Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENELITIAN KONFLIK SOSIAL

TAWURAN ANTAR PELAJAR

Disusun oleh:

1.Ananda nur baiti(5)

2.Ayuni zamrotul fuad (7)

3.Cindy wulan sari (9)

4.Juwariyah (16)

5.Melinda putri NR (18)

6.Miftakhul jannah (19)

7.Nihayatus solikhah (23)

8.Zahra Rani Kartika S (36)

SMA NEGERI 1 PAMOTAN


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan KasihNya, sehingga
laporan kegiatan wawancara di Polsek Pancur dengan judul “ TAWURAN ANTAR PELAJAR” dapat
diselesaikan sesuai tepat waktu.Laporan penelitian sosial di polsek pancur ini merupakan laporan
pertanggungjawaban dalam menjalan program kegiatan yang telah disesuaikan dengan visi dan misi.
Tentu saja sudah dibuat sesuai dengan rumus yang mengacu pada pokok tugas dan peran yang
disimpan sesuai dengan judul.

Laporan kegiatan wawancara yang dijalankan lewat serangkaian kegiatan ini berharap dapat
berjalan dan memotivasi para remaja agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang bebas
sehingga berdampak pada lingkungan dan tata cara berperilaku, sehingga mendukung generasi
muda agar masa depan mereka dapat cerah dan penuh keberhasilan .Sehingga laporan kegiatan
wawancara tidak hanya menjadi laporan saja. Tetapi juga dapat menjadi acuan, menambah
wawasan bagi para pembacanya. Agar ada kemajuan dari laporan satu dengan laporan lain di masa
yang akan datang.

Pamotan, 3 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

1.2. RUMUSAN MASALAH

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1.4. MANFAAT PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. LOKASI PENELITIAN

3.2. TEMPAT PENELITIAN

3.3. ANGGOTA PENELITIAN

3.4.DAFTAR PERTANYAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. PROFIL INFORMAN

4.2. SUASANA WAWANCARA

4.3. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TAWURAN ANTAR PELAJAR

4.4. DAMPAK TERJADINYA TAWURAN ANTAR PELAJAR

4.5. SOLUSI UNTUK MENCEGAH TAWURAN ANTAR PELAJAR

4.6.PROSES TERJADINYA KONFLIK SOSIAL

BAB V PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

5.2.SARAN

5.3. DAFTAR PUSTAKA


BAB I PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Hal ini terbukti dengan
peristiwa-peristiwa tawuran para pelajar yang saat ini sedang maraknya terjadi. Tawuran sudah tidak
lagi menjadi pemberitaan yang asing lagi ditelinga kita. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi
di kota-kota besar di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk dibahas. Perilaku
pelajar yang anarkis berasal dari banyak faktor yang mempengaruhi baik faktor internal maupun
eksternal. Tawuran pelajar bukan hanya mengakibatkan kerugian harta benda atau korban cedera
tetapi bisa sampai merenggut nyawa orang lain.

Di mata mereka nyawa tidak ada harganya, bahkan mereka merasa bangga jika berhasil
membunuh pelajar sekolah lain yang mereka anggap musuh mereka. Kekerasan dianggap sebagai
solusi yang paling tepat untuk menyelesaikan suatu masalah tanpa memikirkan akibat-akibat buruk
yang ditimbulkan. Tawuran antar pelajar semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng, perilaku
anarki ini selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat, mereka sudah tidak merasa kalau
perbuatan mereka itu sangat tidak terpuji dan mengganggu ketenangan masyarakat, sebaliknya
mereka merasa bangga jika masyarakat itu takut dengan geng atau kelompoknya, padahal seorang
pelajar seharusnya tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti itu.

Pada saat bersamaan masyarakat hanya bisa menyaksikan kekerasan demi kekerasan terjadi
antara mereka dan sering kali mencaci perbuatan mereka tanpa berusaha mencari solusi yang bijak
akan permasalahan tersebut. Memojokkan mereka dari sudut pandang negatif yang ada, seolah-olah
seperti seorang terdakwa yang telah mendapat vonis hukum, yang dipastikan sebentar lagi akan
masuk penjara. Padahal sebenarnya tidak bisa dikatakan sepenuhnya bahwa kesalahan itu berasal dari
dalam diri atau faktor internal pelajar itu sendiri.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut ,maka rumusan masalah dalam penelitian sosial adalah sebagai
berikut :
1. Apa penyebab terjadinya tawuran antar pelajar?
2. Bagaimana dampak tawuran antar pelajar bagi masyarakat?
3. Bagaimana penanggulangan tawuran antar pelajar?

1.3.TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai penyebab terjadinya tawuran antar pelajar
2. Untuk mengetahui apa saja dampak tawuran antar remaja kepada masyarakat
3. Untuk mengetahui bagaimana penanggulangan tawuran antar pelajar oleh polsek pancur

1.3. MANFAAT PENELITIAN

● Untuk memperbanyak wawasan penulis dalam Memperoleh ilmu pengetahuan dan

memahami bagaimana peran Aparat kepolisian dalam penanganan terhadap pelaku tawuran
pelajar.

● Masyarakat akan mengetahui bagaimana peran kepolisian dalam menangani pelaku tawuran

pelajar dan bagaimana para pelajar yang terlibat mendapatkan hukuman yang sesuai dengan
peraturan yang ada.
BAB II KAJIAN PUSTAKA

Menurut Mansoer (dalam Solikhah, 1999) tawuran adalah Perkelahian massal antar kelompok
pelajar laki-laki dengan kekerasan Yang ditujukan pada kelompok pelajar dari sekolah lain. Dari
penjelasan Tersebut dapat diartikan bahwa dalam kasus tawuran pelajar pelakunya adalah pelajar laki-
laki yang berkelompok.Tawuran dapat dikategorikan sebagai bentuk kenakalan remaja atau juvenile
delinquency, Juvenile diambil dari bahasa latin juvenilis yang artinya anak muda, sedangkan
delinquent berasal dari bahasa latin Delinquere yang berarti terabaikan.

. Kartono (1998) menjelaskan juvenileb Delinquency adalah kenakalan remaja yang merupakan
gangguan perilaku sosial yang disebabkan pengabaian sosial, sehingga mereka berperilaku
Menyimpang.Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tawuran Pelajar adalah
perkelahian yang dilakukan antar kelompok remaja laki-laki Dalam bentuk kekerasan. Hal ini
menunjukkan bahwa tawuran merupakan Salah satu bentuk perilaku agresif. Tim Pustaka Familia
(2006: 63) menjelaskan perilaku agresif Adalah tindakan kekerasan yang dilakukan oleh manusia
terhadap Sesamanya. Tindakan kekerasan bisa diartikan sebagai kekerasan fisik atau Kekerasan
secara lisan. Kekerasan secara fisik dilakukan secara langsung
BAB III METODE PENELITIAN

3.1. LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian ini dilakukan di polsek pancur tepatnya di Jln Jatirogo km 3.2 Desa pancur,
Kabupaten Rembang Provinsi jawa tengah,kp , tiang , Pancur, Jawa tengah,59262.

3.2. TEMPAT PENELITIAN

POLSEK KECAMATAN PANCUR

3.3. ANGGOTA PENELITI

Penelitian ini dilakukan oleh kelompok 1 yang berjumlah 8 orang di antaranya:

1. ANANDA NURBAITI (5) (Ds Samaran rt/rw :03/02)


2. AYUNI ZAMROTUL FUAD (7) (Ds Kalitengah rt/rw: 13/04)
3. CINDY WULAN SARI (9) (Ds Sidowayah rt/rw: 03/01)
4. JUWARIYAH (16) (Ds Johogunung rt)rw 02/01)
5. MELINDA PUTRI NR (18) (Ds Samaran rt/rw 03/01 )
6. MIFTAHUL JANNAH (19) (Ds Pragen rt/rw:01/02)
7. NIHAYATUS SOLIKHAH (23) (Ds Banyu urip rt/rw 04/01)
8. ZAHRA RANI KARTIKA SUTRIMAN (36 ) (Ds Tempaling rt/rw 01/01)

3.4. DAFTAR PERTANYAAN

1.maaf pak nama bapak siapa?


