DISUSUN OLEH :
DYAH RIKA K
Kelas : 8 B
Setiap daerah mempunyai ciri khas masing-masing untuk setiap tariannya. Dan kita
perlu mengetahui atau bahkan mempelajari tari tradisional yang ada untuk membantu
melestarikan budaya Indonesia.
Tari Tradisional
Pengertian tari tradisional adalah suatu tarian yang berasal dari masyarakat suatu
daerah yang sudah turun-temurun dan telah menjadi budaya masyarakat setempat.
1. Tari Klasik
2. Tari Rakyat / folklasik
3. Tari Kreasi Baru
3
Pada dasarnya, bentuk dan warna topeng mewakili karakter atau watak tokoh
yang dimainkan. Klana, dengan topeng dan kostum yang didominasi warna
merah mewakili karakter yang tempramental. Dalam tarian ini, Klana yang
merupakan orang yang serakah, penuh amarah, dan tidak bisa menjaga hawa
nafsu divisualisasikan dalam gerakan langkah kaki yang panjang-panjang dan
menghentak. Sepasang tangannya juga terbuka, serta jari-jari yang selalu
mengepal.
Karakteristika yang paling utama dari Tari Remo adalah gerakan kaki yang
rancak dan dinamis. Gerakan ini didukung dengan adanya lonceng-lonceng yang
dipasang di pergelangan kaki. Lonceng ini berbunyi saat penari melangkah atau
menghentak di panggung. Selain itu, karakteristika yang lain yakni gerakan
selendang atau sampur, gerakan anggukan dan gelengan kepala, ekspresi wajah, dan
kuda-kuda penari membuat tarian ini semakin atraktif.
2. TARI TRADISIONAL
KERAKYATAN / FOLKLASIK
2. Jaipong (JABAR)
Jaipongan terlahir melalui proses kreatif
dari tangan dingin H Suanda sekitar tahun 1976
di Karawang, jaipongan merupakan garapan
yang menggabungkan beberapa elemen seni
tradisi karawang seperti pencak silat, wayang
golek, topeng banjet, ketuk tilu dan lain-lain.
Tari ini dibawa ke kota Bandung oleh Gugum
Gumbira, sekitar tahun 1960-an, dengan tujuan
untuk mengembangkan tarian asal karawang
dikota bandung yang menciptakan suatu jenis
musik dan tarian pergaulan yang digali dari
7
Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut syekh.
Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam
menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi
yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian
ini khususnya ditarikan oleh para pria.
Tari tayub mirip dengan tari Gambyong yang lebih populer dari Jawa
Tengah tari tayub merupakan tarian pergaulan yang disajikan untuk menjalin
hubungan sosial masyarakat. beberapa tokoh agama islam menganggap tari
tayub melanggar etika agama , dikarenakan tarian ini sering dibarengi dengan
minum minuman keras.
Pada saat menarikan tari tayub sang penari wanita yang disebut ledek
mengajak penari pria dengan cara mengalungkan selendang yang disebut dengan
sampur kepada pria yang diajak menari tersebut. sering terjadi persaingaan
antara penari pria yang satu dengan penari pria lainnya, persaingan ini
ditunjukkan dengan cara memberi uang kepada Tledek (istilah penari tayub
wanita). Persaingan ini sering menimbulkan perselisihan antara penari pria.
9
Tarian ini biasanya ditarikan berbarengan, biasanya tiga penari atau bisa
juga lebih yang masing-masing memiliki fungsi sebagai wanita dan laki-lakinya.
Para penari mewakili lebah jantan dan betina, di mana sang jantan yang
obsesif genit mengejar betina dari bunga yang satu ke bunga yang lain.
Meskipun lebah betina pada awalnya tampil menggoda, dia akhirnya menerima
rayuan sang jantan. Gerakan penari perempuan dianggap lebih kompleks
daripada penari laki-laki.
Bali. Tari Kupu-Kupu Tari kupu-kupu sendiri termasuk contoh tari yang
gerakannya mudah dipelajari Tari kupu-kupu ciptaan I Wayan Beratha adalah
sebuah tari yang menggambarkan kedamaian, eksotisme, dan keindahan pulau
dewata, Bali
Tarian ini didominasi oleh semua gerak tubuh, utamanya adalah gerakan
kaki dan tangan yang terus mengikuti ketukan irama kendang.
Tari Bosara
Tari Nguri ini merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup
terkenal di Indonesia, khususnya di daerah Sumbawa sendiri sebagai daerah
asalnya. tarian ini berawal dari tradisi adat masyarakat Sumbawa yang dilakukan
sebagai bentuk penghormatan dan pengabdian masyarakat terhadap pemimpin
mereka.