DI BIDANG PERKEBUNAN
Oleh:
Abdi Chairi Ihsan 01.02.19.066
Muhammad Ramadhan 01.02.19.082
Wahyu Fikriansyah 01.02.19.096
Wulan Dari Yunaidi 01.02.19.098
Yulia Devi Sari 01.02.19.099
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui usaha kecil dibidang perkebunan
2. Untuk mengetahui usaha menengah dibidang perkebunan
3. Untuk mengetahui usaha besar dibidang perkebunan
BAB II
ISI
1. Kekayaan Bersih: hasil pengurangan total nilai kekayaan usaha (aset) dengan
total nilai kewajiban tidak termasuk tanah & bangunan tempat usaha.
2. Hasil penjualan tahunan: hasil penjualan bersih (netto) yang berasal dari
penjualan barang & atau jasa usahanya dalam 1 tahun buku.
2. Aspek ekonomi
Kekuatan usaha kecil menengah dan besar bidang perkebunan apabila
dilihar dari faktor ekonomi (bisnis) adalah :
a) Mengandalkan sumber keuangan informal yang mudah diperolah.
b) Mengandalkan bahan-bahan baku lokal (tergantung pada jenis produk yang
dibuat),
c) Melayani segmen pasar bawah yang tinggi permintaan (proposi dari populasi
paling besar).
Kelemahan usaha kecil menengah dan besar bidang perkebunan apabila
dilihar dari faktor ekonomi (bisnis) adalah :
a) Nilai tambah yang diperoleh rencah, dan akumulasinya sulit terjadi.
b) Manajemen keuangan yang buruk.
Kekuatan dari kedua faktor tersebut harus dioptimalkan dalam upaya
menjaga survivalitas UKM maupun untuk meningkatkan dan mengembangkan
UKM itu sendiri, sedangkan kelemahan dari kedua faktor tersebut harus secara
terus menerus diminimalisir dan dihilangkan sama sekali.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Usaha kecil, merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah) serta memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp
300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah)
2. Usaha menengah, merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung kecil atau usaha besar yang memenuhi
kriteria: Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah) serta memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,-
(dua milyar lima ratus juta rupiah)
3. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan
usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar
dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta,
usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di
Indonesia memiliki asset lebih dari 10 miliyar dan omset lebih dari 50 miliyar.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Agus Sumantri, S.IP., M.M dan Erwin Putera Permana, M.Pd. 2017.
Manajemen Koperasi Dan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM).
Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Dwi Susilowati, Siti Asmaniyah Mardiyani, dan Suyamto. 2021. Peranan UMKM
Agribisnis Komoditi Apel Melalui Hilirisasi Pertanian Dalam Pemulihan
Perekonomian Di Kota Batu. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis
(JEPA). Volume 5, Nomor 4 (2021): 1262-1269
LPPI. 2015. Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Bank
Indonesia
Reni Ratna Anggreini. 2020. Perlindungan Hukum Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) Sektor Perkebunan Dari Dominasi Kepemilikan Modal Asing Di
Indonesia. Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia