Dalam lingkup kehidupan matematika, pembuktian suatu pernyataan hal yang mutlak yang
harus dilakukan. Suatu hal yang mustahil ketika kita memasuki dunia matematika tidak melakukan
sebuah pembuktian ketika mengemukakan suatu pernyataan.
Induksi merupakan suatu konsep matematika yang digunakan untuk dalam membuktikan
sebuah pernyataan. Dalam matematika, konsep induksi selama ini dalam melakukan sebuah
pembuktian menggunakan 3 prinsip atau cara dalam melakukan sebuah pembuktian, yaitu : basis
induksi, hipotesis induksi dan langkah induksi.
Selain itu dalam lingkup Matematika ini kita dapat menemukan soal-soal yang
berhubungan dengan Teori Binomial.
Sehubungan dengan kita sering menemukan dan mengerjakan suatu pernyataan yang
berhubungan dengan matematika maka sangat dibutuhkan kita dapat menguasai materi induksi
matematika dan Teori Binomial ini.
Berdasarkan latar belakang di atas, pokok masalah yang akan kita kaji yaitu:
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari hadirnya makalah ini
yaitu:
PEMBAHASAN
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat positif dan kita ingin membuktikan
bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n. Untuk membuktikan pernyataan ini, kita
hanya perlu menunjukkan bahwa:
2. Jika p(n) benar maka p(n + 1) juga benar, untuk semua bilangan bulat positif n ³ 1,
p Langkah induksi berisi asumsi (andaian) yang menyatakan bahwa p(n) benar. Asumsi tersebut
dinamakan hipotesis induksi.
p Bila kita sudah menunjukkan kedua langkah tersebut benar maka kita sudah membuktikan
bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n.
Contoh 1. Gunakan induksi matematik untuk membuktikan bahwa jumlah n buah bilangan ganjil
positif pertama adalah n2.
Penyelesaian:
(i) Basis induksi: Untuk n = 1, jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 12 = 1.
Ini benar karena jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 1.
(ii) Langkah induksi: Andaikan p(n) benar, yaitu pernyataan
1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n2
adalah benar (hipotesis induksi) [catatlah bahwa bilangan ganjil positif ke-n adalah (2n – 1)].
Kita harus memperlihatkan bahwa p(n +1) juga benar, yaitu
1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1)
= n2 + (2n + 1)
= n2 + 2n + 1
= (n + 1)2
Karena langkah basis dan langkah induksi keduanya telah diperlihatkan benar, maka jumlah n
buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan kita ingin membuktikan bahwa p(n)
benar untuk semua bilangan bulat n ³ n0. Untuk membuktikan ini, kita hanya perlu menunjukkan
bahwa:
Contoh 2.
Untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, buktikan dengan induksi matematik bahwa 20 + 21
+ 22 + … + 2n = 2n+1 - 1
Penyelesaian:
(i) Basis induksi. Untuk n = 0 (bilangan bulat tidak negatif pertama), kita peroleh:
20 = 20+1 – 1.
= 20+1 – 1
= 21 – 1
=2–1
=1
20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 - 1
adalah benar (hipotesis induksi). Kita harus menunjukkan bahwa p(n +1) juga benar, yaitu
20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = 2(n+1) + 1 - 1
= (2n+1 + 2n+1) – 1
= (2 . 2n+1) – 1
= 2n+2 - 1
= 2(n+1) + 1 – 1
Karena langkah 1 dan 2 keduanya telah diperlihatkan benar, maka untuk semua bilangan bulat
tidak-negatif n, terbukti bahwa 20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 – 1
2.2.3. Prinsip Induksi Kuat
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan kita ingin membuktikan bahwa p(n)
benar untuk semua bilangan bulat n ³ n0. Untuk membuktikan ini, kita hanya perlu menunjukkan
bahwa:
2. jika p(n0 ), p(n0+1), …, p(n) benar maka p(n+1) juga benar untuk semua bilangan bulat n ³
n0,.
Contoh 4.
Bilangan bulat positif disebut prima jika dan hanya jika bilangan bulat tersebut habis dibagi
dengan 1 dan dirinya sendiri. Kita ingin membuktikan bahwa setiap bilangan bulat positif n (n ³
2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima. Buktikan dengan
prinsip induksi kuat.
Penyelesaian:
Basis induksi. Jika n = 2, maka 2 sendiri adalah bilangan prima dan di sini 2 dapat dinyatakan
sebagai perkalian dari satu buah bilangan prima, yaitu dirinya sendiri.
(a) Jika n + 1 sendiri bilangan prima, maka jelas ia dapat dinyatakan sebagai perkalian satu
atau lebih bilangan prima.
(b) Jika n + 1 bukan bilangan prima, maka terdapat bilangan bulat positif a yang membagi
habis n + 1 tanpa sisa. Dengan kata lain,
(n + 1)/ a = b atau (n + 1) = ab
yang dalam hal ini, 2 £ a £ b £ n. Menurut hipotesis induksi, a dan b dapat dinyatakan sebagai
perkalian satu atau lebih bilangan prima. Ini berarti, n + 1 jelas dapat dinyatakan sebagai
perkalian bilangan prima, karena n + 1 = ab. Karena langkah (i) dan (ii)
sudah ditunjukkan benar, maka terbukti bahwa setiap bilangan bulat positif n (n ³ 2) dapat
dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima.
