KELEMBAGAAN PERTANIAN
OLEH :
KELOMPOK 2
Penulis
i
DAFTAR ISI
I. Pendahuluan
IV. Penutup
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pertanian mempunyai peranan strategis terutama sebagai penyedia
pangan rakyat Indonesia, berkontribusi nyata dalam penyediaan bahan pangan, bahan
baku industri, bioenergi, penyerapan tenaga kerja yang akan berdampak pada
penurunan tingkat kemiskinan dan menjaga pelestarian lingkungan. Untuk
mewujudkan kedaulatan dan kemandirian pangan diperlukan Pelaku Utama dan
Pelaku Usaha profesional, andal, berkemampuan manajerial, kewirausahaan dan
organisasi bisnis. Oleh karena itu, Pelaku Utama dan Pelaku Usaha mampu
membangun usahatani yang berdaya saing dan berkelanjutan sehingga dapat
meningkatkan posisi tawarnya (Permentan RI, 2016).
Kelembagaan Petani adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan
untuk petani guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan petani, mencakup
Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani, Asosiasi Komoditas Pertanian, dan
Dewan Komoditas Pertanian Nasional (Permentan RI, 2016).
Kelompok Tani yang selanjutnya disebut Poktan adalah kumpulan
petani/peternak/pekebun yang dibentuk oleh para petani atas dasar kesamaan
kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, dan sumberdaya,
kesamaan komoditas, dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha
anggota (Permentan RI, 2016).
Penumbuhan dan pengembangan Poktan dilakukan melalui pemberdayaan
Petani, dengan perpaduan dari budaya, norma, nilai, dan kearifan lokal untuk
meningkatkan Usahatani dan kemampuan Poktan dalam melaksanakan fungsinya.
Penyebutan Poktan dimaksud dapat menggunakan nama antara lain paguyuban,
syarikat dan ikatan yang selaras dengan budaya, kearifan lokal dan tidak menyimpang
dari karakteristik (ciri, unsur pengikat, fungsi) dan dasar penumbuhan dan
pengembangan Kelembagaan Petani (Permentan RI, 2016).
1
Di tahun 1987, dengan penerapan pola Supra Insus, dimana intensifikasi
dilakukan atas dasar kerjasama antar kelompok tani pada hamparan yang lebih luas
maka terjadi penggabungan kelompok yang ada dalam satu wilayah administratif
(desa) atau yang berada dalam satu aliran irigasi petak pengairan tersier. Istilah
gabungan kelompok tani (Gapoktan) kemudian dikenal sebagai wadah kerjasama
antar kelompok tani (Sri Nuryanti dan Dewa K.S. Swastika, 2011).
Dalam perkembangannya, banyak program pemerintah untuk petani disalurkan
melalui wadah gapoktan dan kelompok tani, oleh karena itu pembentukan kelompok
tani diatur dengan surat edaran Menteri Pertanian, sehingga kelompok tani cenderung
menjadi organisasi formal, mengalami pergeseran dari kelompok sosial (social group)
menjadi kelompok tugas (task group) (Sri Nuryanti dan Dewa K.S. Swastika, 2011).
Dasar Penumbuhan Kelompok Tani biasanya karena adanya kepentingan dan
tujuan bersama, penumbuhan kelompok tani dapat dilihat dari Kelompok-
kelompok/organisasi yang sudah ada, petani dalam satu wilayah, dapat berupa satu
dusun atau lebih, satu desa atau lebih, dan juga berdasarkan domisili atau hamparan,
yang memiliki anggota kelompok tani 20 sampai 25 petani atau disesuaikan dengan
kondisi lingkungan masyarakat dan usaha taninya, selanjutnya kegiatan-kegiatan
kelompok tani yang dikelola tergantung kepada kesepakatan anggotanya. kegiatan-
kegiatan yang dimaksud antara lain; jenis usaha, unsur-unsur subsistem agribisnis
(pengadaan saran produksi, pemasaran, pengolahan hasil pasca panen) (Aswita
Amansyah, 2011).
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kelembagaan Pertanian?
2. Apa yang dimaksud dengan Kelompok Tani?
3. Apa yang dimaksud dengan Kelompok Tani Hamparan?
4. Bagaimana proses tahapan kegiatan pembentukan Kelompok Tani Hamparan?
5. Bagaimana proses pembenahan kelengkapan administrasi Kelompok Tani
Hamparan?
