teori Binomial tidak akan lepas dari segitiga pascal.
Segitiga Pascal adalah suatu aturan geometri pada pekali binomial dalam sebuah
segitiga.Penemu segitiga pascal adalah seorang ahli matematika yang bernama
Blaise Pascal yang berasaldaridunia barat.Barisan segitiga Pascal secara
kebiasaannya dihitung bermula dengan barisan kosong, adalah barisan
genap.Pembinaan mudah pada segitiga dilakukan dengan cara berikut. Di barisan
sifar, hanya tuli snomor 1.Kemudian, untuk membina unsur-unsur barisan
berikutnya, tambahkan nomor di atas dan di kiri dengan nomor secara terus di atas
dan di kanan untuk mencari nilai baru.Jikalau nomor di kanan atau kiri tidak
wujud, gantikan suatu kosong pada tempatnya.Contohnya, nomor pertama di
barisan pertama adalah 0 + 1 = 1, di mananomor 1 dan 3 barisan keempat.
1 1
2 1 2 1
1 3 3 1
2 1 4 6 4 1
1 5 10 10 5 1
2 1 6 15 20 15 6 1
1 7 21 35 35 21 7 1
1 8 28 56 70 56 28 8 1
2.5.1 Ekspansi
Ekspansi merupakan salah satu penjabaran yang terdapat dalam Teori Binomial
Newton.Ekspansi atau yang sering kita sebu tpenjabaran adalah cara menguraikan
soal-soal teori binomial yang berbentuk perpangkatan dari hasil perkalian
berulang. Misalnyauntuk n = 1,n = 2, n = 3, n = 4, n = 5, dengan
mengkalikansetiap factor diperoleh hasi l2orekspansi sebagai berikut :
1. Banyak suku di ruas kanan adalah satu suku lebih banyak daripada
pangkatnya atau eksponennya. Hal ini memberikan gambaran ekspansi suku.
3. Perhatikan hasil ekspansi pada ruas kanan. Jika dibaca dari kiri ke kanan,
eksponen dari a berkurang 1 dan eksponen untuk b bertambah 1.
Koefisian adalah nilai atau ketetapan, koefisien binomial merupakan nilai yang
terdapatdi depan suku-suku binom yang sudah di ekspansikan. Untuk mengetahui
koefisiennya, harus diekspansikan terlebih dahulu.Dan untuk
mengekspansikannya tinggal mengkalikan sesuai dengan eksponennya atau
mengikuti aturan dalam segitiga pascal.Namun, bukan berarti untuk mengetahui
koefisiennya hanyam engikuti nilai-nilai yang terdapat dalam segitiga
pascal.Karena hal tersebut dianggap kurang efisien, maka untuk mengetahui
koefisiennya ada formula yang lebih efisien sebagai berikut :
Xn-r . yr = . an-r . br
Atau
· Jika kita berjalan dari suku pertama menuju suku terahir, maka pangkat
dari a turun satu-satu dan pangkat dari b naik satu-satu
Adapun cara lain untuk mencari suku ke-n tanpa menggunakan penjabaran yaitu
dengan menggunakan rumus berikut :
Pembuktian :
N3 + 2n adalah kelipatan 3
Jawab :
(iii) Pn : 13 + 2(1)
1 = 3 , kelipatan 3
(k3 + 3k2 + 3 k + 1) + 2k + 2
Induksi
3x + 3 (k 2 + k + 1)
3 (x + k 2 + k + 1)
4 Kesimpulan : n3 + 2n adalah kelipatan 3
Pembuktian:
Untuk n = 1, maka
1³ + 2³ + 3³ = 1 + 8 + 27 = 36 habis dibagi 9
Jadi
Habis dibagi 9.
Bukti selesai.
Untuk n = 1
3 = 1(1+1) ,
4 2=2
Untuk n = 2
2+4 = 2(2+1)
5 =6
6
Untuk n = k
3 + 4 + 6 + . . . .+ 2k = k (k + 1) . . . (1)
4
Untuk n = k + 1
(2 + 4 + 6 + . . .+ 2k) + 2 (k + 1) = (k + 1) (k + 1 + 1)
K (k + 1) + 2 (k + 1) = (k + 1) (k + 1 + 1)
(k + 1) (k + 2) = (k + 1) (k + 2)
Terbukti.
Jawab:
a. untuk n = 1
(3.1 – 1) = 2
b. untuk n = k
= 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + .... + (3k – 1)
c. untuk n = k + 1
= 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + .... + (3k – 1) + (3 (k + 1) – 1)
= 3 (k + 1) – 1
= 3k + 3 – 1
= 3k + 2 terbukti.
Pembuktian :
Untuk n=1
1*2 = 1(1+1)(1+2)/3
1 =2
2 Untuk n = 2
8=8
untuk n = k
{1.2 + 2.3 + 3.4 + ... + k(k+1) } + (k+1) (k+1 +1) = (k+1) (k+2) (k+3) /3
kalikan dengan 3
Pembuktian :
1 = 12
1=1
1 + 3 + 5 + …+ (2 (k + 1) – 1) = (k + 1)2
1 + 3 + 5 + …+ (2k + 1) = (k + 1)2
k 2 + (2K + 1) = (k + 1)2
k 2 + 2K + 1 = k 2 + 2K + 1
Kesimpulan : 1 + 3 + 5 + … + n = (2n - 1) = n2
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari sekian uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Induksi Matematika
merupakan suatu teknik yang dikembangkan untuk membuktikan pernyataan.
Induksi Matematika digunakan untuk mengecek hasil proses yang terjadi secara
berulang sesuai dengan pola tertentu.
Pn : prosisi/pernyataan
Teori binomial, yaitu perpangkatan dari jumlah atau selisih dua suku tanpa
mengalikan atau menjabarkannya, yang memuat tepat dua suku yang dipisahkan
olehtanda “+” , atautanda “-“ sebagai contohx+y, 2x-5y. Adapun dasar- dasar
yang harus dikuasai untuk menguasai teori binomial diantaranya,notasi faktorial,
kombinasi, dan segitiga pascal. Teori binomial ini sangat mudah dimengerti
apabila menguasai dasar-dasarnya.