Anda di halaman 1dari 21

PERAN KELOMPOK USAHA GARAM RAKYAT (KUGAR) “MERPATI LANCAR”

DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA BUNDER

( Studi Kasus Pada Kugar Di Desa Bunder, Kecamatan Pademawu,

Kabupaten Pamekasan )

Oleh:
Akhmad Muzanni Apriyanto
Nim : 160521100010

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


JURUSAN ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelompok tani garam dibentuk untuk memecahkan suatu permasalahan yang
dihadapi petani yang tidak bisa diatasi secara individu. Maka dalam pembentukan
kelompok tani garam merupakan proses pewujudan pertanian yang terkonsolidasi
sehingga bisa memproduksi secara optimal. Sebab dengan pertanian memperteguhkan
dalam kelompok tani garam, pengadaan sarana produksi bisa dilakukan secara bersama
atau berkelompok. Sehingga biaya pengadaan per satuan sarana dan pemasaran persatuan
hasil menjadi lebih rendah. Darajat (2011) menyatakan Rasionalisasi usaha tani garam
yang mengejar efisiensi dan nilai tambah ini akan mereduksi petani tradisional, bahwa
kelompok tani merupakan salah satu upaya pemberdayaan petani garam yang bertujuan
untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan kesejahteraan petani.
Kelompok atau organisasi merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup
bersama dan saling berhubungan. masyarakat saling berhubungan sehingga membentuk
suatu ikatan erat yang di dalamnya terdapat hubungan timbal balik, saling mempengaruhi
dan terdapat suatu kesadaran bahwa mereka hidup bersama di kelompok. kelompok sosial
memiliki tujuan, sistem, struktur, ciri khas dan berproses di dalamnya. organisasi terbentuk
oleh beberapa alasan manusia. Menurut Hicks (1972) dalam Winardi, ada dua alasan
mengapa manusia menciptakan organisasi atau kelompok, yaitu adanya alasan sosial dan
alasan material. terciptanya organisasi atau kelompok sosial didasari interaksi yang terjalin
antara dua orang atau lebih secara reguler dan memiliki suatu identitas bersama.
Pemberdayaan dalam (Rudianto, 2012: 1) adalah program untuk mengembangkan
keberdayaan dari suatu sistem sosial guna mencapai tujuannya secara mandiri dalam
keberdayaan merupakan kekuatan yang dihasilkan oleh interaksi dan artikulasi dari budaya
dan karsa manusia untuk berkarya secara efektif dan efisien. Pembangunan pertanian tidak
terlepas dari peran serta masyarakat tani garam sebagai pemutar roda perekonomian
negara. Dengan adanya peran tersebut maka diperlukan pemberdayaan masyarakat tani
garam sehingga petani tersebut mempunyai power atau kekuatan yang mampu
menyelesaikan suatu masalah yang dihadapinya. Salah satunya usaha pemerintah untuk
tujuan bersama petani dalam rangka membangun upaya kemandirian para petani yang
dibentuklah kelompok – kelompok tani yang ada di perdesaan.

2
Dalam Peraturan Mentri Pertanian Nomor 82 Tahun 2013 tentang Pedoman
Pembinaan Kelompok tani dan Gabungan Kelompok Tani. Penumbuhan dan
pengembangan kelompok tani dilakukan melalui pemberdayaan petani untuk merubah pola
pikir petani agar mau meningkatkan usaha taninya dan meningkatkan kemampuan
kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya. Pemberdayaan petani dapat dilakukan
melalui kegiatan pelatihan dan penyuluhan dengan pendekatan kelompok. Kegiatan
penyuluhan melalui pendekatan kelompok dimaksudkan untuk mendorong terbentuknya
kelembagaan petani yang mampu membangun sinergi antar petani dan antar kelompok tani
dalam rangka mencapai efisiensi usaha. Selanjutnya, dalam rangka meningkatkan
kemampuan kelompoktanidilakukan pembinaan dan pendampingan oleh penyuluh
pertanian, dengan melaksanakan penilaian klasifikasi kemampuan kelompok tani secara
berkelanjutan yang disesuaikan dengan kondisi perkembangannya. Sehubungan dengan itu
perlu dilakukan pembinaan dalam rangka penumbuhan dan pengembangan kelompok tani
menjadi kelompok yang kuat dan mandiri.
Bahwa berkembangnya kelompok dalam masyarakat, umumnya didasari oleh
adanya kepentingan dan tujuan bersama, sedangkan kekompakan kelompok tersebut
tergantung pada faktor pengikat yang dapat menciptakan keakraban individu-individu
anggota kelompok. Dalam aspek keorganisasian kelompoktani yang mandiri adalah
kelompok tani yang mampu mengambil keputusan sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan para petani garam serta anggotanya. Kemampuan mengambil keputusan dalam
setiap aspek kegiatan harus didukung oleh kemampuan para anggota kelompok tani dalam
pengelolaan komponen organisasi yang ada. Pengembangan kemandirian kelompok tani
garam sendiri adalah petani itu sendiri yang terikat dalam suatu kelompok tani, dalam hal
itu penyuluh pertanian hanya berperan sebagai mitra petani, pendamping dan fasilitator
untuk mengupayakan kemandirian kelompok tani garam tersebut.
Desa Bunder salah satunya yang telah membentuk organisasi atau kelompok petani
garam bernama Kelompok Petani Garam “Merpati Lancar ”. dalam (Fukuyama, 1995)
menyatakan bahwa adanya kelompok ini maka mereka mempunyai tujuan yang sama serta
keterlibatan dalam organisasi sosial dan berbagai dalam satu nilai dan norma yang sama
dapat mendorong terbangunnya rasa percaya yang pada ahirnya mampu memfasilitasi
koordinasi serta kerjasama untuk memperoleh keuntungan bersama. Pernyataan diatas
dapat diambil kesimpulan peran sosial dibutuhkan dikelompok tani garam agar terjalin
hubungan yang sinergi dalam mencapai tujuan organisasinya.
Organisasi Petani Garam merati lancar merupakan kelompok organisasi warga

3
petani di Desa Bunder yang didirikan secara resmi dan berbadan hukum pada tahun 2017.
Organisasi kelompok petani garam ini beranggotakan pengurus sebanyak 11 orang dan
diketuai oleh Bapak Sutrisno. Organisasi Petani Merpati Lancar didirikan atas inisiatif oleh
Bapak Sutrisno sebagai ketua kelompok petani garam Merpati Lancar. pembentukan
organisasi di Desa Bunder didasari karena produksi garam mengalami keterpurukan.
Berawal dari hal tersebut, pemerintah desa berinisiatif meningkatkan produktivitas petani
melalui organisasi. peningkatan produktivitas petani garam dalam hal pengetahuan
sekaligus dalam praktik di lapangan. dalam hal ini, organisasi menempatkan diri sebagai
wadah untuk memberdayakan dan mengembangkan masyarakat. organisasi petani garam di
Desa Bunder dibentuk atas kesadaran untuk berupaya memberdayakan masyarakat petani.
potensi masyarakat petani garam yang selama ini masih terbilang rendah, melalui
kelompok petani garam dapat lebih berkembang. Organisasi petani garam “Merpati lancar”
berupaya untuk mengembangkan potensi serta sumber daya yang dimiliki masyarakat di
Desa Bunder. Pengembangan sumber daya garam merupakan upaya penting dalam
menjaga keseimbangan sumber daya. Pemberdayaan dan pengembangan masyarakat dapat
dipahami sebagai usaha untuk mengenali masalah yang terjadi di dalam masyarakat dan
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi garam.
Dalam (Adi, 2008) Kelompok tani ini dengan adanya seorang individu dengan yang
lain membentuk komunitas atau kelompok petani dalam rangka mempermudah pengadaan
sarana dalam memproduksi petani garam. hal ini akan lebih efektif jika dilakukan oleh
kelompok karena biaya pengadaan sarana produksi petani garam dapat ditanggung
bersama, bahwa kegiatan kelompok untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan
kelompok lemah dalam masyarakat. berdasarkan definisi diatas, dalam penelitian ini yang
dimaksud dengan pemberdayaan sebuah usaha dalam memberdayakan petani garam
melalui organisasi atau kelompok tani garam “Merpati Lancar” agar masyarakat Desa
Bunder yang sebagian bermata pencaharian sebagai petani Garam supaya dapat
mengembangkan kemampuan, pengetahuan serta keterampilan, dan dapat meningkatkan
produktivitas sehingga dapat bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat khususnya para
petani garam, bahwa kelompok petani garam mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kehidupan masyarakat tani garam, supaya kelompok tani garam “Merpati Lancar”
Desa Bunder Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan yang merupakan penggerak
bagi anggota kelompok tani garam dan sebagai wadah untuk pemberdayaan masyarakat
supaya mempermudah dalam bentuk kerja sama antar anggota, dengan terbentuknya
kelompok usaha garam Memiliki kemampuan dalam membuat perubahan kearah yang

4
lebih baik dari sebelumnya dan  bisa menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di
lapangan, memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan yang terbaik bagi
kelompoknya secara mandiri sehingga akan mampu mewujudkan keadilan bagi
anggotanya, serta memiliki kemampuan dalam menggali dan memanfaatkan sumberdaya
secara kesinambungan untuk menghasilkan perubahan yang lebih baik  dari masyarakat
sekitarnya.
Terbentuknya kelompok tani garam merpati lancar di Desa Bunder Keamatan
Pademawu Kabupaten Pameekasan sampai sekarang yang bertujuannya untuk
memberdayakan masyarakat, dalam penelitian ini peneliti lebih memfokuskan pada peran
dalam organisasi atau kelompok dimana yang telah diberikan kepercayaan oleh anggota
kelompok tersebut, jika tidak adanya kepercayaan diantara mereka otomatis organisasi
yang telah terbentuk tidak akan berjalan dengan lancar dan tidak akan berkembang dalam
memproduksi garam, maka dikaitkan bahwa kepercayaan sebagai peran angota kelompok
sangatlah penting. Contohnya pada saat ada bantuan dari pemerintah, sehingga bantuannya
sampai pada anggota secara merata meski ada sedikit hambatan. Dengan demikian dari
uraian di atas sangat signifikan untuk dikaji, didiskusikan dan diteliti dari aspek sosiologi
sebagai bentuk untuk menemukan garis merah dari persoalan tersebut dari uraian diatas
maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Peran Kelompok Usaha Garam Rakyat
Dalam Pemberdayaan Masyarakat.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah :
Bagaimana Peran Organisasi Petani Garam “Merpati Lancar” dalam
pemberdayaan masyarakat Desa Bunder, Keamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Peran Kelompok Usaha Garam Rakyat
“Merpati Lancar” dalam pemberdayaan masyarakat di Desa Bunder, Kecamatan
Pademawu, Kabupaten Pamekasan

1.4 Manfaat Penelitian


Berikut manfaat yang diharapkan pada penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a). Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan
wawasan serta menambah pengetahuan mengenai Peran Kelompok Usaha

5
Garam Rakyat dalam pemberdayaan masyarakat petani garam tersebut
dimana pembahasan mengenai organisasi termasuk dalam kajian sosiologis.
b). Memberikan kontribusi kepada pembaca, sebagai bahan refrensi pada
penelitian selanjutnya dan penambahan rujukan pada penelitian dalam bidang
sosiologi dan pemberdayaan masyarakat.
2. Manfaat Praktis
a). Penelitian ini memberikan kontribusi berharga dalam refrensi, Penelitian
selanjutnya dan penambahan rujukan pada penelitian dalam bidang sosial,
terutama sosiologi dan pemberdayaan masyarakat.
b). Penelitian diharapkan mampu mengungkap serta menjabarkan dalam
membahas mengenai peran Kelompok Usaha Garam Rakyat terhadap
pemberdayaan masyarakat petani garam serta gambaran lokasi daerah
penghasil garam.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Pemberdayaan


Suatu pemberdayaan selalu akan dihadapkan pada fenomena ketidakberdayaan
sebagai titik tolak dari aktivitas dari pemberdayaan. Ketidakberdayaan yang dialami oleh
sekelompok masyarakat telah menjadi bahan diskusi dan wacana akademis dalam beberapa
dekade terakhir ini. Di Indonesia, diskursus pemberdayaan semakin menguat berkaitan
dengan penguatan demokratisasi dan pemulihan (recovery) krisis ekonomi. Kieffer
mendeskripsikan secara kongkrit tentang kelompok mana saja yang mengalami
ketidakberdayaan yaitu ; “kelompok – kelompok tertentu yang mengalami diskriminasi
dalam suatu masyarakat seperti masyarakat kelas ekonomi rendah: Kelompok miskin,
usaha kecil, pedagang kaki lima, etnis minoritas, perempuan, buruh kerak biru, petani
kecil, umumnya adalah orang – orang yang mengalami ketidakberdayaan Edi Suharto
(1998:211).
Pembangunan kesejahteraan sosial adalah usaha yang telah terencana dan
melembaga yang meliputi berbagai bentuk intervensi sosial dan pelayan sosial untuk
memenuhi kebutuhan sosial, mencegah dan mengatasi permasalah sosial, serta
memperkuat institusi – institusi sosial (Suharto, 1997).
Menurut Kieffer (1981), menyatakan pemberdayaan mencakup tiga dimensi yang
meliputi kompetensi kerakyatan, kemampuan sosiopolitik, dan kompetensi partisipatif
(Suharto, 1997: 215). Parson et. Al. (1994: 106) juga mengajukan tiga dimensi
pemberdayaan yang merujuk pada :
 Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individual yang
kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan sosial yang lebih besar.
 Sebuah keadaan yang psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna dan
mampu mengendalikan diri dan orang lain.
 Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial, yang dimulai dari
pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan kemudian melibatkan upaya-upaya
kolektif dari orang-orang lemah tersebut untuk memperoleh kekuasaan dan
mengubah struktur-struktur yang masih menekan (persons et al: 1994 ; 106)