2.bapak tinggal dimana?
3.Bagaimana pendapat bapak tentang tawuran antar remaja
4.Apa yang aparat lakukan jika terjadi tawuran antar remaja
5.apa pengaruh lingkungan dan pergaulan termasuk faktor pendorong tawuran antar remaja?
6.apa yang dilakukan pertama kali saat terjadi tawuran antar remaja?
7.apa di daerah sini sering terjadi tawuran antar remaja
8.apa saja faktor penyebab terjadinya tawuran
9.apa saja yang sudah dilakukan aparat untuk meminimalisir tawuran yang terjadi ?
10.apa pernah melakukan upaya perdamaian antar musuh?
11.kalau pernah, seperti apa, kalau enggak kenapa?
12.bagaimana menghentikan tawuran jika terjadi?
13.apa latar belakang belakang terjadinya tawuran?
14.bagaimana reaksi masyarakat saat terjadi tawuran?
15.apa upaya aparat untuk menghindari kejadian berulang?
16.bagaimana peran keluarga dalam mendidik anaknya agar tidak terlibat dalam tawuran?
BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. PROFIL INFORMAN

(Sesi foto bersama bersama bapak Sudarsono( dokumentasi kelompok)

Bapak Sudarsono pangkat Ajun Inspektur Polisi Satu (AIPTU) Tinggal di perumahan Madina asri
blok 05 tepatnya di desa Jolotundo Lasem RT 10 RW 05. Ditugaskan di kapolsek pancur

(Sesi penyerahan bingkisan kepada bapak Sudarsono.(sumber: dokumentasi kelompok)


4.2.SUASANA WAWANCARA

Suasana wawancara pada hari jumat tanggal 3 maret 2023 terpantau sedang sepi ,hanya ada
beberapa polisi yang sedang bertugas, banyak kendala yang kelompok kami alami terutama faktor
cuaca yang menghadang kadang panas kadang hujan jadi proses wawancara sempat tertunda.
(Proses pedoman wawancara bersama guru mapel sosiologi bapak suhadi)
(hasil vid dokumenter yang di unggah di akun YouTube:Nihayatus Solikah)

4.3. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TAWURAN ANTAR PELAJAR

Masalah antar kelompok yang tidak sehat,satu kelompok dengan kelompok lain, punyaan saling
mengajak rekan dan akhirnya terjadi tawuran. Sehingga kedua kelompok remaja mulai emosi dan
melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan seorang remaja

4.4. DAMPAK TERJADINYA TAWURAN ANTAR PELAJAR

Dampak psikologis
Selain dampak fisik, tawuran pelajar juga memiliki dampak psikologis yang serius. Trauma dan
ketakutan, gangguan mental, kecemasan, dan gangguan perilaku adalah beberapa dampak psikologis
yang dapat terjadi akibat tawuran pelajar. Terutama bagi individu yang terlibat langsung dalam
tawuran, dampak psikologis dapat berdampak pada kesehatan mental dan perilaku jangka panjang.

Dampak akademik
Dampak akademik juga dapat terjadi akibat tawuran pelajar. Absen dan keterlambatan, gangguan
konsentrasi dan fokus, penurunan kinerja akademik, dan putus sekolah adalah beberapa Dampak
akademik dapat terjadi akibat tawuran pelajar. Terutama bagi pelajar yang sering terlibat dalam
tawuran, peluang untuk mendapatkan pendidikan yang baik dapat terganggu, bahkan sampai pada
putus sekolah.

Dampak sosial dan moral


Selain dampak pada individu, tawuran pelajar juga memiliki dampak lingkungan sosial yang luas.
Tawuran pelajar dapat merusak reputasi dan martabat individu, meningkatkan kekerasan dan
kriminalitas, mengancam keamanan masyarakat, serta menurunkan rasa kebersamaan dan solidaritas
di lingkungan sosial.

4.5. SOLUSI UNTUK MENCEGAH TAWURAN ANTAR PELAJAR

1. Membuat Peraturan Sekolah Yang Tegas


Bagi siswa siswi yang terlibat dalam tawuran akan dikeluarkan dari sekolah. Jika semua siswa terlibat
tawuran maka sekolah akan memberhentikan semua siswa dan melakukan penerimaan siswa baru dan
pindahan. Setiap pelajar siswa siswi harus dibuat takut dengan berbagai hukuman yang akan diterima
jika ikut serta dalam aksi tawuran. Bagi yang membawa senjata tajam dan senjata khas tawuran
lainnya juga harus diberi sanksi.

2. Memberikan Pendidikan Anti Tawuran


Pelajar diberikan pemahaman tentang tata cara menghancurkan akar-akan penyebab tawuran dengan
melakukan tindakan-tindakan tanpa kekerasan jika terjadi suatu hal, selalu berperilaku sopan dan
melaporkan rencana pelajar-pelajar badung yang merencanakan penyerangan terhadap pelajar sekolah
lain. Jika diserang diajarkan untuk mengalah dan tidak melakukan serangan balasan, kecuali terpaksa.

2. Memisahkan Pelajar Berotak Kriminal dari Yang Lain


Setiap manusia memiliki sifat bawaan masing-masing. Ada yang baik, yang sedang dan ada yang
kriminil. Daripada menularkan sifat jahatnya kepada siswa yang lain lebih baik diidentifikasi dari
awal dan dilakukan bimbingan konseling tingkat tinggi untuk menghilangkan sifat-sifat jahat dari diri
siswa tersebut. Jika tidak bisa dan tetap berpotensi tinggi membahayakan yang lain segera keluarkan
dari sekolah.

3. Kolaborasi Belajar Bersama Antar Sekolah


Selama ini belajar di sekolah hanya di situ-situ saja sehingga tidak saling kenal mengenal antar pelajar
sekolah yang satu dengan yang lainnya. Seharusnya ada kegiatan belajar gabungan antar sekolah yang
berdekatan secara lokasi dan memiliki kecenderungan untuk terjadi tawuran pelajar. Dengan saling
kenal mengenal karena sering bertemu dan berinteraksi maka jika terjadi masalah tidak akan lari ke
tawuran pelajar, namun diselesaikan dengan cara baik-baik.

4. Membuat Program Ekstrakurikuler Tawuran


Diharapkan setiap sekolah membuat ekskul konsep baru bertema tawuran, namun tawuran pelajar
yang mendidik, misalnya tawuran ilmu, tawuran olahraga, tawuran otak, tawuran dakwah, tawuran
cinta, dan lain sebagainya yang bersifat positif. Tawuran-tawuran ini sebaiknya bukan bersifat
kompetisi, tetapi bersifat saling mengisi dan bekerjasama sehingga bisa bergabung dengan ekskul
yang sama di sekolah lain.

4.6. PROSES TERJADINYA KONFLIK SOSIAL


Pada hari Jumat tepatnya jam 13.45 kami mengunjungi Kapolsek di kecamatan pancur untuk
mewawancarai tentang konflik sosial Tawuran antar remaja yang pernah terjadi di daerah kecamatan
Pancur. Menurut bapak Sudarsono tawuran antar remaja di daerah Pancur pernah terjadi satu kali anak
Smp dengan smp , dan semoga kejadian tersebut tidak pernah terulang kembali di kemudian hari,
kejadian tersebut bermula ketika ada masalah tidak sehat yang terjadi antara kelompok 1 dengan
kelompok 2 yang kemudian terjadi tawuran yang mengakibatkan pihak kepolisian ikut turun tangan
untuk melerai kedua kelompok yang terlibat.ada banyak pihak yang dirugikan dari kasus tersebut
terutama para pelaku tawuran dan masyarakat yang ada di sekitar kejadian akan resah akak hal
tersebut.

BAB V PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Permasalahan yang timbul seperti tawuran antar pelajar memang bukan masalah sepele!.
Faktor yang menyebabkan tawuran remaja tidaklah hanya datang dari individu siswa itu sendiri.
Melainkan juga terjadi karena faktor-faktor lain yang datang dari luar individu, diantaranya faktor
keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan. Para pelajar yang umumnya masih berusia remaja
memiliki kecenderungan melakukan hal-hal diluar dugaan yang mana dapat merugikan dirinya sendiri
maupun orang lain, maka inilah peran orang tua dituntut untuk mengarahkan dan mengingatkan jika
sang anak melakukan kesalahan. Begitupun dalam mencari teman sepermainan. Sang anak haruslah
diberikan pengarahan dari orang dewasa agar mampu memilih teman yang baik. Masyarakat sekitar
pun harus bisa membantu para remaja dalam mengembangkan potensinya.

5.2. SARAN

Dalam menyikapi masalah remaja terutama tentang tawuran pelajar di atas di antara lain:

a.untuk menghindari kejadian berulang orang tua perlu membimbing dan mengawasi tentang
pergaulan anak anak.

b.. Masyarakat mesti menyadari akan dampak tawuran antar pelajar yang akan sangat bahaya untuk
para remaja

c.. Lembaga pendidikan formal sudah semestinya memberikan pelayanan yang baik untuk membantu
para pelajar mengasah kemampuan dan mengembangkan segala potensi yang ada di dalam diri nya
DAFTAR PUSTAKA

Myers, G. David. 2012. Psikologi Sosial Edisi 2. Jakarta Selatan: Salemba Humanika.

Jurdi, Syarifuddin. 2013. Sosiologi Nusantara. Jakarta: Kencana

Anda mungkin juga menyukai