Anda di halaman 1dari 11

Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keterampilan Berbahasa dan Bersastra Indonesia Dosen Pengampu : Dra. Hartati, M.Pd.

Disusun Oleh: 1. Risa Tikdia Setyowati 2. Farida Puput Lestari (1401413452) (1401413453)

3. Eny Ningtyas Kusuma Atmaja (1401413454)

ROMBEL 07 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

Peningkatan Keterampilan Berbahasa 1.1 Pembuka 1.2 Latar Belakang Pada umumnya tujuan pendidikan adalah untuk menciptakan manusia yang berkualitas. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan untuk mencapai tujuan yang dimaksud adalah dengan meningkatkan kualitas pembelajaran. Proses belajar mengajar akan terjadi interaksi timbal balik antara guru dan siswa dan antara siswa dengan siswa itu sendiri. Berhasil tidaknya proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh keberhasilan guru dalam mengajar. Dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah dasar pelajaran bahasa Indonesia di berikan mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang meliputi empat aspek yaitu berbicara, menyimak, mendengar dan menulis. Dengan melihat kenyataan di lapangan, diduga kurangnya ketrampilan berbahasa siswa disebabkan oleh penyajian guru dalam pembelajaran. Apabila hal di atas dibiarkan berlarut-larut maka dapat mengakibatkan dampak seperti menurunnya prestasi belajar siswa. Berbicara merupakan suatu keterampilan, dan keterampilan tidak akan berkembang kalau tidak dilatih secara terus menerus. Oleh karena itu, kepandaian berbicara tidak akan dikuasai dengan baik tanpa dilatih. Apabila selalu dilatih, keterampilan berbicara tentu akan semakin baik. Sebaliknya, kalau malu, ragu, atau takut salah dalam berlatih berbicara, niscaya kepandaian atau keterampilan berbicara itu semakin jauh dari penguasaan.

1.3 Rumusan Masalah 1. Pengertian Keterampilan Berbahasa 2. Jenis-Jenis Keterampilan Berbahasa 3. Manfaat Keterampilan Berbahasa 4. Strategi Peningkatan Keterampilan Berbahasa

2. Pembahasan 2.1 Pengertian Keterampilan Berbahasa Menurut Hoetomo MA (2005:531-532) terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau kecakapan yang disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan untuk mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagaimana diisyaratkan (Suparno, 2001:27)

2.2 Jenis Jenis Keterampilan Berbahasa Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar bahasa, yaitu mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis.

1. Keterampilan Menyimak Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif. Dengan demikian di sini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya. Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu kompleksnya proses pemerolehan keterampilan mendengar tersebut. Berikut ini secara singkat disajikan disekripsi mengenai aspek-aspek yang terkait dalam upaya belajar memahami apa yang kita sajikan dalam bahasa kedua. Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus:

Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short term memory).

Berupaya membedakan bunyi-bunyi yang yang membedakan arti dalam bahasa target. Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intonasi, menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata.

Membedakan dan memahami arti dari kata-kata yang didengar. Mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order patterns) Mendeteksi kata-kata kunci yang mengidentifikasi topic dan gagasan; Menebak makna dari konteks, Mengenal kelas-kelas kata, Menyadari bentuk-bentuk dasar sintaksis, Mengenal perangkat-perangkat kohesif (recognize cohesive devices) Mendeteksi unsur-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, preposisi, dan unsurunsur lainnya.

2. Keterampilan Berbicara Kemudian sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantuan anatara berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat memintal lawan

berbicara, memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian ada pula situasi berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.

Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara, dimana permbicara harus dapat;

Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya.

Menggunakan tekanan dan nada serta intonasi secara jelas dan tepat sehingga pendengar dapat memahami apa yang diucapkan pembicara.

Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat. Menggunakan register atau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan pendengar.

Berupaya agar kalimat-kalimat utama jelas bagi pendengar. Berupaya mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan guna menjelaskan ide-ide utama

Berupaya agar wacana berpautan secara serasi sehingga pendengar mudah mengikuti pembicaraa,

3. Keterampilan Membaca Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengar dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memilki tradisi lireasi yang telah berkembang, seringkali keterampilan membaca dikembangkan secara terintergrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara. Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki oleh pembicara adalah;

Mengenal sistem tulisan yang digunakan. Mengenal kosakata. Menentukan kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topik dan gagasan utama. Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari konteks tertulis. Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya.

Menentukan konstituen-konstiteun dalam kalimat, seperti subjek, predikat, objek, dan preposisi,

Mengenal bentuk-bentuk dasar sintaksis, Merekonstruksi dan menyimpulkan situasi, tujuan-tujuan dan partisipasi, Menggunakan perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik kesimpulankesimpulan

Menggunakan pengetahun dan perangkat-perangkat kohesif leksikal dan gramatikal untuk memahami topic utama atau informasi utama

Membedakan ide utama dan detail-detail disajikan, Menggunakan strategi membaca yang berbeda terhadap tujuan-tujuan membaca yang berbeda, seperti skimming untuk mencari ide-ide utama atau melakukan studi secara mendalam,

4. Keterampilan Menulis Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimatkalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur. Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis, di mana penulis perlu untuk;

Menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan. Memilih kata yang tepat. Menggunakan bentuk kata dengan benar. Mengurutkan kata-kata dengan benar. Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca. Memilih genre tulisan yang tepat sesuai dengan pembaca yang dituju, Mengupayakan ide-ide atau informasi utama didukung secara jelas ole hide-ide atau informasi tambahan,

Menguapayakan, terciptanya paragraph, dan keseluruhan tulisan koheren sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran atau informasi yang disajikan,

Membuat dugaan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca sasaran mengenai subjek yang ditulis dan membuat asumsi mengenai hal-hal yang belum mereka ketahui dan penting untuk ditulis.

Keterampilan menulis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam bidang tulis menulis sehingga tenaga potensial dalam menulis. Keterampilan menulis untuk saat sekarang telah menjadi rebutan dan setiap orang berusaha untuk dapat berperan dalam dunia menulis. Banyak orang berusaha meningkatkan keterampilan menulisnya dengan harapan dapat menjadi penulis handal. http://www.sarjanaku.com/2011/08/keterampilan-berbahasa.html http://darklightandshadow.blogspot.com/2013/05/keterampilan-berbahasa-pengertianjenis.html

2.3 Manfaat Keterampilan Berbahasa Dapat dibayangkan apabila kita tidak memiliki kemampuan berbahasa. Kita tidak dapat mengungkapkan pikiran, tidak dapat mengekspresikan perasaan, dan tidak dapat melaporkan fakta-fakta yang kita amati. Di pihak lain, kita tidak dapat memahami pikiran, perasaan, gagasan, dan fakta yang disampaikan oleh orang kepada kita. Jangankan tidak memiliki kemampuan, seperti yang dikemukakan di atas, kitapun akan mengalami apabila keterampilan berbahasa yang kita miliki tergolong rendah. Sebagai guru, kita akan mengalami kesulitan dalam menyajikan materi pelajaran kepada para siswa bila keterampilan berbicara yang kita miliki tidak memadai atau dipihak lain para siswa akan mengalami kesulitan menangkat pelajaran yang kita sampaikan secara lisan karena keterampilan berbicara yang kta miliki tidak memadai atau karena kemampuan siswa rendah dalam mendengarkan. Begitu juga pengetahuan dan kebudayaan tidak akan dapat disampaikan dengan sempurna, bahkan tidak akan dapat disampaikan dengan sempurna, bahkan tidak akan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya apabila kita tidak dapat memperoleh pengetahuan yang disampaikan para pakar apabila kita tidak memiliki keterampilan membaca yang memadai. Banyak contoh lain yang menunjukkan betapa pentingnya keterampilan berbahasa dalam kehidupan. Bagi seorang menajer misalnya, keterampilan berbicara memegang peran penting. Ia hanya bisa mengelola karyawan di departemen atau organisasi yang dipimpinnya apabila ia memilki keterampilan berbicara. Kepemimpinannya akan berhasil bila didukung pula oleh keterampilan mendengarkan, membaca, dan juga menulis yang berkaitan dengan profesinya. Sebaliknya, jabatan sebagai seorang manajer tidak akan pernah dapat diraih apabila yang bersangkutan tidak dapat meyakinkan otoritas yang berkaitan melalui keterampilannya berbicara dan menulis.

Profesi-profesi di bidang hubungan masyarakat, pemasaran/penjualan, politik, hokum (jaksa, hakim, pengacara) adalah contih-contoh bidang pekerjaan yang mensyaratkan dimilikinya keterampilan berbahsam baik berbicara, menyimak, menulis, dan membaca.

2.4 Strategi Peningkatan Keterampilan Berbahasa 1. Keterampilan Menyimak Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan keterampilan menyimak efektif seperti berikut ini: (1) bersikaplah secara positif; (2) bertindak responsif; (3) cegahlah gangguan-gangguan; (4) simaklah dan ungkaplah maksud pembicara; (5) carilah tanda-tanda yang akan datang; (6) carilah rangkuman pembicaraan terlebih dahulu; (7) nilailah bahan-bahan penunjang; dan (8) carilah petunjuk-petunjuk nonverbal.

Prinsip-prinsip Peningkatan Kemampuan Menyimak Ada perbedaan dalam gaya belajar dari setiap jenis pembelajar. Semua gaya belajar memuat strategi-strategi belajar dan menggambarkan prinsip-prinsip belajar. Dari gambaran ini dan berdasarkan pengembangan keterampilan berbahasa, dapat ditarik beberapa garis panduan umum: a. Kemampuan menyimak meningkat melalui interaksi tatap muka. Melalui interaksi

dalam bahasa Indonesia, pembelajar memiliki kesempatan untuk mendapatkan masukan bahasa yang baru dan kesempatan untuk mengecek kemampuan menyimaknya sendiri. Interaksi tatap muka menyediakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan memaknai bahan simakan. b. Kemampuan menyimak meningkat melalui pemusatan perhatian pada makna dan upaya

mempelajari bahan yang penting dan baru dalam bahasa sasaran. c. Kemampuan menyimak meningkat melalui kegiatan pemahaman. Dengan memusatkan

perhatian pada tujuan-tujuan khusus menyimak, para pembelajar memiliki kesempatan untuk menilai dan merevisi apa yang telah mereka capai. d. Kemampuan menyimak meningkat melalui perhatian terhadap kecermatan dan analisis

bentuk. Dengan belajar memahami bunyi-bunyi dan kata-kata secara cermat pada saat

melakukan aktivitas yang berorientasi pada makna, para pembelajar dapat memperoleh kemajuan. Dengan belajar mendengarkan bunyi-bunyi dan kata-kata secara cermat, mereka memperoleh keyakinan dalam memahami bahan simakan (Rost, 1991: 7). http://nuramalinamamuju.blogspot.com/2012/04/makalah-menyimak-efektif_19.html

2. Keterampilan Berbicara Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan keterampilan berbicara efektif seperti berikut ini: 1. Menggunakan minimal tanggapan Bahasa peserta didik yang kurang percaya diri dalam kemampuan mereka untuk berpartisipasi dengan sukses dalam interaksi lisan sering mendengarkan dalam keheningan sementara yang lain yang bicara. Salah satu cara untuk mendorong peserta didik tersebut untuk mulai berpartisipasi adalah untuk membantu mereka membangun suatu persediaan tanggapan minimal yang mereka dapat digunakan dalam berbagai jenis pertukaran, tanggapan tersebut dapat sangat berguna untuk pemula. Tanggapan Minimal dapat diprediksi bahwa peserta percakapan digunakan untuk menunjukkan pemahaman, perjanjian, keraguan, dan tanggapan lain untuk apa yang dikatakan pembicara lain.. Memiliki stok tanggapan tersebut memungkinkan pelajar untuk fokus pada apa peserta lain katakan, tanpa harus secara simultan rencana tanggapan.

2. Menggunakan bahasa untuk berbicara tentang bahasa Bahasa peserta didik sering terlalu malu atau malu untuk mengatakan sesuatu ketika mereka tidak mengerti pembicara lain atau ketika mereka menyadari bahwa mitra percakapan tidak mengerti mereka. Guru dapat membantu siswa mengatasi keengganan ini dengan meyakinkan mereka bahwa kesalahpahaman dan kebutuhan untuk klarifikasi dapat terjadi pada berbagai tipe interaksi, apapun bahasa peserta tingkat keterampilan. Guru juga dapat memberikan strategi siswa dan frase yang digunakan untuk klarifikasi dan cek pemahaman. Dengan mendorong siswa untuk menggunakan frase klarifikasi di kelas saat terjadi kesalahpahaman, dan dengan menanggapi positif ketika mereka melakukannya, guru dapat menciptakan lingkungan praktek otentik di dalam kelas itu sendiri. Ketika mereka mengembangkan kontrol dari strategi berbagai klarifikasi, siswa akan mendapatkan kepercayaan diri dalam kemampuan mereka untuk mengelola berbagai situasi komunikasi yang mungkin mereka hadapi di luar kelas.

Setelah mengetahui langkah-langkah atau strategi dalam meningkatkan kemampuan berbicara, maka kemampuan berbicara diharapkan dapat meningkat. Kemampuan berbicara sangat penting dalam kehidupan manusia pada umumnya. Kemampuan berbicara yang baik dapat menunjang segala aktifitas yang ada, contohnya: 1. Sebagai calon guru tentunya harus memiliki kemampuan berbicara yang baik agar dalam menyampaikan materi kepada siswa akan berjalan dengan baik. 2. Ketika dihadapkan pada suatu forum, seminar dan diskusi dipastikan sang partisipan harus memiliki kemampuan berbicara yang sangat baik. Karena di dalam forum tersebut tentunya sang partisipan diajak unuk berargumen yang didukung dengan kemampuan berbicara yang baik. 3. Pada situasi wawancara, kemampuan berbicara yang baik tentu diperlukan untuk menunjang kemampuan menjawab pertanyaan dalam wawancara. Dari ketiga contoh di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kemampuan berbicara yang baik sangat penting dalam setiap situasi tertentu.

3. Keterampilan Membaca Setiap guru haruslah dapat membantu serta membimbing para siswa untuk mengembangkan serta meningkatkan ketrampilan-ketrampilan yang mereka butuhkan dalam membaca. Menurut Supriyadi (1991: 117) usaha yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan ketrampilan membaca itu antara lain: 1. a. Guru dapat menolong para pelajar memperkaya kosa kata mereka dengan jalan: Memperkenalkan sinonim kata-kata, antonym kata-kata, parapharase, kata-kata yang berdasar sama; b. c. d. Memperkenalkan imbuhan, yang mencakup awalan, sisipan, dan akhiran; Mengira-ngira atau menerka makna kata-kata dari konteks atau hubungan kalimat; Kalau perlu, menjelaskan arti sesuata kata abstrak densan mempergunakan daerah atau bahasa ibu siswa. 2. Guru dapat membantu para siswa untuk memahami maksud struktur-struktur kata, kalimat , dan sebagainya dengan cara-cara yang telah dikemukakan di atas, disertai latihan seperlunya. 3. Kalau perlu guru dapat memberikan serta menjelaskan kawasan atau pengertian kiasan, ungkapan, pepatah, peribahasa dan lain-lain dalam bahasa daerah atau ibu.

4.

Guru dapat menjamin serta memastikan pemahaman para siswa dengan berbagai pertanyaan.

5. a. b.

Guru dapat meningkatkan kecepatan membaca para, dengan cara sebagai berikut Kalau siswa disuruh membaca dalam hati, ukurlah waktu membaca tersebut; Haruslah diusahakan agar waktu tersebut bertambah singkat serta efisien secara teratur sepanjang tahun;

c.

Haruslah dihindarkan gerakan-gerakan bibir pada saat membaca dalam hati, hal itu tidak baik dan tidak perlu dilakukan para siswa.

d.

Haruslah dijelaskan tujuan khusus, tujuan membaca bahan bacaan tertentu kepada para siswa. Mereka harus dapat menemukan dari bahan bacaan jawaban terhadap beberapa pertanyaan, atau beberapa kata atau sesuatu ide, pendapat atau pikiran utama (pikiran pokok), dan sebagainya. Singkatnya, dalam mengembangkan serta meningkatkan ketrampilan membaca para

siswa maka guru mempunyai tanggung jawab berat, paling tidak meliputi 6 hal utama yaitu: 1. Memperluas pengalaman para siswa sehingga mereka akan memahami keadaan dan seluk-beluk tentang kebahasaan; 2. 3. 4. Mengajarkan bunyi-bunyi (bahasa) dan makna-makna kata-kata baru; Mengajarkan hubungan bunyi bahasa dan lambang atau simbol; Membantu para siswa memahami struktur-struktur (termasuk struktur kalimat yang biasanya begitu mudah bagi siswa); 5. Mengajarkan ketrampilan-ketrampilan pemahaman(comprehension skill) kepada para siswa; 6. Membantu para siswa untuk meningkatkan kecepatan dalam membaca.

Kaswanti, Purwo Bambang. 1997. Pokok-pokok Pengajaran Bahasa dan Kurikulum 1994 Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Mulyati, Yeti 2005. Pendidikan Bahasa Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka. Supriyadi, 1991. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Departemen pendidikan dan Kebudayaan. Tarigan, Djago. 2004. Pendidikan Keterampilan Berbahasa Jakarta: Universitas Terbuka. http://hella-byte.blogspot.com/2013/05/makalah-meningkatkan-kemampuan-membaca.html

Simpulan Keterampilan berbahasa ada empat aspek yaitu keterampilan berbicara, menyimak, menulis, dan membaca. Mendengarkan dan berbicara merupakan aspek keterampilan berbahasa ragam lisan, sedangkan membaca dan menulis merupakan aspek ktereampilan berbhasa ragam tulis. Mendengarkan dan membaca adalah keterampilan berbahasa bersifat reseptif, sedangkan berbicara dan menulis adalah keterampilan berbahasa bersifat produktif. Untuk menguasai keempat jenis keterampilan berbahasa tersebut seseorang harus menguasai keterampilan mikro. Dalam berbicara si pengirim pesan mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa lisan. Kemudian, dalam menyimak si penerima pesan berupaya member makna terhadap bahasa lisan yang disampaikan orang lain. Selanjutnya, dalam menulis si pengirim pesan mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa tulis. Di pihak lain, dalam membaca si penerima pesan berupaya member makna terhadap bahasa tulis yang disampaikan orang lain. Dalam mengirimkan pesan, antara lain si pengirim harus memiliki keterampilan dalam melakukan proses encoding. Sebaliknya dalam menerima pesan si penerima harus memilki keterampilan dalam melakukan proses decoding. Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi dalam masyarakat yang keberhasilannya, antara lain bergantung pada tingkat keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang, misalnya profesi sebagai manajer, jaksa, pengecara, guru, dan wartawan. Karena manfaat keterampilan berbahasa yang sangat besar bagi kehidupan maka kemampuan berbahasa indonesia peserta didik haruslah ditingkatkan guna meningkatkan prestasi dan

Anda mungkin juga menyukai