Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN HASIL PENELITIAN

KONFLIK SOSIAL PENCURIAN MOTOR

Anggota Kelompok :
01. Diana Kiki Rismawati
02. Diyah Evita Sari
03. M. Rizky Rahmadhana Y.A
04. Putri Nur Diyah Ayu
05. Qoimatus Sa'diyah
06. Riananta Lintang Mubarok
07. Safinatun Najah
08. Syafaatul Udzma
09. Septian Rizky Hariyanto
10. Teguh
11. Citra Yunita Steviani

SMA NEGERI 1 PAMOTAN


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur kami panjatkan


kepada Tuhan Yang Maha Esa, aas semua kehendak-Nya, kami berhasil
menyelesaikan laporan penelitian dengan tepat waktu yang berjudul "Laporan
Penelitian Konflik Sosial Pencurian Motor".

Penyusunan laporan penelitian ini ditulis berdasarkan wawancara langsung


dengan narasumber kami yaitu bapak A.Y. Ghozali, S.H selaku KAPOLSEK Pancur.
Isi dari laporan ini yaitu bertuliskan tentang wawancara kami dengan kepolisian
Pancur tentang fenomena pencurian motor. Penulis berharap, pemaparan dalam
isi penelitian sederhana ini bisa mempermudah pembaca untuk mengetahui
tentang informasi terkait konflik sosial pencurian motor yang sedang terjadi.

Kami menyadari bahwa hasil penelitian yang disusun masih jauh dari kata
sempurna, dan memiliki kekurangan dari berbagai aspek. Untuk itu, Kami
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan laporan
penelitian ini melalui email kunjunganlapangan@gmail.com atau menghubungi
wa kami +628172001639. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pamotan, 16 Maret 2023


DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
3. Subjek Penelitian
4. Pedoman Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN
1. Profil Informan
2. Modus Pencurian Sepeda Motor
3. Motif Pencurian Sepeda Motor
4. Pelaku Pencurian
5. Sistem Keamanan Sosial
6. Dampak Terjadinya Pencurian Sepeda Motor
7. Siapa yang diuntungkan?
BAB V Penutup
1. Kesimpulan
2. Saran
Daftar Pustaka
BAB l

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pada umumnya setiap orang menginginkan tatanan hidup yang makmur dan adil.
Dengan terciptanya tatanan masyarakat tersebut akan menjadikan terciptanya
kehidupan masyarakat yang aman. Maka di dalam tatanan masyarakat harus ada
keseimbangan dalam tatanan masyarakat antara lapangan pekerjaan dan aturan
yang mengayomi. Sehingga tidak terjadi hal yang menyimpang dalam masyarakat
seperti halnya pencurian. Namun pada faktanya hal tersebut tidak sesuai dengan
apa yang diimpikan karena faktanya kurangnya lapangan pekerjaan dan
keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat membuat banyak masyarakat tidak
memiliki pekerjaan dan kesulitan dalam Ekonomi. Kesulitan ekonomi tersebut
yang menyebabkan banyak masyarakat menempuh jalan lain untuk
mendapatkan uang, mereka hanya memikirkan bagaimana cara mendapatkan
uang dengan cepat sehingga, banyak bermunculan kasus kriminal di masyarakat
seperti halnya pencurian.

Sehingga untuk mewujudkan kehidupan yang aman dan meminimalisir terjadinya


kasus pencurian tersebut maka dilakukan penelitian tentang kasus pencurian
dengan harapan dapat mengetahui motif, cara serta tujuan dari pencurian
tersebut.Dalam laporan kali ini kami akan membahas tentang maraknya kasus
pencurian sepeda motor yang terjadi di Desa wuwur.

2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian


konflik sosial dan integrasi tersebut adalah bagaimana proses pencurian itu
terjadi dan alasan atau sebab apa yang mendasari pelaku melakukan pencurian
tersebut. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, diturunkan dalam beberapa
poin pertanyaan sebagai berikut;

⮚ Proses pencurian terjadi dan alasan serta sebab pelaku melakukan

pencurian.

⮚ waktu kejadian pencurian motor.

⮚ lokasi kejadian pelaku melakukan kejahatan.

⮚ motif pelaku dan tujuan pelaku melakukan aksi pencurian sepeda motor.

⮚ dampak yang ditimbulkan usai kejadian.

3. TUJUAN PENELITAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses


pencurian itu terjadi dan alasan atau sebab apa yang mendasari pelaku
melakukan pencurian tersebut. Melalui tujuan tersebut, kami berharap dapat
memenuhi tugas mapel sosiologi serta untuk mendapatkan informasi mengenai
kejadian tersebut sekaligus menambah wawasan dan pengetahuan tentang
konflik sosial, lingkungan sosial dan cara menghindar dari konflik sosial.

4. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut :

⮚ sebagai wacana bagi siswa/pelajar

⮚ membantu pembelajaran siswa agar tidak terjerumus dalam konflik sosial

⮚ sebagai contoh pembelajaran siswa mengenai konflik sosial, serta


⮚ menambah wawasan dan pengetahuan siswa tentang konflik sosial

didalam masyarakat dan cara menghindari konflik sosial tersebut.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Menurut Rahman dkk (2019) kemiskinan merupakan masalah multidimensi


karena berkaitan dengan ketidakmampuan akses secara ekonomi, politik, sosial
budaya, dan partisipasi dalam masyarakat. Dampak dari keterbatasan dalam
mengakses layanan tersebut, menurut Rosana (2019) berdampak pada
ketidaksanggupan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya yang disebabkan
oleh kelangkaan alat pemenuhan kebutuhan sehari-hari, pendidikan, dan
pekerjaan yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan
keadaan miskin itulah, menurut Prayetno (2013) berbagai permasalah sosial akan
muncul baik di lingkungan keluarga, sosial atau masyarakat. Menurut Sugiarti
(2014) permasalahan-permasalahan sosial itu dapat dilihat dalam wujud ekspresi
seseorang dalam melakukan kejahatan.

Menurut Anisa (2020) ada banyak penyebab dari tindak kriminalitas yang
dilakukan oleh seseorang, diantaranya yaitu watak yang menjadi bawaan lahir,
rasa ingin diakui, gangguan psikologi, kemiskinan, dan lain-lain. Tinjauan yuridis
terhadap kejahatan harta benda dan bagaimana penerapan kasus pencurian
menurut Pasal 365 KUHP, yang terdapat dalam Buku II Bab XXII, dalam Kurnia
(2018) menegaskan bahwa pencurian merupakan tindakan sengaja mengambil
atau menguasai barang/hasil curian tanpa izin dan kemudian sama – sama
mengakibatkan kerugian materil.
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan bagian yang cukup penting. Dengan penyajian


metode penelitian ini, peneliti memberikan pertanggungjawaban tentang cara-
cara yang dipilih untuk memperoleh jawaban atas problematika yang diajukan.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
mengumpulkan data. Teknik wawancara /interview yang dimaksud adalah tata
cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan /
orang yang diwawancarai. Dalam pelaksanaan wawancara, interviewer
menggunakan pedoman wawancara dengan pengembangan seperlunya.

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian oleh peneliti kali ini adalah di Polsek
Pancur, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang, Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah. Alasan memilih tempat ini adalah narasumber atau informan dalam
wawancara kali ini merupakan bapak Polisi yang menangani kasus tersebut.
Berikut ini adalah dokumentasi lokasi penelitian kami.
Keterangan: Lokasi penelitian kelompok, tepatnya di Polsek Pancur, Rembang
Jawa Tengah (Sumber: Dokumentasi Kelompok).

2. Waktu Penelitian

Durasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sekitar selama satu
bulan lebih. Dalam waktu tersebut, kami mulai menyusun rencana penelitian,
melakukan proses penelitian, pelaporan penelitian dan hingga publikasi. Lebih
tepatnya dalam proses penelitian memerlukan waktu 1 hari, pelaporan
penelitian memerlukan waktu sekitar 3 minggu dan publikasi penelitian
memerlukan waktu sekitar satu minggu.

3. Subjek Penelitian

Dalam wawancara penelitian kasus pencurian sepeda motor ini, yang dijadikan
informan dan atau subjek dalam penelitian adalah Bapak A.Y. Ghozali, S.H selaku
Ajun Inspektur Polisi 2, sedangkan objek penelitian ini adalah Kasus pencurian
motor yang terjadi pada Desa Wuwur, Pancur. Berikut ini adalah dokumentasi
saat kami melakukan wawancara dengan informan.
Keterangan: Suasana wawancara berlangsung. Tampak Informan didampingi
dengan koleganya, dalam menjawab pertanyaan kelompok kami (Sumber:
Dokumen Kelompok)

4. Pedoman Wawancara

Sebelum melakukan wawancara, peneliti menyusun panduan wawancara yang


dapat dipergunakan untuk membantu mengarahkan pembicaraan ke topik
penelitian dan rumusan masalah yang perlu digali permasalahannya. Panduan
wawancara bervariasi dari yang ditulis dengan sangat rinci hingga relatif longgar.
Tetapi itu semua pada dasarnya adalah untuk membantu mengetahui apa yang
harus ditanyakan. Kami susun pedoman pertanyaan dengan menggunakan
urutan pertanyaan mulai dari; seperti apa, bagaimana mengajukan pertanyaan,
dan bagaimana mengajukan tindak lanjut. Dalam penelitian, wawancara sangat
berguna untuk mendapatkan cerita di balik pengalaman informan. Kami
(pewawancara) menggali informasi mendalam tentang topik pencurian sepeda
motor. Berikut merupakan pedoman wawancara penelitian kami.

1. Selama bapak bertugas di Polsek Pancur, apakah Bapak pernah menemui


atau menangani tentang kasus pencurian motor pak?
2. Beberapa hari yang lalu, saya sempat mendengar berita adanya kasus
pencurian motor yang pelakunya adalah masyarakat dari Desa Wuwur.
Apakah itu benar Pak?
3. Jika memang benar adanya pencurian tersebut, pelaku dari kasus
pencurian tersebut biasanya melakukan aksinya dimana ya pak kalau
boleh tau? Apakah di desa sekitar atau di luar desa atau mungkin
ditempat umum seperti di tempat parkir sepeda motor ya Pak?
4. Apakah pelaku pencurian tersebut juga melakukan aksinya di desanya
sendiri atau tidak ya pak? atau hanya di tempat parkir motor saja ya Pak?
5. Dari beberapa artikel dan berita yang pernah saya baca dan lihat,
biasanya motif pencurian itu karena faktor ekonomi, apakah penyebab
dari pelaku melakukan pencurian juga karena faktor ekonomi atau ada
faktor lain ya Pak?
5. Dalam melakukan aksinya tersebut pelaku berjumlah berapa orang ya
Pak?
6. Apa tugas/peran masing-masing pelaku dalam pencurian tersebut ya Pak?
7. Dalam melancarkan aksinya bagaimana proses terjadinya pencurian
tersebut ya Pak?
8. Dalam melakukan aksinya para pelakunya biasanya menggunakan alat
atau tidak ya pak? Jika iya alat apa saja yang digunakan kalau boleh tahu
ya?
9. Dalam sehari biasanya pelaku bisa mendapatkan berapa sepeda motor ya
Pak?
10. Dalam melakukan pencurian biasanya mereka bergerak / melakukan
aksinya itu pukul berapa ya pak kalau boleh tau/dalam situasi keadaan
bagaimana ketika di tempat umum seperti parkir sepeda motor?
11. Sebelumnya maaf ya pak, jika pelaku melakukan aksinya di tempat umum
seperti parkiran apakah tidak ada penjagaan di tempat tersebut seperti
tukang parkir atau bahkan di tempat tersebut banyak orang lalu lalang
apakah tidak ada yang curiga ya Pak?
12. Banyak sepeda motor yang sudah dicuri berapa ya pak kalau boleh tau?
13. Biasanya para pencuri tersebut setelah melancarkan aksinya menyimpan
sepeda motor tersebut dimana ya Pak? Apakah langsung dijual di
penadah/disimpan ditempat lain ya Pak?
14. Untuk hukuman pelaku curanmor sendiri itu dikenakan pasal berapa ya
pak dan berapa tahun hukuman penjaranya?
15. Apakah dampak yang timbul setelah peristiwa pencurian tersebut?
16. Setelah adanya peristiwa pencurian tersebut pasti ada pihak-pihak yg
diuntungkan dan dirugikan dalam kasus ini siapa yang diuntungkan dan
siapa yg dirugikan ya pak?
17. Apakah ada perubahan sikap yang timbul setelah peristiwa pencurian
terjadi ya pak seperti keamanan di tempat parkir tersebut yg semula
kurang menjadi diperketat?
18. Adakah konflik yang lain yg terjadi setelah peristiwa ini pak seperti
mungkin pelaku dikucilkan di desa asalnya / bahkan tidak diterima di
desanya karena rasa cemas dan khawatir warga akan keberadaannya ya
Pak
19. Sebelum saya mengakhiri wawancara Kali Ini, Pak. Mohon Izin Untuk
bapak memberikan sedikit pesan / himbauan kepada masyarakat agar
terhindar dan kejahatan Curanmor?

5. Dokumentasi Wawancara

Berikut ini merupakan dokumentasi suasana Polsek Pancur dan hasil wawancara
kelompok kami dengan Kapolsek Pancur yang telah diunggah pada channel
youtube dengan link https://youtu.be/M3zbmazCwBI dan
https://youtu.be/K9rm2CMuqVg.
Keterangan: Tampak para siswa sedang melakukan wawancara dengan Informan
(Sumber: Tangkapan layar youtube pada channel SMA N 1 Pamotan)

Keterangan: Tampak suasana ruangan Polsek Pancur dalam pelayanan sehari-


hari (Sumber: Tangkapan layar youtube pada channel SMA N 1 Pamotan)
BAB IV
HASIL PENELITIAN

1. Profil Informan

Selama bapak A.Y. Ghozali mengabdi sebagai polisi di Kecamatan Pancur ini,
bapak Ghozali menemukan banyak kasus curian motor. Untuk tahun (2023) ada 2
kasus, dan kebetulan 2 kasus tersebut terungkap. Berdasarkan pernyataan dari
Bapak A.Y Ghozali selaku narasumber dalam wawancara kali ini, pelaku
pencurian motor ini berinisial B. Pelaku tersebut merupakan warga masyarakat
Desa Wuwur, Kabupaten Rembang. Berikut ini adalah dokumentasi informan
penelitian dan alat transportasi layanan dan berkas kasus yang ada di Polsek
Pancur, Rembang Jawa Tengah.

Keterangan: Bapak A.Y Ghozali sedang memberi hadiah kepada para siswa
karena telah berani melakukan wawancara (Sumber: Dokumentasi Kelompok)
Keterangan: Mobil Polsek Pancur yang digunakan layanan keamanan di kawasan
Kecamatan Pancur. Tampak beberapa armada terparkir di serampi bangunan
Polsek (Keterangan: Dokumentasi Kelompok)

Keterangan: Tampak berkas kasus yang tersusun rapi di Polsek Pancur. Tampak
sajadah sholat tergeletak di lemari berkas. (Sumber: Dokumentasi Kelompok)
2. Modus Pencurian Sepeda Motor