7
Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan
lemah, untuk (a) memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif yang memungkinkan
mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa
yang mereka perlukan; dan (b) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan
yang mempengaruhi mereka.definisi pemberdayaan yang dikemukakan para pakar sangat
beragam dan kontekstual. Akan tetapi dari berbagai definisi tersebut, dapat ditarik suatu
benang merah bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memampukan
dan memandirikan masyarakat. Atau dengan kata lain adalah bagaimana menolong
masyarakat untuk mampu menolong dirinya sendiri (suharto,2004).
Pelaksaan proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan dapat dicapai melalui
pendekatan pemberdayaan yang dapat disingkat 5p yaitu: pemungkinan, perlindungan,
penyongkongan, dan pemeliharaan (Suharto,1997:218-219):
1. Pemungkinan: menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan
masyarakat dari sekat-sekat kultural dan struktural yang menghambat.
2. Penguatan: memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat
dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
permberdayaan harus mampu menumbuh-kembangkan segenap kemampuan dan
kepercayaan diri masyarakat dan menunjang kemandirian mereka.
3. Perlindungan masyarakat terutama kelompok-kelompok lemah agar tidak tertindas
oleh kelompok kuat. Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusan segala jenis
dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil.
4. Penyongkongan memberikan perlindungan dan dukungan agar masyarakat mampu
menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu
menyongkong masyarakat agar tidak terjatuh kedalam keadaan dan posisi yang
semakin lemah dan terpinggirkan.
5. Pemeliharaan memelihara kondisi agar tetap terjadi keseimbangan distribusi
kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus
mampu menjamin keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh
kesempatan berusaha.
Secara umum pemberdayaan diartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh petani atau
kelompok tani dalam  peningkatan dan penguasaan  serta pemanfaatan sumber daya dari
dalam  maupun dari luar untuk mencapai tujuan. Kelompok tani  yang berdaya memiliki
ciri-ciri salah satunya memiliki kemampuan dalam membuat perubahan kearah yang lebih

8
baik dari sebelumnya dan  bisa menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di lapangan,
memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan yang terbaik bagi kelompoknya secara
mandiri sehingga akan mampu mewujudkan keadilan bagi anggotanya serta emiliki
kemampuan dalam menggali dan memanfaatkan sumberdaya secara kesinambungan untuk
menghasilkan perubahan yang lebih baik  dari masyarakat sekitarnya. adapun dari
pelaksanaan penerapan pendekatan pemberdayaan, peneliti menggunakan dua pendekatan
secara penguatan dan penyogkongan. Alasan dari penguatan adalah dalam pemberdayaan
ini harus mampu menumbuh kembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri
masyarakat yangmenunjang kemandirian, serta pendekatan secara penyongkongan ini
bertujuan untuk memberikan bantuan dan dukungan agara masyarakat mampu
menjalankan peranan dan tugas-tugas dalam kehidupannya.
Sedangkan dalam penelitian ini sesuai dengan teori pemberdayaan bahwa
memberdayakan masyarakat dengan kebijakan kelompok tani garam di Desa Bunder
Kecamatan Padmawu, Kabupaten Pamekasan dimungkinkan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan dan terciptanya kesejahteraan masyarakat Desa Bunder. Terhadap
terbentuknya kelompok usaha garam diharapkan mampu mengembangkan kelompok tani
garam yang tergolong masih baru. Bahwa dengan adanya kekompakan serta saling
memberikan kepercayaan dapat saling membantu antar satu dengan yang lain dalam
anggota kelompok tani garam tersebut.

2.2 Penjelasan Konseptual

2.2.1 Peran
Soejono (2012) menyatakan penjelasan historis dari konsep peran pada awalnya
dipinjam dari kalangan yang memiliki hubungan erat dengan drama dan teater yang hidup
subur pada zaman Yunani Kuno atau Romawi. dalam hal ini, peran berarti karakter yang
disandang atau dibawakan oleh seorang aktor dalam sebuah pentas dengan lakon tertentu
bahwa menjelaskan pengertian peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status).
Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia
menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dan peranan adalah untuk
kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu
tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau
kedudukan tanpa peranan. Sebagaimana dengan kedudukan, peranan juga mempunyai dua
arti. Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola
pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang

9
diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh
masyarakat kepadanya.

2.2.1 Kelmpok Usaha Garam Rakyat (KUGAR)


Kelompok Usaha Garam Rakyat yang disingkat KUGAR adalah kumpulan pelaku
usaha produksi garam rakyat yang terorganisir yang dilakukan di lahan tambak (petambak
garam rakyat), dengan cara mengolah air tua menjadi garam (pelaku usaha produksi garam
skala rumah tangga) dan pengolah garam skala mikro-kecil Yudha Adiraga (2013: 24).

2.2.2 Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR)


Setyaningrum (2015) meyatakan bahwa Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat
(PUGAR) adalah suatu penerapan program pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR)
untuk mengintensifkanlahan garam dan mendongkrak produktivitas garam rakyat dinilai
lamban.program pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) perlu diberdayakan lagi
sehingga mampumeningkatkan kesejahteraan petani garam dan mensukseskan
swasembada garam merupakan program pemberdayaan yang difokuskan pada kesempatan
kerja dan peningkatan kesejahteraan bagi petambak garam. serta memperkuat kapasitas
sumber daya manusia pada masyarakat pesisir, penguatan kelembagaan dan pemangku
kepentingan di sektor garam. PUGAR dilaksanakan untuk menanggulangi kesulitan dalam
pekerjaan bagi para petambak garam untuk fokus PUGAR terarah pada peningkatan
kesempatan kerja dan kesejahteraan bagi petambak garam dan terdapat isu strategis yang
menyebabkan pelaksanaan PUGAR yaitu : isu kelembagaan yang menyebabkan rendahnya
kuantitas dan kualitas garam rakyat, isu permodalan yang menyebabkan para petambak
garam terutama dalam kategori kecil dan penggarap terjerat pada vasilitas alat dalam
pengelolaan garam, dan isu tata niaga garam rakyat yang sangat liberalistik dengan tidak
adanya penetapan standar kualitas dan harga dasar garam rakyat, sehingga terjadi deviasi
harga yang sangat tinggi di tingkat produsen petambak garam dan pelaku pasar, serta
terjadinya penguasaan kartel perdagangan garam di tingkat lokal.

