Anda di halaman 1dari 15

RANGKUMAN PERSAMAAN BERNOULLI

FLUIDA DAN TERMAL

ADAM FALDI NUGROHO 210512520041


DHEO ALFAREZA 210512520028
DIMAS MAHENDRA FERNINDIAN 210512520037

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
OKTOBER 2021
PERSAMAAN BERNOULLI

Kali ini kita akan membahas topik tentang hukum Bernoulli dan aplikasinya pada sayap
pesawat terbang. Terdapat beberapa penerapan hukum Bernoulli dalam kehidupan kita.
Tahukah prinsip kerja sayap pesawat terbang? konsep/prinsip/hukum fisika apakah yang
berlaku di sana? Untuk lebih memahaminya silahkan sahabat fisioner mempelajari topik
hukum Bernoulli dan aplikasinya pada sayap pesawat terbang berikut ini.
A. Konsep Hukum Bernoulli
Bernoulli mengetahui tentang teoerema usaha-energi. Menurut teorema ini, fluida dapat
berpindah dari 1 ke 2. Usaha adalah gaya kali perpindahan (W = F∆s). Agar usaha w
positif, beda gaya ∆F = F1 – F2 haruslah bernilai positif. Gaya adalah tekanan kali luas
penampang (F = pA), sehingga agar beda gaya ∆F positif, ∆F = p 1A1 – p2A2 harus positif.
dari sinilah Bernoulli menemukan besaran ketiga yang berhubungan dengan usaha positif
yang dilakukan fluida, yaitu tekanan p sehingga fluida dapat berpindah dari 1 ke 2
walaupun energi mekanik di 1 lebih kecil daripada energi mekanik di 2.
Melalui penggunaan teorema usaha-energi yang melibatkan besaran p (mewakili usaha),
besaran aliran pada fluida v (mewakili energi kinetik), dan besaran ketinggian terhadap
acuan h (mewakili energi potensial), akhirnya Bernoulli berhasil menurunkan persamaan
yang menghubungkan ketig besaran ini secara sistematis, yaitu

p1 + 1/2ρv12 + ρgh1 = p2 + 1/2ρv22 + ρgh2

Jika anda perhatikan 1/2ρv2 mirip dengan energi kinetik EK = 1/2mv2 dan ρgh mirip
dengan energi potensial EP = mgh. Ternyata, 1/2ρv2 tak lain adalah energi kinetik per
satuan volume (ingat ρ = m/V) dan ρgh tak lain adalah energi potensial per satuan
volume.
Oleh karena itu, persamaan p1 = 1/2ρv12 + ρgh1 = p2 + 1/2ρv22 + ρgh2 dapat dinyatakan
sebagai berikut:

p + 1/2ρv2 + ρgh = konstan

Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan (p), energi kinetik per satuan
volume (v), dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada setipa
titik sepanjang suatu garis arus.
1. Kasus untuk fluida tak bergerak (fluida statis)
Untuk fluida tak bergerak, kecepatan v1 = v2 = 0, sehingga persamaan p1 + 1/2ρv12
+ ρgh1 = p2 + 1/2ρv22 + ρgh2 menjadi:

p1 + 1/2ρv12 + 0 = p2 + 1/2ρv22 + 0
p1 – p2 = ρg (h2-h1)

Persamaan ini adalah bentuk lain dari persamaan tekanan hidrostatis dalam cairan.

2. Kasus untuk fluida yang mengalir (fluida dinamis) dalam pipa mendatar
Dalam pipa mendatar (horizontal) tidak terdapat perbedaan ketinggian di antara
bagian-bagian fluida. Ini berarti, ketinggian h1 = h2 dan persamaan p1 + 1/2ρv12 +
ρgh1 = p2 + 1/2ρv22 + ρgh2 menjadi:

p1 + 1/2ρv12 + 0 = p2 + 1/2ρv22 + 0
p1 – p2 = 1/2ρ (v22 – v12)

Persamaan di atas menyatakan bahwa jika v2 > v1, maka p1 > p2. Ini berarti bahwa
di tempat yang kelajuan alirannya besar, tekanan kecil. Sebaliknya, di tempat yang
kelajuan alirannya kecil, tekanan besar. Pernyataan ini telah anda kenal
sebelumnya sebagai asas Bernoulli.

