Anda di halaman 1dari 44

KELOMPOK SOSIAL dan

LEMBAGA SOSIAL

Oleh
Alam Bakti Keloko
Dept. PKIP FKM USU
Daftar Buku bacaan yang dianjurkan :

1. Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press,


2012, Jakarta.
2. Kevin White, Pengantar Sosiologi Kesehatan dan Penyakit,
Rajawali Press, 2011, Jakarta.
3. Fauzi Muzaham, Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan, UI-Press,
1995, Jakarta.
4. Bernice A. Pescosolido, Handbook of Sociology of Health, Illness,
and Healing, Springer Science Business Media, LLC 2011.
Tugas :

1. Buatlah Gambaran kondisi Geografis masing-masing Daerah Tingkat II di


Prov. Sumatera Utara. Seperti; Luas wilayah, Letak dan batas wilayah dan
Orbitasi (jarak dari pusat pemerintahan).
2. Buatlah gambaran kondisi Demografi masing-masing Daerah Tingkat II di
Prov. Sumatera Utara. Seperti; Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin,
umur, pekerjaan, tingkat pendidikan.
3. Buatlah gambaran kondisi sosial budaya pada salah satu daerah tingkat II di
Prov. Sumatera Utara. Seperti; Organisasi sosial kemasyarakatan, Agama dan
Kepercayaan yang dianut.
4. Buatlah penyakit spesifik pada masing-masing Daerah Tingkat II di Prov.
Sumatera Utara. Dan bagaimana cara penanggulangannya. (Dikumpulkan pada
waktu UTS berlangsung)
SOCIAL ANIMAL

Menurut Agama
KEMAMPUAN BELAJAR dibekali dengan ROH
2 (dua) Keinginan Pokok Manusia :

Bersatu dengan Bersatu dengan


manusia lainnya. lingkungan sekitarnya
Menekankan pada aspek
pemenuhan keperluan
Masyarakat sendiri (Self-Sufficiency) yang
Menurut : terbagi :
1. Pengaturan diri (Self-
Regulation).
2. Reproduksi sendiri (Self-
Edward Reproduction).
Shills 3. Penciptaan diri (Self-
Generation).
Definisi Masyarakat Menurut :
Talcot Parsons (1968)
Definisi Masyarakat Menurut :
Marion Levy :
1. Kemampuan bertahan melebihi masa hidup seorang
individu.
2. Rekrutmen seluruh atau sebagian anggota melalui
reproduksi.
3. Kesetiaan pada suatu “sistem tindakan utama
bersama”.
4. Adanya sistem tindakan utama yang bersifat
“swasembada”.
Apakah setiap
himpunan manusia
dapat dikatakan
kelompok sosial?.
Syarat-syarat Kelompok Sosial :
1. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa
ia merupakan sebagian dari kelompok yang
bersangkutan.

2. Ada hubungan timbal balik antara satu anggota


dengan anggota lainnya.

3. Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh


anggota kelompok tersebut.

4. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola tertentu.

5. Bersistem dan berproses.


Klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial :

1. Atas dasar besar kecilnya jumlah anggota


kelompok, bagaimana individu
mempengaruhi kelompoknya serta interaksi
sosial dalam kelompok tersebut.
2. Atas dasar derajat interaksi sosial dalam
kelompok sosial tersebut.
3. Atas dasar kepentingan dan wilayah.
Kelompok sosial dipandang dari
sudut individu. Biasanya atas dasar
kekerabatan, usia, jenis kelamin dan
kadang-kadang atas dasar perbedaan
pekerjaan atau kedudukan.
Beberapa bentuk Kelompok:
1. In-Groups dan Out-Groups
(kelompok sendiri dan kelompok
luar).
2. Primary Groups dan Secondary
Groups (kelompok primer dan
kelompok sekunder). Ciri-cirinya
(PG) adalah : informal, akrab,
personal dan total, sedangkan ciri-
ciri (SG) adalah : formal, impersonal,
segmental dan utilitarian.
3. Gemeinschaft dan Gesellschaft
(Paguyuban dan Patembayan).
Ciri-cirinya (Gemein) adalah :
personal, informal, tradisional,
sentimental dan umum
sedangkan ciri-ciri (Gesell) adalah:
impersonal (tidak mengenai
orang tertentu),
formal,kontraktual utilitarian,
realistis dan khusus.
4. Formal Group dan Informal Group.
a. Formal Group : Kelompok-kelompok
yang mempunyai peraturan-peraturan
yang tegas dan dengan sengaja
diciptakan oleh anggota-anggotanya.
Misalnya IAKMI, KORPRI.
b. Informal Group : Tidak mempunyai
struktur dan organisasi yang tertentu
atau yang pasti. Contoh Clique. Yaitu
suatu kelompok kecil tanpa struktur
formal yang sering timbul dalam
kelompok-kelompok besar. Juga klien
dan kelompok arisan.
5. Membership Group dan Reference
Group:

