Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH INDUKSI MATEMATIKA

PRODI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

ANGGOTA : MOCH HASBI ARIEF

NADILA AHMAD YANI

FAHRUL ROJI

IKBAL ALMAJID
DATAR ISI

BAB 1………………………………………………………………………………………………………………………..3
1.1 Latar Belakan…………………………………………………………………………………………….3
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………..3
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………………………….4

BAB 2 ………………………………………………………………………………………………………………………..5

2.1 Pengertian Induksi Matemtika……………………………………………………………………5

2.2 Prinsip Induksi Matematika………………………………………………………………………..5

2.3 Pengertian Teori Binominal……………………………………………………………………….10

2.4 Dasar Teori Binominal……………………………………………………………………………….10

2.5 Teori Binominal…………………………………………………………………………………………11

2.6 Soal Dan Pembahasan Induksi Matematika………………………………………………14

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………………………21
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam lingkup kehidupan matematika, pembuktian suatu pernyataan hal yang


mutlak yang harus dilakukan. Suatu hal yang mustahil ketika kita memasuki dunia
matematika tidak melakukan sebuah pembuktian ketika mengemukakan suatu
pernyataan.

Induksi merupakan suatu konsep matematika yang digunakan untuk dalam


membuktikan sebuah pernyataan

. Dalam matematika, konsep induksi selama ini dalam melakukan sebuah


pembuktian menggunakan 3 prinsip atau cara dalam melakukan sebuah
pembuktian, yaitu : basis induksi, hipotesis induksi dan langkah induksi.

Selain itu dalam lingkup Matematika ini kita dapat menemukan soal-soal yang
berhubungan dengan Teori Binomial.

Sehubungan dengan kita sering menemukan dan mengerjakan suatu pernyataan


yang berhubungan dengan matematika maka sangat dibutuhkan kita dapat
menguasai materi induksi matematika dan Teori Binomial ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, pokok masalah yang akan kita kaji yaitu:

1. Apakah pengertian induksi?

2. Bagaimana langkah melakukan pembuktian menggunakan prinsip induksi?

3. Apa saja macam-macam model prinsip induksi ?


4. Apa pengertian Teori binomial itu ?

5. Bagaimana langkah menyelesaikan teori binomial ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
hadirnya makalah ini yaitu:

1. Mengetahui definisi induksi matematika.

2. Mengetahui langka-langkah membuktikan pernyataan menggunakan prinsip


induksi matematika.

3. Mengetahui macam-macam prinsip dalam induksi matematika.

4. Bisa membuktikan suatu pernyataan dengan menggunakan induksi matematika.

5. Menggunakan metode induksi matematika dalam menyelesaikan sebuah


masalah dalam kehidupan.

6. Mengetahui definisi Teori Binomial

7. Mengetahui langkah-langkah menyelesaikan teori Binomial


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Induksi Matematika

Induksi Matematika merupakan suatu teknik yang dikembangkan untuk


membuktikan pernyataan. Induksi Matematika digunakan untuk mengecek hasil
proses yang terjadi secara berulang sesuai dengan pola tertentu. Indukasi
Matematika digunakan untuk membuktikan universal statements “ n Î A S(n)
dengan A Ì N dan N adalah himpunan bilangan positif atau himpunan bilangan
asli. S(n) adalah fungsi propositional.

2.2 Prinsip-prinsip Induksi Matematika

2.2.1. Induksi Sederhana.

Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat positif dan kita ingin
membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n. Untuk
membuktikan pernyataan ini, kita hanya perlu menunjukkan bahwa:

1. p(1) benar, dan

2. Jika p(n) benar maka p(n + 1) juga benar, untuk semua bilangan bulat positif n
³ 1,

P Langkah 1 dinamakan basis induksi, sedangkan langkah 2 dinamakan langkah


induksi.

P Langkah induksi berisi asumsi (andaian) yang menyatakan bahwa p(n) benar.
Asumsi tersebut dinamakan hipotesis induksi.

