Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENELITIAN SOSIOLOGI

DAMPAK KONFLIK PADA TAWURAN ANTAR SISWA TERHADAP


PRESTASI SISWA DAN UPAYA MENGATASINYA DI SEKOLAH
MENENGAH ATAS I CAWANG BARU

Disusun Oleh :
1. M. Fahmi N
2.Tarmizi Anan
3.Thomas Emanuelie
4. M. Rofi
5. Rizki Maulana S
6. Fajri Maulana
7. Syifa Hasina

8. Intan Wulandari
9. Dwiki Herdian S
10. Cepi Arif R
11. Farid Romadhon
12. Fakhrul Syahprima P
13. Rusliandi
14. Asep Andi S
XI IIS I

SMA I CAWANG BARU JAKARTA TIMUR


TAHUN AJARAN 2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Sosial dengan
judul Dampak Konflik Pada Tawuran Antar Siswa Terhadap Prestasi Siswa dan
Upaya Mengatasinya Di SMA I Cawang Baru Tahun Ajaran 2014/2015. Laporan
penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas sosiologi kelas XI IIS I.
Penelitian ini tak lepas dari bantuan segenap pihak yang telah membimbing, memberi
semangat dan arahan, serta berbagai penjelasan. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Dedi Sukmana Mulyadi, SH., selaku Kepala SMA I Cawang Baru.
2. Siti Sahara, S.Pd., selaku guru sosiologi kami yang senantiasa membimbing dan
mengarahkan kami dalam pembuatan laporan penelitian ini.
3. Teman-Teman XI IPS I SMA I Cawang Baru, yang telah bersedia menjadi
responden kami.
4. Orang tua dan teman-teman, yang namanya tidak bisa kami sebut satu-persatu
karena telah memberi dukungan dan motivasi kepada kami sehingga laporan ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan Laporan
Penelitian ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kebaikan di kemudian hari. Penulis berharap semoga Laporan
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, 09 Juni 2015

Mengetahui,
Guru Pembimbing

(Siti Sahara, S.Pd.)

DAFTAR ISI

SAMPUL i
KATA PENGANTAR... 2
3

DAFTAR ISI.. 4
BAB I PENDAHULUAN.. 6
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH 6
1.2 IDENTIFKASI MASALAH 8
1.3 TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN 8
1.4 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN.. 10
BAB II LANDASAN TEORI.. 11
2.1 PENGERTIAN KONFLIK 11
2.2 MACAM MACAM KONFLIK. 15
2.3 PELAJAR DAN REMAJA 18
2.4 FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TAWURAN.. 21
2.5 DAMPAK TAWURAN. 23
2.6 SOLUSI MENCEGAH TAWURAN 24
2.7 PENGERTIAN PENDIDIKAN 25
2.8 HUBUNGAN SECARA TEORI.. 26
BAB III METODE PENELITIAN.. 27
3.1 TEKNIK PENULISAN. 27
3.2 SEJARAH SMA I CAWANG BARU... 28
3.3 KEGIATAN... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN... 29
4.1 PENYAJIAN DATA.. 29
4.2 PEMBAHASAN PENELITIAN 37
4.3 ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA.. 39
BAB V PENUTUP... 41
5.1 KESIMPULAN.. 41
5.2 SARAN.. 43
DAFTAR PUSTAKA.. 44
BIODATA.... 45

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Dalam dunia pendidikan saat ini, sering kita menemukan konflik baik antar siswa
dalam satu lingkungan sekolah maupun dengan siswa yang berasal dari sekolah lain.
Konflik antar siswa ini harus segera diselesaikan dengan baik agar tidak
berkepanjangan dan semakin parah. Tawuran pelajar yang sering terjadi merupakan
contoh dari dampak penyelesaian konflik yang tidak baik dan tidak tuntas.
Setiap guru harus memahami perannya dalam menyelesaikan konflik yang terjadi
antar siswanya. Konflik yang ia temui harus dapat diselesaikan secara bijaksana.
Seorang guru yang baik tidak hanya mengajar di dalam kelas tetapi juga ia harus
mengambil peran yang strategis dalam menyelesaikan konflik. Bagi seorang guru
konflik dapat dijadikan media pembelajaran bagi siswanya, yaitu siswa diajarkan agar
mempunyai semangat solusi, berpikir dewasa, mau menerima perbedaan, menghargai
pendapat orang lain dan mengurangi ego.
Tak ketinggalan dalam hal ini adalah peran orang tua. Guru harus mampu
mengkomunikasi konflik yang terjadi antar siswa kepada orang tua dengan cara yang
bijaksana. Komunikasi dengan orang tua perlu dilakukan agar orang tua memberi
dukungan

terhadap

langkah-langkah

yang

dilakukan

guru

dalam

rangka

menyelesaikan konflik putra-putrinya. Komunikasi yang kurang bijak dalam masalah


ini dapat mengakibatkan permasalahan yang serius dan jauh dari harapan, bukan
dukungan yang kita peroleh malah orang tua melibatkan diri dengan membela putraputinya sehingga mengakibatkan permasalahan semakin rumit. Tentu hal itu tidak kita
inginkan oleh karena itu komunikasi yang efektif dan bijaksana menjadi kuncinya.

Terjadinya konflik dalam setiap siswa merupakan sesuatu hal yang tidak dapat
dihindarkan. Hal ini terjadi karena di satu sisi orang-orang yang terlibat dalam
komunitas tersebut mempunyai karakter, tujuan, visi, maupun gaya yang berbedabeda.
Didalam makalah ini, penulis mencoba memaparkan beberapa pengertian serta
beberapa konflik yang terjadi dikalangan pelajar saat ini.
Tawuran antar pelajar atau mahasiswa, sepertinya sudah menjadi kegiatan rutin para
pelajar atau mahasiswa di Indonesia. Tawuran layaknya penyaluran identitas diri akan
kemampuan dan kebanggannya terhadap diri sendiri, kelompok, atau almamater.
Mereka tidak memikirkan buruknya berkelahi atau tawuran. Mereka hanya
memikirkan kepentingan sesaat Inilah Aku.
Tawuran pelajar bukan hal yang bisa dianggap enteng, tawuran pelajar sekarang
tidak hanya terjadi di kota-kota besar saja melainkan juga menjalar ke daerah-daerah.
Permasalahan remeh dapat menyulut pertengkaran individual yang berlanjut menjadi
perkelahian massal dan tak jarang melibatkan penggunaan senjata tajam, senjata api,
bahkan akhir-akhir ini banyak pelajar menggunakan bahan kimia seperti air keras
sebagai senjatanya.
Dewasa ini, kekerasan sudah dianggap sebagai pemecah masalah yang sangat efektif
yang dilakukan oleh para remaja. Hal ini seolah menjadi bukti nyata bahwa seorang
yang terpelajar pun leluasa melakukan hal-hal yang bersifat anarkisme dan
premanisme. Tentu saja perilaku buruk ini tidak hanya merugikan orang yang terlibat

dalam perkelahian itu sendiri tetapi juga merugikan orang lain yang tidak terlibat
secara langsung.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latar belakang di atas, maka dapat diambil identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Fenomena tawuran yang masih terus menerus terjadi dikalangan pelajar.
2. Faktor-faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar.
3. Dampak yang ditimbulkan dengan adanya tawuran.
4. Keterlibatan peran serta orang tua, guru, pihak sekolah, serta lingkungan sekitar.
5. Pengertian tentang konflik.
6. Penyebab terjadinya konflik.
7. Macam macam konflik.
8. Jenis jenis suatu konflik.
1.3 TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
Tujuan Penelitian
1. Mengantisipasi terjadinya konflik antar siswa.
2. Memberikan wawasan yang lebih luas lagi kepada siswa supaya tidak berbuat
anarki yang dapat menyebabkan konflik.
3. Mencetak generasi penerus bangsa yang mawas diri dan bertanggung jawab.

4. Mengatisipasi terjadinya tawuran/konflik antar siswa.


5. Memberikan wawasan yang lebih luas lagi kepada siswa/mahasiswa supaya
tidak berbuat anarki yang dapat menyebabkan tawuran/konflik.
6. Mencetak generasi penerus bangsa yang mawas diri dan bertanggung jawab.
7. Sebagai pengetahuan pembaca mengenai arti pentingnya kedekatan
Dengan keluarga dan yang paling terpenting adalah kedekatan dengan TUHAN.
Kegunaan Penelitian
a) Untuk membuktikan suatu masalah yang belum terbukti kebenarannya.
b) Siswa diharapkan untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang bahaya
konflik dan tawuran.
c) Untuk peneliti, mendapat pengetahuan tentang pendidikan khususnya
dalam dampak konflik pada tawuran antar siswa terhadap prestasi siswa dan upaya
mengatasinya.
1.4 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penlitian ini dilaksanakan disatu tempat yakni :
1. Tempat Penelitian
Di Jakarta Timur, lingkungan sekolah SMA I Cawang Baru
Hasil pengamatan mengenai dampak konflik pada tawuran antar siswa terhadap
prestasi siswa dan upaya mengatasinya
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 21 April 2015 09 Juni 2015

BAB II
LANDASAN TEORI

10

2.1 PENGERTIAN KONFLIK


Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.1
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam
suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri
fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan
dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi
yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah
mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya,
konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai
sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi.
Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli.

1 http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik

11

1. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan
kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada
berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua
pihak atau lebih pihak secara berterusan.
2. Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama,
hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika
masing masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri
sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
3. Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh
persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di
dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya,
jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka
konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
4. Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk interaktif yang terjadi pada
tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi
(Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat
hubungannya dengan stres.
5. Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau
lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun
terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
6. Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang
sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak

12

mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif
(Robbins, 1993).
7. Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain,
kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini,
pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang
diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249).
8. Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku
komunikasi (Folger & Poole: 1984).
9. Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang
ingin dicapai, alokasi sumber sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil,
maupun perilaku setiap pihak yang terlibat (Myers,1982:234-237; Kreps, 1986:185;
Stewart, 1993:341).
10. Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya,
tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda beda
(Devito, 1995:381)2
Penyebab Terjadinya Konflik
1. Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian
dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan
perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor
penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak
2http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
13

selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di


lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada
yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang
berbeda Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan
pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya
akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok Manusia memiliki
perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab
itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki
kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang
sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu
berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu
terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami
proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilainilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara
cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu
seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah
yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser
menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan.
14

Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang


pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu
yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahanperubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan
proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap
semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan
masyarakat yang telah ada.3
Asumsi setiap orang memiliki kecenderungan tertentu dalam menangani konflik.
Terdapat
Penolakan:
Kompetisi:

5
konflik
konflik

kecenderungan:

menyebabkan
memunculkan

tidak

nyaman
pemenang

Kompromi: ada kompromi & negosiasi dalam konflik untuk meminimalisasi kerugian
Akomodasi: ada pengorbanan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan
Kolaborasi: mementingkan dukungan & kesadaran pihak lain untuk bekerja bersamasama.
2.2 MACAM-MACAM KONFLIK DI SEKOLAH
TAWURAN
Tawuran menurut kamus bahasa Indonesia adalah perkelahian yang meliputi
banyak orang. Sedangkan pelajar dapat diartikan seorang manusia remaja yang
belajar. Jadi tawuran antar pelajar sekolah dapat diartikan perkelahian yang
dilakukan oleh sekelompok orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh
3 https://omlay.wordpress.com/makalah-n-artikel/sebab-timbulnya-konflik/
15

pelajar antar sekolah. Secara psikologi tawuran antar pelajar sekolah dapat
dikatakan sebagai kenakalan remaja.4
Permasalahan tawuran kini telah meluas lingkupnya hingga ke hal-hal yang sudah
tergolong dalam lingkup kriminalitas. Hal ini karena dalam sebuah fenomena sosial
pasti terdapat efek beruntun ataupun efek bersamaan. Efek yang ditimbulkan tersebut
diantaranya adalah pemerasan, penodongan, pembajakan angkutan umum hingga ke
tindakan penculikan. Namun sayangnya, tindakan ini masih dianggap sebagai
deviance dalam masyarakat. Hal ini terjadi apabila tingkat penyimpangan yang
diasosiasikan terhadap keinginan atau kondisi masyarakat rata-rata telah melanggar
batas-batas tertentu yang dapat ditolerir sebagai masalah gangguan keamanan dan
kenyamanan masyarakat.
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat termasuk dinamika, dan
gejala-gejala yang terjadi di dalamnya yang dapat ditangkap dan dianalisis. Tawuran
pelajar sekolah menengah yang terus mengalami perkembangan yang mengarah
kepada tindakan kejahatan merupakan sebuah gejala sosiologis yang dapat dipelajari
dan ditelusuri sebabnya. Terdapat pendapat yang mengatakan bahwa kejahatan
merupakan fenomena yang selalu dihadapi oleh setiap masyarakat. Kejahatan tidak
mungkin dihilangkan, tetapi hanya dapat dikurangi intensitas dan kualitasnya.
Sekalipun hanya dikurangi, namun hingga kini belum ada upaya yang serius untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Akibatnya fenomena tersebut kini mengkristal
menjadi hal yang bersifat sistemik. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam alasan,

4 http://balai-it.blogspot.com/2013/02/contoh-makalah-penelitiann-tentang.html
16

Mulai dari kecemburuan sosial, primordialisme berlebihan, bahkan sampai ke


pembalasan dendam.
PEMALAKAN
Pemalakan adalah suatu tindakan kriminal yang merugikan orang lain dengan cara
dipaksa. Bahasa lainnya adalah NARGET, MAJEG hal ini sudah sering terjadi
dimanapun tempat terutama dikota kota besar, tempat umum, lingkungan sekolah,
bahkan hal ini juga terjadi dilingkungan pesantren hal ini sangat sulit kita hindari
tetapi dapat kita mengantisipasi atau mencegah.5
Dampak pemalakan yaitu :
A. Dapat membuat suasana yang nyaman menjadi tertekan
B. Merendahkan martabat diri kita, karena orang lain menilai kita sudah buruk
C. Mencoreng nama baik sekolah
D. Jadi pembicaraan orang lain
E. Dan yang terakhir jauh untuk mencapai kesuksesan
Cara mencegah Pemalakan yaitu :
1. Jangan selalu berkumpul dengan anak yang kepribadiannya kurang baik
2. Sopan terhadap siapapun
3. Selalu waspada
4. Dan lain lain.

2.3 PENGERTIAN PELAJAR DAN REMAJA


Pelajar adalah seorang remaja yang belajar. Menurut Ali dan Asrori dalam
Mulyana remaja disebut adolescence, berasal dari bahas Latin adolescere yang
5 Arsipesantrent.blogspot.com/2012/06/pemalakanmajek-1.html?m=1
17

artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Bahasa primitif dan
orang-orang purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda
dengan periode lain dalam rentang kehidupan. Anak sudah dianggap dewasa
apabiala sudah mampu mengadakan reproduksi.6
Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesunguhnya memilki arti yang luas,
mencakup kematangan mental, emosioanl, sosial, dan fisik. Pandangan ini didukung
oleh Piaget dalam Mulyana yang mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah
suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke masayrakat dewasa, suatu usia di
mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua
melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Memasuki masayarakat dewasa ini
mengandung banyak aspek afektif, lebih kurang dari usia pubertas.
Menurut Hurlock dalam Mulyana (2013) rentang masa usia remaja antara 13-21
tahun, yang juga dibagai dalam masa remaja awal, antara usia 13/14 samapai 17 tahun,
dan masa remaja akhir 17 sampai 21 tahun.
Setiap periode penting selama rentang kehidupan mampunya H ciri tertentu yang
membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Begitu juga dengan masa
remaja ada H ciri umum yang membedakannya dengan periode-periode yang lain.
Meneurut Al-mighwar dalam Mulyana masa remaja mempunyai H ciri umum yaitu :
A. Masa yang penting
Semua periode dalam rentang kehidupan memang penting, tetapi ada perbedaan
dalam tingkat perbedaannya. Adanya akibat langsung terhadap sikap dan tingkah laku
6 http://calonsosiologsejati.blogspot.com/2014/05/masalah-sosial-tawuran.html
18

serta akibat-akibat jangka panjangnya menjadikan periode remaja lebih penting


daripada periode yang lainnya.
B. Masa transisi
Pada setiap periode transisi, tampak ketidakjelasan status individu dan munculnya
keraguan terehdap peran terhadap peran yang harus dimainkan. Pada masa ini, remaja
bukan lagi seorang anak dan bukan juga orang dewasa.
C. Masa perubahan
Selama masa remaja, tingkat perubahan sikap dan perilaku sejajar dengan tingkat
perubahan fisik. Perubahan yang terjadi pada masa remaja memang beragam, tetapi
ada lima perubahan yang terjdi pada remaja :
Emosi yang tinggi
Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial
menimbulkan masalah baru
. Perubahan nilai-nilai sebagi konsekuensi perubahan minat dan pola tingkah laku.
Bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan.
D. Masa bermasalah
Meskipun setiap periode memilki masalah sendiri, masalah masa remaja termasuk
masalah yang sulit diatasi, baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan.
E. Masa pencarian identitas

19

Banyak cara yang dilakukan oleh remaja untuk menunjukkan identitasnya, antara
lain penggunaan simbol-simbol status dalam bentuk kendaraan, pakaian, dan
pemilikan barang-baramg lain yang mudah dilihat.
F. Masa munculnya ketakutan
Kehidupan pada masa remaja muda cenderung tidak simpatik dan takut bertanggung
jawab.
G. Masa yang tidak stabil
Pandangan subjektif cenderung mewarnai remaja. Mereka memandang diri sendiri
dan orang lain berdasarkan keinginannya, dan bukan berdasar kenyataan yang
sebenarnya, apalagi dalam cita-cita. Tidak hanya berakibat bagi dirinya sendiri,
bahkan bagi keluarga dan teman-temanya, cita-cita yang tidak terkait ini berakibat
pada tingginya emosi yang merupakan perkembangan awal masa remaja. Semakin
tidak

stabil

cita-citanya,

semakin

tinggi

kemarahannya.

Bila

orang

lain

mengecewakannya atau kalau dia tidak berhasil mancapai tujuan yang ditetapkannya
dia akan sakit dan kecewa.
H. Masa menuju masa remaja
Saat usia kematangan kian dekat, para remaja merasa gelisah untuk meninggalkan
streotipe usia belasan tahun yang indah di satu sisi, dan harus bersiap-siap menuju usia
dewasa di sisi lainnya. Kegelisahan itu timbul akibat kebimbangan tentang bagaimana
meninggalkan masa remaja dan bagaimana pula memasuki masa dewasa.
Semua individu, dalam rentang kehidupannya, memiliki tugas dan peran tersendiri.
Begitu juga dengan masa remaja mempunyai tugas perkembangan yang tidak dapat
20

terlewatkan. Semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada


penanggulangan sikap dan perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan
untuk menghadapi masa dewasa, tugas perkembangan pada masa dewasa menuntut
perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak, akibatnya, hanya sedikit anak
lak-laki yang mampu dan hanya anak perempuanlah yang dapat diharapkan untuk
menguasai tugas-tugas tersebut selama awal masa remaja, apa lagi mereka yang
matangnya terlambat.
Masa remaja adalah sebagai masa yang mempunyai minat dan keinginan yang
sangat tinggi terhdap sesuatu. Baik minat akan pakaian, kendaraan, akan perhatian,
dan lain sebagainya. Apabila minat dan keinginan tersebut tidak terpenuhi, maka akan
terjadi perlawanan dari dirinya sebagai bentuk pelampiasan dari tidak terpenuhi minat
dan keinginan tersebut.
2.4 FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TAWURAN ANTAR SEKOLAH
Penyebab terjadinya tawuran antar pelajar antara lain disebabkan karena ;
A. Faktor Internal
Faktor internal ini berhubungan dengan pribadi siswa, yaitu perilaku yang
berkaitan erat dengan kebiasaan buruk yang terus berkembang dan tidak adanya
pengawasan dari orang lain, kurangnya komunikasi yang baik sehingga dalam suatu
permasalahan tidak bisa terselesaikan dengan baik pula, kurangnya pengetahuan
yang komplek terhadap aspek lingkungan sekitar , antara lain : agama, sosial,
budaya, ekonomi, dll, serta ketidakstabilan emosi yang tidak bisa dikendalikan disaat
sesorang butuh pengakuan atas keberadaannya.

21

B. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ini adalah faktor yang datangnya dari luar, yang sangat
mempengaruhi individu, antara lain :
1. Faktor Orang Tua atau Keluarga
Peran serta orang tua atau keluarga sangatlah penting, karena didikan pertama
berasal dari sini. Maka dari sinilah dituntut peran orang tua dalam mendidik anaknya
dengan benar, karena orang tua akan menjadi teladan untuk anak-anaknya,
pendidikan moral, rasa kasih dan perhatian kepada anak-anaknya bisa membuat anak
merasa menjadi pribadi yang baik dan anak akan merasa nyaman, serta
keharmonisan atau kedekatan antara orang tua dengan anak sangatlah dibutuhkan
untuk membangun komunikasi yang baik dari sedini mungkin.
2. Faktor Sekolah
Sekolah merupakan tempat untuk menuntut ilmu, namun tidak bisa dipungkiri
bahwa asal mula pemilihan sekolah bisa berdampak baik/buruk untuk para siswanya,
jadi jangan salah pilih.
Sekolah tidak hanya untuk menjadikan para siswa pandai secara akademik namun
juga pandai secara akhlaknya. Sekolah merupakan wadah untuk para siswa
mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun sekolah juga bisa menjadi wadah
untuk siswa menjadi tidak baik. sebagai contoh perilaku seorang guru haruslah
menjadi teladan bagi murid-muridnya dan pengawasan yang ekstra saat berada
dilingkungan sekolah.
3. Faktor Lingkungan dan Masyarakat
22

Selain faktor keluarga dan sekolah, faktor lingkungan juga sangatlah penting baik
itu lingkungan disekitar rumah ataupun sekolah, karena dalam kesehariannya
seorang individu haruslah bersosialisasi, dalam hal ini bisa diartikan sebagai teman
sepermainan. Apabila kita berada dalam lingkungan yang kurang baik maka secara
lambat laun apabila kita tidak bisa mengendalikan atau mengontrol diri maka akan
terbawa ke pergaulan yang kurang baik juga, begitupula sebaliknya, dan sering
terjadi peristiwa dimasyarakat yang bersifat buruk bisa langsung dilihat dengan
media-media seperti tv, radio, sosial networking, dll. , hal ini juga bisa membuat pola
fikir seorang siswa tersulut bilamana tidak bisa membedakan mana yang baik dan
yang benar.7
2.5 DAMPAK TAWURAN ANTAR PELAJAR SEKOLAH
Berikut ini beberapa dampak tawuran antar pelajar sekolah :

Kerusakan sarana dan prasarana

Individu mengalami luka luka bahkan menelan korban jiwa

Kebencian yang mendarah dangin antar pelajar sekolah

Kualitas sekolah semakin buruk

Keresahan orang tua dan masyarakat

Merupakan aib bagi sekolah, guru, orang tua serta masyarakat dll.8

2.6 SOLUSI MENCEGAH KONFLIK ANTAR SISWA SEKOLAH


7http://bilikbambu276.blogspot.com/2013/06/karya-tulis-ilmiah-bahasaindonesia.html
8http://calonsosiologsejati.blogspot.com/2014/05/masalah-sosial-tawuran.html
23

Agar tidak terjadi konflik antar siswa sekolah maka dapat dicegah melaui peran serta
semua pihak seperti berikut ini.
1. Lingkungan keluarga
Orang tua harus memperhatikan apa yang di tonton, dan dimainkan anak
lewat game. Perilaku mereka sangat dipengaruhi oleh model-model yang disajikan
lewat media masa berupa, tindak kekerasan dan perkelahian akan cepat ditiru oleh
remaja. Dipengaruhi oleh agresifitas model dalam game yang mereka mainkan.
Oleh karena itu orang tua harus mampu membatasi remaja dalam menonton TV
yang menontonkan kekerasan atau memainkan game yang dapat menigkatkan
agresifitas mereka. Orang tua harus menjadi model yang baik bagi anak-anaknya.
Perilaku dari orang tua harus bisa ditiru dan dicontoh oleh anak-anaknya, sehingga
dia punya model yang baik dalam hidupnya berupa ayah dan ibunya. Dari segi
identitas diri, orang tua harus bisa memahami keinginan remaja. Mereka tidak bisa
dikekang sekehendak orang tua, tetapi harus diarahkan dengan bimbingan dari orang
tua agar tidak timbul kekacauan identitas yang dilampiaskan dengan kenakalan
berupa konflik.
2. Lingkungan sekolah
Untuk mecegah konflik antar siswa, sekolah harus mampu megakomodasi bakatbakat dan keahlian yang dimilki oleh anak didik. Menyediakan kegiatan ekstra
kulikuler yang bermanfaat bagi anak didiknya. Tidak ada waktu yang terbuang
percuma, hanya untuk konflik. Fasilitas dan sarana yang mendukung untuk

24

menciptakan dan menyalurkan bakat-bakat anak didik harus disediakan dengan


memadai, sehingga perilaku mereka dapat tersalurkan ke hal-hal yang positif.
Di sekolah juga, guru harus menjadi model dan contoh yang baik bagi peserta
didiknya. Guru dan dewan sekolah harus menberikan perilaku yang baik bagi peserta
didiknya, sehingga peserta didik tidak mencari model di luar yang tidak patut ditiru
dalam perilakunya.
3. Memberikan hukuman
Upaya lainnya yang dapat dilakukan untuk mencegah konflik adalah dengan
memberikan hukuman dan sanksi yang membuat efek jera terhadap perilaku konflik.
Para penegak hukum harus tegas dalam memberikan hukuman dan sanksi terhdap
perilaku konflik. Meskipun terkadang upaya ini tidak efektif, buktinya hukuman dan
sanksi ada tetapi adanya konflik masih terus merajalela dikalangan siswa. Setidaknya
penerapan hukuman dan sanksi yang tegas dapat mengurangi perilaku suatu konflik
dari siswa.9
2.7 PENGERTIAN PENDIDIKAN
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan
orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Setiap pengalaman yang
memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat
dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah,
9http://calonsosiologsejati.blogspot.com/2014/05/masalah-sosial-tawuran.html
25

sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau
magang.10
Sebuah hak atas pendidikan telah diakui oleh beberapa pemerintah. Pada tingkat
global, Pasal 13 PBB 1966 Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya mengakui hak setiap orang atas pendidikan. Meskipun pendidikan adalah
wajib di sebagian besar tempat sampai usia tertentu, bentuk pendidikan dengan hadir
di sekolah sering tidak dilakukan, dan sebagian kecil orang tua memilih untuk
pendidikan home-schooling, e-learning atau yang serupa untuk anak-anak mereka.
2.8 HUBUNGAN SECARA TEORI
Pengaruh konflik terhadap prestasi siswa disekolah :
1. Perilaku menyimpang merupakan bentuk perilaku yang dilakukan oleh seseorang
siswa yang tidak sesuai dengan norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat,
baik secara langsung maupun secara tidak langsung akan mempengaruhi belajarnya
yang pada akhirnya menurutnya prestasi yang diperoleh di sekolah.
2. Jenis-jenis perilaku menyimpang yang terjadi di kalangan siswa yang dapat
mempengaruhi prestasi belajarnya antara lain: tawuran, penyalahgunaan narkotika,
obat-obatan terlarang, dan minuman keras, serta tindak kriminal dan penyimpangan
seksual yang dapat berakibat pada penularan penyakit HIV/AIDS.

BAB III
METODE PENELITIAN
10 http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan
26

3.1 TEKNIK PENULISAN


Dalam penelitian ini kami menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang termasuk dalam
jenis penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap fakta,
keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan
menyuguhkan apa adanya. Penelitian deskriptif kualitatif menafsirkan dan menuturkan
data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan
yang terjadi di dalam masyarakat, pertentangan 2 keadaan / lebih, hubungan
antarvariabel, perbedaan antar fakta, pengaruh terhadap suatu kondisi, dan lain-lain.
masalah yang diteliti dan diselidiki oleh penelitian deskriptif kualitatif mengacu pada
studi kuantitatif, studi komparatif, serta dapat juga menjadi sebuah studi korelasional 1
unsur bersama unsur lainnya. Biasanya kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan
data, menganalisis data, meginterprestasi data, dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan
yang mengacu pada penganalisisan data tersebut.
Populasi adalah objek/lokasi yang akan diteliti, dari populasi tersebut lokasi yang
kita teliti hanya satu tempat yaitu di lingkungan SMA I CAWANG BARU.
Sampel adalah orang yang akan diteliti, dari sampel tersebut yang kita teliti yaitu
para siswa/i, dengan LAKI - LAKI yang berjumlah 4 dan PEREMPUAN yang
berjumlah 10, TOTAL 14 siswa/i di wilayah SMA I CAWANG BARU.
3.2 SEJARAH SMA I CAWANG BARU

27

SMA 1 Cawang Baru didirikan oleh KH. Basri Al-Jawi, dll. Sekolah ini berdiri
karena wakaf warga sekitar Cawang Baru. Sekolah ini dibangun pada tahun 1983,
yayasannya berdiri tahun 1951 awalnya nama Cawang Baru ini adalah Madrasah
I`Tidayah atau MI, dengan kepala sekolah pertamanya Bapak Kahari Siswanto,
menjabatan mulai dari tahun 1983 1990. Tahun 1991 1996 kepala sekolah berganti
menjadi Bapak Afdi Nurdin dan sekolah masuk pada pagi hari, sebelumnya masuk
pada siang hari pukul 01.00. Berganti kepala sekolah dan sekarang adalah Bapak Dedi
Sukmana Mulyadi, SH. Menjabat dari tahun 2011 Sekarang.
3.3 KEGIATAN
Kegiatan SMA 1 Cawang Baru ini meliputi:
1) Ekstrakurikuler/Osis (Organisasi Siswa Intra Sekolah).
2) Kegiatan Olahraga:
a. Basket.
b. Futsal.
c. Takraw, dll.
3) Hari Hari Besar:
a. Maulid Nabi Muhammad SAW.
b. Isra Miraj.
c. Buka Puasa Bersama di Bulan Ramadhan.
d. Pesantren Kilat.

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 PENYAJIAN DATA PENELITIAN


Dalam penelitian ini kami akan menyajikan hasil penelitian yang kami dapat dari
sumbernya.
28

Penyajian data penelitian ini berbentuk pertanyaan berupa wawancara. Berikut ini
merupakan pertanyaan dari kami dan jawaban dari para narasumber - narasumber yang
kami wawancara :
1) Apakah tawuran sangat berpengaruh buruk bagi prestasi siswa?
2) Ketika anda sedang terlibat dalam suatu konflik dengan teman anda, dapat
berpengaruhkan terhadap prestasi belajar anda?
3) Menurut anda, ketika anda sedang terlibat konflik, bisakah anda mengatasinya agar
prestasi belajar anda tidak terganggu?
4) Bagaimanakah cara mengatasi agar konflik tidak mengganggu terhadap pola pikir
kita?
5) Konflik apa saja yang pernah anda alami?
6) Apakah anda pernah mengalami konflik?

Jawaban dari para narasumber :


1). Mailina : 1. Ya
2. Tidak
3. Ya
4. Tidak usah terlalu dibawa kedalam pikiran karena itu akan
mengganggu pola pikir kita
2). Dimas Saputra : 1. Iya, karena dapat mengganggu konsentrasi belajar
2. Ya
3. Mungkin, tetapi saya akan berusaha untuk tidak mengganggu
konsentrasi belajar
4. Dengan berfikir positif
3). Fadil M. H. : 1. Ya, karena mengganggu prestasi
2. Tidak
3. Ya
4. Mendengarkan musik
4). Putri Ayu L. : 1. Berpengaruh, karena akan membuat siswa menjadi malas untuk
belajar dan hanya yang dia pikirkan tawuran
2. Sesuai dengan orangnya jika orang itu suka memikirkan masalahnya
Pasti dia akan memikirkan terus menerus
3. Bisa jika saya sedang berfikir positif
4. Mengosongkan pikiran dan tidak terlalu dipikirkan agar tidak
29

mengganggu pola pikir kita


5). Putri Ramadhanti : 1. Berpengaruh, karena tawuran itu perilaku yang tidak baik
dan
sangat berpengaruh buruk bagi prestasi siswa
2. Mungkin, karena manusia itu makhluk sosial yang selalu
membutuhkan orang lain
3. Bisa
4. Berfikir positif
- Dan cepat meleraikan konflik
6). Diana Tomasoa : 1. Ya, karena adanya tawuran siswa yang tidak terlibat
menjadi terlibat karena ingin membela temannya.
Dan proses pembelajarannya berkurang karena
ikut ikutan dalam pergaulan remaja sehingga prestasi
siswa menurun
2. Ya, jika permasalahan dalam konflik benar benar
susah/sulit untuk diselesaikan. Sehingga dapat mengganggu
pola pikir seseorang dalam melakukan/mengerjakan
sesuatu terutama pada saat belajar yang mengakibatkan
siswa tidak konsen
3. Bisa saja, jika konflik tersebut masih bisa diselesaikan secara
kekeluargaan sehingga cepat untuk diatasi
4. Jika terjadi konflik harus cepat dibicarakan baik baik sebelum
permasalahan dalam konflik semakin besar dan semakin
susah untuk diselesaikan
7). Alia Nursalamah : 1. Ya, karena anak yang terlibat tawuran pasti tidak ada
kemauan
untuk belajar dan lebih mementingkan tawuran
2. Bisa iya, bisa juga tidak. Mungkin saja sewaktu belajar kita biasa
membutuhkan teman tetapi karena konflik, jadi terhambat.
3. Tentu bisa, abaikan saja dulu konflik tersebut pada saat belajar
4. Dengan tidak terpaku memikirkan konflik tersebut,
dan mengambil sisi positifnya
8). M. Fadli N. : 1. Ya, karena tawuran merupakan perbuatan yang dapat merusak
diri siswa dan moral siswa sehingga prestasi yang ada di siswa
tidak terjamin
2. Sepertinya tidak, karena konflik terhadap teman adalah hal wajar saat
beradaptasi, kecuali konflik yang mengundang pihak sekolah
3. Bisa, beranggapan bahwa konflik adalah ujian bagi manusia, dengan
mengambil sisi positif dari konflik tersebut
4. Mengontrol diri sendiri dan cara perbuatan kita terhadap orang lain,
mendekatkan diri terhadap Tuhan YME
9). Nurhanah : 1. Ya, karena bisa membuat siswa malas dalam belajar dan bandel
30

2. Tidak, karena itu dapat mengganggu saya ketika belajar


3. Bisa
4. Berfikir positif dan tidak terlalu dipikirkan
10). Larasyati : 1. Ya, karena dapat membuat anak malas belajar dan dapat masuk
kerana
hukum
2. Tidak, karena saya tidak mempermasalahkan konflik itu yang berlarut
larut dan tidak lebay (berlebihan)
3. Bisa, karena saya tidak mencampurkan urusan saya dalam belajar
4. Kita harus cepat tanggap dalam menyelesaikan suatu masalah
dan masalah
tersebut jangan dijadikan masalah dan hadapi dengan slow/keep calm
11). Humairoh : 1. Ya, karena adanya tawuran bisa membuat siswa berubah
menjadi bandel, dan meremehkan pelajaran, sehingga turun
prestasi siswa tersebut
2. Tidak juga, menurut saya suatu masalah tidak harus dilibatkan dalam
belajar
3. Bisa, pasti bisa. Saya terus berusaha tidak melibatkan konflik ke dalam
pelajaran
4. Selalu mendekatkan diri kepada Tuhan YME
12). Citra Ika Y. : 1. Ya, karena dapat membuat siswa melakukan hal yang negatif
dan
membuat siswa menjadi malas
2. Tidak, karena saya tidak berlebihan seperti itu
3. Bisa, karena saya tidak mencampurkan masalah pribadi kedalam
pelajaran/belajar
4. Hadapi dengan kepala dingin dan jangan dipikirkan karena
akan merusak diri sendiri
13). Karina Putri D. : 1. Ya, tentu
2. Saya usahakan tidak
3. Ya
4. Berusaha untuk menemukan jalan keluar ataupun segeramenyadari
satu sama lain dan tetap berfikir karena konflik yang terjadi pasti
dapat terselesaikan juga
14). Ridwan Firdaus : 1. Ya
2. Tidak
3. Ya
4. Tidak berusaha menimbulkan suatu konflik dari itu sendiri
Dapat kami simpulkan dari hasil jawaban para narasumber pada nomor 1 4
adalah :

31

Faktor yang menyebabkan tawuran remaja tidak lah hanya datang dari individu
siswa itu sendiri. Melainkan juga terjadi karena faktor-faktor lain yang datang dari luar
individu, diantaranya faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan.
Para pelajar yang umumnya masih berusia remaja memiliki kencenderungan untuk
melakukan hal-hal diluar dugaan yang mana kemungkinan dapat merugikan dirinya
sendiri dan orang lain, maka inilah peran orangtua dituntut untuk dapat mengarahkan
dan mengingatkan anaknya jika sang anak tiba-tiba melakukan kesalahan.
Keteladanan seorang guru juga tidak dapat dilepaskan. Guru sebagai pendidik bisa
dijadikan instruktur dalam pendidikan kepribadian para siswa agar menjadi insan
yang lebih baik.
Begitupun dalam mencari teman sepermainan. Sang anak haruslah diberikan
pengarahan dari orang dewasa agar mampu memilih teman yang baik. Masyarakat
sekitar pun harus bisa membantu para remaja dalam mengembangkan potensinya
dengan cara mengakui keberadaanya.

Berikut adalah hasil data tabel jawaban dari responden pada soal nomor 5 6, tabel
dapat dilihat sebagai berikut :

32

No

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Nama Siswa/i

Mailina
Dimas Saputra
Fadil Muhammad Haryawan
Putri Ayu Larasati
Putri Ramadhanti
Diana Tomasoa
Alia Nursalamah
Muhammad Fadli Noegroho
Nurhanah
Larasyati
Humairoh
Citra Ika Yudhiastira
Karina Putri Djanuwarso
Ridwan Firdaus

Kelas

X MIA
X IIS 2
X IIS 1
X IIS 2
XI MIA
XI MIA
XI MIA
XI MIA
XI IIS 1
XI IIS 1
XI IIS 1
XI IIS 1
XI IIS 2
XI IIS 2

Jawaban
No.5
C. Konflik dengan teman
C. Konflik dengan teman
C. Konflik dengan teman
C. Konflik dengan teman
C. Konflik dengan teman
C. Konflik dengan teman
C. Konflik dengan teman
C. Konflik dengan teman
C. Konflik dengan teman
C. Konflik dengan teman
C. Konflik dengan teman
C. Konflik dengan teman
C. Konflik dengan teman
C. Konflik dengan teman

No.6
B. Tidak
A. Iya
A. Iya
A. Iya
A. Iya
A. Iya
A. Iya
A. Iya
A. Iya
A. Iya
A. Iya
A. Iya
A. Iya
A. Iya

Dapat kami simpulkan dari hasil tabel diatas pada pertanyaan nomor 5 & 6 bahwa, responden
sebanyak 14, 4 SISWA dan 10 SISWI sering mengalami adanya konflik, konflik yang paling
sering responden alami adalah konflik dengan teman.
4.2 PEMBAHASAN PENELITIAN
Dapat kita simpulkan dari hasil metode wawancara yang kita dapat, bahwa tawuran
itu sangatlah buruk bagi prestasi siswa, selain menganggu prestasi akan membuat
siswa menjadi malas untuk belajar dan hanya tawuran yang akan selalu mereka
pikirkan. Tawuran juga dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa, dapat kita lihat
anak yang terlibat dalam aksi tawuran tidak ada kemauan untuk belajar padahal
tawuran itu perilaku yang tidak baik yang harus kita tinggalkan.
Karena adanya tawuran siswa yang tidak terlibat pun dapat menjadi terlibat karena
adanya ajakan yang ingin membela temannya, dan proses dalam pembelajaran
33

disekolah pun menurun akibat dari ikut dalam pergaulan remaja yang sangatlah buruk
bagi siswa. Tawuran juga merupakan perbuatan yang dapat merusak diri siswa dan
moral siswa sehingga prestasi yang ada pada diri siswa tidak terjamin. Pengaruh buruk
lain pun, karena adanya tawuran bisa membuat siswa menjadi bandel, dan
meremehkan pelajaran disekolah, hal negatif pun timbul didalam diri siswa yang
sering terlibat dalam aksi tawuran. Dapat kita pikirkan, ketika siswa/pelajar yang
sering melakukan aksi tawuran, pasti akan kena hukuman dari pihak keamanan bila
mereka sudah habis tertangkap dan akan masuk ke kerana hukum.
Siswa yang sedang terlibat dalam suatu konflik dengan temannya dapat berpengaruh
terhadap prestasi sesuai dari tindakan teman tersebut. Jika teman tersebut selalu
memikirkan masalah / konflik pasti dia akan sulit untuk meleraikan masalah bukan
untuk dilakukan. Mungkin saja sewaktu berada disekolah siswa tersebut
membutuhkan teman tetapi karena konflik, dan menjadi terhambat. Manusia itu adalah
makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dan konflik itu dapat dikatakan
karena hal yang wajar. Jika, permasalahan dalam konflik benar benar sulit untuk
diatasi, maka akan selalu mengganggu pada pola pikir siswa dalam melalukan sesuatu
terutama pada saat belajar yang mengakibatkan siswa tidak terkonsentrasi.
Sebagian mengatakan tidak terhadap konflik yang berpengaruhkah dengan prestasi
belajar siswa, konflik terhadap teman pun adalah hal yang wajar, kecuali konflik yang
melibatkan pihak sekolah setempat. Dan menurut siswa suatu masalah tidak harus
dilibatkan dalam pendidikan sekolah.
Ketika siswa sedang terlibat konflik hal yang dapat diatasi adalah :
1. Berusaha untuk tidak menganggu konsentrasi belajar
34

2. Mengabaikan konflik tersebut pada saat belajar


3. Konflik tersebut masih dapat diselesaikan secara kekeluargaan sehingga lebih
mudah terleraikan
4. Selain itu, siswa tidak mencampurkan masalah pribadi ke dalam kegiatan belajar
mengajar disekolah
5. Melakukan interaksi yang baik dan jelas demi terselesaikannya suatu konflik
Selain itu hal yang dilakukan siswa agar konflik tersebut tidak mengganggu pola
pikir siswa tersebut adalah :
1. Mendengarkan musik
2. Mengosongkan pikiran dan tidak terlalu dipikirkan agar tidak terganggunya pola
pikir siswa tersebut
3. Berfikir positif
4. Dibicarakan baik baik sebelum permasalahan tersebut semakin besar dan semakin
sulit untuk diselesaikan
5. Mengontrol diri sendiri dan mendekatkan diri kedapa Tuhan YME
6. Berusaha untuk menemukan jalan keluar ataupun segera menyadari satu sama lain
dan tetap berfikir karena konflik yang terjadi pasti dapat terselesaikan juga
7. Menghadapi dengan kepala dingin dan tidak dipikirkan karena akan merusak diri
sendiri
8. Harus cepat dan tanggap dalam menyelesaikan suatu masalah dan hal tersebut
dihadapai dengan santai
9. Menasehati teman bila sudah saling tahu
Selain itu siswa/I disekolah sering mengalami adanya konflik, konflik yang paling
sering mereka alami adalah konflik dengan teman mereka.
4.3 ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
Jadi disini kami merangkum semua jawaban dari para narasumber atas pertanyaan
pertanyaan dari kami untuk narasumber yang berjumlah 6 pertanyaan :
Pertanyaan :
35

1) Apakah tawuran sangat berpengaruh buruk bagi prestasi siswa?


Pada pertanyaan diatas, rata rata narasumber menjawab bahwa Tawuran adalah
perilaku yang tidak baik karena mengganggu pikirna dan konsentrasi siswa pada
pelajaran.
2) Ketika anda sedang terlibat suatu konflik dengan teman anda, dapat
berpengaruhkah terhadap prestasi belajar anda?
Para narasumber lebih banyak menjawab Tidak, dengan alasan konflik merupakan
suatu hal yang wajar.
3) Menurut anda, ketika anda sedang terlibat konflik, bisakah anda mengatasinya agar
prestasi belajar anda tidak terganggu?
Dari pertanyaan diatas, semua narasumber menjawab Bisa dengan alasan terus
berusaha tidak melibatkan konflik ke dalam pelajaran, berfikir positif, dan mengambil
sisi positifnya.
4) Bagaimanakah cara mengatasi agar konflik tidak mengganggu terhadap pola pikir
kita?
Disini jawaban dari narasumber sangat beragam yaitu Dengan cepat tanggap
menyelesaikan masalah, berfikir positif dan tidak terlalu dipikirkan, mengontrol diri
sendiri dan cara perbuatan kita terhadapan orang lain, dan mendekatkan diri terhadap
Tuhan YME.
5) Konflik apa saja yang pernah anda alami?
Dari pertanyaan diatas para narasumber sering mengalami konflik dengan teman
mereka
6) Apakah anda pernah mengalami konflik?
Para narasumber menjawab Iya karena pasti setiap makhluk sosial akan berhadapan
dengan adanya konflik

36

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Jadi, faktor yang menyebabkan seorang remaja melakukan tawuran ada berbagai
macam faktor, dari faktor internal dan eksternal (keluarga, sekolah, lingkungan).
Ketika seorang remaja melakukan tawuran, maka mereka akan menghasilkan
dampak yang buruk bagi diri mereka dan lingkungan mereka, karena pada saat remaja,
emosi seseorang masih labil / belum stabil sehingga jika ada masalah kecil, masalah
itu bisa menjadi masalah yang besar sehingga mereka melakukan tawuran. Dampak
untuk diri mereka adalah kerugian fisik, moralitas dalam diri mereka berkurang, dan
hilangnya perasaan peka, toleransi, tegang rasa,dan saling menghargai. Dampak untuk
lingkungan mereka adalah rusaknya fasilitas di sekitar mereka, terganggunya proses
belajar saat di sekolah untuk para pelajar dan yang paling membahayakan adalah
mengakibatkan korban jiwa untuk orang yang disekitarnya pada saat terjadi tawuran
Dari berbagai dampak yang ditimbulkan oleh tawuran antar pelajar, kita dapat
melakukan berbagai macam solusi terhadap tawuran antar pelajar, diantaranya adalah
menciptakan lingkungan yang baik dan kondusif pada saat di sekolah, untuk sekolah
dapat melakukan solusi dengan cara memberi perhatian lebih kepada muridnya dan
menjadi contoh yang baik bagi muridnya.
Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
37

kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan


dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi
yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah
mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya,
konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai
sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi.
Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik. Konflik sendiri
tidak selalu harus dihindari karena tidak selalu negatif akibatnya. Berbagai konflik
yang ringan dan dapat dikendalikan (dikenal dan ditanggulangi) dapat berakibat positif
bagi mereka yang terlibat maupun bagi organisasi.
Dari makalah ini dapat kami simpulkan bahwa konflik tidak bisa dihapus maupun
dihindari selama masyarakat masih ada.Yang bisa kita lakukan hanya mengendalikan konflik.
Hasil dari sebuah konflik, yaitu sebagai berikut :

meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami


konflik dengan kelompok lain,
keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai, perubahan kepribadian pada
individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci dan lain-lain.

38

5. 2 Saran
Sebaiknya pelajar sekarang harus menyelesaikan masalah harus dengan kepala
dingin, tanpa melakukan konflik seperti tawuran-tawuran yang mengakibatkan
resahnya masyarakat yang ada disekitar.
Sebaiknya pelajar-pelajar tidak mudah terpengaruhi ajakan teman-temanya untuk
melakukan konflik/seperti mengikuti tawuran.
Keluarga sebagai awal tempat pendidikan para pelajar harus mampu membentuk
pola pikir yang baik untuk para pelajar.
Masyarakat mesti menyadari akan perannya dalam menciptakan situasi yang
kondusif.
Lembaga pendidikan formal sudah semestinya memberikan pelayanan yang baik
untuk membantu para pelajar mengasah kemampuan dan mengembangkan segala
potensi yang ada didalam dirinya.
Keluarga harus menciptakan suasana yang baik dan mengajarkan norma-norma
yang dilarang untuk dilakukan.
Banyak mengikuti organisasi sehingga bisa menghargai orang lain.
Berteman dengan teman yang dapat membawa kita ke jalan yang baik bukan yang
buruk.
39

Guru harus menjadi contoh yang baik buat muridnya.


Sekolah harus menerapkan peraturan yang berlaku di sekolah secara tegas.
Setiap sekolah harus memfasilitasi para pelajar untuk melakukan hal baik.
Memperdalam agama supaya mengetahui mana hal yang baik dan mana hal buruk.
DAFTAR PUSTAKA

http://nusantarapendidikan.blogspot.com/2013/01/menengahi-konflik-antar-siswa.html
http://sosbud.kompasiana.com/2012/10/28/cara-mengatasi-tawuran-504193.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
https://omlay.wordpress.com/makalah-n-artikel/sebab-timbulnya-konflik/
http://balai-it.blogspot.com/2013/02/contoh-makalah-penelitiann-tentang.html
http://calonsosiologsejati.blogspot.com/2014/05/masalah-sosial-tawuran.html
http://bilikbambu276.blogspot.com/2013/06/karya-tulis-ilmiah-bahasa-indonesia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan
http://iftitahnj.blogspot.com/2011/06/makalah-tawuran-pelajar.html
http://kumpulanmakalahsosiologi.blogspot.com/2014/05/tawuran-antar-pelajar.html

40

BIODATA PENELITI
NAMA

TEMPAT TANGGAL LAHIR

Muhammad Fahmi Noegroho

Jakarta, 18 Agustus 1998

Tarmizi Anan

Sukabumi, 07 April 1999

Thomas Emanuelie

Jakarta, 01 November 1997

Muhammad Rofi

Jakarta, 27 Maret 1999

Rizki Maulana Septiahadi

Jakarta, 5 September 1997

Fajri Maulana

Jakarta, 29 Juli 1997

Syifa Hasina

Jakarta, 5 November 1998

Intan Wulandari

Jakarta, 29 Januari 1997

Rusliandi

Jakarta, 9 Februari 1997

Dwiki Herdian Saputra

Jakarta, 27 September 1995

Cepi Arif R.

Jakarta, 21 Januari 1998

Farid Romadhon

Jakarta, 23 Desember 1998

Fakhrul Syahprima Putra

Jakarta, 20 Agustus 1998

Asep Andi Suhendi

41

Anda mungkin juga menyukai