Teori binomial merupakan perpangkatan dari jumlah atau selisih dua suku tanpa mengkalikan
atau menjabarkannya , yang memuat tepat dua suku yang dipisahkan oleh tanda “+” , atau tanda
“-“ sebagai contoh x+y, 2x-5y.
Untuk mengetahui binomial ada beberapa materi yang harus dikuasai terlebih
dahulu.Diantaranya :
Ø Notasi Faktorial
Faktorial adalah hasil kali bilangan asli berurutan dari 1 sampai dengan n. Untuk setiapbilangan
asli n, didefinisikan:
n! = 1 x 2 x 3 x … x (n-2) x (n-1) x n lambang atau notasi n! dibaca sebagai n faktorial untuk n >
2 n! = 1 × 2 × 3 × …× (n – 2) × (n – 1) × n atau n! = n × (n – 1) × (n – 2) × … × 3 × 2 ×
Contoh :
Ø Kombinasi
Susunan dari semua atau sebagian elemen dari suatu himpunan yang tidak mementingkan urutan
elemen.
nKr
Ø Segitiga Pascal
Membahas mengenai Teori Binomial tidak akan lepas dari segitiga pascal. Segitiga Pascal adalah
suatu aturan geometri pada pekali binomial dalam sebuah segitiga.Penemu segitiga pascal adalah
seorang ahli matematika yang bernama Blaise Pascal yang berasaldaridunia barat.Barisan
segitiga Pascal secara kebiasaannya dihitung bermula dengan barisan kosong, adalah barisan
genap.Pembinaan mudah pada segitiga dilakukan dengan cara berikut. Di barisan sifar, hanya
tuli snomor 1.Kemudian, untuk membina unsur-unsur barisan berikutnya, tambahkan nomor di
atas dan di kiri dengan nomor secara terus di atas dan di kanan untuk mencari nilai baru.Jikalau
nomor di kanan atau kiri tidak wujud, gantikan suatu kosong pada tempatnya.Contohnya, nomor
pertama di barisan pertama adalah 0 + 1 = 1, di mananomor 1 dan 3 barisan keempat.
1 1
1 2 1
1 3 3 1
1 4 6 4 1
1 5 10 10 5 1
1 6 15 20 15 6 1
1 7 21 35 35 21 7 1
1 8 28 56 70 56 28 8 1
Ekspansi merupakan salah satu penjabaran yang terdapat dalam Teori Binomial
Newton.Ekspansi atau yang sering kita sebu tpenjabaran adalah cara menguraikan soal-soal teori
binomial yang berbentuk perpangkatan dari hasil perkalian berulang. Misalnyauntuk n = 1,n = 2,
n = 3, n = 4, n = 5, dengan mengkalikansetiap factor diperoleh hasi l2orekspansi sebagai berikut :
1. Banyak suku di ruas kanan adalah satu suku lebih banyak daripada pangkatnya atau
eksponennya. Hal ini memberikan gambaran ekspansi suku.
3. Perhatikan hasil ekspansi pada ruas kanan. Jika dibaca dari kiri ke kanan, eksponen dari a
berkurang 1 dan eksponen untuk b bertambah 1.
Koefisian adalah nilai atau ketetapan, koefisien binomial merupakan nilai yang terdapatdi depan
suku-suku binom yang sudah di ekspansikan. Untuk mengetahui koefisiennya, harus
diekspansikan terlebih dahulu.Dan untuk mengekspansikannya tinggal mengkalikan sesuai
dengan eksponennya atau mengikuti aturan dalam segitiga pascal.Namun, bukan berarti untuk
mengetahui koefisiennya hanyam engikuti nilai-nilai yang terdapat dalam segitiga pascal.Karena
hal tersebut dianggap kurang efisien, maka untuk mengetahui koefisiennya ada formula yang
lebih efisien sebagai berikut :
Xn-r . yr = . an-r . br
Kemudian dipilih bagian yang ingin dikalikan dari ketiga factor tersebut.Misalnya, untuk bagian
pertama diambil a, bagian kedua diambil a, dan bagian ketiga jug adiambil a, maka diperoleh
hasila aa. Jika diambil a pada factorkesatu dan kedua, factor ketiga diambil b, maka akan
diperoleh aab, begitu seterusnya. Sehingga kemungkinan pemilihan baik a maupun b terpilih
secara sama. Dari hasil pengkalian 3 faktor tersebut akan diperoleh :
Bilangan 3 yang merupakan koefisien dari a2b muncul dari pemilihandari 2 faktordan b dari 1
faktorsisa-nya. Hal ini biasa dilakukan dalam atau . Cara yang sama biasa dilakukan untuk
memperoleh koefisien yang dalam hal ini merupakan pemilihan a dari 0 faktor dan b dari 3
faktor lainnya yang dapat dilakukan dalam atau , dan seterusnya. Melalui hubungan
kombinasidengan teorema binomial, maka kita dapat merumuskan ulang rumus teorema
binomial sebagai berikut.