Memang benar adanya pencurian motor dari Desa Wuwur. TKP nya di Wuwur,
dan pelakunya juga orang Wuwur sendiri. Dalam melaksanakan aksinya pelaku
tersebut melakukan aksinya dalam waktu tidak menentu untuk melakukan aksi,
misal sore hari, malam hari, atau pagi hari. Pelaku tersebut melakukan aksinya
apabila ada kesempatan untuk mencuri. Kebetulan saat di Desa Wuwur tersebut
sepeda motor milik korban sedang diparkir di halaman rumah korban itu sendiri.
Dalam wawancara, Ia mengatakan kurang lebih kejadiannya seperti ini, suatu
hari pelaku sedang bertamu di rumah korban, yang artinya antara korban dan
pelaku sudah saling mengenal dan merupakan tetangga satu desa. Kemudian
setelah bertamu, pelaku melihat adanya kunci motor korban berada diatas meja.
Dengan itu si Pelaku inisial B tersebut mengambil kunci motor itu. Pelaku
tersebut kemudian melakukan aksinya. Pada keesokan harinya tepatnya pada
pukul dua dini hari, pada saat kondisi desa sepi karena waktu istirahat. Pelaku
melancarkan aksinya dengan mudah karena sudah mendapatkan kunci asli dari
motor tersebut. Menurut pernyataan dari bapak Ghozali dalam wawancara ini,
awalnya memang korban merasa heran kunci motornya hilang, kemudian korban
terpaksa menaruh motornya di halaman rumah karena waktu itu tidak bisa
dimasukkan kedalam rumah. Sehingga pelaku sangat mudah melaksanakan
aksinya.

3. Motif Pencurian Sepeda Motor

Menurut bapak Ghozali saat kami menanyakan apa motif pelaku tersebut adalah
faktor ekonomi yang melandasi pelaku melakukan aksinya, terdesak ekonomi
yang sedang turun mungkin, dan ada faktor lain. Kedua, faktor keinginan yang
tidak tercapai, maksudnya adalah mungkin pelaku tersebut tidak memiliki
kendaraan motor sehingga keinginan dia, atau nafsu dia sedang menguasai
dirinya sehingga timbul rasa untuk mencuri motor tersebut. Setelah pelaku
mendapatkan motor tersebut, motor itu ditaruh di rumah temannya yang
kemudian satu hari setelahnya dijual oleh pelaku. Berdasarkan wawancara ini,
pak Ghozali menegaskan bahwa uang dari pencurian ini digunakan untuk foya
foya, mentraktir teman, atau mungkin untuk hal hal yang berbau negatif.

4. Pelaku Pencurian

Pak Ghozali berkata bahwa pelaku berjumlah 2 orang Wuwur sendiri. Pelaku
yang 1 bertugas mengantarkan pelaku 2 dan pelaku 2 bertugas sebagai
pengambil barang curian tersebut. Pelaku pencurian tersebut dalam melakukan
aksinya tidak menentu dalam mendapatkan jumlah curian, tergantung pada
target pelaku, dan tergantung pada kesempatan pelaku serta pada pukul yang
tidak menentu. Pelaku selama ini sudah mencuri di 4 tkp, sukoharjo. Setelah di
usut dan diproses jalur hukum, hukuman untuk kasus pencurian ini adalah
berdasarkan pada pasal 363 KUHP pasal pidana, dengan ancaman 5 tahun
penjara.

