Anda di halaman 1dari 11

1

DISUSUN OLEH :
DYAH RIKA K
Kelas : 8 B

SMP NEGERI I WUNGU


Jalan Raya Dungus 107
MADIUN
2

PENGERTIAN TARI TRADISIONAL


Beragam tari tradisional menghiasi Negeri kita dari sabang sampai merauke. Tari yang
kemudian berkembang pada suatu daerah inilah yang dinamakan tari tradisional.

Setiap daerah mempunyai ciri khas masing-masing untuk setiap tariannya. Dan kita
perlu mengetahui atau bahkan mempelajari tari tradisional yang ada untuk membantu
melestarikan budaya Indonesia.

Tari Tradisional

Pengertian tari tradisional adalah suatu tarian yang berasal dari masyarakat suatu
daerah yang sudah turun-temurun dan telah menjadi budaya masyarakat setempat.

Ciri-ciri tari tradisional:

 Dikembangkan secara turun menurun.


 Diiringi dengan menggunakan musik tradisional.
 Berkembang dikalangan masyarakat biasa/ rakyat jelata.dll

Contoh tari topeng dari cirebon

Tari tradisional dibedakan menjadi 3 jenis tari, yaitu:

1. Tari Klasik
2. Tari Rakyat / folklasik
3. Tari Kreasi Baru
3

1. TARI TRADISIONAL KLASIK


1. Tari Topeng Klana (JABAR)

Salah satu jenis tari topeng yang


berasal dari Cirebon adalah Tari Topeng
Klana. Tarian ini merupakan semacam
bagian lain dari tari topeng cirebon lainnya
yaitu Tari Topeng Kencana Wungu.
Adakalanya kedua tari Topeng ini disajikan
bersama, biasa disebut dengan Tari Topeng
Klana Kencana Wungu.

Pada dasarnya, bentuk dan warna topeng mewakili karakter atau watak tokoh
yang dimainkan. Klana, dengan topeng dan kostum yang didominasi warna
merah mewakili karakter yang tempramental. Dalam tarian ini, Klana yang
merupakan orang yang serakah, penuh amarah, dan tidak bisa menjaga hawa
nafsu divisualisasikan dalam gerakan langkah kaki yang panjang-panjang dan
menghentak. Sepasang tangannya juga terbuka, serta jari-jari yang selalu
mengepal.

Sebagian gerak tarinya menggambarkan seseorang yang gagah, mabuk,


marah, atau tertawa terbahak-bahak. Tarian ini biasa dipadukan dengan irama
Gonjing yang dilanjutkan dengan Sarung Ilang. Pola pengadegan tarinya sama
dengan topeng lainnya, terdiri atas bagian baksarai (tari yang belum memakai
kedok) dan bagian ngedok (tari yang memakai topeng).

2. Tari Bedaya (JATENG)

Adalah bentuk tarian klasik


Jawa yang dikembangkan di kalangan
keraton-keraton pewaris tahta
Mataram. Bedaya ditarikan secara
gemulai dan meditatif, dengan iringan
gamelan minimal di sebagian besar
repertoarnya. Penarinya kebanyakan
wanita.

Tarian bedhaya sering kali


merupakan hasil inspirasi raja mengenai suatu peristiwa tertentu yang disajikan
dalam bentuk yang sangat stilistik. Penari bedaya berjumlah sembilan untuk
bedaya yang berasal dari Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta,
4

sementara untuk bedaya yang berasal dari Kadipaten Mangkunegaran dan


Pakualaman berjumlah tujuh.

Bedaya masuk dalam kelompok tarian klasik (diajarkan di kelas-kelas


menari) keraton yang ditarikan oleh penari senior. Beberapa bedaya
mensyaratkan penarinya masih perawan, tidak sedang dalam masa menstruasi,
dan didahului oleh semacam puasa sebagai bagian dari prasyaratnya.