P Bila kita sudah menunjukkan kedua langkah tersebut benar maka kita sudah
membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n.
Contoh 1. Gunakan induksi matematik untuk membuktikan bahwa jumlah n buah
bilangan ganjil positif pertama adalah n2.

Penyelesaian:

(i) Basis induksi: Untuk n = 1, jumlah satu buah bilangan ganjil positif
pertama adalah 12 = 1. Ini benar karena jumlah satu buah bilangan
ganjil positif pertama adalah 1.
(ii) Langkah induksi: Andaikan p(n) benar, yaitu pernyataan

1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n2

Adalah benar (hipotesis induksi) [catatlah bahwa bilangan ganjil positif ke-n
adalah (2n – 1)]. Kita harus memperlihatkan bahwa p(n +1) juga benar, yaitu

1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1) = (n + 1)2

Juga benar. Hal ini dapat kita tunjukkan sebagai berikut:

1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1)

= [1 + 3 + 5 + … + (2n – 1)] + (2n +1)

= n2 + (2n + 1)

= n2 + 2n + 1

= (n + 1)2

Karena langkah basis dan langkah induksi keduanya telah diperlihatkan benar,
maka jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2.

Penyelesaian:

(i) Basis induksi: Untuk n = 1, jumlah satu buah bilangan ganjil positif
pertama adalah 12 = 1. Ini benar karena jumlah satu buah bilangan
ganjil positif pertama adalah 1.
(ii) Langkah induksi: Andaikan p(n) benar, yaitu pernyataan

1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n2
Adalah benar (hipotesis induksi) [catatlah bahwa bilangan ganjil positif ke-n
adalah (2n – 1)]. Kita harus memperlihatkan bahwa p(n +1) juga benar, yaitu

1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1) = (n + 1)2

Juga benar. Hal ini dapat kita tunjukkan sebagai berikut:

1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1)

= [1 + 3 + 5 + … + (2n – 1)] + (2n +1)

= n2 + (2n + 1)

= n2 + 2n + 1

= (n + 1)2

Karena langkah basis dan langkah induksi keduanya telah diperlihatkan benar,
maka jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2.

2.2.2. Prinsip Induksi yang Dirampatkan

Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan kita ingin
membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat n ³ n0. Untuk
membuktikan ini, kita hanya perlu menunjukkan bahwa:

1. p(n0) benar, dan

2. jika p(n) benar maka p(n+1) juga benar,

Untuk semua bilangan bulat n ³ n0,

Contoh 2.

Untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, buktikan dengan induksi matematik


bahwa 20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 – 1

Penyelesaian:
(i) Basis induksi. Untuk n = 0 (bilangan bulat tidak negatif pertama),
kita peroleh:

20 = 20+1 – 1.

Ini jelas benar, sebab 20 = 1

= 20+1 – 1

= 21 – 1

=2–1

=1

(ii) Langkah induksi. Andaikan bahwa p(n) benar, yaitu

20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 – 1

Adalah benar (hipotesis induksi). Kita harus menunjukkan bahwa p(n +1) juga
benar, yaitu

20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = 2(n+1) + 1 – 1

Juga benar. Ini kita tunjukkan sebagai berikut:

20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = (20 + 21 + 22 + … + 2n) + 2n+1 = (2n+1 – 1) +


2n+1 (hipotesis induksi)

= (2n+1 + 2n+1) – 1

= (2 . 2n+1) – 1

= 2n+2 – 1

= 2(n+1) + 1 – 1

Karena langkah 1 dan 2 keduanya telah diperlihatkan benar, maka untuk semua
bilangan bulat tidak-negatif n, terbukti bahwa 20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 – 1
2.2.3. Prinsip Induksi Kuat

Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan kita ingin
membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat n ³ n0. Untuk
membuktikan ini, kita hanya perlu menunjukkan bahwa:

1. p(n0) benar, dan

2. jika p(n0 ), p(n0+1), …, p(n) benar maka p(n+1) juga benar untuk semua
bilangan bulat n ³ n0,.

Contoh 4.

Bilangan bulat positif disebut prima jika dan hanya jika bilangan bulat tersebut
habis dibagi dengan 1 dan dirinya sendiri. Kita ingin membuktikan bahwa setiap
bilangan bulat positif n (n ³ 2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau
lebih) bilangan prima. Buktikan dengan prinsip induksi kuat

Penyelesaian:

Basis induksi. Jika n = 2, maka 2 sendiri adalah bilangan prima dan di sini 2 dapat
dinyatakan sebagai perkalian dari satu buah bilangan prima, yaitu dirinya sendiri.

Langkah induksi. Misalkan pernyataan bahwa bilangan 2, 3, …, n dapat


dinyatakan sebagai perkalian (satu atau lebih) bilangan prima adalah benar
(hipotesis induksi). Kita perlu menunjukkan bahwa n + 1 juga dapat dinyatakan
sebagai perkalian bilangan prima. Ada dua kemungkinan nilai n + 1:

(a) Jika n + 1 sendiri bilangan prima, maka jelas ia dapat dinyatakan sebagai
perkalian satu atau lebih bilangan prima.

(b) Jika n + 1 bukan bilangan prima, maka terdapat bilangan bulat positif a
yang membagi habis n + 1 tanpa sisa. Dengan kata lain,

(n + 1)/ a = b atau (n + 1) = ab
Yang dalam hal ini, 2 £ a £ b £ n. Menurut hipotesis induksi, a dan b dapat
dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima. Ini berarti, n + 1 jelas
dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima, karena n + 1 = ab.
Karena langkah (i) dan (ii) sudah ditunjukkan benar, maka terbukti bahwa setiap
bilangan bulat positif n (n ³ 2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau
lebih) bilangan prima.

2.3 Pengertian Teori Binomial

Teori binomial merupakan perpangkatan dari jumlah atau selisih dua suku tanpa
mengkalikan atau menjabarkannya , yang memuat tepat dua suku yang dipisahkan
oleh tanda “+” , atau tanda “-“ sebagai contoh x+y, 2x-5y.

2.4 DasarTeori Binomial

Untuk mengetahui binomial ada beberapa materi yang harus dikuasai terlebih
dahulu.Diantaranya :

Ø Notasi Faktorial

Faktorial adalah hasil kali bilangan asli berurutan dari 1 sampai dengan n. Untuk
setiapbilangan asli n, didefinisikan:

N! = 1 x 2 x 3 x … x (n-2) x (n-1) x n lambang atau notasi n! Dibaca sebagai n


faktorial untuk n > 2 n! = 1 × 2 × 3 × …× (n – 2) × (n – 1) × n atau n! = n × (n –
1) × (n – 2) × … × 3 × 2 ×

Contoh :

2! = 1∙2 = 2, 3! = 1∙2∙3 = 6 4! = 1∙2∙3∙4 = 24

5! = 1∙2∙3∙4∙5 = 120, n! = 1∙2∙3…n, (r – 1) ! = 1∙2∙3…(r – 1)

Ø Kombinasi
Susunan dari semua atau sebagian elemen dari suatu himpunan yang tidak
mementingkan urutan elemen.

Kombinasi r elemendari n elemenditulis :

nKr

Ø Segitiga Pascal

Membahas mengenai Teori Binomial tidak akan lepas dari segitiga pascal.
Segitiga Pascal adalah suatu aturan geometri pada pekali binomial dalam sebuah
segitiga.Penemu segitiga pascal adalah seorang ahli matematika yang bernama
Blaise Pascal yang berasaldaridunia barat.Barisan segitiga Pascal secara
kebiasaannya dihitung bermula dengan barisan kosong, adalah barisan
genap.Pembinaan mudah pada segitiga dilakukan dengan cara berikut. Di barisan
sifar, hanya tuli snomor 1.Kemudian, untuk membina unsur-unsur barisan
berikutnya, tambahkan nomor di atas dan di kiri dengan nomor secara terus di atas
dan di kanan untuk mencari nilai baru.Jikalau nomor di kanan atau kiri tidak
wujud, gantikan suatu kosong pada tempatnya.Contohnya, nomor pertama di
barisan pertama adalah 0 + 1 = 1, di mananomor 1 dan 3 barisan keempat.