B. Penerapan Hukum Bernoulli


1. Tangki air bocor
Di rumah kamu pasti ada tangki air seperti itu. Bayangin, deh, jika suatu hari,
orangtua kamu memanggil kamu dan minta untuk menguras tangki itu. Apa yang
kamu lakukan? Ya, betul. Nangis kejer. Oke. Bercanda. Kamu hanya tinggal
membuka lubang kecil di bagian bawah tangki supaya airnya keluar kan.
Masalahnya, berapa lama kamu harus menunggu sampai si air habis?
Kita bisa mencari tahu hal tersebut menggunakan Hukum Bernoulli. Dengan
persamaan Bernoulli, kamu bisa mencari tahu berapa kecepatan air yang keluar
dari lubang kecil itu.
Syaratnya satu: buka tutup tangki air di bagian atas. Jika tangki tersebut tidak
punya tutup dan ada bagian yang berlubang, artinya, kedua bagian itu akan
langsung 'bertemu' dengan atmosfer di udara. Maka, tekanan yang ada di bagian
itu, sama-sama berasal dari tekanan atmosfer. Sehingga, rumus Bernoulli-nya bisa
kita ubah menjadi:

p1 + 1/2ρv12 (bagian atas) + ρgh1 (bagian atas) = p2 + 1/2ρv22 (lubang) + ρgh2


(lubang)

Nah, karena luas permukaan bagian atas tangki jauh lebih besar daripada luas
permukaan lubang di bawah. Artinya, air yang berada di bagian atas tangki tidak
banyak bergerak. Maka, kita bisa anggap kecepatannya (v) sama dengan nol. Jadi,
kita bisa ganti lagi rumus Bernoullinya menjadi:

0 + ρgh (bagian atas) = ½ρv2 (lubang) + ρgh (lubang)

Kalau sudah begini, kita bisa hilangkan massa jenisnya menjadi:

gh (bagian atas) = 1/2v2 (lubang) + gh (lubang)

2. Mengendarai sepeda motor


Siapa yang pernah liat orang naik motor, lalu bagian belakang bajunya terbang
dan menggembung? Hal itu juga membuktikan hukum Bernoulli, lho. Ketika kita
mengendarai sepeda motor dalam keadaan ngebut, maka kecepatan udara di
bagian depan dan samping tubuh kamu besar. Sebaliknya, kecepatan udara di
belakang tubuh kamu lebih kecil. Alhasil, tekanan udara di belakang tubuh kamu
menjadi lebih besar daripada di depan. Nah, perbedaan tekanan udara inilah yang
membuat udara mendorong baju kamu ke belakang, sehingga menjadi
menggembung.
3. Menekan selang air
Nah, hal yang satu ini pasti sering banget kamu liat deh. Kalau lagi nyiram
tanaman, pasti kita suka 'menekan' ujung selang air biar pancuran airnya semakin
jauh. Nah, hal ini berkaitan dengan persamaan Bernoulli. Kamu pasti ingat dong
bagaimana semakin kecil luas permukaan suatu benda, maka akan semakin besar
tekanannya.
Sekarang coba kamu angkat selang air, lalu arahkan ke tanganmu. Setelahnya,
letakkan jempol kamu hingga setengah lubangnya tertutupi. Sesuai dengan hukum
Bernoulli, dengan membuat luas permukaannya mengecil (menaruh jempol
setengah menutup lubang) maka kecepatan air yang keluar dari selang akan lebih
kencang sehingga menyebabkan energi kinetiknya akan semakin besar. Makanya,
jadi lebih sakit kalau kena tangan.

4. Cerobong asap
Seperti yang udah kita bahas di atas pada konsep motor, Hukum Bernoulli
menyatakan hubungan kecepatan dan tekanan berbanding terbalik. Hal ini terdapat
pada cerobong asap pusat industri.
Cerobong asap yang baik akan tersambung ke ruangan yang tertutup. Karena
ruangan itu tertutup, maka tidak ada udara yang berhembus, yang menyebabkan
tekanannya menjadi besar. Sehingga, secara tidak langsung asap akan 'tertekan'
naik ke atas cerobong.
Begitu juga pada bagian atas cerobong. Karena bagian atas cerobong didesain
terbuka, maka angin di luar bangunan akan meniup bagian atas cerobong,
sehingga tekanan udara di sekitarnya menjadi kecil dan asap bisa terbuang keluar.