2.3 Penelitian Terdahulu


Pertama, Rizky firnanda 2013 fakultas dakwah dan ilmu komunikasi Universitas
islam negeri raden intan Lampung, yang berjudul Upaya kelompok tani dalam
pemberdayaan petani nanas Di desa totokaton kecamatan punggur, Upaya Kelompok Tani
dalam Pemberdayan Masyarakat Kabupaten lampung tengah, Upaya kelompok Tani dalam
pemberdayaan khususnya petani Nanas. Upaya kelompok tani Tunas Mekar dalam

10
memberdayakan anggotanya yaitu dengan cara memberikan penyuluhan pertanian berupa
pengetahuan kepada para anggota kelompok tani berkaitan dengan sarana pertanian, teknik
pertanian dan pemasaran hasil pertanian, dan dalam kegiatan pelatihan pertanian yaitu
berupa cara untuk mengelola dan mamanfaatkan damen padi yang terlihat tidak berguna
menjadi pupuk kompos yang memiliki manfaat bagi tumbuhan kepada anggotannya agar
para anggota kelompok tani dapat berdaya guna dan berhasil guna sehingga mampu
meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya dalam bidang pertanian agar lebih baik,
dan hasil pertanian yang didapat akan lebih meningkat. Dengan adanya upaya kelompok
tani Tunas Mekar Dusun Irian I Desa Totokaton Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung
Tengah dalam memberdayakan anggota kelompok tani dapat meningkatkan produktivitas
pertaniannya melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan pertanian.
Kedua, Mentari Larasaty 2018 Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Lampung Penelitian ini berjudul Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam upaya
Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Pendidikan dan Ekonomi yang
dilatarbelakangi oleh pemberdayaan masyarakat yang tidak optimal dalam proses
pengembangannya. penelitian ini berupaya untuk mengetahui pola pemberdayaan yang
dilakukan oleh masyarakat dalam upaya peningkatan kejahteraan melalui pendidikan dan
ekonomi. Ada pun tujuannya adalah untuk mengetahui faktor-faktor pendorong dan
penghambat pemberdayaan berkaitan dengan PKK Desa Talang Mulya. Metode yang di
gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Jumlah informan sebanyak 5 informan. Teknik pengumpulan data mengunakan observasi,
dokumentasi, dan wawancara mendalam. Teknik keabsahan data dilakakukan dengan cara
teknik triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya tahapan-tahapan
pemberdayaan. Tahap pertama yaitu penyadaran, cara pembentukan perilaku menuju
perilaku sadar dan peduli. Kedua, tahap transformasi kemampuan yaitu proses belajar
membuat suatu ketrampilan yang bernilai mutu. Ketiga, tahap peningkatan kemampuan
intelektual yaitu melatih kecakapan ketrampilan untuk mandiri. Faktor pendorong dalam
penelitian ini adalah respon positif, kerjasama dalam pemasaran, Potensi sumber daya alam
bahan baku yang melimpah dan mudah diperoleh di sekitar wilayah Desa Talang Mulya.
Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan PKK Desa Talang Mulya adalah rendahnya
tingkat pendidikan masyarakat; Masyarakat cenderung menunggu bantuan dana dari
Pemerintah; Kurangnya dana yang diperlukan untuk proses kegiatan tersebut; serta
Kurangnya dampingan tim ahli.

11
Ketiga, Dhedy pri haryatno, fakultas ilmu sosial Jurusan sosiologi dan antropologi
2009. yang berjudul Membahas tentang pemberdayaan masyarakat menuju kesejahteraan
bagi rakyat dan perbedaannya Lebih mengarah pada teknologi yang digunakan petani garam
di dalam menghadapi problem yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
adanya permasalahan lingkungan dan teknologi yang digunakan oleh petani garam, tidak
semua mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan di Desa Kuwu. Sikap yang
ditunjukkan oleh petani garam yang gagal dalam beradaptasi adalah ditinggalkannya mata
pencaharian petani garam dan terdapatnya reruntuhan gubug beserta peralatan yang
dimiliki oleh petani garam. Bagi petani garam yang mampu beradaptasi dengan lingkungan
Desa Kuwu, sikap ditunjukkan melalui aktifitas pembuatan garam dan perilaku-perilaku
untuk mengatasi permasalahan lingkungan dan teknologi seperti melakukan penimbunan,
membuat peralatan sendiri, dan mencari pekerjaan sampingan. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh petani
garam mencakup permasalahan tentang perubahan cuaca yang tidak menentu, kondisi
lumpur yang selalu berubah, dan karakteristik air garam. Dengan adanya permasalahan
lingkungan tersebut, tidak semua petani garam mampu untuk beradaptasi dengan
lingkungan, karena kemampuan setiap orang dalam beradaptasi berbeda-beda. Untuk
menghadapi problem lingkungan yang ada di Desa Kuwu, petani garam melakukan
adaptasi kultural. Dalam adaptasi kultural, petani garam tidak hanya menghindari bahaya
yang ada di lingkungan, namun juga penggunaan teknologi yang dimiliki oleh petani
garam di Desa Kuwu. Teknologi yang digunakan oleh petani garam meliputi klakah,
blonjong, siwur, kepyur, payon, ember dan kerik. Dengan adanya problem lingkungan dan
teknologi yang digunakan oleh petani garam, usaha yang dilakukan oleh petani garam
untuk menghadapi permasalahan tersebut diwujudkan melalui perilaku-perilaku dalam
menjalankan aktifitas pembuatan garam. Perilaku-perilaku tersebut adalah melakukan
penimbunan garam, membuat peralatan pembuat garam sendiri, dan mencari pekerjaan
sampingan.

12
Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Persamaan Perbedaan

1 Rizky firnanda, Upaya kelompok Upaya Kelompok Upaya kelompok


fakultas tani dalam Tani dalam Tani dalam
dakwah dan pemberdayaan Pemberdayan pemberdayaan
ilmu petani nanas Masyarakat khususnya petani
komunikasi Di desa totokaton Nanas
Universitas kecamatan
islam negeri punggur
raden intan Kabupaten
Lampung lampung tengah
2 Mentari berjudul Membahas dalam Lebih membahas
Larasaty Pemberdayaan tujuan kepada
Sosiologi Masyarakat Desa Pemberdayan pendidikan
Fakultas Ilmu dalam upaya Masyarakat
Sosial dan Peningkatan
Politik Kesejahteraan
Universitas Keluarga Melalui
Lampung Pendidikan dan
Ekonomi
3 Dhedy pri Petani garam di Membahas Lebih mengarah
haryatno, desa kuwu tentang pada teknologi
fakultas ilmu kecamatan pemberdayaan yang digunakan
sosial Kradenan masyarakat petani garam di
Jurusan kabupaten menuju dalam
sosiologi dan grobogan: suatu kesejahteraan bagi menghadapi
antropologi kajian rakyat problem
2009 Strategi adaptasi
budaya

13
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Dalam penelitian “ Penguatan Kelembagaan Kelompok Usaha Garam Rakyat
Merpati Lancar dalam Pemberdayaan Masyarakat desa Bunder, Kecamatan Pademawu,
Kabupaten Pamekasan “ peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan penelitian ini
digunakan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek (informan)
penelitian misalnya tentang perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
alamiah dan dengan manfaatkan berbagai metode alamiah.
Penelitian kualitatif adalah metode penelitian dimana peneliti melakukan penelitian
lebih mendalam dan dengan menggunakan teknik wawancara terhadap responden. ada
beberapa istilah dalam penelitian kualitatif seperti studi kasus, Deskriptif, fenomenologi,
etnometodologi, etnografi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan atau
metode studi kasus, dengan melakukan penelitian terhadap Peran Organisasi atau
Kelompok Usaha Garam Rakyat merpati lancar dalam Pemberdayaan Masyarakat desa
Bunder, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan. Oleh karena itu peneliti berusaha
memahami dilapangan yang ingin diteliti sehingga peneliti memahami apa dan bagaimana
Peran Kelmpok Usaha Garam Rakyat merpati lancar dalam Pemberdayaan Masyarakat
desa Bunder, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan (Sugiyono, 2015 :9).

3.2 Pendekatan Penelitian


Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu gambaran secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. penelitian
ini ditunjukkan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena
alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas,
karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaan antara fenomena yang satu
dengan yang lainnya, penelitian ini bersifat deskriptif menggambarkan secara tepat sifat-
sifat suatu individu, keadaan dan gejala- gejala kelompok tertentu untuk mendapatkan
frekuensi adanya dalam masyarakat.
Dalam Edi Suharto (1998:220) menjelaskan pemberdayaan dapat dilakukan melalui
tiga pendekatan yaitu:

14
1. Pendekatan mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap individu melalui bimbingan,
konseling. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih individu dalam
menjalankan tugas-tugas kesehariannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan
yang berpusat pada tugas.
2. Pendetakatan mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap kelompok masyarakat,
pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kelompok sebagai media
intervensi. Pendidikan, pelatihan, dinamika kelompok biasanya digunakan sebagai
strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan serta sikap-sikap
kelompok agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang akan
dihadapi.
3. Pendekatan makro. Pendekatan ini sering disebut dengan strategi sistem pasar karena
sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang luas. Perumusan
kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Jadi,
penelitian deskriptif selain menggambarkan kejadian yang terjadi dalam masyarakat
juga mengungkapakan data yang ada padanya, dan juga memberikan analisis untuk
memperoleh kejelasan dan kebenaran masalah yang dihadapi.
3.3 Teknik Pemilihan Informan
Teknik yang digunakan untuk menentukan informan dalam penelitian ini adalah
teknik purposive sampling, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Sebelum
informan dipilih, terlebih dahulu dilakukan observasi dan informan dipilih berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan. informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah Peran
kelompok Petani Garam merpati lancar dalam Pemberdayaan Masyarakat desa Bunder,
Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan. Informan penelitian yang telah tercermin
dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja (purposive). Informan penelitian ini
menjadi informan yang memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses
penelitian. Informan penelitian ini meliputi beberapa macam, seperti: informan kunci (key
informan), informan utama, dan informan tambahan (Sugiyono, 2015 : 85).
Dalam penelitian ini peneliti berpedoman kepada kriteria yang harus dipenuhi
psebagai informan dalam penelitian ini karena terdapat pertimbangan atau kriteria.
1. Orang yang mengikuti Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) merpati lancar
2. Aktif pengurus kelompok usaha garam rakyat
3. Asli masyarakat Desa Bunder
4. Umur dari 30 - 45

15
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data merupakan yang paling strategis dalam penelitian, karena
tujuan utama dalam penelitian ini adalah mendapatkan data. Bahwa tanpa mengetahui data
maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standart data yang ditetapkan.
Maka pengumpulan data dapat dilakukan berbagai seting, berbagai suber, berbagai cara.
Bila dilihat dari setingnya data dapat dikumpulkan pada seting alamiah pada laboratorium
dengan metode eksperimen, dirumah dengan berbagai responden, ada suatu seminar,
diskusi, dijalan dan lain lain.bila dapat dilihat dari sumber data, maka pengumpulan data
dapat menggunakan sumber primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh
secara langsung dari sumber data dengan observasi langsung juga dari sumber –sumber asli
untuk tujuan tertentu, dan data primer ialah data yang pertama kali dicatat dan di
kumpulkan oleh peneliti. Jadi dapat kita simpulkan bahwa data primer ialah data yang
pertama kali dicatat dan diperoleh langsung dari sumbernya aslinya dengan tujuan tertentu.
Data Sekunder Data sekunder ialah data pendukung yang di peroleh dari sumber lain yang
atau lewat perantara lain yang berkaitan dengan penelitian, bahwa data sekunder adalah
data yang telah di kumpulkan oleh pihak lain, peneiliti dapat mencari sumber data ini
melalui sumber data lain yang berkaitan dengan data yang ingin dicari.
Dalam (Sugiono, 2015: 224) menyatakan bahwa untuk mendapatkan data digunakan
dengan cara wawancara dan dokumentasi. karena data yang terkumpul akan dijadikan
bahan analisis dalam penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini
adalah dengan teknik trianggulasi yaitu:
1. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dan informasi dengan cara
menanyakan secara langsung tentang beberapa hal yang berkaitan dengan Kelompok
Usaha Garam Rakyat (KUGAR) merpati lancar di Desa Bunder, Kecamatan
Pademawu, Kabupaten Pamekasan.
2. Observasi
Teknik observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung
terhadap obyek yang akan diteliti sehingga didapatkan gambaran yang jelas
mengenai obyek yang akan diteliti.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengambil
gambar berkaitan materi yang akan dijadikan topik bahasan dan sebagai bahan

16
penunjang hasil akhir. Gambar dicantumkan guna memberikan gambaran visual yang
lebih baik dan lebih jelas.

3.4 Teknik Analisis Data


Terdapat tiga jalur analisis data dalam penelitian kualitatif yaitu reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan, namun didalam penelitian ini hanya
menggunakan jalur penyajian data. Bahwa yang dimaksud dari penyajian data adalah
kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun sehingga memberi kemungkinan akan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif,
terdapat langkah-langkah yang digunakan dalam analisis data model Miles dan Huberman
(Emzir, 2012 : 127) yang dapat dilihat sebagai berikut:
1. Reduksi data
Reduksi data adalah proses analisis data yang dilakukan untuk mereduksi dan
merangkum hasil-hasil penelitian dengan menitikberatkan pada hal-hal yang dianggap
penting oleh peneliti. Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap
data yang telah terkumpul sehingga data yang direduksi memberikan gambaran lebih rinci.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara
terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh. Data yang terkumpul secara
terperinci dan menyeluruh selanjutnya dicari pola hubungannya untuk mengambil
kesimpulan yang tepat. Penyajian data selanjutnya disusun dalam bentuk uraian atau
laporan sesuai dengan hasil penelitian diperoleh.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses penelitian untuk memberikan
makna terhadap data yang telah dianalisis. proses pengolahan data dimulai dengan
penataan data lapangan (data mentah), kemudian direduksi dalam bentuk unifikasi dan
kategorisasi data. demikian prosedur pengolahan data dan yang dilakukan penulis dalam
melakukan penelitian ini, dengan tahap-tahap ini diharapkan peneliti yang dilakukan
penulis dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria keabsahan suatu penelitian.
3.5 Pemeriksaan Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan Teknik pengumpulan data untuk menguji Validitas data,
data yang valid sangat mendukung dan menentukan hasil ahir penelitian. dalam penelitian
ini keabsahan data dapat dilakukan dengan teknik Trianggulasi, dimana Trianggulasi
diartikan sebagai pengecekan kebenaran data yang diperoleh peneliti dari beberapa sumber,

17
Teknik dan waktu dengan mempersempit perbedaan pada saat pengumpulan dan analisis
data.
3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Bunder Kecamatan Pademawu Kabupaten
Pamekasan. Bahwa dari alasan mengapa peneliti mengambil lokasi penelitian di atas
dikarenakan terdapat pertimbangan atau kriteria tertentu dari lokasi Desa Bunder yang
telah membentuk Kelompok Tani Garam. merujuk pada rumusan masalah yang mengenai,
Bagaimana gambaran dalam Peran Organisasi Petani Garam merpati lancar dalam
Pemberdayaan Masyarakat didesa Bunder, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan.
Sehingga pemilihan lokasi ini telah sesuai kriteria dan dapat memberikan gambaran yang
utuh.

18
Tabel 3.1

Waktu dan Kegiatan Penelitian

Bulan
N Kegiatan Agt Sep Ok Nov Des Jan Feb Mar
o t
1 Menentuka
n tema dan
identifikasi
masalah
2 Menentuka
n lokasi
penelitian
3 Pengajuan
judul
4 Observasi
awal
5 Penyusuna
n proposal
6 Pelaksanaan

Penelitian
7 Pengelolaan

data,

analisis data

dan

penyusunan

laporan

DAFTAR PUSTAKA

19
BUKU
Koentjaraningrat, (1985). Metodelogi Penelitian Mayarakat. Jakarta: Gramedia.
Adi, I, (2008). Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat
Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali.
Suharto, E, (1997), Pembangunan Kebijakan sosial dan Pekerjaan Sosial Spektrum
Pemikiran, Bandung.
Moleong, L.J, (2007). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosadakarya.
Sugiyono, (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Emzir, (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers.
Fukuyama, F, (1995). Trus Kebijakan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran, Yogyakarta: CV.
Qalam.
Winardi, J, (2003). Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta : Rajawali Pers.
Soekanto, S, (2012). sosiologi suatu pengantar. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

JURNAL
Sumodiningrat, G (2008). Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui Otonomi Daerah.
Rindayani, (2013). Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pemberdayaan
Usaha Garam Rakyat (Pugar) Di Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten
Pamekasan. (jurnal Vol 1, No 2).
Mardikanto, T (1993). Penyuluhan Pembangunan Pertanian.Surakatra: University
Press.Peraturan Menteri Pertanian, Nomor82/Permentaan/OT.140/8/2013..
Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Tani dan Gabungan
Kelompok Tani.
Haidawati, (2010). “Evaluasi Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat
KabupatenJenopo.
Setyaningrum, R (2015). Tingkat Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) Ditinjau
Dari Aspek Produksi, Distribusi, Permintaan Pasar Dan Sosial Budaya (Jurnal Vol
X, No.1).

Darajat, S (2011). Kelompok Tani, Ujung TombakPertanian Masa Depan.

SKRIPSI
Bhimo, J (2012). Skripsi: Pemberdayaan Masyarakat dalam Program

20
Perpustakaan Kelurahan di Kelurahan Panularan Kota Surakarta. Prodi
Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.
Mandasari, S (2014). Skripsi: Hubungan Peran Kelompok Tani Dengan
Produktivitas Usahatani Benih Padi. Prodi Agribisnis. Fakultas Sains dan
Teknologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Rizky, F (2013) Upaya kelompok tani dalam pemberdayaan petani nanas Di desa
totokaton kecamatan punggur, fakultas dakwah dan ilmu komunikasi Universitas
islam negeri raden intan Lampung
Rahayu, E (2010). Pemberdayaan Masyarakat Petani dalam
Program Pekarangan Terpadu di Desa Sambirejo Kecamatan Ngawen
Kabupaten Gunungkidul. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
Mentari, L (2018) Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam upaya Peningkatan
Kesejahteraan Keluarga Melalui Pendidikan dan Ekonomi. Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Lampung.
Haryatno, P (2019). Petani garam di desa kuwu kecamatan Kradenan kabupaten
grobogan: suatu kajian Strategi adaptasi budaya. Fakultas Ilmu sosial, Universitas
Semarang.
Wardiansyah, (2011). Pemberdayaan petambak garam melalui program pemberdayaan
usaha garam rakyat (pugar) di kabupaten brebes. Ilmu Pemerintahan, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Semarang
Mutmainah, (2018). Peran model social learning Dalam meningkatkan kompetensi petani
garam Di kabupaten pamekasan Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan
Ilmu Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Trunojoyo Madura

21

Anda mungkin juga menyukai