Anda di halaman 1dari 19

RANGKUMAN BAB 1, 2, DAN 3

(AKSIOMA DASAR UNTUK ℤ, BUKTI DARI INDUKSI,


DAN SIFAT KETERBAGIAN DASAR)

Disusun guna memenuhi mata kuliah Kapita Selekta Matematika III


Dosen pengampu: Dr. Scolastika Mariani, M.Si.

Oleh:

1. Zahrotun Nafiah (0103518033)


2. Farida Puput Lestari (0103518094)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR KONSENTRASI MATEMATIKA


PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
Bab 1

Aksioma Dasar untuk ℤ

Karena teori bilangan berkaitan dengan sifat-sifat bilangan bulat, kita mulai
dengan menyiapkan beberapa notasi dan meninjau beberapa sifat dasar bilangan
bulat yang akan dibutuhkan nanti:
ℕ = {1,2,3,...} (bilangan asli atau bilangan bulat positif)
ℤ = {..., -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, ...} (bilangan bulat)
𝑛
ℚ = { 𝑚 | n, m  ℤ dan m  0 } (bilangan rasional)

ℝ = bilangan real

Perhatikan bahwa ℕ ⊂ ℤ ⊂ ℚ ⊂ ℝ. Saya berasumsi pengetahuan tentang aturan


dasar dari aljabar di sekolah tinggi yang berlaku untuk ℝ berlaku pula untuk ℕ, ℤ
dan ℚ. Dengan ini hal-hal seperti ab = ba dan ab + ac = a (b + c). Saya tidak
akan mencantumkan semua sifat ini di sini. Namun, di bawah ini saya
mencantumkan beberapa sifat yang sangat penting dari ℤ yang akan dibutuhkan.
Saya menyebutnya aksioma karena kita tidak akan membuktikannya dalam kasus
ini.
Beberapa aksioma-aksioma dasar untuk ℤ:
1. Jika a, b  ℤ, maka a + b, a – b dan ab  ℤ. (ℤ tertutup dibawah
penjumlahan, pembagian dan perkalian )
2. Jika a  ℤ maka tidak terdapat x  ℤ sedemikian hingga a < x < a + 1
3. Jika a, b  ℤ dan ab = 1, maka berlaku a = b = 1 atau a = b = ˗1
4. Hukum perpangkatan : untuk n, m dalam ℕ dan a, b dalam ℤ kita
mempunyai
(a) (an)m = anm
(b) (ab)n = anbn
(c) anam = a n+m
5. Sifat-sifat pertidaksamaan : Untuk a, b, c dalam ℝ maka berlaku:
(a) Jika a < b dan b < c, maka a < c (transitivitas)
(b) Jika a < b dan 0 < c maka ac < bc
(c) Jika a < b dan c < 0 maka bc < ac
(d) Diberikan a dan b, hanya satu dari pernyataan berikut ini yang berlaku:
a=b,a<b,b<a (trikotomi)
6. Sifat bilangan asli : Setiap subset tak kosong dari ℕ mengandung
setidaknya satu anggota
7. Prinsip dari matematika induksi : misalkan P (n) menjadi pernyataan
tentang bilangan bulat variabel n. Misal n0 menjadi sembarang bilangan
bulat. P (n) adalah benar untuk semua bilangan bulat n ≥ n0 jika satu dapat
memenuhi kedua pernyataan berikut:
(a) P (n) adalah benar jika n = n0
(b) Ketika P (n) adalah benar untuk n0 ≤ n ≤ k maka P (n) adalah benar
untuk n = k + 1
Kita menggunakan kesepakatan-kesepakatan biasa yaitu:
1. a ≤ b artinya a < b atau a = b
2. a > b artinya b < a, dan
3. a ≥ 𝑏 artinya b ≤ 𝑎

Kesepakatan penting : Karena dalam perkuliahan ini kita akan membahas secara
mendalam pada bilangan bulat kita akan mengasumsikan mulai sekarang (kecuali
dinyatakan lain) bahwa semua huruf kecil a,b,c,...,z adalah bilangan bulat.

5 ×10−6 ×1000.000
Latihan 1.1. Tentukan nilai dari !
100−3

Pembahasan
5 ×10−6 ×1000.000
100−3
5 ×10−6 ×106
⟺ (102 )−3

5 ×10−6+6
⟺ 10−6

⟺ 5 × 10−6+6−(−6)
⟺ 5 × 106
9𝑎2 𝑏 −1 𝑐 3
Latihan 1.2. Tentukan bentuk sederhana dari (27𝑎−1 𝑏2 𝑐 2) −1!