6. Apa saja sarana dan prasarana Kelompok Tani Hamparan?
1.3 Tujuan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Lembaga di pedesaan lahir untuk memenuhi kebutuhan sosial masyarakatnya.
Sifatnya tidak linier, namun cenderung merupakan kebutuhan individu anggotanya,
berupa: kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan hubungan sosial,
pengakuan, dan pengembangan pengakuan. Manfaat utama lembaga adalah
mewadahi kebutuhan salah satu sisi kehidupan sosial masyarakat, dan sebagai kontrol
sosial, sehingga setiap orang dapat mengatur perilakunya menurut kehendak
masyarakat (Wedy Nasrul, 2012).
5
Kelompok tani ini menjadi alat untuk mendistribusikan berbagai bentuk bantuan
dan sekaligus sebagai wadah untuk berinteraksi antar peserta program dan dengan
petugas pelaksana program. Sampai saat ini berbagai kebijakan pembangunan
pertanian masih menjadikan kelompok formal sebagai keharusan, jika ingin menjadi
peserta dari program yang mengandung bantuan untuk petani (Sri Nuryanti, 2011).
Pemberdayaan Petani dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan penyuluhan
dengan pendekatan kelompok. Kegiatan penyuluhan melalui pendekatan kelompok
untuk mendorong terbentuknya Kelembagaan Petani yang mampu membangun
sinergitas antar Petani dan antar Poktan dalam upaya mencapai efisiensi usaha.
Selanjutnya, dalam upaya meningkatkan kemampuan Poktan dilakukan
pembinaan dan pendampingan oleh Penyuluh Pertanian, dengan melaksanakan
penilaian Klasifikasi Kemampuan Poktan secara berkelanjutan yang disesuaikan
dengan kondisi perkembangannya (Permentan RI, 2016).
6
c. Kader yang mampu menggerakkan Petani dengan kepemimpinan yang
diterima oleh anggota;
d. Pembagian tugas dan tanggung jawab sesama anggota berdasarkan
kesepakatan bersama; dan
e. Motivasi dari tokoh masyarakat dalam menunjang program yang telah
ditetapkan.
3. Fungsi Poktan
7
3. Menyepakati pembentukan Poktan yang dituangkan dalam surat pernyataan
dengan diketahui Penyuluh Pertanian;
8
c. Menyusun rencana kerja dalam bentuk Rencana Definitif Kelompok
(RDK) dan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) berdasarkan
kesepakatan dan dilakukan evaluasi secara partisipatif;
9
d. Meningkatkan kemampuan anggota dalam mengelola Usahatani secara
komersial, berkelanjutan dan ramah lingkungan;
e. Meningkatkan kemampuan anggota dalam menganalisis potensi usaha
menjadi unit usaha yang dapat memenuhi kebutuhan pasar dari aspek
kuantitas, kualitas dan kontinuitas;
f. Mengembangkan kemampuan anggota dalam menghasilkan teknologi
spesifik lokasi; dan
g. Mendorong dan mengadvokasi anggota agar mau dan mampu
melaksanakan kegiatan simpan-pinjam guna pengembangan modal
Usahatani.
10
dibentuk oleh beberapa petani yang berada pada suatu hamparan lahan usahatani yang
sama (Sri Nuryanti, 2011).
Kelompok tani hamparan memang lebih sulit untuk menilai potensi SDM
masing-masing anggota sehingga pasti akan menemui kesulitan untuk berkoordinasi.
Dengan adanya domisili yang bisa jadi tidak berdekatan maka pertemuan poktan
hanya memungkinkan efektif jika dilakukan di sekitar lahan usahatani. Meskipun
pertemuan di sekitar lahan usaha tani ini sebenarnya bukan suatu masalah jika hal
yang dibahas terkait dengan teknis usahatani bahkan mungkin saja lebih efektif (Sri
Nuryanti, 2011).
Dengan hamparan usahatani yang berdekatan maka kegiatan masal terkait
kegiatan budidaya akan relatif mudah dilakukan. Masing-masing anggota poktan
yang memiliki persamaan kebutuhan akan air dan keamanan dari serangan OPT
membuat mereka akan mudah diajak melakukan kegiatan massal seperti gotong
royong di sekitar hamparan usahataninya (Sri Nuryanti, 2011).