5. Gaya angkat pesawat terbang


Dengan memperhatikan cara burung terbang, orang kemudian berusaha
menirunya untuk mewujudkan impian manusia terbang tinggi di angkasa. Tanggal
17 Desember 1903, di Kitty Hawk, North Carolina, Amerika Serikat, Wright
bersaudara berhasil menerbangkan pesawat terbang bermesin pertama di dunia.
Keduanya berhasil terbang selama 59 detik dan menempuh jarak 300 meter.
Hanya beberapa puluh tahun setelah itu, tepatnya 1964, dunia telah mengenal
pesawat terbang intai strategis high altitude SR-71 Blackbird dengan tiga kali
kecepatan suara dan dapat menempuh jarak 4830 km.
Pesawat terbang memiliki bentuk sayap mirip sayap burung, yaitu melengkung
dan lebih tebal di bagian depan daripada di bagian belakangnya. Bentuk sayap
seperti itu dinamakan aerofoil. Tidak seperti sayap burung, sayap pesawat tidak
dapat dikepak-kepakkan. Karena itu, udara harus dipertahankan mengalir melalui
kedua sayap pesawat terbang. Ini dilakukan oleh mesin pesawat yang
menggerakkan maju pesawat menyongsong udara. Mesin pesawat lama
menggunakan mesin baling-baling, sedangkan yang modern menggunakan mesin
jet.
Bentuk aerofil pesawat terbang menyebabkan garis arus seperti gambar di atas.
Garis arus pada sisi bagian atas lebih rapat daripada sisi bagian bawah, yang
berarti kelajuan alir udara pada sisi bagian atas pesawat (v2) lebih besar daripada
sisi bagian bawah sayap (v1). Sesuai dengan asas Bernoulli, tekanan pada sisi
bagian atas (p2) lebih kecil dari pada sisi bagian bawah (p2) karena kelajuan
udaranya lebih besar. Beda tekanan p1 – p2 menghasilkan gaya angkat sebesar:

F1 – F2 = (p1 – p2)A

Dengan A merupakan luas penampang total sayap.


Jika nilai p1 – p2 dari persamaan p1 – p2 = 1/2ρ (v22 – v12). Kita masukkan pada
persamaan di atas, kita peroleh:

F1 – F2 = 1/2ρ (v22 – v12)A

Dengan ρ adalah massa jenis udara.


Pesawat terbang dapat terangkat ke atas jika gaya angkat lebih besar daripada
berat pesawat. Jadi apakah suatu pesawat dapat terbang atau tidak bergantung
pada berat pesawat, kelajuan pesawat, dan ukuran sayapnya. Makin besar
kecepatan pesawat, makin besar kecepatan udara, dan ini berarti v22 – v12
bertambah besar, sehigga gaya F1 – F2 makin besar. Demikian juga makin besar
ukuran sayap (A), makin besargaya angkatnya.
Supaya pesawat dapat terangkat, gaya angkat harus lebih besar daripada berat
pesawat (F1 – F2 > mg). Jika pesawat telh berada pada ketinggian tertentu dan
pilot ingin memprtahankan ketinggiannya (melayang di udara), kelajuan pesawat
harus di atur sedemikian rupa sehingga gaya angkat sama dengan berat peswat (F 1
– F2 = mg).
C. Keterbatasan Hukum Bernoulli
Namun, tentunya terdapat banyak keterbatasan dari hukum ini karena proses
penyederhanaanya yang cukup banyak dalam menjabarkanya, berikut adalah batasan-
batasan dari hukum Bernoulli:
1) Aliran steady (tunak) : yaitu aliran yang tidak berubah-ubah terhadap waktu, misalkan
terjadi perubahan pola kecepatan dan tekanan tiap detik maka hukum Bernoulli tidak
berlaku.
2) Aliran inviscid: yaitu aliran dengan viskositas yang diabaikan, perlu kita ketahui
bahwa pada setiap aliran fluida pasti akan terdapat efek “menempel” antara molekul
fluida dengan fluida lainya maupun dengan diding solid. hal ini tidak terakomodasi
oleh persamaan Bernoulli.
3) Tidak ada input daya mekanik: Maksudnya tidak terdapat gangguan berupa putaran
pompa, kompressor, fan dll yang mengubah pola aliran.
4) Aliran incompressible: yaitu aliran dengan massa jenis yang tidak berubah-ubah,
misalkan pada udara dengan kecepatan rendah (<0.3 kecepatan suara) ataupun aliran
liquid secara umum.
5) Tidak ada perpindahan kalor: yaitu tidak terjadi interaksi penambahan atau
pengurangan enegi dalam bentuk perubahan temperatur atau massa jenis yang
mengubah pola aliran.
6) Aliran sepanjang streamline: poin ini cukup penting; persamaan Bernoulli hanya
berlaku untuk aliran yang dirunut dari inlet hingga outlet tanpa jalur aliran yang
terputus baik karena separasi atau percabangan pipa.
D. Pendapat Kelompok
Hukum Bernoulli yaitu, saat aliran fluida meningkat, tekanan fluida tersebut akan turun.
Dengan demikian, energi potensial yang dimiliki fluida juga akan turun. Sebaliknya, saat
kecepatan aliran fluida turun, tekanan fluida akan naik.
Hukum ini ternyata bisa diaplikasikan untuk berbagai jenis aliran fluida asalkan
memenuhi syarat berikut ini:
1) Fluidanya tidak dapat dimampatkan (incompressible).
2) Fluidanya tidak memiliki viskositas.
3) Aliran fluidanya tetap (steady).
4) Aliran fluidanya berjenis laminar (tetap dan tidak membentuk pusaran).
5) Tidak ada hilang energi akibat gesekan antara fluida dan dinding serta turbulen.
6) Tidak ada transfer energi kalor.
Soal-Soal

1. Diketahui sebuah penampung air yang berlubang pada bagian dasarnya memiliki
ketinggian permukaan air sebesar 120 cm dari dasar penampung. Hitunglah kecepatan
aliran air pada lubang tersebut!
Pembahasan:
p1 = p2
ρ air = 100 kg/m3
g = 10 m/s2
h1 = 120 cm = 1,2 m
v1 =0
p1 + 0 + ρg (1,2) = p2 + 1/2 pv22 +0
ρg(1,2) = 1/2pv22
10 . (1,2) = 1/2pv22
v2 = √2 . 10 . 1,2
= 4,89 m/s

2.

Luas penampang besar 10 cm2 dan penampang kecil 5 cm2. Apabila kecepatan aliran air
pada pipa besar 2 m/s dengan tekanan 40 Kpa, maka tekanan pada pipa kecil adalah…
(ρair = 1000 kg/m3)
Pembahasan:
A1 = 10 cm2
A2 = 5 cm2
h1 =0
h2 = 60 cm = 0,6 m
v1 = 2 m/s
g = 10 m/s2
P1 = 40 Kpa = 40.000 pa
ρair = 1000 kg/m3
A1 . v1  = A2 . v2
10 . 2 = 5 . v2
v2  = 20 / 5 = 4 m/s
P1 + ρgh1 + 1/2 ρv12 = P2 + ρgh2 + 1/2 ρv22
40 Kpa + 1000 . 10 . 0 + 1/2 . 1000 . 22  = P2 + 1000 . 10 . 0,6 + 1/2 . 1000 . 42
40.000 + 2000 = P2 + 6000 + 8000
P2 = 42.000 – 14.000 = 28.000 pa = 28 Kpa

3.

Posisi pipa besar adalah 5 m diatas tanah dan pipa kecil 1 m diatas tanah. Kecepatan
aliran pada pipa besar adalah 36 km/jam dengan tekanan 9,1 x 105 Pa, sedangkan
tekanan dipipa yang kecil 2 x 105 Pa, maka kecepatan air pada pipa kecil adalah

Pembahasan:

v1 = 36 km/jam = 10 m/s

P1 = 9,1 x 105 Pa

P2 = 2 x 105 Pa

ρ= 1000 kg/m3
h1 = 5 m

h2 = 1 m

P1 + ρgh1 + 1/2 ρv12  = P2 + ρgh2 + 1/2 ρv22


9,1 x 105 Pa + 1000 . 10 . 5 + 1/2 . 1000 . 102 = 2 x 105 Pa + 1000 . 10 . 1 + 1/2 . 1000 .
v22
910.000 + 50.000 + 50.000 = 200.000 + 10.000 + 500 v22
1.010.000 = 210.000 + 500 v22
500 v22  = 1.010.000 – 210.000 = 800.000
v22  = 800.000 / 500 = 1.600
v2 = √ 1.600    = 40 m/s

4.

Air dipompa memasuki bagian bawah pipa dan mengalir ke atas dengan kecepatan 1
m/s (g = 10 m/s2 dan massa jenis air 1.000 kg/m3). Bila tekanan pada bagian atas pipa
52,5 kPa, maka besar tekanan pada bagian bawah pipa adalah

Pembahasan:

v1 = 1 m/s

P1 = 52,5 kPa = 52.500 Pa

ρ= 1000 kg/m3

h1 = 0 m

h2 = 2 m

r1 = 12 cm maka A1 = π r12 = 144π cm2


r2 = 6 cm maka A2 = π r22 = 36π cm2

A1 . v1  = A2 . v2


144π cm2 . 1 m/s= 36π cm2 . v2
v2  = 144π / 36π = 4 m/s

P1 + ρgh1 + 1/2 ρv12  = P2 + ρgh2 + 1/2 ρv22


P1 + 1000 . 10 . 0 + 1/2 . 1000 . 12  = 52.500 + 1000 . 10 . 2 + 1/2 . 1000 . 42
P1 + 500 = 52.500 + 20.000 + 8.000
P1 + 500 = 80.500
P1  = 80.500 – 500 = 80.000 Pa
P1  = 80 kPa