Pembahasan
9𝑎2 𝑏 −1 𝑐 3 −1 27𝑎−1 𝑏 2 𝑐 2
( ) = ( )
27𝑎−1 𝑏 2 𝑐 2 9𝑎2 𝑏 −1 𝑐 3
= 3𝑎 −1−2 𝑏 2−(−1) 𝑐 2−3
= 3𝑎 −3 𝑏 3 𝑐 −1
3𝑏 3
= 𝑎3 𝑐

1 1 1
Latihan 1.3. Jika x > 0 dan x ≠ 1memenuhi bentuk 𝑥 𝑝 . 𝑥 𝑞 = 𝑥 𝑝𝑞 dimana p dan q
bilangan rasional, maka hubungan antara p dan q adalah?
Pembahasan
Dengan menggunakan sifat perpangkatan diperoleh
1 1 1
𝑥 𝑝 . 𝑥 𝑞 = 𝑥 𝑝𝑞
1 1 1
+
⟺ 𝑥𝑝 𝑞 = 𝑥 𝑝𝑞
Selanjutnya gunakan hubungan pangkat bahwa
1 1 1
+𝑞=
𝑝 𝑝𝑞
𝑝+𝑞 1
⟺ =
𝑝𝑞 𝑝𝑞

⟺𝑝+𝑞 =1
Jadi hubungan p dan q dinyatakan oleh persamaan 𝑝 + 𝑞 = 1

3
Latihan 1.4. Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan 32𝑥+3 = √27𝑥−5 !
Pembahasan
3
32𝑥+3 = √27𝑥−5
3
⟺ 32𝑥+3 = √(33 )𝑥−5
1
⟺ 32𝑥+3 = 33(𝑥−5)3
⟺ 32𝑥+3 = 3(𝑥−5)
⟺ 2𝑥 + 3 = 𝑥 − 5
⟺ 2𝑥 − 𝑥 = −5 − 3
⟺𝑥 = −8
Latihan 1.5. Carilah himpunan penyelesaian setiap pertidaksamaan berikut ini
𝑥 𝑥 1
+2< + 22 !
2 3

Pembahasan
𝑥 𝑥 1
+2< +2
2 3 2
𝑥 𝑥 1
⟺ 2 − 3 < 22 − 2
3𝑥 2𝑥 1
⟺ − <
6 6 2
𝑥 1
⟺ <
6 2
⟺ 𝑥< 3
Jadi himpunan penyelesaiannya HP = { x | x < 3}
Bab 2
Bukti dari Induksi

Di bagian ini, saya mencantumkan sejumlah pernyataan yang dapat dibuktikan


dengan penggunaan Prinsip Induksi Matematika. Saya akan menyebut prinsip ini
sebagai PMI atau, secara sederhana, induksi. Bukti sampel diberikan di bawah ini.
Sisanya diharapkan akan diberikan di kelas oleh siswa.

Sebuah sampel dibuktikan menggunakan induksi: Saya akan memberikan dua


versi pada bukti ini. Dalam bukti pertama saya jelaskan secara rinci bagaimana
seseorang menggunakan PMI. Bukti kedua kurang pedagogis dan merupakan jenis
bukti yang saya harapkan dibangun oleh siswa. Saya menyebut pernyataan yang
ingin saya buktikan proposisi. Mungkin juga disebut teorema, lemma, atau akibat
wajar tergantung pada situasinya.

Dalil 2.1. Jika 𝑛 ≥ 5 𝑚𝑎𝑘𝑎 2𝑛 > 5𝑛.


Bukti #1. Di sini kita menggunakan Prinsip Induksi Matematika. Perhatikan
bahwa PMI memiliki dua bagian yang mana kami tunjukkan dari PMI (a) dan
PMI (b). Kita membiarkan 𝑃(𝑛) menjadi pernyataan 2𝑛 > 5𝑛. Untuk 𝑛0 kita
ambil 5. Kita bisa tulis secara sederhana:
𝑃(𝑛) = 2𝑛 > 5𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑛0 = 5.
Perhatikan bahwa 𝑃(𝑛) mewakili sebuah pernyataan, biasanya ketidaksamaan
atau persamaan tetapi terkadang penegasannya lebih rumit. Sekarang jika 𝑛 = 4
maka 𝑃(𝑛) menjadi pernyataan 24 > 5 . 4 yang mana itu salah! Tetapi jika 𝑛 = 5,
𝑃(𝑛) adalah pernyataan 25 > 5 . 5 atau 32 > 25 yang mana itu benar dan kami
telah menetapkan PMI (a).

Sekarang untuk membuktikan PMI (b) kami mulai dengan asumsi bahwa
𝑃(𝑛) 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 5 ≤ 𝑛 ≤ 𝑘.
Untuk itu, kami asumsikan
(2.1) 2𝑛 > 5𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 5 ≤ 𝑛 ≤ 𝑘.
Asumsi (2.1) disebut hipotesis induksi. Kami ingin gunakan untuk membuktikan
bahwa 𝑃(𝑛) berlaku ketika 𝑛 = 𝑘 + 1. Jadi inilah yang kami lakukan. Dari
(2.1) membiarkan 𝑛 = 𝑘 kita miliki
2𝑘 > 5𝑘.
Kalikan kedua sisi dengan dua dan kita dapatkan
(2.2) 2𝑘+1 > 10𝑘.
Perhatikan bahwa kami mencoba membuktikan 2𝑘+1 > 5(𝑘 + 1). Sekarang
5(𝑘 + 1) = 5𝑘 + 5, jadi jika kita bisa menunjukkan 10𝑘 ≥ 5𝑘 + 5 kita bisa
menggunakan (2.2) untuk melengkapi buktinya.
Sekarang 10𝑘 = 5𝑘 + 5𝑘 dan 𝑘 ≥ 5 dari (2.1) jadi 𝑘 ≥ 1 dan karenanya 5𝑘 ≥ 5.
Karena itu
10𝑘 = 5𝑘 + 5𝑘 ≥ 5𝑘 + 5 = 5(𝑘 + 1)
Demikian
2𝑘+1 > 10𝑘 ≥ 5(𝑘 + 1)
Jadi
(2.3) 2𝑘+1 > 5(𝑘 + 1).
yaitu, 𝑃(𝑛) berlaku ketika 𝑛 = 𝑘 + 1. Jadi dengan asumsi hipotesis induksi
(2.1) kami telah membuktikan (2.3). Jadi kami telah menetapkan PMI (b).

Kami telah menetapkan bahwa bagian (a) dan (b) PMI berlaku untuk hal ini
𝑃(𝑛) dan 𝑛0 . Jadi PMI memberi tahu kita bahwa 𝑃(𝑛) berlaku untuk 𝑛 ≥ 5.
Yaitu, 2𝑛 > 5𝑛 berlaku untuk 𝑛 ≥ 5.

Sekarang saya memberikan bukti yang lebih ramping.


Dalil 2.2. Jika 𝑛 ≥ 5 maka 2𝑛 > 5𝑛.
Bukti #2. Kami membuktikan proposisi dengan induksi pada variabel 𝑛. Jika 𝑛 =
5 kita memiliki 25 > 5 . 5 atau 32 > 25 yang mana itu benar.
Menganggap
2𝑛 > 5𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 5 ≤ 𝑛 ≤ 𝑘 (hipotesis induksi)
Ambil 𝑛 = 𝑘, kita punyai
2𝑘 > 5𝑘.
Mengalikan kedua sisi dengan 2 dan kita dapatkan
2𝑘+1 > 10𝑘.
Sekarang 10𝑘 = 5𝑘 + 5𝑘 dan 𝑘 ≥ 5 jadi 𝑘 ≥ 1 dan oleh karena itu 5𝑘 ≥ 5.
Karenanya
10𝑘 = 5𝑘 + 5𝑘 ≥ 5𝑘 + 5 = 5(𝑘 + 1).
Karena itu
2𝑘+1 > 10𝑘 ≥ 5(𝑘 + 1)
Oleh karena itu
2𝑘+1 > 5(𝑘 + 1)
Karenanya dari PMI kita dapat menyimpulkan bahwa 2𝑛 > 5𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑛 ≥ 5.
8 bagian utama dari pembuktian dengan induksi:
1. Pertama, nyatakan proposisi apa yang akan Anda buktikan. Awali pernyataan
dengan Proposisi, Teorema, Lemma, Konsekuensi, Fakta, atau Untuk
Membuktikan:.
2. Tulis bukti atau Pf. setiap mengawali pembuktianmu.
3. Katakan bahwa Anda akan menggunakan induksi (beberapa bukti tidak
menggunakan induksi!) dan jika tidak jelas dari pernyataan untuk
mengidentifikasi proposisi dengan jelas 𝑃(𝑛), pernyataan harus dibuktikan,
variabel 𝑛 dan nilai awal 𝑛0 . Meskipun ini biasanya jelas, terkadang hal-hal
ini mungkin tidak jelas. Dan, tentu saja, variabelnya tidak perlu menjadi 𝑛.
Itu dapat diwakili dengan berbagai cara.
4. Buktikan bahwa 𝑃(𝑛) berlaku ketika 𝑛 = 𝑛0 .
5. Asumsikan bahwa 𝑃(𝑛) berlaku untuk 𝑛0 ≤ 𝑛 ≤ 𝑘. Asumsi ini disebut
dengan hipotesis induksi.
6. Gunakan hipotesis induksi dan apa pun yang diketahui benar untuk
membuktikan bahwa 𝑃(𝑛) berlaku ketika 𝑛 = 𝑘 + 1.
7. Simpulkan bahwa sejak kondisi PMI telah terpenuhi maka 𝑃(𝑛) berlaku
untuk 𝑛 ≥ 𝑛0 .
8. Tulis QED atau ∎ atau // atau sesuatu untuk mengindikasikan bahwa Anda
telah menyelesaikannya bukti anda.
Latihan 2.1. Buktikan bahwa 4𝑛 < 2𝑛 untuk semua bilangan bulat positif 𝑛 ≥ 5.
Pembahasan
Misalkan 𝑃(𝑛) menyatakan pernyataan 4𝑛 < 2𝑛 .
1. 𝑃(5) adalah pernyataan 4 ∙ 5 < 25 , atau 20 < 32, yang bernilai benar.
2. Anggap 𝑃(𝑘) benar. Sehingga hipotesis induksi kita adalah 4𝑘 < 2𝑘 .
Kita akan menggunakan hipotesis ini untuk menunjukkan bahwa 𝑃(𝑘+1)
benar, yaitu 4(𝑘 + 1) < 2𝑘+1 .
Sehingga kita mulai dengan bentuk ruas kiri pertidaksamaan tersebut dan
menggunakan hipotesis induksi untuk menunjukkan bahwa bentuk tersebut
kurang dari bentuk yang berada di ruas kanan. Untuk 𝑛 ≥ 5 kita mendapatkan
4(𝑘 + 1) = 4𝑘 + 4 Sifat distributif
< 2𝑘 + 4 Hipotesis induksi
< 2𝑘 + 4k Karena 𝟒 < 𝟒𝒌
< 2𝑘 + 2𝑘 Hipotesis induksi
= 2 ∙ 2𝑘
= 2𝑘+1 Sifat eksponen
Sehingga 𝑃(𝑘+1) mengikuti 𝑃(𝑘), sehingga kita telah melakukan langkah
induksi.
Setelah kita membuktikan langkah 1 dan 2, kita dapat menyimpulkan dengan
menggunakan Prinsip Induksi Matematika bahwa 𝑃(𝑛) benar untuk semua
bilangan bulat 𝑛 ≥ 5.

1 1 1 𝑛
Latihan 2.2. Buktikan bahwa 1∙2 + 2∙3 + ⋯ + 𝑛(𝑛+1) = (𝑛+1) untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.

Pembahasan
1. Untuk n = 1
𝑃(1) = 1
𝑛 𝑛
𝑃(1) =𝑛(𝑛+1) 𝑃(1) = (𝑛+1)
1 1
= 1(1+1) = (1+1)
1 1
= 1 (2) =2
1
=2
Jadi, 𝑃(𝑛) benar untuk n = 1 …. (1)
1 1 1 𝑘
2. Untuk 𝑛 = 𝑘 maka 1∙2 + 2∙3 + ⋯ + 𝑘(𝑘+1) = (𝑘+1), benar

3. Akan dibuktikan benar untuk 𝑛 = 𝑘 + 1


1 1 1 𝑘 (𝑘+1)
𝑃(𝑘 + 1) = 1∙2 + 2∙3 + ⋯ + 𝑘(𝑘+1) + (𝑘+1)(𝑘+1+1) 𝑃(𝑘 + 1) =(𝑘+1+1)
𝑘 𝑘
= 𝑘+1 + (𝑘+1)(𝑘+2)
(𝑘+2)(𝑘)+1
= (𝑘+1)(𝑘+2)

𝑘 2 +2𝑘+1
= (𝑘+1)(𝑘+2)
(𝑘+1)(𝑘+1)
= (𝑘+1)(𝑘+2)
(𝑘+1)
= (𝑘+2)
(𝑘+1)
= (𝑘+2)
(𝑘+1)
= (𝑘+1+1)

Jadi, 𝑃(𝑛) benar untuk 𝑛 = (𝑘 + 1) …. (2)


Dari persamaan (1) dan (2) didapatkan bahwa 𝑃(𝑛) adalah benar umtuk
semua 𝑛 ∈ ℕ

1
Latihan 2.3. Buktikan bahwa 13 + 23 + ⋯ + 𝑛3 = [2 𝑛(𝑛 + 1)]2 untuk semua

𝑛 ∈ ℕ.
Pembahasan
1. Untuk n = 1
1 1
𝑛3 = 13 [2 𝑛(𝑛 + 1)]2 = [2 ∙ 1 (1 + 1)]2
=1 1
= (2 ∙ 2)2

= (1)2
=1
Jadi, 𝑃(𝑛) benar untuk n = 1 …. (1)
2. Untuk 𝑛 = 𝑘
1
13 + 23 + ⋯ + 𝑘 3 = [2 𝑘(𝑘 + 1)]2 , benar
1
3. Akan dibuktikan benar untuk 𝑛 = 𝑘 + 1 maka [2 (𝑘 + 1)(𝑘 + 1 + 1)]2 =
1
(𝑘 + 1)2 (𝑘 + 2)2
4

𝑃(𝑘 + 1) = 13 + 23 + ⋯ + 𝑘 3 + (𝑘 + 1)3
1
= [2 ∙ 𝑘(𝑘 + 1)]2 + (𝑘 + 1))3
1
= 𝑘 2 (𝑘 + 1)2 + (𝑘 + 1)3
4
1
= 4 (𝑘 + 1)2 [𝑘 2 + 4(𝑘 + 1)]
1
= (𝑘 + 1)2 (𝑘 2 + 4𝑘 + 4)
4
1
= 4 (𝑘 + 1)2 (𝑘 + 2)2
1
= [2 (𝑘 + 1)(𝑘 + 1 + 1)]2

Jadi, 𝑃(𝑛) benar untuk n = k + 1 …. (2)


Dari persamaan (1) dan (2) didapatkan bahwa 𝑃(𝑛) = 13 + 23 + ⋯ + 𝑛3 =
1
[2 𝑛(𝑛 + 1)]2 adalah benar untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.

Latihan 2.4. Buktikan bahwa 𝑛! < 2𝑛 untuk semua bilangan bulat positif 𝑛 ≥ 4.
Pembahasan
Misalkan 𝑃(𝑛) merupakan notasi untuk pernyataan 𝑛! < 2𝑛 .
1. Pertama kita harus menunjukkan bahwa 𝑃(4) benar. Padahal 𝑃(4)
menyatakan 4! < 24
Karena 4! = 4 ∙ 3 ∙ 2 ∙ 1 = 24 dan 24 = 16, maka 𝑃(4) benar.
2. Kita anggap bahwa 𝑃(𝑘):𝑘! < 2𝑘 benar. Kita akan tunjukkan 𝑃(𝑘) +
1: (𝑘 + 1)! > 2𝑘+1 juga benar.
(𝑘 + 1)! = (𝑘 + 1) ∙ 𝑘!
> (𝑘 + 1) ∙ 2𝑘
> 2 ∙ 2𝑘
= 2𝑘+1
Sehingga pada langkah induksi ini dapat melihat bahwa kebenaran 𝑃(𝑘)
mengakibatkan 𝑃(𝑘 + 1). Jadi, dari langkah 1 dan 2, kita dapat
menyimpulkan dengan induksi matematika bahwa 𝑃(𝑛) bernilai benar untuk
𝑛 ≥ 4.
Latihan 2.5. Buktikan bahwa 3 + 11 + ⋯ + (8𝑛 − 5) = 4𝑛2 − 𝑛 untuk semua
𝑛 ∈ ℕ.
Pembahasan
1. Untuk 𝑛 = 1
8𝑛– 5 = 8 ∙1– 5 4𝑛2 − 𝑛 = 4 ∙ 12
= 3 =3
Jadi, 𝑃(𝑛) benar untuk 𝑛 = 1 …. (1)
2. Untuk 𝑛 = 𝑘
3 + 11 + ⋯ + (8𝑘 − 5) = 4𝑘 2 − 𝑘, benar
3. Akan dibuktikan benar untuk 𝑛 = 𝑘 + 1  4(𝑘 + 1)2 − (𝑘 + 1)
= 4(𝑘 2 + 2𝑘 + 1)2 − (𝑘 + 1)
= 4 𝑘 2 + 8𝑘 + 4 − (𝑘 + 1)
𝑃(𝑘 + 1) = 3 + 11 + ⋯ + (8𝑘 − 5) + [8(𝑘 + 1) − 5
= 4 𝑘 2 − 𝑘 + 8𝑘 + 8 − 5
= 4 𝑘 2 + 8𝑘 − 𝑘 + 3
= 4 𝑘 2 + 8𝑘 + 4 − 𝑘 − 1
= 4( 𝑘 2 + 2𝑘 + 1) − (𝑘 + 1)
= 4 (𝑘 + 1)2 − (𝑘 + 1)
Jadi, 𝑃(𝑛) benar untuk 𝑛 = 𝑘 + 1 …. (2)
Dari persamaan (1) dan (2) didapatkan bahwa 𝑃(𝑛) = 3 +
11 + ⋯ + (8𝑛 − 5) = 4𝑛2 − 𝑛 adalah benar untuk semua
𝑛 ∈ ℕ.
Bab 3
Sifat Keterbagian Dasar

Definisi 3.1. 𝑑 | 𝑛 berarti terdapat bilangan bulat k sehingga 𝑛 = 𝑑𝑘. 𝑑 ∤ 𝑛


berarti bahwa 𝑑 | 𝑛 salah.
𝑎
Perhatikan bahwa 𝑎 | 𝑏 ≠ 𝑎/𝑏. Ingat bahwa 𝑎 / 𝑏 mewakili pecahan 𝑏.

𝑑 | 𝑛 dapat dibaca dengan salah satu cara berikut:


1. 𝑑 membagi 𝑛.
2. 𝑑 adalah pembagi 𝑛.
3. 𝑑 adalah faktor dari 𝑛.
4. 𝑛 adalah kelipatan dari 𝑑.
Jadi, lima pernyataan berikut ini adalah setara, mereka adalah cara yang berbeda
untuk menyebutkan hal yang sama.
1. 2 | 6.
2. 2 membagi 6.
3. 2 adalah pembagi 6.
4. 2 adalah faktor dari 6.
5. 6 adalah kelipatan dari 2.
Definisi akan memainkan peran penting dalam bab ini. Siswa harus mempelajari
semua definisi dan dapat menyatakannya dengan tepat. Cara alternatif untuk
menyatakan definisi 𝑑 | 𝑛 adalah sebagai berikut.
Definisi 3.2. 𝑑 | 𝑛 ⇔ 𝑛 = 𝑑𝑘 untuk beberapa 𝑘.
atau mungkin
Definisi 3.3. 𝑑 | 𝑛 jika 𝑛 = 𝑑𝑘 untuk beberapa 𝑘.
Perlu diingat bahwa kita mengasumsikan semua huruf 𝑎, 𝑏, . . . , 𝑧 mewakili
bilangan bulat. Kalau tidak, kita harus menambahkan fakta ini ke definisi kita.
Seseorang mungkin terkadang melihat definisi berikut.
Definisi 3.4. 𝑑 | 𝑛 jika 𝑛 = 𝑑𝑘 untuk beberapa 𝑘.
Perhatikan bahwa ⇔, jika, dan jika dan hanya jika, semua memiliki arti yang
sama. Dalam definisi seperti Definisi 3.4 jika diartikan berarti jika dan hanya jika.
Itu harus ditekankan bahwa semua definisi di atas dapat diterima. Ambil
pilihanmu. Tetapi hati-hati membuat definisi sendiri.

Theorema 3.1 (Sifat Keterbagian). Jika 𝑛, 𝑚 dan 𝑑 adalah bilangan bulat maka
pernyataan berikut ini berlaku:
1. 𝑛 | 𝑛 (semua membagi diri sendiri)
Terdapat 1 ∈ ℤ sedemikian sehingga 𝑛 = 1 . 𝑛 . Jadi 𝑛 | 𝑛
2. 𝑑 | 𝑛 dan 𝑛 | 𝑚 ⟹ 𝑑 | 𝑚 (transitivitas)
Diketahui 𝑑 | 𝑛 dan 𝑛 | 𝑚, artinya terdapat 𝑎, 𝑏 ∈ ℤ sedemikian sehingga
𝑛 = 𝑎𝑑 dan 𝑚 = 𝑏𝑛. Sehingga diperoleh 𝑚 = 𝑏𝑛 = 𝑏(𝑎𝑑) = (𝑏𝑎)𝑑. Karena
𝑎, 𝑏 ∈ ℤ maka 𝑎𝑏 ∈ ℤ berakibat 𝑑 | 𝑚
3. 𝑑 | 𝑛 dan 𝑑 | 𝑚 ⟹ 𝑑 | 𝑛𝑎 + 𝑚𝑏 untuk semua 𝑎 dan 𝑏 (sifat linieritas)
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ ℤ. Dari yang diketahui, terdapat 𝑥, 𝑦 ∈ ℤ sedemikian
sehingga 𝑛 = 𝑥𝑑 dan 𝑚 = 𝑦𝑑. Karena 𝑎, 𝑏 ∈ ℤ, diperoleh 𝑛𝑎 = 𝑥𝑑𝑎 =
(𝑥𝑎)𝑑 dan 𝑚𝑏 = 𝑦𝑑𝑏 = (𝑦𝑏)𝑑. Sehingga didapat 𝑛𝑎 + 𝑚𝑏 = (𝑥𝑎)𝑑 +
(𝑦𝑏)𝑑 dengan (𝑥𝑎 + 𝑦𝑏) ∈ ℤ. Jadi 𝑑 | 𝑛𝑎 + 𝑚𝑏
4. 𝑑 | 𝑛 ⟹ 𝑎𝑑 | 𝑎𝑛 (sifat perkalian)
5. 𝑎𝑑 | 𝑎𝑛 dan 𝑎 ≠ 0 ⇒ 𝑑 | 𝑛 (sifat pembatalan)
6. 1 | 𝑛 (satu membagi semuanya)
Terdapat 𝑛 ∈ ℤ sedemikian sehingga 𝑛 = 𝑛 . 1 . Jadi 1 | 𝑛
7. 𝑛 | 1 ⇒ 𝑛 = ±1 (1 dan -1 adalah satu-satunya pembagi 1)
Andaikan 𝑛 ≠ ±1. Akan dicari 𝑚 ∈ ℤ sedemikian sehingga 1 = 𝑚𝑛.
Karena 𝑛 ≠ ±1 dan 𝑛 ∈ ℤ, berakibat tidak ada m yang memenuhi
sedemikian sehingga 1 = 𝑚𝑛. Jadi, haruslah 𝑛 = ±1.
Diketahui 𝑛 = ±1. Jelas bahwa 𝑛 | 1
8. 𝑑 | 0 (semuanya membagi 0)
Terdapat 0 ∈ ℤ sedemikian sehingga 0 = 0 . 𝑑 . Jadi 𝑑 | 0
9. 0 | 𝑛 ⇒ 𝑛 = 0 (0 hanya membagi 0)
10. Jika 𝑑 dan 𝑛 adalah positif dan 𝑑 | 𝑛 maka 𝑑 ≤ 𝑛 (sifat perbandingan)
Latihan 3.1. Tunjukkan bahwa 11𝑛 − 6 habis dibagi 5 untuk setiap nilai n
bilangan asli. Gunakan pembuktian dengan induksi matematika.
Pembahasan
Misalkan P (n) = 11𝑛 − 6 habis dibagi 5.
Untuk n = 1
Maka P (1) = 11𝑛 − 6 = 111 − 6 = 11 − 6 = 5 (habis dibagi 5)
Untuk n = k
Maka P (k) = 11𝑘 − 6 diasumsikan habis dibagi 5
Dengan demikian untuk m bilangan asli berlaku
11𝑘 − 6 = 5m atau 11𝑘 = 5m + 6 ......... (1)
Untuk n = k +1
Maka P (k +1) = 11𝑘+1 − 6 akan dibuktikan habis dibagi 5
P (k +1) = 11𝑘+1 − 6
= 11𝑘 111 − 6
= 11𝑘 111 − 6
= 11 𝑥 11𝑘 − 6
= 11 𝑥 (5𝑚 + 6) − 6
= 55𝑚 + 66 − 6
= 55𝑚 + 60
= 5 (11𝑚 + 12) (bilangan kelipatan 5 / habis dibagi 5)
Sehingga untuk P (k + 1) terbukti benar
Dari pembuktian n = 1, n = k, dan n = k + 1, maka terbukti bahwa 11𝑛 − 6 habis
dibagi 5.