5. Sistem Keamanan Sosial

Disinggung soal penjagaan di Desa Wuwur tersebut, pak Ghozali mengatakan


bahwa "sudah ada penjagaan di tiap desa, siskamling juga, karena termasuk
warga sendiri dari Desa Wuwur, maka yang lain tidak curiga". Kata Pak Ghozali,
sebelumnya warga memang sudah siskamling, setelahnya jadi ditingkatkan, dari
sebelumnya 5 orang menjadi 10 orang. Menurut pak Ghozali, setelah konflik
curanmor ini Alhamdulillah tidak ada konflik lain, dan keadaan masih kondusif.
Pesan dan himbauan dari bapak kepolisian Pancur mengenai kasus ini adalah
"setiap memarkirkan motornya tolong dikunci dan kemudian dikunci stang dan
diamankan, kalau perlu digembok biar lebih aman, jangan ditaruh diluar kalo
malam hari".

6. Dampak Terjadinya Pencurian Sepeda Motor


Dari peristiwa konflik sosial ini tentu saja berdampak pada masyarakat sekitar.
Dampaknya adalah masyarakat merasa resah, dengan adanya pencurian ini,
karena sebelumnya juga sudah ada pencurian kecil-kecil, seperti pencurian ayam,
pencurian mesin-mesin, serta pencurian alat pompa air dan lainnya.

7. Siapa yang diuntungkan?

Dari kejadian ini tentu saja terdapat pihak yang diuntungkan dan dirugikan, pihak
yang diuntungkan adalah pelaku itu sendiri, dan dirugikan adalah masyarakat
dan korban yang merasa resah.
BAB V

PENUTUP

1. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan sebagai
berikut;

● Proses pencurian sepeda motor dilakukan pada situasi senggang

(sore, malam, dan pagi hari). Pelaku adalah orang dekat yang
mengetahui keseharian dan kelemahan keamanan pemilik sepeda
motor. Pelaku melancarkan aksinya pada malam hari, setelah
mendapatkan kunci sepeda motor saat berkunjung ke rumah
sebelumnya.

● Pelaku pencurian adalah dua orang yang berbagi peran mengantar

dan membawa motor curian.

● Alasan dan motif pencurian adalah mencukupi kebutuhan ekonomi

yang rendah yang kemudian yang bersangkutan menggunakan


strategi mencukupi kebutuhan tidak tercapai. Namun pada saat
mendapatkan uang hasil curian, mereka gunakan untuk foya-foya dan
mentraktir temannya.

● Sebab mendasar terjadinya pencurian adalah sistem keamanan

rumah tangga dan sosial cenderung lemah.

● Dampak dari terjadinya pencurian adalah kerugian pemilik motor

yang kehilangan motor yang kemudian juga merambah pada


keresahan masyarakat karena khawatir barang kepemilikan terancam
dicuri.

2. SARAN
Satuan rumah tangga dan masyarakat diharapkan meningkatkan sistem
keamanan setiap rumah tangga dan masyarakat secara luas. Melalui sistem
keamanan sosial diharapkan tercipta tatanan sosial yang aman/ tidak was-
was lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Anisa, D. (2020). Korelasi Kemiskinan Dan Kejahatan. Sol Justisio, 2(2 DESEMBER),
250-255.
Kurnia, L. C. (2018). Tinjauan Yuridis Terhadap Kejahatan Harta Benda Menurut
Pasal 365 Kuhp Tentang Pencurian Dengan Kekerasan. Lex Crimen, 7(3).
Prayetno, P. (2013). Kausalitas Kemiskinan terhadap Perbuatan Kriminal
(Pencurian). Media Komunikasi FPIPS, 12(1).
Sugiarti, Y. (2014). Kemiskinan sebagai salah satu penyebab timbulnya tindak
kejahatan. Jendela Hukum, 1(1), 37186.
Rahman, P. A., Firman, F., & Rusdinal, R. (2019). Kemiskinan Dalam Perspektif
Ilmu Sosiologi. Jurnal Pendidikan Tambusai, 3(3), 1542-1548.
Rosana, E. (2019). Kemiskinan Dalam Perspektif Struktural Fungsional. Al-Adyan:
Jurnal Studi Lintas Agama, 14(1), 19-34.

Anda mungkin juga menyukai