atau
· Jika kita berjalan dari suku pertama menuju suku terahir, maka pangkat dari a turun satu-
satu dan pangkat dari b naik satu-satu
· Koefisien suku pertama adalah , koefisien suku kedua adalah , dan seterusnya dengan
= dan 0 ≤ r ≤ n
2.5.4. Menetukan Suku Pada Binom
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai teori binomial yang merupakan
perpangkatan yang terdiri dari dua suku yang dipisahkan oleh tanda “+”, “-“. Berdasarkan
pengertian tersebut kita dapat mengubah dari binom yang bentuknya pangkat menjadi tidak
berpangkat dengan cara menjabarkannya.Sehingga yang awalnya terdiri dari dua suku menjadi
lebih dari dua suku.
Adapun cara lain untuk mencari suku ke-n tanpa menggunakan penjabaran yaitu dengan
menggunakan rumus berikut :
Suku ke-(r+1) = xn-ryr, adapun formula untuk menentutakan suku ke r dari (a+x)n=
Pembuktian :
n3 + 2n adalah kelipatan 3
Jawab :
(ii) Pn : 13 + 2(1)
1 = 3 , kelipatan 3
Induksi : misalkan untuk n = k asumsikan k3 + 2k = 3x
(k3 + 3k2 + 3 k + 1) + 2k + 2
Induksi
3x + 3 (k 2 + k + 1)
3 (x + k 2 + k + 1)
pembuktian:
untuk n = 1, maka
jadi
habis dibagi 9.
Bukti selesai.
Pembuktian:
untuk n = 1
2 = 1(1+1) ,
2=2
untuk n = 2
2+4 = 2(2+1)
6=6
untuk n = k
2 + 4 + 6 + . . . .+ 2k = k (k + 1) . . . (1)
untuk n = k + 1
(2 + 4 + 6 + . . .+ 2k) + 2 (k + 1) = (k + 1) (k + 1 + 1)
k (k + 1) + 2 (k + 1) = (k + 1) (k + 1 + 1)
(k + 1) (k + 2) = (k + 1) (k + 2)
terbukti.
Jawab:
a. untuk n = 1
(3.1 - 1) = 2
b. untuk n = k
= 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + .... + (3k - 1)
c. untuk n = k + 1
= 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + .... + (3k - 1) + (3 (k + 1) - 1)
= 3 (k + 1) - 1
= 3k + 3 - 1
= 3k + 2 terbukti.
Pembuktian :
untuk n=1
1*2 = 1(1+1)(1+2)/3
2=2
untuk n = 2
8=8
untuk n = k
untuk n = k + 1
{1.2 + 2.3 + 3.4 + ... + k(k+1) } + (k+1) (k+1 +1) = (k+1) (k+2) (k+3) /3
nilai dalam { } sama dg persamaan (1)
kalikan dengan 3
Pembuktian :
1 = 12
1=1
1 + 3 + 5 + …+ (2 (k + 1) – 1) = (k + 1)2
1 + 3 + 5 + …+ (2k + 1) = (k + 1)2
k 2 + (2K + 1) = (k + 1)2
k 2 + 2K + 1 = k 2 + 2K + 1
Kesimpulan : 1 + 3 + 5 + … + n = (2n - 1) = n2
1.
Ekspansikan
Jawab:
=.+.+.+.+.+.+.
Ingatbahwa:
=.+.+.+.+.+.+.
Jawab :
=2
= 10
= 1080
Jawab :
Xn-r . yr = . an-r . br
= .12.33
= . 1 . 27
= . 27
= . 27
= 10 . 27
= 270
Sukuke 9 = )⁴
Jawab :
( -2x + 5y )6 = -2x6 + 5 2
= +55
= -2-60-150-800-150-60+5
=1217
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari sekian uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Induksi Matematika merupakan suatu
teknik yang dikembangkan untuk membuktikan pernyataan. Induksi Matematika digunakan
untuk mengecek hasil proses yang terjadi secara berulang sesuai dengan pola tertentu.
Prosedur untuk menetapkan bahwa suatu proposisi (pernyataan) Pn adalah benar untuk semua n,
yang dapat membenarkan diberikan oleh Prinsip Induksi Matematika. Langkah-langkah
penyelesaian pembuktian dalam pernyataan matematika yang memenuhi 3 buah syarat:
Pn : prosisi/pernyataan
Teori binomial, yaitu perpangkatan dari jumlah atau selisih dua suku tanpa mengalikan atau
menjabarkannya, yang memuat tepat dua suku yang dipisahkan olehtanda “+” , atautanda “-“
sebagai contohx+y, 2x-5y. Adapun dasar- dasar yang harus dikuasai untuk menguasai teori
binomial diantaranya,notasi faktorial, kombinasi, dan segitiga pascal. Teori binomial ini sangat
mudah dimengerti apabila menguasai dasar-dasarnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://en.wikipedia.org/wiki/Mathematical induction
http//WWW.Wikipediateoribinomial.com/
Iskandar,Kasir,Matematika Dasar,Erlangga,Jakarta:1987.