3. Tari Remo (JATIM)

Tari Remo adalah salah satu


tarian untuk penyambutan tamu agung,
yang ditampilkan baik oleh satu atau
banyak penari. Tarian ini berasal dari
Provinsi Jawa Timur.Tari Remo
berasal dari Kabupaten Jombang, Jawa
Timur. Tarian ini berasal dari
kecamatan Diwek Di desa Ceweng,
tarian ini diciptakan oleh warga yang berprofesi sebagai pengamen tari di kala itu,
memang banyak profesi tersebut di Jombang, kini Tarian ini pada awalnya
merupakan tarian yang digunakan sebagai pengantar pertunjukan ludruk. Namun,
pada perkembangannya tarian ini sering ditarikan secara terpisah sebagai sambutan
atas tamu kenegaraan, ditarikan dalam upacara-upacara kenegaraan, maupun dalam
festival kesenian daerah.

Karakteristika yang paling utama dari Tari Remo adalah gerakan kaki yang
rancak dan dinamis. Gerakan ini didukung dengan adanya lonceng-lonceng yang
dipasang di pergelangan kaki. Lonceng ini berbunyi saat penari melangkah atau
menghentak di panggung. Selain itu, karakteristika yang lain yakni gerakan
selendang atau sampur, gerakan anggukan dan gelengan kepala, ekspresi wajah, dan
kuda-kuda penari membuat tarian ini semakin atraktif.

4. Tari Rejang (BALI)


Tari Rejang adalah sebuah tarian kesenian
rakyat/suku Bali yang ditampilkan secara khusus
oleh perempuan dan untuk perempuan. Gerak-gerik
tari ini sangat sederhana namun progresif dan lincah.
Biasanya pagelaran tari Rejang diselenggarakan di
pura pada waktu berlangsungnya suatu upacara adat
atau upacara keagamaan Hindu Dharma. Tarian ini
dilakukan/ditarikan oleh penari-penari perempuan
Bali dengan penuh rasa hidmat, penuh rasa
5

pengabdian kepada Dewa-Dewi Hindu dan penuh penjiwaan. Para penarinya


mengenakan pakaian upacara yang meriah dengan banyak dekorasi-dekorasi,
menari dengan berbaris melingkari halaman pura atau pelinggih yang kadang
kala dilakukan dengan berpegang-pegangan tangan.

5. Tari Pakarena (SULSEL)

Tari Pakarena adalah tarian tradisional


dari Sulawesi Selatan yang diiringi oleh 2 (dua)
kepala drum (gandrang) dan sepasang instrument
alat semacam suling (puik-puik) Tarian yang
dimainkan oleh kurang lebih empat orang penari
perempuan ini pertama kali ditampilkan pada
abad ke 17 tepatnya tahun 1903 saat Pangali Patta
Raja dinobatkan sebagai Raja di Gantarang Lalang Bata. Tidak ada data yang
menyebutkan sejak kapan tarian ini ada dan siapa yang menciptakan Tari
Pakarena Gantarang ini namun masyarakat meyakini bahwa Tari Pakarena
Gantarang berkaitan dengan kemunculan Tumanurung. Tumanurung merupakan
bidadari yang turun dari langit untuk untuk memberikan petunjuk kepada
manusia di bumi. Petunjuk yang diberikan tersebut berupa symbol – simbol
berupa gerakan kemudian di kenal sebagai Tari Pakarena Gantarang
6

2. TARI TRADISIONAL
KERAKYATAN / FOLKLASIK

1. Kuda lumping (JATENG)

Kuda lumping juga


disebut jaran kepang atau
jathilan adalah tarian
tradisional Jawa menampilkan
sekelompok prajurit tengah
menunggang kuda. Tarian ini
menggunakan kuda yang
terbuat dari bambu atau bahan
lainnya yang di anyam dan
dipotong menyerupai bentuk
kuda, dengan dihiasi rambut
tiruan dari tali plastik atau
sejenisnya yang di gelung
atau di kepang. Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan kain beraneka warna.
Tarian kuda lumping biasanya hanya menampilkan adegan prajurit
berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping juga menyuguhkan
atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan
beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut.
Meskipun tarian ini berasal dari Jawa, Indonesia, tarian ini juga
diwariskan oleh kaum Jawa yang menetap di Sumatera Utara dan di beberapa
daerah di luar Indonesia seperti di Malaysia ,Suriname, Hongkong, Jepang dan
Amerika.

2. Jaipong (JABAR)
Jaipongan terlahir melalui proses kreatif
dari tangan dingin H Suanda sekitar tahun 1976
di Karawang, jaipongan merupakan garapan
yang menggabungkan beberapa elemen seni
tradisi karawang seperti pencak silat, wayang
golek, topeng banjet, ketuk tilu dan lain-lain.
Tari ini dibawa ke kota Bandung oleh Gugum
Gumbira, sekitar tahun 1960-an, dengan tujuan
untuk mengembangkan tarian asal karawang
dikota bandung yang menciptakan suatu jenis
musik dan tarian pergaulan yang digali dari
7

kekayaan seni tradisi rakyat Nusantara, khususnya Jawa Barat.


Meskipun termasuk seni tari kreasi yang relatif baru, jaipongan
dikembangkan berdasarkan kesenian rakyat yang sudah berkembang
sebelumnya, seperti Ketuk Tilu, Kliningan, serta Ronggeng.

Perhatian Gumbira pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah


Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-
pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu.
Gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari
beberapa kesenian menjadi inspirasi untuk mengembangkan kesenian jaipongan.

3. Tari Janger (BALI)

Adalah salah satu


tari Bali yang terpopuler.
Diciptakan pada tahun
1930-an, Janger adalah
tari pergaulan muda mudi
Bali. Tari ini dibawakan
oleh 10 penari yang
berpasangan, yaitu
kelompok putri (janger)
dan putra (kecak). Mereka
menari sambil menyanyikan Lagu Janger secara bersahut-sahutan.

Gerakan Janger sederhana namun ceria dan bersemangat. Musik yang


menjadi latar belakang tari adalah Gamelan Batel atau Tetamburan dan gender
wayang.

4. Tari Saman (ACEH)

Adalah sebuah tarian


Suku Gayo yang biasa
ditampilkan untuk merayakan
peristiwa-peristiwa penting
dalam adat. Syair dalam tarian
saman mempergunakan Bahasa
Gayo. Selain itu biasanya tarian
ini juga ditampilkan untuk
merayakan kelahiran Nabi
Muhammad SAW. Dalam
8

beberapa literatur menyebutkan tari saman di Aceh didirikan dan dikembangkan


oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara.

Tari saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik,


akan tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang
biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka
sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah.

Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut syekh.
Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam
menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi
yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian
ini khususnya ditarikan oleh para pria.

5. Tari Tayub (JATENG)

Atau acara Tayuban,


merupakan salah satu kesenian Jawa
Tengah yang mengandung unsur
keindahan dan keserasian gerak.

Tarian ini mirip dengan tari Jaipong


dari Jawa Barat. Unsur keindahan
diiikuti dengan kemampuan penari
dalam melakonkan tari yang
dibawakan.

Tari tayub mirip dengan tari Gambyong yang lebih populer dari Jawa
Tengah tari tayub merupakan tarian pergaulan yang disajikan untuk menjalin
hubungan sosial masyarakat. beberapa tokoh agama islam menganggap tari
tayub melanggar etika agama , dikarenakan tarian ini sering dibarengi dengan
minum minuman keras.

Pada saat menarikan tari tayub sang penari wanita yang disebut ledek
mengajak penari pria dengan cara mengalungkan selendang yang disebut dengan
sampur kepada pria yang diajak menari tersebut. sering terjadi persaingaan
antara penari pria yang satu dengan penari pria lainnya, persaingan ini
ditunjukkan dengan cara memberi uang kepada Tledek (istilah penari tayub
wanita). Persaingan ini sering menimbulkan perselisihan antara penari pria.
9

3. TARI KREASI BARU


1. Tari Merak (JABAR)

Tarian ini adalah tari yang mengekspresikan keindahan burung merak.


Berbagai gerakan di dalamnya diambil dari gerakan-gerakan burung merak
wanita. Tarian ini diciptakan oleh Seniman Sunda, Raden Tjetje Somantri pada
pertengahan abad ke-19.

Tarian ini biasanya ditarikan berbarengan, biasanya tiga penari atau bisa
juga lebih yang masing-masing memiliki fungsi sebagai wanita dan laki-lakinya.

Iringan lagu gendingnya yaitu lagu


Macan Ucul. Dalam adegan gerakan tertentu
terkadang waditra bonang dipukul di bagian
kayunya yang sangat keras sampai terdengar
kencang, itu merupakan bagian gerakan
sepasang merak yang sedang bermesraan.

2. Tari Oleg (BALI)


Oleg (juga Oleg Tamulilingan atau Oleg
Tambulilingan), sering dikenal sebagai "tarian
lebah", adalah suatu bentuk tari di Bali,
Indonesia.
Tari ini merupakan tari cintaTari Oleg
diperagakan oleh seorang penari laki-laki dan
perempuan. Hal ini dimaksudkan agar bisa
menggugah suasana sebuah taman, di mana lebah berdengung, mengumpulkan
nektar dari bunga-bunga yang menunggunya.

Para penari mewakili lebah jantan dan betina, di mana sang jantan yang
obsesif genit mengejar betina dari bunga yang satu ke bunga yang lain.
Meskipun lebah betina pada awalnya tampil menggoda, dia akhirnya menerima
rayuan sang jantan. Gerakan penari perempuan dianggap lebih kompleks
daripada penari laki-laki.

3. Tari Kupu-Kupu (BALI)


Tari Kupu Kupu adalah sebuah
tarian kreasi baru yang diciptakan oleh
seorang seniman Bali, bernama I Wayan
Beratha pada sekitar tahun 1960-an. Sesuai
dengan tempat tinggal penciptanya, maka
tarian ini juga dianggap berasal dari Provinsi
10

Bali. Tari Kupu-Kupu Tari kupu-kupu sendiri termasuk contoh tari yang
gerakannya mudah dipelajari Tari kupu-kupu ciptaan I Wayan Beratha adalah
sebuah tari yang menggambarkan kedamaian, eksotisme, dan keindahan pulau
dewata, Bali

Tarian ini didominasi oleh semua gerak tubuh, utamanya adalah gerakan
kaki dan tangan yang terus mengikuti ketukan irama kendang.

Di samping itu, gerakan yang paling menonjol adalah ketika pata


penarinya memainkan tangannya naik turun seraya memegang selendang
berwarna cerah yang tampak seperti sayap kupu-kupu yang tengah terkembang.

4. Tari Bosara (SULSEL)

Tari Bosara, adalah tarian untuk menyambut beberapa tamu terhormat.


Beberapa gerakan badannya sangatlah luwes. Tarian ini mengambarkan bahwa
orang Bugis bila kehadiran tamu selalu menyajikan bosara, juga sebagai tanda
kesyukuran serta kehormatan.

Tari Bosara

Menyebut bosara sesungguhnya meliputi satu kesatuan utuh yang terbagi


dalam piring, yang di atasnya di beri alas kain rajutan dari wol, lalu ditempatkan
piring di atasnya juga sebagai tempat kue dan tutup bosara. Adapun kue-kue
yang umumnya disajikan dengan memakai bosara merupakan kue-kue
tradisional, baik kue basah atau kue kering

Tari Bosara ini menyerupai dengan tari piring, lantaran terkecuali


memakai baju khas tari Bosara, juga tidak bisa ketinggalan beberapa penari
membawa piring khas sulawesi selatan yakni Bosara.

Tarian ini mengambarkan perihal pemberian jamuan pada tamu, juga


sebagai sinyal syukuran atas rezeki serta penghormatan pada tamu.
11

5. Tari Nguri (NTB)


Tari Nguri adalah tarian tradisional dari Sumbawa, NTB, yang
dibawakan oleh penari wanita secara berkelompok. Tarian ini menggambarkan
keterbukaan dan keramah-tamahan masyarakat Sumbawa yang dicurahkan
dalam bentuk gerak tari.

Tari Nguri ini merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup
terkenal di Indonesia, khususnya di daerah Sumbawa sendiri sebagai daerah
asalnya. tarian ini berawal dari tradisi adat masyarakat Sumbawa yang dilakukan
sebagai bentuk penghormatan dan pengabdian masyarakat terhadap pemimpin
mereka.

Selain terdapat nilai historis di dalamnya, tarian ini juga memiliki


berbagai nilai-nilai tentang kehidupan seperti kesopanan, keramahan,
kelembutan serta bagaimana peran masyarakat terhadap pemimpin untuk
menciptakan kesejahteraan bersama.

Anda mungkin juga menyukai