11
dikelompokkan menurut hamparan lahan tidak selalu saling mengenal satu dengan
yang lain (Harnisa dan Azisah 2021).
12
BAB III
13
Pertanian, budidaya/produksi, panen dan pasca panen, pemasaran, pengolahan
hasil Pertanian, dan lain-lain).
14
a) Penyuluh Pertanian mengidentifikasi melalui pengumpulan data dan informasi
Petani yang belum menjadi anggota Poktan, meliputi:
b) Penyuluh Pertanian menjelaskan kepada tokoh-tokoh Petani dan aparat desa hal-
hal sebagai berikut:
15
a) Penyuluh Pertanian melakukan sosialisasi tentang penumbuhan Poktan kepada
tokoh-tokoh Petani setempat dan aparat desa/kelurahan;
b) pertemuan atau musyawarah Petani yang dihadiri oleh tokoh masyarakat, pamong
desa/kelurahan, instansi terkait, dengan didampingi Penyuluh Pertanian;
c) Menyepakati pembentukan Poktan yang dituangkan dalam surat pernyataan
dengan diketahui Penyuluh Pertanian;
d) Pengurus Poktan terdiri atas Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan seksi-seksi sesuai
unit usaha yang dimiliki, dengan syarat sebagai berikut:
1) Dipilih dari dan oleh perwakilan anggota secara demokratis;
2) Memiliki lahan disekitar wilayah Poktan;
3) Mampu membaca dan menulis;
4) Tidak berstatus sebagai aparat/ PNS/ pamong desa;
5) Memiliki waktu yang cukup untuk memajukan Poktan; dan
6) Memiliki semangat, motivasi dan kemampuan memimpin Poktan.
e) Setiap Poktan melakukan pertemuan lanjutan dengan dihadiri seluruh anggota
untuk menyusun dan/atau menetapkan rencana kerja; dan
f) Setiap Poktan harus didaftarkan di satuan kerja yang melaksanakan tugas
penyuluhan di kecamatan dan datanya dimuat dalam Sistem Informasi
Manajemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN).
16
b) Melaksanakan pertemuan secara berkala dan berkesinambungan (rapat anggota,
rapat pengurus, dan rapat lainnya);
c) Menyusun rencana kerja dalam bentuk Rencana Definitif Kelompok (RDK) dan
Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) berdasarkan kesepakatan dan
dilakukan evaluasi secara partisipatif;
d) Memiliki pengadministrasian Kelembagaan Petani;
e) Memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama di sektor hulu sampai dengan
hilir;
f) Memfasilitasi usaha tani secara komersial dan berorientasi pasar;
g) Sebagai sumber pelayanan informasi dan teknologi untuk usaha Petani umumnya
dan anggota khususnya;
h) Menumbuhkan jejaring kerjasama kemitraan antara Poktan dengan pihak lain;
i) Mengembangkan pemupukan modal usaha, baik iuran anggota maupun
penyisihan hasil kegiatan usaha bersama; dan
j) Meningkatkan kelas kemampuan Poktan yang terdiri atas Kelas Pemula, Kelas
Lanjut, Kelas Madya, dan Kelas Utama, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
17
e) Meningkatkan kemampuan anggota dalam menganalisis potensi usaha menjadi
unit usaha yang dapat memenuhi kebutuhan pasar dari aspek kuantitas, kualitas
dan kontinuitas;
f) Mengembangkan kemampuan anggota dalam menghasilkan teknologi spesifik
lokasi; dan
g) Mendorong dan mengadvokasi anggota agar mau dan mampu melaksanakan
kegiatan simpan-pinjam guna pengembangan modal Usahatani.
a) Kelas Belajar
Peningkatan kemampuan Poktan melalui proses belajar mengajar diarahkan untuk
mempunyai kemampuan sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi dan merumuskan kebutuhan belajar;
2) Merencanakan dan mempersiapkan kebutuhan belajar;
3) Menumbuhkan kedisiplinan dan motivasi anggota;
4) Melaksanakan pertemuan dan pembelajaran secara kondusif dan tertib;
5) Menjalin kerjasama dengan sumber-sumber informasi dalam proses belajar
mengajar, baik yang berasal dari sesama anggota, instansi pembina maupun
pihak terkait;
6) Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif;
7) Aktif dalam proses belajar-mengajar, termasuk mendatangkan dan
berkonsultasi kepada kelembagaan Penyuluhan Pertanian, dan sumber-sumber
informasi lainnya;
18
8) Mengemukakan dan memahami keinginan, pendapat dan masalah anggota;
9) Merumuskan kesepakatan bersama, dalam memecahkan masalah dan
melakukan berbagai kegiatan; dan
10) Merencanakan dan melaksanakan pertemuan berkala, baik internal maupun
dengan instansi terkait.
b) Wahana Kerjasama
Peningkatan kemampuan Poktan sebagai wahana kerjasama, diarahkan untuk
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Menciptakan suasana saling kenal, saling percaya mempercayai dan selalu
berkeinginan untuk bekerjasama;
2) Menciptakan suasana keterbukaan dalam menyatakan pendapat dan
pandangan diantara anggota untuk mencapai tujuan bersama;
3) Mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja diantara anggota sesuai
dengan kesepakatan bersama;
4) Mengembangkan kedisiplinan dan rasa tanggungjawab diantara anggota;
5) Merencanakan dan melaksanakan musyawarah agar tercapai kesepakatan
yang bermanfaat bagi anggota;
6) Melaksanakan kerjasama penyediaan sarana dan jasa Pertanian;
7) Melaksanakan kegiatan pelestarian lingkungan;
8) Mentaati dan melaksanakan kesepakatan, baik yang dihasilkan secara internal
maupun dengan pihak lain;
9) Menjalin kerjasama dan kemitraan usaha dengan pihak penyedia sarana
produksi, pengolahan, pemasaran hasil dan/atau permodalan; dan
10) Melakukan pemupukan modal untuk keperluan pengembangan usaha
anggota.
c) Unit Produksi
19
Peningkatan kemampuan Poktan sebagai unit produksi, diarahkan untuk memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1) Mengambil keputusan dalam menentukan pengembangan produksi yang
menguntungkan berdasarkan informasi yang tersedia dalam bidang teknologi,
sosial, permodalan, sarana produksi dan sumberdaya alam lainnya;
2) Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan bersama, serta rencana
kebutuhan Poktan atas dasar pertimbangan efisiensi;
3) Memfasilitasi penerapan teknologi (bahan, alat, cara) Usahatani oleh anggota
sesuai dengan rencana kegiatan;
4) Menjalin kerjasama dan kemitraan dengan pihak lain yang terkait dalam
pelaksanaan Usahatani;
5) Mentaati dan melaksanakan kesepakatan, baik yang dihasilkan secara internal
maupun dengan pihak lain;
6) Mengevaluasi kegiatan dan rencana kebutuhan bersama, sebagai bahan
pertimbangan dalam merencanakan kegiatan yang akan datang;
7) Meningkatkan kesinambungan produktivitas dan kelestarian sumberdaya alam
dan lingkungan; dan
8) Mengelola administrasi secara baik dan benar.
20
Petani sangat sering dihadapkan dengan sosialisasi dan penyuluh pertanian, yang
didalamnya penyuluh memenuhi administrasi. Administrasi yang dimaksud adalah
administrasi penyuluhan agar kegiatan sosialisasi berjalan dengan lancar atau
terstruktur. Kelembagaan penyuluhan pertanian merupakan salah satu wadah
organisasi yang terdapat dalam Dinas Pertanian. Kelembagaan pertanian
menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang ada (Daisy Sumilat, 2017).
Organisasi digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi,
terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin,
metode, lingkungan), sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan
secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi (Daisy Sumilat, 2017).
Dalam perangkat administrasi dibedakan menjadi dua bagian pokok yaitu:
administrasi kegiatan dan administrasi keuangan. Dalam administrasi kegiatan, segala
catatan yang dilakukan oleh kelompok berkaitan dengan kegiatan kelompok diluar
urusan keuangan. Sedangkan administrasi keuangan, segala catatan yang khusus
berkaitan dengan keuangan kelompok (Kementrian Pertanian, 2014).
21
Kelompok tani dipimpin oleh seorang ketua kelompok dibantu oleh sekretaris,
bendahara dan seksi-seksi sesuai keperluan kelompok yang dipilih secara demokrasi
dimana semua anggota kelompok berhak untuk memilih dan dipilih. Khusus dalam
penyelenggaraan administrasi kelompok tani baru memiliki:
1) Stuktur organisasi kelompok tani yang defenitif sebagai hasil musyawarah
pembentukan kelompok.
2) Memiliki sistim administrasi kelompok yang dilengkapai prasarana/sarana
seperti: sekretariat kelompok, buku-buku kelengkapan kelompok tani.
3) Memiliki sistim administrasi yang dibutuhkan dalam kelompok.
Perangkat Administrasi yang baik dan benar diperlukan sebagai bahan informasi
bagi kelompok maupun pihak lain yang berkaitan dengan kelompok. Selain aturan
kelompok (AD-ART), setiap kelompok harus mempunyai Buku-Buku Administrasi
kelompok yang dicatat secara tertib oleh Pengurus Kelompok ataupun anggota yang
ditugasi untuk itu. Kelengkapan Administrasi merupakan indikator aktivitas
kelompok tani dan merupakan bagian dari bentuk pengawasan.
22
Administrasi Kegiatan adalah segala catatan yang dilakukan oleh kelompok
berkaitan dengan kegiatan kelompok diluar urusan keuangan. Beberapa contoh
perangkat administrasi kegiatan yang diperlukan kelompok antara lain:
Buku induk anggota adalah dokumen tertulis yang berisi tentang biodata
setiap petani yang menjadi anggota kelompok. Buku ini bermanfaat untuk
mengetahui nama-nama anggota, jumlah dan perkembangan anggotanya serta hal-
hal lain yang berhubungan dengan data anggota kelompok. Nomor anggota
diberikan kepada setiap anggota sesuai dengan urutan pada saat petani
23
menyatakan diri menjadi anggota kelompok. Salah satu contoh Buku Daftar
Anggota Kelompok Tani sbb:
24
d) Buku Tamu
Buku tamu adalah dokumen tertulis yang berisi catatan tentang pihak-pihak
luar yang pernah berkunjung ke dalam kelompok. Buku ini bermanfaat untuk
mengetahui seberapa jauh perhatian maupun bimbingan yang pernah diberikan
oleh pihak luar terhadap kelompok yang bersangkutan. Buku tamu diisi setiap
kali ada pihak luar kelompok yang dating untuk suatu keperluan. Didalamnya
selain berisikan waktu dan nama serta instansi, juga memuat maksud/ tujuan
dan kesan/ saran.
Maksud/ tujuan adalah untuk apa seseorang tersebut datang kepada
kelompok, ini bermanfaat untuk melihat seberapa jauh kelompok memperoleh
pembinaan dari pihak luar yang relevan. Sedangkan kesan/ saran adalah apa
yang menurut seseorang tersebut menarik perhatian dalam kelompok yang
dikunjungi, kesan-kesan ini bisa positif dan bisa juga negatif. Kolom saran juga
baik kalau diisi tentang usulan-usulan perbaikan dari orang yang berkunjung
terhadap kelompok, karena usulan yang bersifat konkrit dan jelas, penting bagi
kelompok untuk ditindak lanjuti sebagai bahan pembahasan dalam pertemuan
pengurus/ anggota. Salah satu contoh Buku Tamu Kelompok Tani sbb:
25
e) Buku Daftar Hadir
Buku daftar hadir adalah dokumen tertulis yang berisi kehadiran setiap
petani yang menjadi anggota kelompok dalam setiap kali kelompok mengadakan
kegiatan. Buku ini bermanfaat untuk mengetahui nama-nama anggota yang
menghadiri berbagai kegiatan kelompok. Salah satu contoh Buku Daftar Hadir
Kelompok Tani sbb
BUKU DAFTAR HADIR
26
No Hari/ Alamat Perihal No Hari/ Alamat/ Perihal
Tanggal Pengirim Tanggal Tujuan
27
Anggota Buku kepemilikan sarana/prasarana anggota adalah dokumen
tertulis yang berisi tentang jenis-jenis sarana dan prasarana pertanian seperti
alat-alat dan mesin pertanian yang dimiliki anggota kelompok. Buku ini
bermanfaat untuk mengetahui nama-nama anggota yang memiliki alat-alat dan
mesin pertanian sehingga dapat direkapitulasi jumlah saana dan prasarana
pertanian di kelompok tersebut. Salah satu contoh Buku Sarana dan Prasarana
Petanian sbb:
i) Buku Konsultasi
Buku konsultasi adalah dokumen tertulis yang berisi tentang catatan hasil
konsultasi yang berisi tentang masalah dan pemecahan masalah dalam
kelompok tani. Dalam setiap kunjungan atau ada instansi terkait yang datang,
buku ini selalu disiapkan untuk mencatat segala masalah dan melampirkan
jawaban.
28
BUKU KONSULTASI KELOMPOK TANI ………….
DESA …………….. KECAMATAN ………….
29
a) Buku Kas
Buku kas adalah dokumen tertulis yang mencatat tentang segala kegiatan yang
dilaksanakan oleh kelompok yang menyangkut keluar masuknya keuangan
kelompok. Biasanya format buku berisikan tentang tanggal dan bulan pelaksanaan,
nomor bukti kas, uraian penerimaan maupun pengeluaran uang dan saldo kas. Salah
satu contoh Buku Kas sbb:
BUKU KAS KELOMPOK TANI……
DESA…… KECAMATAN………..
BULAN…… TAHUN……….
Tanggal Keterangan ( Rp ) ( Rp ) ( Rp )
30
c) Buku Tabungan
Anggota Buku tabungan anggota adalah dokumen tertulis yang mencatat
tentang masuknya tabungan dalam bentuk uang tunai maupun natura kedalam kas
kelompok. Besar kecilnya iuran ditentukan berdasarkan keputusan musyawarah
serta kesanggupan anggota kelompok untuk menyisihkan sebagian hasil
usahataninya sebagai tabungan anggota yang sewaktu-waktu dapat diambil
kembali. Tabungan anggota dapat berupa tabungan lebaran atau yang
diperuntukan bagi keperluan anak sekolah. Salah satu contoh Buku Tabungan
Anggota Kelompok sbb:
Selain buku-buku dan dokumen penting lain yang harus dimiliki Kelompok Tani,
Kelompok Tani yang kuat dan sudah maju diharapkan juga memiliki perangkat
kelengkapan administrasi lainnya, yakni berupa :
31
c. Stempel Kelompok Tani
d. Arsip Surat Masuk dan Surat Keluar
e. Arsip Dokumen Berita Acara Pembentukan Kelompok Tani
f. Arsip Dokumen Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kelompok
Tani
g. Arsip Dokumen Berita Acara Benih Kelompok Tani
h. Rencana Kerja Kelompok atau Rencana Definitif Kelompok Tani (RDK)
i. Rencana Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK)
j. Rencana Usaha Anggota (RUA)
k. Arsip Dokumen Biodata Anggota Kelompok Tani
l. Dokumen berupa papan data (Monografi) Kelompok Tani Peta Wilayah
Kelompok Tani
32
3.5.1 Sarana Kelompok Tani Hamparan
Sarana merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat dalam
mencapai suatu maksud atau tujuan. Sarana mengarah pada benda-benda atau alat
yang bergerak. Sarana produksi pertanian (saprotan) merupakan salah satu faktor
yang sangat penting dalam mendukung perkembangan atau kemajuan pertanian
terutama untuk mencapai tujuan terciptanya ketahanan pangan (Mustabsir,2017).
Banyak sekali fungsi dari alat dan mesin pertanian misalnya saja untuk
pengolahan tanah,menaikkan kadar air serta dapat mengolah hasil pertanian.banyak
cara yang bisa digunakan oleh petani untuk mempermudah pekerjaan mereka salah
satunya yaitu dengan cara menggunakan alat yang modern selain dapat memudahkan
pekerjaan juga dapat mempersingkat waktu dan menaikkan hasil produksi dalam
bidang pertanian (Mustabsir,2017).
Penerapan sarana produksi yang baik dapat memberikan hasil yang baik bagi
pertanian indonesia. Sarana produksi dapat dikembangkan dengan pengetahuan yang
ada, seperti benih unggul, benih unggul didapat dari sortasi benih yang merupakan
pilihan dari banyak benih. Induk yang baik memberikan benih yang baik pula,
pembudidayaan tanaman induk yang baik akan sangat berperan dalam penentuan
hasil yang baik (Mustabsir,2017).
Sarana produksi selain dipengaruhi benih, juga dipengaruhi oleh beberapa faktor
lainnya, faktor lain yang mempengaruhi adalah pestisida, pestisida merupakan zat
kimia yang berfungsi/digunakan sebagai alat untuk pengendailan musuh-musuh
tanaman, berdasarkan kegunaan pestisida dapat dibagi kedalam beberapa jenis, yaitu
insektisida, herbisida, moluskarisida, akarisida, rodentisida, fungisida, bakterisida,
dan nematisida. Pestisida juga mempunyai beberapa bentuk formulasi pestisida yaitu
berupa cairan semprot, tepung hembus, butiran, pasta, uap, kabut dan gas
(Mustabsir,2017).
33
Penerapan sarana produksi yang baik dapat memberikan hasil yang baik bagi
pertanian indonesia. Sarana produksi dapat dikembangkan dengan pengetahuan yang
ada, seperti benih unggul, benih unggul didapat dari sortasi benih yang merupakan
pilihan dari banyak benih. 46 Induk yang baik memberikan benih yang baik pula,
pembudidayaan tanaman induk yang baik akan sangat berperan dalam penentuan
hasil yang baik (Mustabsir,2017).
Sarana produksi yang baik biasanya digunakan baik dalam proses awal
pembukaan lahan, budidaya pertanian seperti pemupukan, pemeliharaan tanaman dan
lain-lain sampai dengan proses pemanenan. Sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan
utama dari sarana produksi dalam bidang pertanian adalah untuk meningkatkan
produktivitas kerja petani dan merubah hasil yang sederhana menjadi lebih baik
(Mustabsir,2017).
34
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Kelompok Tani yang selanjutnya disebut Poktan adalah kumpulan
petani/peternak/pekebun yang dibentuk oleh para petani atas dasar kesamaan
kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, dan sumberdaya,
kesamaan komoditas, dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan
usaha anggota (Permentan RI, 2016).
35
2. Kelompok tani sering disingkat poktan merupakan organisasi petani. Dalam
pembentukannya, kelompok tani ada yang didasarkan pada domisili petani dan
ada yang didasarkan pada lokasi hamparan lahan milik petani. Kelompok tani
domisili dibentuk oleh beberapa petani yang memiliki kesamaan wilayah tempat
tinggal (domisili), biasanya berdasarkan RT atau dusun. Sedangkan kelompok
tani hamparan dibentuk oleh beberapa petani yang berada pada suatu hamparan
lahan usahatani yang sama (Sri Nuryanti, 2011).
3. Pengembangan Poktan diarahkan pada (1) penguatan Poktan menjadi
Kelembagaan Petani yang kuat dan mandiri; (2) peningkatan kemampuan
anggota dalam pengembangan agribisnis; dan (3) peningkatan kemampuan
Poktan dalam menjalankan fungsinya (Permentan RI, 2016).
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
36
Daisy Sumilat, dkk. 2017. Administrasi Kelompok Tani Di Kecamatan Tomohon
Utara, Kota Tomohon. Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Vol. 13
No. 1A, Hal 1 – 16.
Hanok Untajana. 2008. Pengembangan Dinamika Kelompok Tani Melalui
Kerjasama, Jurnal Agricola, Tahun I, No. 1,
Harnisa, Abd. 2021. Peranan Kelompok Tani Dalam Meningkatkan Produksi
Usahatani Kedelai Di Desa Bulu Tellue Kecamatan Tondong Tallasa
Kabupaten Pangkep. Jurnal Agribis Vol. 13 No.1
Wedy Nasrul. 2012. Pengembangan Kelembagaan Pertanian Untuk Peningkatan
Kapasitas Petani Terhadap Pembangunan Pertanian. Vol. III No.29
Suteno, SE. 2020. Draf Pembukuan Dan Administrasi Kelompok Tani Program
Readsi Kab. Sambas dan Kab. Sanggau Provinsi Kalimantan Barat
37