Latihan 3.2. Tunjukkan bahwa 4007𝑛 − 1 habis dibagi 2003 untuk setiap nilai n
bilangan asli.
Pembahasan
Misalkan P(n) = 4007𝑛 − 1 habis dibagi 2003
Untuk n = 1
Maka P(1) = 40071 − 1 = 4007 − 1 = 4006 (habis dibagi 2003)
Untuk n = k
Maka P(k) = 4007𝑘 − 1 diasumsikan habis dibagi 2003
Dengan demikian untuk m bilangan asli berlaku
4007𝑘 − 1 = 2003𝑚 atau 4007𝑘 = 2003𝑚 + 1 ....... (1)
Untuk n = k+1
Maka P (k + 1) = 4007𝑘+1 − 1 akan dibuktikan habis dibagi 2003
P (k + 1) = 4007𝑘+1 − 1
= 4007𝑘 − 4007 − 1
= (2003𝑚 + 1) 𝑥 4007 − 1
= (2003𝑚 𝑥 4007 + 4007) − 1
= 2003𝑚 𝑥 4007 + 4006
= 2003 𝑥 4007𝑚 + 2003 𝑥 2
= 2003 𝑥 (4007𝑚 + 2) (bilangan kelipatan 2003/habis dibagi 2003)
Sehingga untuk P(k+1) terbukti benar
Dari pembuktian n = 1, n = k, dan n = k + 1, maka terbukti secara benar bahwa
4007𝑛 − 1 habis dibagi 2003.

Latihan 3.3. Tunjukkan bahwa 𝑥 𝑛 − 1 habis dibagi 𝑥 − 1 untuk setiap nilai n


bilangan asli.
Pembahasan
Misalkan P(n) = 𝑥 𝑛 − 1 habis dibagi 𝑥 − 1
Untuk n = 1
P(1) = 𝑥1 − 1= 𝑥 − 1 ( habis dibagi 𝑥 − 1 )
Untuk n = k
Ingat bahwa : 𝑥 2 − 1 = (𝑥 − 1) (𝑥 + 1)
𝑥 3 − 1= (𝑥 − 1) (𝑥 2 + 𝑥 + 1)
𝑥 4 − 1= (𝑥 − 1) (𝑥 3 + 𝑥 2 + 𝑥 + 1)
Maka P(k) = 𝑥 𝑘 − 1 diasumsikan habis dibagi (𝑥 − 1)
Dengan demikian untuk m bilangan asli berlaku
𝑥 𝑘 − 1 = m (𝑥 − 1) maka 𝑥 𝑘 = m (𝑥 − 1) + 1 atau 𝑥 𝑘 = m𝑥 − 𝑚 + 1 ...... (1)
Untuk n = k + 1
Maka P (k + 1) = 𝑥 𝑘+1 − 1 akan dibuktikan habis dibagi 𝑥 − 1
P (k+1) = 𝑥 𝑘+1 − 1
= 𝑥𝑘 . 𝑥 − 1
= (m𝑥 − 𝑚 + 1)𝑥 − 1
= m𝑥 2 − 𝑚𝑥 + 𝑥 − 1
= (m𝑥 + 1)(𝑥 − 1)
= (𝑥 − 1)(𝑚𝑥 + 1) (menunjukkan dapat dibagi (𝑥 − 1)
Sehingga untuk P (k+1) terbukti benar dapat dibagi (𝑥 − 1)
Dari pembuktian n = 1, n = k, dan n = k + 1, maka terbukti secara benar bahwa
𝑥 𝑛 − 1 habis dibagi 𝑥 − 1.

Latihan 3.4. Tunjukkan bahwa 𝑥 𝑛 − 𝑦 𝑛 habis dibagi 𝑥 − 𝑦 untuk setiap nilai n


bilangan asli.
Pembahasan
Misalkan P(n) = 𝑥 𝑛 − 𝑦 𝑛 habis dibagi 𝑥 − 𝑦
Untuk n = 1
P(1) = 𝑥1 − 𝑦1 = 𝑥 − 𝑦 ( habis dibagi 𝑥 − 𝑦 )
Untuk n = k
Ingat bahwa : 𝑥 2 − 𝑦 2 = (𝑥 − 𝑦) (𝑥 + 𝑦)
𝑥 3 − 𝑦 3 = (𝑥 − 𝑦) (𝑥 2 + 𝑥𝑦 + 𝑦 2 )
𝑥 4 − 𝑦 3 = (𝑥 − 𝑦) (𝑥 3 + 𝑥 2 𝑦 + 𝑥𝑦 2 + 𝑦 3)
Maka P(k) = 𝑥 𝑘 − 𝑦 𝑘 diasumsikan habis dibagi (𝑥 − 𝑦)
Dengan demikian untuk m bilangan asli berlaku
𝑥 𝑘 − 𝑦 𝑘 = m (𝑥 − 𝑦) maka 𝑥 𝑘 = m (𝑥 − 𝑦) + 𝑦 𝑘 ...... (1) dan
𝑦 𝑘 = 𝑥 𝑘 −m (𝑥 − 𝑦) ....... (2)
Untuk n = k + 1
Maka P (k + 1) = 𝑥 𝑘+1 − 𝑦 𝑘+1 akan dibuktikan habis dibagi 𝑥 − 𝑦
P (k+1) = 𝑥 𝑘+1 − 𝑦 𝑘+1
= 𝑥𝑘 . 𝑥 − 𝑦𝑘. 𝑦
= (m (𝑥 − 𝑦) + 𝑦 𝑘 )𝑥 − (𝑥 𝑘 −m (𝑥 − 𝑦)) y
= (m𝑥 − 𝑚𝑦 + 𝑦 𝑘 )𝑥 − (𝑥 𝑘 −m𝑥 + 𝑚𝑦) y
= (m𝑥 2 − 𝑚𝑥𝑦 + 𝑥𝑦 𝑘 ) − (y𝑥 𝑘 − 𝑚𝑥𝑦 + 𝑚𝑦 2 )
= (m𝑥 2 + 𝑥𝑦 𝑘 −y𝑥 𝑘 − 𝑚𝑦 2 )
= (m𝑥 2 − 𝑚𝑦 2 + 𝑥𝑦 𝑘 −y𝑥 𝑘 )
= m(𝑥 2 − 𝑦 2 ) + 𝑥𝑦(𝑦 𝑘−1 − 𝑥 𝑘−1 )
= m(𝑥 − 𝑦)(𝑥 + 𝑦) − 𝑥𝑦(𝑥 𝑘−1 − 𝑦 𝑘−1 )
Perhatikan bahwa m(𝑥 − 𝑦)(𝑥 + 𝑦) habis dibagi (𝑥 − 𝑦) dan 𝑥𝑦(𝑥 𝑘−1 − 𝑦 𝑘−1 )
habis (𝑥 − 𝑦)
Dengan demikian m(𝑥 − 𝑦)(𝑥 + 𝑦) − 𝑥𝑦(𝑥 𝑘−1 − 𝑦 𝑘−1 ) habis dibagi (𝑥 − 𝑦)
Sehingga untuk P (k+1) = 𝑥 𝑘+1 − 𝑦 𝑘+1 terbukti benar dapat dibagi (𝑥 − 𝑦)
Dari pembuktian n = 1, n = k, dan n = k + 1, maka terbukti secara benar bahwa
𝑥 𝑛 − 𝑦 𝑛 habis dibagi 𝑥 − 𝑦 untuk setiap n bilangan asli.

Latihan 3.5. Tunjukan bahwa P(n) = 𝑛(𝑛 + 1)(𝑛 + 5) merupakan kelipatan 3


untuk setiap n bilangan asli.
Pembahasan
Misalkan P(n) = 𝑛(𝑛 + 1)(𝑛 + 5)
Untuk n = 1
P(1) = 1(1 + 1)(1 + 5) = 1𝑥2𝑥6 = 12 ( 12 merupakan kelipatan 3 )
Untuk n = k
Maka P(k) = 𝑘(𝑘 + 1)(𝑘 + 5) diasumsikan kelipatan 3
Untuk n = k + 1
Maka P (k + 1) = (𝑘 + 1)((𝑘 + 1) + 1))((𝑘 + 1) + 5) akan dibuktikan kelipatan
3
P (k+1) = (𝑘 + 1)((𝑘 + 1) + 1))((𝑘 + 1) + 5)
= (𝑘 + 1)(𝑘 + 2)(𝑘 + 6)
= (𝑘 2 + 3𝑘 + 2)(𝑘 + 6)
= (𝑘 3 + 3𝑘 2 + 2𝑘 + 6𝑘 2 + 18𝑘 + 12)
= (𝑘 3 + 9𝑘 2 + 20𝑘 + 12)
= (𝑘 3 + 6𝑘 2 + 5𝑘) + (3𝑘 2 + 15𝐾 + 12)
= 𝑘(𝑘 2 + 6𝑘 + 5) + 3(𝑘 2 + 5𝐾 + 4)
= 𝑘(𝑘 + 1)(𝑘 + 5) + 3(𝑘 2 + 5𝐾 + 4)
Perhatikan bahwa: 𝑘(𝑘 + 1)(𝑘 + 5) habis dibagi 3 dan 3(𝑘 2 + 5𝐾 + 4) habis
dibagi 3
Sehingga untuk P (k+1) terbukti benar habis dibagi 3
Dari pembuktian n = 1, n = k, dan n = k + 1, maka terbukti secara benar bahwa
P(n) = 𝑛(𝑛 + 1)(𝑛 + 5) merupakan kelipatan 3 untuk setiap n bilangan asli.

Anda mungkin juga menyukai