Anda di halaman 1dari 2

Perkembangan Angklung saat ini

Angklung sekarang telah dikenal oleh masyarakat dunia. Dahulu angklung bentuknya
sangat sederhana, yaitu dari bambu wulung yang cara memainkannya dengan digetarkan.
Permainan bambu tersebut bermula untuk menghormati binatang totem dan untuk
menghormati serta menghargai pemberian hasil panen padi yang banyak dan baik dari Dewi
Sri yang dipercaya sebagai dewi yang memberikan kesejahteraan.

Musik angklung perlahan mulai berubah dan beradaptasi dengan perkembangan


jamannya. Pada masa modern ini, musik angklung mulai berubah. Berawal dari Daeng
Sutisna yang berhasil mengubah tangga nada petatonis menjadi diatonis
(do,re,mi,fa,sol,la,si,do) pada tahun 1983. Dan perkembangan itu pun terjadi, misalnya pada
KTT Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat. Musik Angklung modern dimainkan untuk acara
resmi dalam Indonesia Ultimate Diversity tersebut, yaitu dalam lagu Indonesia Raya dan
beberapa lagu daerah yang terkenal seperti Rasa Sayange, Ayo Mama, Burung Kakak Tua
dan Bebek Angsa.

Pada jaman yang modern ini pula, kita masih dapat bersuka cita merasakan uniknya
musik angklung di suatu saung angklung yaitu Saung Angklung Udjo (SAU) D i Bandung,
Jawa Barat, tepatnya di Jl. Padasuka 118 Bandung. Saung Angklung Udjo, merupakan
angsana singgasana angklung terbesar di dunia yang merupakan mahakarya dari Udjo
Ngalagena, yang dibangun pada tahun 1961. Pertunjukan ragam sajian Angklung orkestra
mendapat sambutan yang sangat baik. Bahkan, kini Saung Angklung Udjo kini harus
mangadakan pentas setiap hari. Ini merupakan sebuah apresiasi besar masyarakat terhadap
kesenian angklung.

Angklung pun mulai diperkenalkan ke berbagai penjuru negara, dan dibawakan dalam
bentuk lagu-lagu pop negara tersebut sehingga pertunjukkan angklung lebih menyenangkan
dan akrab dengan penonton.

Di tahun 2011 yang lalu, sebanyak 5.000 angklung diterbangkan ke Washington DC,
Amerika Serikat, untuk dimainkan secara massal untuk memecahkan rekor dunia. Beberapa
bulan kemudian, 10.000 angklung diproduksi oleh perajin angklung di Bandung dan
dimainkan untuk kepentingan yang sama. (kompas.com).

Angklung juga telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Pengukuhan angklung sebagai warisan budaya dunia dilakukan oleh UNESCO hari ini,
Kamis, 18 Nopember 2010 di Nairobi, Kenya. Angklung ditetapkan sebagai “Representative
List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity” (Daftar Representatif Budaya
Takbenda Warisan Manusia). Menurut UNESCO, angklung memenuhi kriteria sebagai
warisan budaya takbenda dunia antara lain karena, angklung merupakan bagian penting
identitas budaya masyarakat di Jawa Barat dan Banten. Seni musik ini mengandung nilai-
nilai dasar kerjasama, saling menghormati dan keharmonisan sosial. (Rapendik.com)
Anak – anak muda nasional pun juga tak kalah apresiatif dalam mengembangkan
kesenian angklung. Hal itu dibuktikan dengan karya-karya inovatif yang memadukan atara
teknologi modern dengan alat musik tradisional yaitu Angklung. Beberapa karya-karya
tersebut antara lain Robot Angklung karya mahasiswa ITB, Angklung elektrik karya Agus
Suhardiman, Angklung otomatis Tugas akhir Kadek Kertayasa di STIKOM Surabaya.
(Sporakomputer.com)

Jika pertunjukkan angklung ke berbagai Negara terus dipertahankan, maka dunia akan
tahu bahwa angklung adalah alat musik tradisional yang dapat dimainkan untuk lagu daerah
maupun modern, yang berasal dari Indonesia. Kita sebagai warga negara harusnya bangga
dengan kesenian angklung yang kian lama kian berkembang. Tapi kita tidak boleh hanya
merasa bangga, kita juga harus ikut serta dalam mengembangkan, menjaga dan melestarikan
kesenian angklung agar tetap dikenal dan dimainkan oleh masyarakat dunia.

Anda mungkin juga menyukai