1 1
2 1 2 1
1 3 3 1
2 1 4 6 4 1
1 5 10 10 5 1
2 1 6 15 20 15 6 1

1 7 21 35 35 21 7 1

1 8 28 56 70 56 28 8 1

2.5 .Teori Binomial

2.5.1 Ekspansi
Ekspansi merupakan salah satu penjabaran yang terdapat dalam Teori Binomial
Newton.Ekspansi atau yang sering kita sebu tpenjabaran adalah cara menguraikan
soal-soal teori binomial yang berbentuk perpangkatan dari hasil perkalian
berulang. Misalnyauntuk n = 1,n = 2, n = 3, n = 4, n = 5, dengan
mengkalikansetiap factor diperoleh hasi l2orekspansi sebagai berikut :

Ciri-ciri ekspansi yang benar untuk bilangan bulat positif

1. Banyak suku di ruas kanan adalah satu suku lebih banyak daripada
pangkatnya atau eksponennya. Hal ini memberikan gambaran ekspansi suku.

2. Suku pertama dari adalah dan suku terakhir adalah

3. Perhatikan hasil ekspansi pada ruas kanan. Jika dibaca dari kiri ke kanan,
eksponen dari a berkurang 1 dan eksponen untuk b bertambah 1.

2.5.2 Koefisien Binomial

Koefisian adalah nilai atau ketetapan, koefisien binomial merupakan nilai yang
terdapatdi depan suku-suku binom yang sudah di ekspansikan. Untuk mengetahui
koefisiennya, harus diekspansikan terlebih dahulu.Dan untuk
mengekspansikannya tinggal mengkalikan sesuai dengan eksponennya atau
mengikuti aturan dalam segitiga pascal.Namun, bukan berarti untuk mengetahui
koefisiennya hanyam engikuti nilai-nilai yang terdapat dalam segitiga
pascal.Karena hal tersebut dianggap kurang efisien, maka untuk mengetahui
koefisiennya ada formula yang lebih efisien sebagai berikut :

Xn-r . yr = . an-r . br

2.5.3 Hubungan Kombinasi dengan Binomial


2.5.4 Perhatikan ilustrasi dibawah ini :

Penjabaran dari merupakan perkalian 3 faktor

Kemudian dipilih bagian yang ingin dikalikan dari ketiga factor


tersebut.Misalnya, untuk bagian pertama diambil a, bagian kedua diambil a, dan
bagian ketiga jug adiambil a, maka diperoleh hasila aa. Jika diambil a pada
factorkesatu dan kedua, factor ketiga diambil b, maka akan diperoleh aab, begitu
seterusnya. Sehingga kemungkinan pemilihan baik a maupun b terpilih secara
sama. Dari hasil pengkalian 3 faktor tersebut akan diperoleh :

Aaa,aab,aab,aab,abb,abb,abb,bbb = a3,a2b, a2b, a2b,ab2, ab2 ,ab2,b3

Jika semuasuku di atas dijumlahkan maka akan dihasilkan : a3+3a2b+3ab2+b3

Bilangan 3 yang merupakan koefisien dari a2b muncul dari pemilihandari 2


faktordan b dari 1 faktorsisa-nya. Hal ini biasa dilakukan dalam atau . Cara yang
sama biasa dilakukan untuk memperoleh koefisien yang dalam hal ini merupakan
pemilihan a dari 0 faktor dan b dari 3 faktor lainnya yang dapat dilakukan dalam
atau , dan seterusnya. Melalui hubungan kombinasidengan teorema binomial,
maka kita dapat merumuskan ulang rumus teorema binomial sebagai berikut.

Atau

Sifat-sifat perluasan ( a+b )n

· Suku pertama adalah an dan suku terahir adalah bn

· Jika kita berjalan dari suku pertama menuju suku terahir, maka pangkat
dari a turun satu-satu dan pangkat dari b naik satu-satu

· Jumlah pangkat dari a dan b pada setiap suku sama dengan n

· Terdapat n+1 suku


· Koefisien suku pertama adalah , koefisien suku kedua adalah , dan
seterusnya dengan = dan 0 ≤ r ≤ n

2.5.5. Suku Pada Binom

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai teori binomial yang


merupakan perpangkatan yang terdiri dari dua suku yang dipisahkan oleh tanda
“+”, “-“. Berdasarkan pengertian tersebut kita dapat mengubah dari binom yang
bentuknya pangkat menjadi tidak berpangkat dengan cara
menjabarkannya.Sehingga yang awalnya terdiri dari dua suku menjadi lebih dari
dua suku.

Adapun cara lain untuk mencari suku ke-n tanpa menggunakan penjabaran yaitu
dengan menggunakan rumus berikut :

Suku ke-(r+1) = xn-ryr, adapun formula untuk menentutakan suku ke r dari


(a+x)n=

2.6 Soal dan pembahasan induksi matematika :

1. + 2n adalah bilangan kelipatan 3, untuk n bil. Bulat positif.

Pembuktian :

N3 + 2n adalah kelipatan 3

Untuk setiap n bilangan bulat positif

Jawab :

Untuk n = 1 akan diperoleh :

(iii) Pn : 13 + 2(1)
1 = 3 , kelipatan 3

Induksi : misalkan untuk n = k asumsikan k3 + 2k = 3x

(iii)adib. Untuk n = k + 1 berlaku:

Buktikan benar untuk Pn=k+1

(k + 1)3 + 2(k + 1) adalah kelipatan 3

(k3 + 3k2 + 3 k + 1) + 2k + 2

(k3 + 2k) + (3k2 + 3k + 3)

(k3 + 2k) + 3 (k2 + k + 1)

Induksi

3x + 3 (k 2 + k + 1)

3 (x + k 2 + k + 1)
4 Kesimpulan : n3 + 2n adalah kelipatan 3

Untuk setiap bilangan bulat positif n.

2. n3 + (n+1)3 + (n+2)3 habis dibagi 9 n bil. Asli

Pembuktian:

N³ + (n+1)³ + (n+2)³ habis dibagi 9 untuk n bulat positif.

Berarti n paling kecil = 1

Untuk n = 1, maka

1³ + 2³ + 3³ = 1 + 8 + 27 = 36  habis dibagi 9

Misalkan benar untuk n = k

Maka benar bahwa


K³ + (k+1)³ + (k+2)³ habis dibagi 9

Hendak dibuktikan bahwa benar untuk n= k+1

Yaitu hendak dibuktikan bahwa

(k+1)³ + (k+2)³ + (k+3)³ habis dibagi 9

(k+3)³ = k³ + 3k².3 + 3k.3² + 3³

=k³ + 9k² + 27k + 27

Jadi

(k+1)³ + (k+2)³ + (k+3)³

= (k+1)³ + (k+2)³ + k³ + 9k² + 27k + 27

Atur ulang urutannya

= k³ + (k+1)³ + (k+2)³ + 9k² + 27k + 27

Tetapi k³ + (k+1)³ + (k+2)³ habis dibagi 9

Dan masing-masing suku dari 9k² + 27k + 27

Juga habis dibagi 9

Jadi terbukti bahwa (k+1)³ + (k+2)³ + (k+3)³

Habis dibagi 9.

Bukti selesai.

3. 2 + 4 + 6 + 8 + ... + 2n = n (n + 1). N bil. Asli


Pembuktian:

Untuk n = 1

3 = 1(1+1) ,
4 2=2

Untuk n = 2

2+4 = 2(2+1)

5 =6
6

Untuk n = k

3 + 4 + 6 + . . . .+ 2k = k (k + 1) . . . (1)
4

Untuk n = k + 1

(2 + 4 + 6 + . . .+ 2k) + 2 (k + 1) = (k + 1) (k + 1 + 1)

Nilai yang dalam kurung sama dg persamaan (1)

K (k + 1) + 2 (k + 1) = (k + 1) (k + 1 + 1)

(k + 1) (k + 2) = (k + 1) (k + 2)

Terbukti.

4. Buktikan 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + ...... + (3n – 1) untuk n bilangan asli

Jawab:
a. untuk n = 1

(3.1 – 1) = 2

b. untuk n = k

= 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + .... + (3k – 1)

c. untuk n = k + 1

= 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + .... + (3k – 1) + (3 (k + 1) – 1)

= 3 (k + 1) – 1

= 3k + 3 – 1

= 3k + 2 terbukti.

5. 1.2 + 2.3 + 3.4 + ... + n (n + 1) = (n (n + 1) (n + 2)) /3

Pembuktian :

Untuk n=1

1*2 = 1(1+1)(1+2)/3

1 =2
2 Untuk n = 2

1*2 + 2*3 = 2(2+1)(2+2)/3

8=8

untuk n = k

1.2 + 2.3 + 3.4 + ... + k (k + 1) = (k (k + 1) (k + 2)) /3 .........(1)


untuk n = k + 1

{1.2 + 2.3 + 3.4 + ... + k(k+1) } + (k+1) (k+1 +1) = (k+1) (k+2) (k+3) /3

nilai dalam { } sama dg persamaan (1)

(k(k+1) (k+2)) /3 + (k+1) (k+1 +1) = (k+1) (k+2) (k+3)) /3

(k(k+1) (k+2)) /3 + 3 (k+1) (k+1 +1) /3 = (k+1) (k+2) (k+3) /3

kalikan dengan 3

(k(k+1) (k+2)) + 3 (k+1) (k+2) = (k+1) (k+2) (k+3)

(k+3) (k+1) (k+2) = (k+1) (k+2) (k+3) terbukti

6. Buktikan bahwa jumlah n bilangan ganjil pertama adalah n2.

Pembuktian :

Basis : Untuk n = 1 akan diperoleh :

1 = 12

1=1

Induksi : misalkan untuk n = k asumsikan 1 + 3 + 5 + …+ (2k – 1) = k2

adib. Untuk n = k + 1 berlaku :

1 + 3 + 5 + …+ (2 (k + 1) – 1) = (k + 1)2

1 + 3 + 5 + …+ (2k + 1) = (k + 1)2

1 + 3 + 5 + …+ ((2k + 1) – 2) + (2k + 1) = (k + 1)2


1 + 3 + 5 + …+ (2k - 1) + (2k + 1 ) = (k + 1)2

k 2 + (2K + 1) = (k + 1)2

k 2 + 2K + 1 = k 2 + 2K + 1

Kesimpulan : 1 + 3 + 5 + … + n = (2n - 1) = n2

Untuk setiap bilangan bulat positif n


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari sekian uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Induksi Matematika
merupakan suatu teknik yang dikembangkan untuk membuktikan pernyataan.
Induksi Matematika digunakan untuk mengecek hasil proses yang terjadi secara
berulang sesuai dengan pola tertentu.

Prosedur untuk menetapkan bahwa suatu proposisi (pernyataan) Pn adalah benar


untuk semua n, yang dapat membenarkan diberikan oleh Prinsip Induksi
Matematika. Langkah-langkah penyelesaian pembuktian dalam pernyataan
matematika yang memenuhi 3 buah syarat:

Pn : prosisi/pernyataan

I.) Pn benar, untuk n = 1, n Asli n Pn.


II.) Asumsikan Pn benar, untuk n = k, k Asli.
III.) Dibuktikan Pn benar, untuk n = k + 1.

Teori binomial, yaitu perpangkatan dari jumlah atau selisih dua suku tanpa
mengalikan atau menjabarkannya, yang memuat tepat dua suku yang dipisahkan
olehtanda “+” , atautanda “-“ sebagai contohx+y, 2x-5y. Adapun dasar- dasar
yang harus dikuasai untuk menguasai teori binomial diantaranya,notasi faktorial,
kombinasi, dan segitiga pascal. Teori binomial ini sangat mudah dimengerti
apabila menguasai dasar-dasarnya.

Anda mungkin juga menyukai