5. Sebuah penampung air yang cukup besar memiliki ketinggian permukaan air 70 cm dari
dasar penampung air. Ternyata penampung air tersebut memiliki lubang pada dasarnya
karena sudah termakan usia.
Berapa besar kecepatan aliran air pada lubang tersebut?
Pembahasan:
h1  = 70 cm = 0,7 m
P1 = P2 ; v1  = 0
ρair = 1000 Kg/m3
g = 10 m/s2 
P1 + 1/2ρv12 + ρgh1  = P2 + 1/2ρv22 + ρgh2
P1 + 0 + ρ.g(0.7m) = P2 + 1/2ρv22 + 0
ρ.g(0.7m) = 1/2ρv22 
10.(0.7m) = 1/2v22
v2 = √2.10.0,7
= 3,74 m/s

6. Dua pipa yang terhubung memiliki luas penampang yang berbeda. Bila terdapat air yang
melewati pipa tersebut maka kecepatan pada penampang 1 sebesar 3 m/s dengan P1 =
12300 Pa, sedangkan bila melewati penampang 2 kecepatan airnya sebesar 0.75 m/s.
penampang 2 1,2 m lebih tinggi dibandingkan penampang 1.
Tentukan besar tekanan pada penampang 2!
Pembahasan:

v1 = 3 m/s

P1  = 12300 Pa 

v2  = 0.75 m/s

h2  = 1.2 m

g = 9,8m/s2

P1 + 1/2ρv12 + ρgh1  = P2 + 1/2ρv22 + ρgh2


12300 Pa + ½(1000)(3)2 + 0  = P2 + ½(1000)(0,75)2 + (1000)(9,8)(1,2)
P2  = 12300 Pa + ½(1000)(3)2 – ½(1000)(0,75)2 – (1000)
(9,8)(1,2)
P2  = 4.080 Pa

7. Pipa yang digunakan menyalurkan air menempel pada sebuah dinding rumah seperti
terlihat pada gambar berikut! Perbandingan luas penampang pipa besar dan pipa kecil
ialah 4 : 1.
Posisi pipa besar adalah 5 m diatas tanah dan pipa kecil 1 m diatas tanah. Laju kecepatan
aliran air pada sebuah pipa besar ialah 36 km/jam dan bertekanan tekanan 9,1 x 105 Pa.
Jika (ρair = 1000 kg/m3) maka tentukan:
Kecepatan air pada pipa kecil?
Selisih tekanan pada kedua pipa?
Tekanan pada pipa kecil?
Pembahasan:
h1 =5m
h2 =1m
v1 = 36 km/jam = 10 m/s
P1 = 9,1 x 105 Pa
A1 : A2 =4:1
Kecepatan air
A1 v1 = A2 v2
(4)(10) = (1)(v2)
v2 = 40 m/s

Selisih kedua pipa


P1 ½ ρv12 + ρgh1 = P2 1 ½ ρv22 + ρgh2
P1 – P2 = 1/2 ρ(v22 – v12) + ρg(h2 – h1)
P1 – P2 = 1/2(1000)(402 − 102) + (1000)(10)(1 − 5)
P1 – P2 = (500)(1500) − 40000 = 750000 – 40000
P1 – P2 = 710000 Pa = 7,1 x 105 Pa
Tekanan pada pipa kecil
P1 – P2 = 7,1 x 105
9,1 x 105 – P2 = 7,1 x 105
P2 = 2,0 x 105 Pa

8. Perhatikan tangki air dengan lubang kebocoran di bawah ini!

Jarak lubang ke tanah adalah 10 m dan jarak lubang ke permukaan air adalah 3,2 m.
Maka tentukanlah

Kecepatan keluarnya air?

Jarak mendatar paling jauh yang dicapai air?

Waktu yang diperlukan air bocoran untuk sampai ke tanah?

Pembahasan:

Kecepatan air

v = √2gh

= √2.10.3,2
= 8 m/s

Jarak mendatar paling jauh

X = 2 √(hH)

= 2√(3,2 x 10)

= 8√2 m

Waktu yang diperlukan:

t = √(2H/g)

= √(2(10)/(10))

= √2 sekon

Anda mungkin juga menyukai