Membership Group merupakan suatu


kelompok dimana setiap orang secara
fisik menjadi anggota.

Reference Group merupakan kelompok-


kelompok sosial yang menjadi ukuran
bagi seseorang untuk membentuk
pribadi dan perilakunya.
Bentuk Kelompok Sosial Yang tidak
beraturan :
1. Kerumunan.
2. Publik.
3. Massa.
Karakteristik Kerumunan :
a. Adanya kehadiran secara fisik, dan
ukurannya sejauh mata memandang
dan telinga mendengar.
b. Tidak terorganisir, tidak punya
pimpinan dan tak ada pembagian kerja.
Bentuk-Bentuk Kerumunan :

1. Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial


:

a. Formal audiences. Mis : penonton bioskop,


penonton olahraga dan pendengar khotbah agama.
Cirinya adalah: Pusat perhatian dan tujuan sama
tetapi sifatnya pasif.

b. Planned expressive groups. Mis : kerumunan dansa,


perjamuan dan pesta keagamaan. Cirinya adalah :
Pusat perhatian tak begitu dipentingkan tetapi
mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul pada
aktivitasnya.
2. Kerumunan bersifat sementara (Casual Crowds) :
a. Kumpulan yang kurang menyenangkan
(inconvenient aggregation). Dalam kerumunan ini
kehadiran orang lain dianggap sebagai satu halangan
terhadap tercapainya tujuan seseorang dan berakibat
munculnya permusuhan. Misalnya antri karcis,
sedang menunggu bus umum dan terperangkap
dalam kemacetan.
b. Kerumunan orang sedang dalam keadaan panik
(Panic Crowds). Dalam kerumunan ini dorongan
individu cenderung mempertinggi rasa panik dan
biasanya bersifat irasional. Misalnya menyelamatkan
diri dari bahaya banjir, kebakaran dan bahaya peran
c. Kerumunan dari orang yang ingin
melihat satu kejadian tertentu (spectator
crowds) atau kerumunan penonton.
Hampir sama dengan formal audience
tetapi terjadinya tidak direncanakan dan
sifat kegiatan tidak terkendalikan. Pusat
perhatiannya adalah kejadian yang
bersifat eksidental.
3. Kerumunan yang berlawanan dengan norma-
norma hukum (law less crowds) :
a. . Kerumunan yang bertindak
secara emosional. Misalnya pembunuhan yang
dilakukan beramai-ramai, kelompok
perampok. Orang bertindak emosional karena
tidak adanya keadilan.
b. Immoral Crowds. Kerumunan yang bersifat
immoral. Misalnya perhimpunan yang
mengadakan pesta yang melampaui batas,
orang-orang mabuk. Tipe ini mirip dengan
kerumunan ekspressif.
Kesimpulan dari kerumunan
adalah : Interaksinya bersifat
spontan, tidak terorganisasi,
terjadi kontak-kontak fisik,
bersifat sementara, dan yang
tercermin dalam masyarakat
manusia.
Publik
Berbeda dengan kerumunan, publik merupakan
kelompok yang bukan kesatuan, karena individu-
individu tidak pernah saling bertemu.

Dengan adanya spesialisasi, maka sifat dari


publik lebih kritis dan rasional.

Ciri-cirinya : Adanya minat, tujuan,kegemaran


dan kepentingan yang sama.
Dalam publik, anggotanya dibedakan atas 3 kelompok :
1.Kelompok vested interest : sekumpulan orang yang sudah
berkedudukan tertentu dalam masyarakat dan biasanya bersifat pro,
karena ingin mempertahankan keadaan yang sudah ada.

