Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRATIKUM MAGIC LEMON PEA TEA

KELAS : XI MIPA 7

ANGGOTA KELOMPOK : (2)

1. NANIS FARWATI

2. NOVI YUNIRA

3. NURAZIZAH

SMAN 1 CIHAURBEUTI

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KABUPATEN CIAMIS

2021
A. TUJUAN

1. Membuat minuman magic lemon pea tea

2. Menjelaskan fenomena pada magic lemon pea tea

B. DASAR TEORI

1. Indikator asam – basa


-Indikator alami
-Mempunyai kadar vitamin C
-Bunga telang dan air lemon

2.Bunga telang
Bunga telang (Clitoria ternatea) ialah bunga bertipe inflorescentia
centrifuga/definite/cymosa (bunga majemuk berbatas) dimana bentuk
bunganya seperti anak payung dan menggarpu. Clitoria ternatea
bermahkota warna biru/ungu/merah dengan putik serta benang sarinya
tersembunyi yang merupakan ciri khasnya. Tanaman bunga telang
(Clitoria ternatea) adalah tanaman perennial merambat yang dapat tumbuh
hingga mencapai ketinggian 2 – 3 m. Batang tumbuh melilit, berbulu halus
dengan pangkal batang berkayu. Batang tanaman muda memiliki warna
hijau, batang yang tua putih dan kusam. Sistem akarnya akar tunggang
yang kuat dengan memiliki percabangan akar lateral yang terdiri dari
banyak rambut pada akar (Kosai et al., 2015). Daun majemuk dan berduri
dengan pertulangan daun menyirip. Jumlah anak daun berkisar antara 3 – 9
lembar, berwarna hijau dan berbentuk elips. Daunnya berpangkal runcing
dan ujungnya tumpul. Panjang tangkai daun 2 – 2.5 cm dan terdapat daun
penumpu pada ketiak daun dengan panjang 4 mm (Dwiputri, 2018).
Tanaman ini berbunga tunggal dan umumnya berwarna biru hingga
biru tua dan ungu muda dengan warna putih pada bagian tengah dan juga
ada yang berwarna putih dengan warna oranye pada bagian tengahnya.
Tangkai bunga pendek dengan ukuran berkisar 4 – 5 cm. Buah polong
berbentuk pipih dan memanjang dengan ujung tajam berbentuk seperti
paruh, panjangnya 5 – 13 cm, lebarnya 0.65 –12mm, umumnya berbiji 8-
10 biji. Bijinya coklat kekuning-kuningan/kehitam-hitaman, bentuknya
hampir bulat. Memiliki stamen (10 stamen), terdiri dari 7 stamen pada
berkas pertama dan 3 stamen pada berkas kedua. Putiknya mempunyai
bentuk pipih gepeng layaknya daun. Berkelopak 5 kelopak yang berkaitan
pada 2 lingkaran sedangkan memiliki 3 mahkota yang saling melekat
(Purba, 2020).
Bunga telang (Clitoria ternatea) mempunyai warna selain ungu
yaitu biru ada juga merah dikarenakan terkandung anthocyanin di
dalamnya. Kandungan fitokimia anthocyanin tersebut mempunyai kadar
konstan/kestabilan yang bagus sehingga mampu digunakan untuk pewarna
nonsintetik di dunia industri pangan. Senyawa flavonol/flavonoid pada
Clitoria ternatea (bunga telang) mampu digunakan untuk sumber vitamin
C/antioksidan (Makasana et al., 2017).
Mengandung antioksidan, yang bisa memproteksi sel sehat, di
dalam tubuh. Dan juga mengandung sekitar 51-52% asam oleat. Beberapa
studi menyatakan, asam oleat mampu mengurangi peradangan, dan
memiliki efek positif, untuk mengurangi resiko terkena kanker. ( Hussain,
1998)
3. Air lemon
Buah lemon merupakan tanaman yang memiliki manfaat sebagai
antioksidan alami karena memiliki kandungan vitamin C, asam sitrat,
minyak atsiri, bioflavonoid, polifenol, kumarin, flavonoid, dan minyak-
minyak volatil pada kulitnya seperti limonen (±70%), α-terpinen, α-pinen,
β-pinen, serta kumarin, dan polifenol. Penelitian lain dilakukan oleh
( Krisnawan et al.,2017), mengungkapkan bahwa ekstak kulit (Citrus
limon) dan (Citrus sinensis) memiliki aktivitas atioksidan.
Buah lemon (Citrus limon) diketahui mengandung berbagai macam
senyawa fitokimia. Fitokimia adalah zat kimia nabati non-nutrisi yang
memiliki berbagai sifat pencegah penyakit. Beberapa kandungan fitokimia
pada buah lemon (Citrus limon)
4. Reaksi antara ekstrak bunga telang dan air lemon
Air berfungsi sebagai bahan yang dapat mendispersikan berbagai
senyawa yang terdapat dalam bahan makanan (Winarno, 2004).
Perbandingan air dengan bahan baku memiliki pengaruh terhadap warna,
rasa, dan aroma produk yang dihasilkan. Konsentrasi sari buah yang
terlalu encer akan menyebabkan warna yang diperoleh akan terlihat lebih
pucat, aromanya kurang khas, dan rasa dari bahan baku kurang terasa.
Begitu pula bila bahan baku terlalu banyak maka akanmenimbulkan
beberapa permasalahan yang berbeda. (Yulia, 2006).
Gula pasir atau sukrosa adalah hasil dari penguapan nira tebu
(Saofficinarum). Gula pasir berbentuk Kristal berwarna putih dan
mempunyai rasa manis. Gula pasir mengandung sukrosa 97,1%, gula
reduksi 1,24%, kadar air 0,61%, dan senyawa organic bukan gula 0,7%
(Suparmo dan Sudarmanto,1991).
Didalam teknologi pangan , sukrosa dapat berperan sebagai
pemanis, pengawet, substrat fermentasi serta dapat untuk memodifikasi
tekstur (Birch and Parker, 1979).

C. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan
2. Panaskan air terlebih dahulu
3. Masukkan beberapa bunga telang kedalam gelas
4. Tuangkan air panas secukupnya
5. Diamkan 10 menit, sampai birunya benar-benar terlihat
6. Larutkan air gula sampai mendidih
7. Potong lemon menjadi beberapa bagian
8. Lalu air gula dicampurkan dengan air perasan lemon
9. Tuangkan air campuran gula dan lemon ke dalam gelas dan tambahkan
es batu secukupnya
10. Masukkan teh bunga telang ke dalam gelas yang berisi campuran air
lemon dan gula
11. Berikan sedotan dan hiasan
12. Aduk minuman teh magic bunga telang hingga berubah warna
13. Minuman magic lemon pea tea pun siap disajikan

D . PEMBAHASAN
Dalam hasil bereksperimen ini kami membuat magic lemon pea
tea. Kami sekelompok membuat minuman ini dirumah Nanis. Menurut
kelompok kami bereksperimen ini sangat mudah karen bahan-bahannya
mudah ditemui dan dalam pembuatannya juga tidak ada kendala. Dalam
eksperimen ini kita juga mengetahui zat-zat yang ada dalam minuman
tersebut.
Bunga telang merupakan tanaman asli dari Asia Tenggara yang
memiliki warna ungu dan biru. Warna ini dapat diindikasikan mengandung
antosianin dan klorofil yang dapat digunakan sebagai indikator titrasi asam
basa. Antosianin dan klorofil dapat berubah warna pada pH tertentu karena
adanya gugus kromofor dan auksokrom. Metode ekstraksi senyawa
antosianin dan klorofil yang digunakan adalah meserasi dengan berbagai
pelarut selama 24 jam. Pelarut yang digunakan yaitu akuades, etanol 70%,
campuran akuades dengan asam asetat 25% (7:1), serta campuran etanol
70% dengan asam asetat 25% (7:1). Pada penelitian ini dilakukan
identifikasi gugus fungsi dengan FTIR pada sampel bunga telang kering,
identifikasi senyawa antosianin pada ekstrak bunga telang kering
menggunakan instrumentasi UV-Vis dan KLT, penentuan trayek pH
dengan larutan penyangga pH 1-12, uji kualitas ekstrak bunga telang
kering dalam berbagai pelarut dengan titrasi asam-basa dan uji waktu
simpan selama 4 minggu. Karakterisasi menggunakan FTIR menunjukkan
adanya gugus alkohol, alkena, dan karbonil. Identifikasi senyawa
menggunakan UV-Vis yang menunjukkan adanya antosianin dan klorofil.
KLT menunjukkan jenis antosianin berupa sianidin dan pelargonidin.
Trayek pH yang dihasilkan berupa perubahan warna pada asidimetri pH 3-
5 dengan menunjukkan warna ungu sedangkan untuk alkalimetri pada pH
8-9 dengan menunjukkan warna hijau kekuningan, pH di bawah 3
menunjukkan warna merah sedangkan pH di atas 9 akan menunjukkan
warna kuning dan pH 6-7 menunjukkan warna biru kehijauan. Hasil ektrak
bunga telang kering yang mendekati nilai titrasi asam basa dengan
fenoftalein dan metil jingga adalah ekstrak dengan menggunakan
campuran etanol 70% dan asam asetat 25% (7:1) dengan menunjukkan
galat paling kecil. Uji waktu simpan 4 minggu menunjukkan bahwa
ekstrak bunga telang kering dalam campuran etanol 70% dan asam asetat
25% (7:1) dapat digunakan selama 4 minggu.
Ekstrak daun bunga telang (Clitoria ternatea) dapat menjadi solusi
pengobatan herbal bagi penderita diabetes. Ekstrak daun ini dapat
menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan kadar insulin pada tubuh
manusia. Bunga telang juga berpotensi sebagai anti kanker karena
memiliki flavonoid dengan kandungan kaempferol yang memiliki potensi
tersebut. (Jacob dan Latha, 2012).
Menurut Widowati (2008), antioksidan berupa vitamin C
bermanfaat dapat mengurangi kerusakan oksidatif pada penderita diabetes.
Vitamin C mencegah komplikasi diabetes dengan penghambatan produksi
sorbitol. Vitamin C bekerja sebagai antioksidan yang mampu mencegah
timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung, kanker, dan infeksi.
Vitamin C juga juga dapat mencegah timbulnya katarak karena dapat
mecegah oksidasi protein dilensa mata. Air berfungsi sebagai bahan yang
dapat mendispersikan berbagai senyawa yang terdapat dalam bahan
makanan (Winarno, 2004). Perbandingan air dengan bahan baku memiliki
pengaruh terhadap warna, rasa, dan aroma produk yang dihasilkan.
Konsentrasi sari buah yang terlalu encer akan menyebabkan warna yang
diperoleh akan terlihat lebih pucat, aromanya kurang khas, dan rasa dari
bahan baku kurang terasa. Begitu pula bila bahan baku terlalu banyak
maka akan menimbulkan beberapa permasalahan yang berbeda. (Yulia,
2006). Gula pasir atau sukrosa adalah hasil dari penguapan nira tebu
(Saccharum officinarum). Gula pasir berbentuk Kristal berwarna putih dan
mempunyai rasa manis. Gula pasir mengandung sukrosa 97,1%, gula
reduksi 1,24%, kadar air 0,61%, dan senyawa organic bukan gula 0,7%
(Suparmo dan Sudarmanto,1991). Didalam teknologi pangan , sukrosa
dapat berperan sebagai pemanis, pengawet, substrat fermentasi serta dapat
untuk memodifikasi tekstur (Birch an Parker, 1979).
E . KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum magic lemon pea tea yang dilaksanakan
pada tanggal 08 April 2021 di Sukasetia didapatkan bahwa bunga telang
dijadikan sebagai indikator asam-basa karena pigmen warna merubah
warnanya ketika ditetesi asam atupun basa dan pewarna alami
F . DAFTAR PUSTAKA
Kosai, H. et al. (2015) ‘Incidence and risk factors of childhood
pneumonia-like episodes in Biliran Island, Philippines .
-A community-based study’, PLoS ONE, 10(5), pp. 1–19. doi:
10.1371/journal.pone.0125009
.Dwiputri, M. C. (2018) ‘Pengaruh lama waktu fermentasi terhadap
total asam terrtitrasi, total flavonoid dan aktivitass antioksidan kombucha
bunga telang (Clitoria terrnatea L)’, Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), pp. 1689–1699. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
Purba, E. C. (2020) ‘Kembang Telang ( Clitoria ternatea L .):
Pemanfaatan dan Bioaktivitas’, EduMatSains, 4(2), pp. 111-124 .
Makasana, J. et al. (2017) ‘Extractive determination of bioactive
flavonoids. from butterfly pea (Clitoria ternatea Linn.)’, Research on
Chemical. Intermediates43(2),pp. 783–799. doi: 10.1007/s11164-016-
2664-y.
Hussain S and Devi KS., fatty acids compopsition oft three plant
species:
Clitoria ternatea, mandulea suberosa and Ruta chalapensis, J. Oil
Tech. Assoc. India.
Jacob L and Latha MS., 2012, Anticancer activity of Clitoria
ternatea Linn, agains Dalton limphoma, Int. J. Pharm. Phytochem.
Widowati, S.B.A., S. Santosa, dan A. Budiyanto. 2008.
Karakterisasi Mutu dan Indeks Glikemik Beras Beramilosa Rendah dan
Tinggi. BB Padi.
Sukamadi.Wikipedia. 2013. Teh Herbal. http://id
.wikipedia.org/wiki/Teh_Herbal. Akses: 14 Agustus 2018.
Winarno, F.G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. PT.Gramedia.
Jakarta.
Yulia, A., (2006). Tugas Akhir Pengaruh Konsentrasi Sukrosa dan
Perbandingan Air dengan Bahan Baku Terhadap Karakteristik Sirup
Birch GG, KJ Perker. (1979). Sugar: Science and Technology.
Applied Science Publisher LTD. London.
Suparmo dan Sudarmanto, (1991). Proses Pengolahan Tebu. UGM.
Yogyakarta.
H . DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai