Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan adalah sifat minyak atsiri
yang mempengaruhi waktu bakar lilin. Ukuran dan letak sumbu juga mempengaruhi
waktu bakar lilin. Makin besar ukuran sumbu atau makin ke pinggir letak sumbu
lilin makin cepat habis. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa letak sumbu
masing masing formula tidak barada ditengah lilin akibatnya lilin semakin mudah
meleleh dan ukuran sumbu lilin sama dengan sumbu lilin yang beredar dipasaran.

Hasil pengujian pewarna lilin dari bunga telang yang telah dilakukan
didapatkan bahwa pewarna bunga telang tidak memberikan perubahan warna pada
lilin aromaterapi dari parafin. Sehingga warna yang digunukan dalam inovasi lilin
aromaterapi ini dengan memberikan pewarna lilin langsung. Warna fisik pada lilin
menunjukkan bahwa tidak adanya perubahan warna selama penyimpanan dan
pembakaran yaitu tetap menghasilkan warna unggu karena menggunakan pewarna
lilin langsung.

Pengujian lilin aromaterapi ini dilakukan tiga kali percobaan yang dijelaskan
sebagai berikut :
a. Percobaan Pertama
Pewarna Lilin yang di buat menggunakan bunga telang sebagai pewarna lilin
aromaterapi namun warna yang dihasilkan tidak menunjukkan perubahan warna pada
lilin dari parafin.
b. Percobaan Kedua
Uji coba lilin yang kedua menggunakan pewarna lilin langsung dengan
memberikan esensial oil serai wangi hanya sedikit yaitu 12 ml, dan jeruk nipis 3 ml.
Sehingga aroma yang dihasilkan kurang tercium atau menyengat, namun lama proses
pembakarannya lebih lama, karena waktu bakar juga berkaitan dengan sifat minyak
atsiri yang mudah menguap, semakin tinggi kadar minyak atsiri semakin cepat lilin
terbakar.
c. Percobaan Ketiga
Uji coba lilin yang ketiga hampir sama seperti percobaan kedua namun
penggunaan esensial oil serai wangi yang diberi lebih banyak yaitu 20 ml, dan jeruk
nipis 7 ml. Dimana aroma yang dihasilkan lebih terasa baunya ketimbang dari lilin
percobaan yang ke 1 dan 2.

Tabel Hasil Pengujian Lilin Aromaterapi :


Kandungan (ml)
Serai Jeruk Ukuran Lama
No Percobaan Parafin
Gelas Pembakaran
Wangi Nipis

1. Lilin A 250 gr 10 ml 5 ml 325 ml 4 Jam

8 jam 30
2 Lilin B 500 gr 15 ml 3 ml 85 ml
menit
6 jam 20
3 Lilin C 500 gr 20 ml 7 ml 85 ml
menit

Hasil pengamatan dalam uji coba di atas menunjukan bahwa Percobaan ketiga
atau jenis lilin C memiliki aroma yang dihasilkan lebih tercium dan menyengat
ketimbang pada jenis lilin A dan B. Dikarena esensial oil dan jeruk nipis yang
diberikan lebih banyak, namun proses pembakaran lilin lebih cepat terbakar karena
waktu bakar juga berkaitan dengan sifat minyak atsiri yang mudah menguap, semakin
tinggi kadar minyak atsiri semakin cepat lilin terbakar. Berkurang aroma setelah
berkali kali lilin digunakan terjadi pada sediaan yang dibuat ini karena dipengaruhi
oleh sifat minyak atsiri yang mudah menguap. Waktu bakar lilin adalah selang waktu
yang menunjukkan daya tahan lilin dibakar sampai habis. Waktu bakar diperoleh dari
selisih antara waktu awal pembakaran dan waktu saat sumbu lilin habis terbakar (api
padam).

Hasil pengujian efektivitas lilin didapatkan bahwa semua formula dapat


membunuh nyamuk dalam tempat/ruang uji. pada pengujian ini diketahui jelas
apakah lilin ini dapat membunuh nyamuk atau hanya dapat mengusir nyamuk. Hal ini
disebabkan oleh tempat/ruang pengujian yang besar dan terbuka. Selain dimanfaatkan
sebagai aromaterapi, kulit buah jeruk dan batang sereh juga dapat dimanfaatkan
sebagai pengusir nyamuk.

Adapun penjelasan dari manfaat Aroma dari serai wangi Menurut Musdalifah
(2016) pada konsentrasi 1 % air perasan kulit buah jeruk efektif membunuh larva
nyamuk Aedes aegypti dan pada konsentrasi 3 % perasan serai wangi memiliki
pengaruh daya tolak terhadap gigitan nyamuk Aedes aegypti (Manurung, 2018). Serai
wangi memiliki senyawa aktif yang dapat digunakan untuk pengobatan seperti
antibakteri, antifungi dan antiinflamasi (Maria Yuliyani, Bernardus Boy Rahardjo
Sidharta, 2010). Efeknya dapat menjernihkan dan menstimulasi dimana dapat
mengurangi stres, pikiran yang negatif dan rasa takut. Zat yang terkandung dalam
minyak sereh wangi salah satunya adalah sitronelol dan geraniol yang berguna untuk
menstabilkan sistem saraf sehingga dapat menimbulkan efek tenang bagi siapapun
yang menghirupnya (Any, dkk. 2019).

SUMBER REFERENSI ;

Manurung R dkk, 2019. Daya Tolak Perasan Serai Wangi (Cymbopogon nardus)
Terhadap Gigitan Nyamuk Aedes aegypti. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara

Musdalifah, 2016. Uji Efektivitas Ekstrak Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
Sebagai Insektisida Hayati Terhadap Nyamuk Aedes aegypti. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar

Maria Yuliyani, Bernardus Boy Rahardjo Sidharta, F. S. P. (2010). Aktivitas


Antibakteri Ekstrak Kloroform Limbah Padat Daun Serai Wangi
(Cymbopogon nardus) Terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa dan
Staphylococcus aureus. Jurnal Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, 1–15.

Any, dkk. (2019). Minyak Sereh Wangi dan Produk Turunannya. Jakarta: LIPI

Anda mungkin juga menyukai