2.Kelompok new comer : sekumpulan orang yang ingin


memperjuangkan kepentingan baru dan ingin pula merebut suatu
kedudukan dalam masyarakat, biasanya bersifat kontra.

3.Kelompok yang pasif : sekumpulan orang yang hanya mempunyai


minat saja, akan tetapi belum menetukan pendiriannya terhadap
suatu persoalan.
Massa

Berbeda dengan kerumunan, massa


merupakan kumpulan orang banyak yang
mempunyai kehendak atau pandangan
yang sama, tapi tidak berkerumun pada
satu tempat tertentu dan mengikuti
kejadian dan peristiwa yang penting
dengan alat-alat komunikasi modern
seperti halnya publik.
Menurut Leopold Von Wiese, massa dibedakan menjadi
: 1. Massa yang konkret
2. Massa yang abstrak.
Ciri-ciri Massa yang konkret :
• Adanya ikatan batin.
• Adanya persamaan norma-norma, karena orang
yang tergabung dalam massa yang konkret
mempunyai peraturan dan kebiasaan sendiri.
Misalnya ORPOL.
• Mempunyai struktur yang jelas, seperti orpol ada
struktur yang jelas sehingga dikenal pimpinannya
dan pembagian kerja.
• Mempunyai potensi yang dinamis, sehingga dapat
menimbulkan gerakan massa. Misalnya, gerakan
buruh, gerakan pemuda.
Massa abstrak adalah sekedar kumpulan
manusia yang belum diikat oleh kesatuan
norma, kesatuan emosional tetapi mereka
telah menjadi satu karena adanya dorongan.

Massa yang abstrak merupakan embrio dari


massa konkret.
Akan tetapi tidak selamanya seperti ini
hubungannya tergantung situasi dan
kondisi. Bisa langsung bubar demikian juga
dengan massa yang konkret.
LEMBAGA KEMASYARAKATAN
Senin, 1 April 2014

28
 Norma di dalam masyarakat diciptakan untuk
mengatur pergaulan hidup dengan tujuan
untuk mencapai suatu tata tertib.

 Norma tersebut apabila diwujudkan dalam


hubungan antar manusia disebut dengan
organisasi sosial.
 Dalam perkembangan selanjutnya norma
berkelompok pada berbagai keperluan
pokok kehidupan manusia.

29
 Misalnya :
 Kebutuhan hidup untuk kekerabatan menimbulkan
lembaga sosial seperti keluarga batih, pelamaran,
perkawinan dan perceraian.
 Kebutuhan akan mata pencaharian menimbulkan
lembaga sosial seperti pertanian, peternakan dan
industri.
 Kebutuhan akan pendidikan menimbulkan lembaga
sosial seperti pesantren, TK, SD, SLTP, SLTA dan PT.
 Kebutuhan untuk menyatakan rasa keindahan
menimbulkan seni rupa, seni suara dan
kesusasteraan.

30
 Batasan Lembaga Sosial menurut :
 Soerjono Soekanto : Merupakan himpunan norma-
norma segala tingkatan yang berkisar pada suatu
kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat.
Wujud kongkrit lembaga sosial tersebut adalah
asosiasi. Contoh : Universitas adalah lembaga sosial
sedangkan USU, UGM adalah contoh asosiasinya.

 Robert Mac Iver dan Charles H. Page : Lembaga


sosial sebagai tata cara atau prosedur yang telah
diciptakan untuk mengatur hubungan antar
manusia yang berkelompok dalam suatu kelompok
kemasyarakatan yang disebut dengan asosiasi.

31
 Fungsi dari lembaga sosial ialah :
1. Memberikan pedoman pada anggota
masyarakat.
2. Menjaga keutuhan masyarakat.
3. Sebagai social control.

32
 Supaya hubungan antar manusia di dalam suatu
masyarakat terlaksana dengan baik
maka,diperlukan norma yang berlaku umum di
masyarakat.
 Norma yang ada di masyarakat mempunyai
kekuatan yang berbeda.
 Perbedaan kekuatan mengikat dari norma-norma
tersebut adalah :
1. Cara (Usage).
Suatu bentuk perbuatan. Suatu penyimpangan
yang terjadi tidak akan menyebabkan adanya
hukuman yang berat, tetapi hanya sekedar celaan
dari individu yang bersangkutan.

33
2. Kebiasaan (folkways).
Suatu bentuk perbuatan yang diulang-ulang
dalam waktu yang sama, merupakan suatu bukti
bahwa orang banyak menyukai perbuatan
tersebut.

3. Tata Kelakuan (mores).


Apabila kebiasaan tidak diterima sebagai
cara perilaku saja, melainkan diterima
sebagai norma-norma pengatur, maka jadilah
kebiasaan tersebut menjadi tata kelakuan.
34
4. Adat istiadat (custom).
Tata kelakuan yang kekal serta kuat
integrasinya dengan pola-pola perilaku
masyarakat, akan meningkat kekuatan
mengikatnya menjadi custom.

Tata kelakuan menjadi penting karena :


1. Tata kelakuan memberikan batas-batas pada
perilaku individu.
2. Tata kelakuan mengidentifikasi individu
dengan kelompoknya.
3. Tata kelakuan menjaga solidaritas antar
anggota masyarakat.

35
 Proses pelembagaan (institutionalization) yaitu
Proses yang harus dilewati oleh suatu norma
kemasyarakatan (norma sosial) yang baru untuk
menjadi bagian dari salah satu lembaga sosial.

 Suatu norma dikatakan telah melembaga apabila


telah :
1. Diketahui
2. Dimengerti.
3. Ditaati.
4. Dihargai.

36
 Internalized yaitu : suatu taraf perkembangan di
mana para anggota masyarakat dengan sendirinya
ingin berperilaku sejalan dengan perilaku yang
memang sebenarnya memenuhi kebutuhan
masyarakat.

 Sistem Pengendalian Sosial yaitu segala proses,


baik yang direncanakan maupun tidak, yang
bersifat mendidik, mengajak atau bahkan memaksa
warga-warga masyarakat agar mematuhi kaidah-
kaidah dan nilai-nilai sosial yang berlaku.
 Dapat dilakukan oleh individu dengan individu juga
individu dengan kelompok dan kelompok dengan
kelompok.

37
Proses pengendalian sosial dapat
dilakukan dengan cara : tanpa
kekerasan (persuasive) ataupun dengan
paksaan (coercion).

Alat pengendalian sosial ada yang


bersifat memaksa yaitu pemidanaan
dan kompensasi. Sedangkan yang
bersifat Remidial yaitu terapi dan
konsiliasi.
38
 Menurut Gillin dan Gillin ciri-ciri umum lembaga
kemasyarakatan adalah :
1. Suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi
dan pola-pola perilaku yang terwujud melalui
aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-
hasilnya.
2. Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri
dari semua lembaga kemasyarakatan.
3. Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau
beberapa tujuan tertentu.
4. Mempunyai alat perlengkapan yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga
bersangkutan.
39
Lanjutan ...
5.Lambang-lambang biasanya juga
merupakan ciri khas dari lembaga
kemasyarakatan.

6.Suatu lembaga kemasyarakatan


mempunyai tradisi tertulis ataupun
tidak tertulis, yang merumuskan
tujuannya, tata tertib yang berlaku.

40
 Tipe-tipe Lembaga Kemasyarakatan.
1. Menurut sudut perkembangannya.
a. Crescive institutions.
b. Enacted institutions.
2. Menurut sudut sistem nilai-nilai yang diterima
masyarakat.
a. Basic institutions.
b. Subsidiary institutions.
3. Menurut sudut penerimaan masyarakat.
a. Social sanctioned institutions.
b. Unsanctioned institutions.
41
4. Menurut sudut penyebarannya.
a. General institutions.
b.Restricted institutions.

5. Menurut sudut fungsinya.


a. Operative institutions.
b. Regulative institutions.
42
Conformity ialah : proses
penyesuaian diri terhadap
masyarakat dengan cara
mengindahkan kaidah dan nilai-nilai
masyarakat.

Deviation ialah : penyimpangan


terhadap kaidah dan nilai-nilai
dalam masyarakat.
43
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai