Kali ini kita akan membahas topik tentang hukum Bernoulli dan aplikasinya pada sayap
pesawat terbang. Terdapat beberapa penerapan hukum Bernoulli dalam kehidupan kita.
Tahukah prinsip kerja sayap pesawat terbang? konsep/prinsip/hukum fisika apakah yang
berlaku di sana? Untuk lebih memahaminya silahkan sahabat fisioner mempelajari topik
hukum Bernoulli dan aplikasinya pada sayap pesawat terbang berikut ini.
A. Konsep Hukum Bernoulli
Bernoulli mengetahui tentang teoerema usaha-energi. Menurut teorema ini, fluida dapat
berpindah dari 1 ke 2. Usaha adalah gaya kali perpindahan (W = F∆s). Agar usaha w
positif, beda gaya ∆F = F1 – F2 haruslah bernilai positif. Gaya adalah tekanan kali luas
penampang (F = pA), sehingga agar beda gaya ∆F positif, ∆F = p 1A1 – p2A2 harus positif.
dari sinilah Bernoulli menemukan besaran ketiga yang berhubungan dengan usaha positif
yang dilakukan fluida, yaitu tekanan p sehingga fluida dapat berpindah dari 1 ke 2
walaupun energi mekanik di 1 lebih kecil daripada energi mekanik di 2.
Melalui penggunaan teorema usaha-energi yang melibatkan besaran p (mewakili usaha),
besaran aliran pada fluida v (mewakili energi kinetik), dan besaran ketinggian terhadap
acuan h (mewakili energi potensial), akhirnya Bernoulli berhasil menurunkan persamaan
yang menghubungkan ketig besaran ini secara sistematis, yaitu
Jika anda perhatikan 1/2ρv2 mirip dengan energi kinetik EK = 1/2mv2 dan ρgh mirip
dengan energi potensial EP = mgh. Ternyata, 1/2ρv2 tak lain adalah energi kinetik per
satuan volume (ingat ρ = m/V) dan ρgh tak lain adalah energi potensial per satuan
volume.
Oleh karena itu, persamaan p1 = 1/2ρv12 + ρgh1 = p2 + 1/2ρv22 + ρgh2 dapat dinyatakan
sebagai berikut:
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan (p), energi kinetik per satuan
volume (v), dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada setipa
titik sepanjang suatu garis arus.
1. Kasus untuk fluida tak bergerak (fluida statis)
Untuk fluida tak bergerak, kecepatan v1 = v2 = 0, sehingga persamaan p1 + 1/2ρv12
+ ρgh1 = p2 + 1/2ρv22 + ρgh2 menjadi:
p1 + 1/2ρv12 + 0 = p2 + 1/2ρv22 + 0
p1 – p2 = ρg (h2-h1)
Persamaan ini adalah bentuk lain dari persamaan tekanan hidrostatis dalam cairan.
2. Kasus untuk fluida yang mengalir (fluida dinamis) dalam pipa mendatar
Dalam pipa mendatar (horizontal) tidak terdapat perbedaan ketinggian di antara
bagian-bagian fluida. Ini berarti, ketinggian h1 = h2 dan persamaan p1 + 1/2ρv12 +
ρgh1 = p2 + 1/2ρv22 + ρgh2 menjadi:
p1 + 1/2ρv12 + 0 = p2 + 1/2ρv22 + 0
p1 – p2 = 1/2ρ (v22 – v12)
Persamaan di atas menyatakan bahwa jika v2 > v1, maka p1 > p2. Ini berarti bahwa
di tempat yang kelajuan alirannya besar, tekanan kecil. Sebaliknya, di tempat yang
kelajuan alirannya kecil, tekanan besar. Pernyataan ini telah anda kenal
sebelumnya sebagai asas Bernoulli.
Nah, karena luas permukaan bagian atas tangki jauh lebih besar daripada luas
permukaan lubang di bawah. Artinya, air yang berada di bagian atas tangki tidak
banyak bergerak. Maka, kita bisa anggap kecepatannya (v) sama dengan nol. Jadi,
kita bisa ganti lagi rumus Bernoullinya menjadi:
4. Cerobong asap
Seperti yang udah kita bahas di atas pada konsep motor, Hukum Bernoulli
menyatakan hubungan kecepatan dan tekanan berbanding terbalik. Hal ini terdapat
pada cerobong asap pusat industri.
Cerobong asap yang baik akan tersambung ke ruangan yang tertutup. Karena
ruangan itu tertutup, maka tidak ada udara yang berhembus, yang menyebabkan
tekanannya menjadi besar. Sehingga, secara tidak langsung asap akan 'tertekan'
naik ke atas cerobong.
Begitu juga pada bagian atas cerobong. Karena bagian atas cerobong didesain
terbuka, maka angin di luar bangunan akan meniup bagian atas cerobong,
sehingga tekanan udara di sekitarnya menjadi kecil dan asap bisa terbuang keluar.
F1 – F2 = (p1 – p2)A
1. Diketahui sebuah penampung air yang berlubang pada bagian dasarnya memiliki
ketinggian permukaan air sebesar 120 cm dari dasar penampung. Hitunglah kecepatan
aliran air pada lubang tersebut!
Pembahasan:
p1 = p2
ρ air = 100 kg/m3
g = 10 m/s2
h1 = 120 cm = 1,2 m
v1 =0
p1 + 0 + ρg (1,2) = p2 + 1/2 pv22 +0
ρg(1,2) = 1/2pv22
10 . (1,2) = 1/2pv22
v2 = √2 . 10 . 1,2
= 4,89 m/s
2.
Luas penampang besar 10 cm2 dan penampang kecil 5 cm2. Apabila kecepatan aliran air
pada pipa besar 2 m/s dengan tekanan 40 Kpa, maka tekanan pada pipa kecil adalah…
(ρair = 1000 kg/m3)
Pembahasan:
A1 = 10 cm2
A2 = 5 cm2
h1 =0
h2 = 60 cm = 0,6 m
v1 = 2 m/s
g = 10 m/s2
P1 = 40 Kpa = 40.000 pa
ρair = 1000 kg/m3
A1 . v1 = A2 . v2
10 . 2 = 5 . v2
v2 = 20 / 5 = 4 m/s
P1 + ρgh1 + 1/2 ρv12 = P2 + ρgh2 + 1/2 ρv22
40 Kpa + 1000 . 10 . 0 + 1/2 . 1000 . 22 = P2 + 1000 . 10 . 0,6 + 1/2 . 1000 . 42
40.000 + 2000 = P2 + 6000 + 8000
P2 = 42.000 – 14.000 = 28.000 pa = 28 Kpa
3.
Posisi pipa besar adalah 5 m diatas tanah dan pipa kecil 1 m diatas tanah. Kecepatan
aliran pada pipa besar adalah 36 km/jam dengan tekanan 9,1 x 105 Pa, sedangkan
tekanan dipipa yang kecil 2 x 105 Pa, maka kecepatan air pada pipa kecil adalah
Pembahasan:
P2 = 2 x 105 Pa
ρ= 1000 kg/m3
h1 = 5 m
h2 = 1 m
4.
Air dipompa memasuki bagian bawah pipa dan mengalir ke atas dengan kecepatan 1
m/s (g = 10 m/s2 dan massa jenis air 1.000 kg/m3). Bila tekanan pada bagian atas pipa
52,5 kPa, maka besar tekanan pada bagian bawah pipa adalah
Pembahasan:
v1 = 1 m/s
ρ= 1000 kg/m3
h1 = 0 m
h2 = 2 m
5. Sebuah penampung air yang cukup besar memiliki ketinggian permukaan air 70 cm dari
dasar penampung air. Ternyata penampung air tersebut memiliki lubang pada dasarnya
karena sudah termakan usia.
Berapa besar kecepatan aliran air pada lubang tersebut?
Pembahasan:
h1 = 70 cm = 0,7 m
P1 = P2 ; v1 = 0
ρair = 1000 Kg/m3
g = 10 m/s2
P1 + 1/2ρv12 + ρgh1 = P2 + 1/2ρv22 + ρgh2
P1 + 0 + ρ.g(0.7m) = P2 + 1/2ρv22 + 0
ρ.g(0.7m) = 1/2ρv22
10.(0.7m) = 1/2v22
v2 = √2.10.0,7
= 3,74 m/s
6. Dua pipa yang terhubung memiliki luas penampang yang berbeda. Bila terdapat air yang
melewati pipa tersebut maka kecepatan pada penampang 1 sebesar 3 m/s dengan P1 =
12300 Pa, sedangkan bila melewati penampang 2 kecepatan airnya sebesar 0.75 m/s.
penampang 2 1,2 m lebih tinggi dibandingkan penampang 1.
Tentukan besar tekanan pada penampang 2!
Pembahasan:
v1 = 3 m/s
P1 = 12300 Pa
v2 = 0.75 m/s
h2 = 1.2 m
g = 9,8m/s2
7. Pipa yang digunakan menyalurkan air menempel pada sebuah dinding rumah seperti
terlihat pada gambar berikut! Perbandingan luas penampang pipa besar dan pipa kecil
ialah 4 : 1.
Posisi pipa besar adalah 5 m diatas tanah dan pipa kecil 1 m diatas tanah. Laju kecepatan
aliran air pada sebuah pipa besar ialah 36 km/jam dan bertekanan tekanan 9,1 x 105 Pa.
Jika (ρair = 1000 kg/m3) maka tentukan:
Kecepatan air pada pipa kecil?
Selisih tekanan pada kedua pipa?
Tekanan pada pipa kecil?
Pembahasan:
h1 =5m
h2 =1m
v1 = 36 km/jam = 10 m/s
P1 = 9,1 x 105 Pa
A1 : A2 =4:1
Kecepatan air
A1 v1 = A2 v2
(4)(10) = (1)(v2)
v2 = 40 m/s
Jarak lubang ke tanah adalah 10 m dan jarak lubang ke permukaan air adalah 3,2 m.
Maka tentukanlah
Pembahasan:
Kecepatan air
v = √2gh
= √2.10.3,2
= 8 m/s
X = 2 √(hH)
= 2√(3,2 x 10)
= 8√2 m
t = √(2H/g)
= √(2(10)/(10))
= √2 sekon