Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL PENELITIAN KONFLIK SOSIAL

MARAKNYA PENGGUNAAN KNALPOT RACING DI


KALANGAN MASYARAKAT

Anggota kelompok:
1. Sania Rahmadhani (27)
2. Saskia Herlinda Zulfa (28)
3. Seplinda Rahma (29)
4. Sherina Rahmawati (30)
5. Siti Nur Janah (31)
6. Syamsul Anwar (33)

SMA NEGERI 1 PAMOTAN


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, zat Yang Maha Indah dengan
segala keindahan-Nya, zat yang Maha Pengasih dengan segala kasih sayang-Nya, yang terlepas dari
segala sifat lemah semua makhluk-Nya. Alhamdulillah berkat Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan ini. Shalawat serta salam senantiasa kita limpahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, sebagai pembawa risalah Allah terakhir dan penyempurna seluruh risalah-Nya.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan
kepada Bapak Suhadi S.Pd selaku guru pembimbing mapel sosiologi yang telah berjasa memberikan
motivasi dalam rangka menyelesaikan laporan ini.

Dengan Makalah yang berjudul "Maraknya knalpot racing dikalangan masyarakat" ini diharapkan kami
sebagai peserta didik mampu mendeskripsikan pengetahuan sesuai dengan standar yang ditetapkan
dengan mengintegrasikan pendekatan bahan ajaran yang memadai. Untuk itulah laporan makalah ini
hadir guna memenuhi tuntutan tersebut.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait, yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga kebaikan yang diberikan oleh semua pihak kepada kami
menjadi amal sholeh yang senantiasa mendapat balasan dan kebaikan yang berlipat ganda dari Allah
SWT dan kami minta maaf apabila dalam membuat laporan dan penyusunan laporan ini ada kesalahan.
Masukan, kritik dan saran yang membangun tetap saya harapkan dari semua pihak agar laporan ini
senantiasa semakin baik. Aamiin.

Pamotan, 7 Maret 2023


DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

2. Rumusan Masalah

3. Tujuan Penelitian

4. Manfaat Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

1. Jenis dan Sifat Penelitian

2. Lokasi Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN

1. Profil Informan

2. Latar Belakang Penggunaan Knalpot Racing

3. Tanggapan Penggunaan Knalpot Racing

4. Pengurusan Sanksi

5. Peraturan Larangan

6. Dampak Penggunaan Knalpot Racing

7. Penyelesaian Masalah BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan

2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan wawancara ini adalah salah satu kegiatan sekolah yang diadakan tahunan. Kegiatan ini bersifat
wajib bagi semua murid kelas 11 IPS di SMAN 1 Pamotan. Dalam kegiatan ini setiap siswa bebas dalam
memilih tema terkait dengan konflik sosial dalam masyarakat. Tujuan dari diadakannya kegiatan ini
adalah untuk mengetahui berbagai macam konflik sosial yang terjadi di kalangan masyarakat dan siswa
juga bisa belajar banyak dan juga mendapatkan informasi terkait hal yang diwawancarai kepada pihak
kepolisian. Di samping itu, kegiatan ini juga sangat berperan dalam membentuk pola pikir dan semangat
pelajar untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di sekolah, sehingga diharapkan siswa-
siswi dapat membagikan ilmu yang telah diperoleh kepada masyarakat dan memiliki rasa kepedulian
terhadap sesama.

Pada tanggal 7 Maret 2023 pukul 14.30, kami melakukan kunjungan ke polsek Pamotan. Dengan melalui
diadakannya kegiatan wawancara tersebut, kami mendapatkan wawasan baru terkait dengan topik yang
kita bahas mengenai penggunaan knalpot racing.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang melatar belakangi para remaja menggunakan knalpot racing?

2. Apa tanggapan mengenai maraknya penggunaan knalpot racing dalam masyarakat?

3. Bagaimana pengurusan sanksi bagi knalpot yang sudah disita?

4. Mengapa peraturan larangan penggunaan racing diterapkan oleh pemerintah?

5. Apa dampak yang ditimbulkan dari penggunaan knalpot bising dalam kalangan masyarakat.

6. Bagaimana penyelesaian masalah sosial oleh aparat hukum, seperti kepolisian.


1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya wawancara terkait topik yang kita bahas mengenai maraknya penggunaan knalpot
racing yaitu :

1. Untuk mengetahui latar belakang para remaja menggunakan knalpot racing.

2. Untuk mengetahui tanggapan dari pihak kepolisian mengenai maraknya penggunaan knalpot racing.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengurusan sanksi bagi knalpot yang sudah disita.

4. Untuk mengetahui alasan mengapa peraturan larangan penggunaan knalpot racing diterapkan
pemerintah.

5. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari penggunaan knalpot racing dalam kalangan
masyarakat.

6. Untuk mengetahui bagaimana penyelesaian masalah sosial terkait konflik tersebut oleh Aparat
Hukum, seperti kepolisian.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat adanya wawancara terkait topik yang kita bahas mengenai maraknya penggunaan knalpot
racing yaitu :

1. Mendapat informasi mengenai latar belakang para remaja menggunakan knalpot racing.

2. Mengetahui tanggapan pihak kepolisian mengenai masalah sosial terkait masalah tersebut.

3. Mengetahui pengurusan sanksi bagi knalpot yang sudah disita.

4. Mendapat pengetahuan mengapa peraturan larangan penggunaan knalpot racing diterapkan


pemerintah.

5. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari penggunaan knalpot racing dalam kalangan masyarakat.

6. Mengetahui bagaimana penyelesaian masalah sosial terkait konflik tersebut oleh Aparat Hukum,
seperti kepolisian.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Banyaknya polusi yang sangat mengganggu dan mengancam kesehatan salah satunya adalah polusi
suara. Polusi suara merupakan polusi yang timbul akibat tingkat kebisingan yang melebihi ambang batas
kebisingan.

Maka Kurnianto (2010) melakukan penelitian tentang Pengaruh pemasangan knalpot racing terhadap
kinerja motor empat langkah 110 cc kondisi standar dan modifikasi. Cara penelitian ini diawali dengan
pengadaan bahan, selanjutnya pemasangan knalpot racing pada kondisi motor standar, pengujian
kebisingan dilakukan dengan menggunakan alat ukur kebisingan ( sound level meter) yang diarahkan
kebagian depan, belakang, samping kanan, samping kiri dengan jarak masing-masing 3 meter, 2 meter
dan, 1 meter putaran mesin 3000, 4000, 5000, 6000, 7000, 8000, 9000 dan, 10000 rpm. Untuk
pengukuran kebisingan knalpot racing pada motor modifikasi ( penggantian karburator dan penggantian
CDI ) pengujian sama seperti pengujian pada knalpot racing pada motor standar. Pengujian dilakukan
dengan sepeda motor yamaha jupiter z kondisi standar dan modifikasi ( penggantian karburator dan
CDI ) dan bahan bakar yang digunakan premium. Dari pengujian dengan jarak 3 meter, 2 meter, 1 meter
didapat hasil tingkat kebisingan rata-rata dari empat sisi nilai kebisingannya hampir sama. Namun pada
putaran 3000 sampai 7000 untuk knalpot racing motor modifikasi menghasilkan suara yang lebih keras
dibandingkan dengan knalpot racing pada motor standar, setelah putaran 7000 ke atas suara pada
knalpot racing motor standar dan motor modifikasi suara berhimpitan sampai putaran 10000, hal ini
disebabkan karena pengaruh modifikasi penggantian karburator dan CDI racing sehingga penggunaan
knalpot racing pada motor modifikasi putaran 3000 sampai 7000 lebih keras dibandingkan knalpot
racing pada motor standar.

Pamungkas (2012) melakukan penelitian tentang analisis penggunaan model knalpot standar terhadap
kinerja mesin 4 langkah 100 cc dan 125 cc, penelitian ini menggunakan jenis knalpot standar yang
diproduksi oleh PT. Dharma Polimetal yang diujikan dengan variasi mesin yang berbeda yakni motor 4
langkah 100cc dan 125cc . Cara penelitian diawali dengan tanpa pemasangan knalpot pada mesin 100cc
dan 125cc dengan menggunakan alat ukur kebisingan ( sound level meter) cara pengukuran adalah
dengan membentuk sudut 45° jarak 0,5 m metode tersebut berpedoman pada Society of Automotive
Engineers. Sedangkan untuk pengujian dengan menggunakan knalpot standar pada mesin 100cc dan
125cc metode pengambilan data sama seperti metode pengambilan data pada mesin 100cc dan 125cc
tanpa knalpot serta putaran mesin diawali dari 1050, 1545, 2070, 2550, 3060, 3540, 4020, 4515, 5070,
5550. Hasil yang didapat kebisingan mesin tanpa knalpot sudah terjadi pada putaran 1500 rpm,
pasangan untuk knalpot standar menunjukan kebisingan maksimal 85 dB yang dicapai pada putaran
5500 rpm yang berarti knalpot ini masih memenuhi standar kebisingan (sekitar 80 dB). Sedangkan untuk
motor 125 cc tingkat kebisingan lebih rendah dibandingkan dengan motor 100cc. Kebisingan yang
berlebih juga berdampak tidak baik untuk indra pendengaran dan bisa mengakibatkan gangguan
pendengaran atau tuli maka Deoni (2006) melalui karya tulis ilmiah yang berjudul pengaruh bising
terhadap tajam pendengaran pada pekerja night club di Yogyakarta, penelitian ini menggunakan metode
non eksperimen dengan menggunakan 40 orang sampel dengan 20 orang pegawai klub malam dan 20
orang bukan pegawai klub malam, pengambilan data pertama pengecekan kebisingan pada saat
ditempat kerja dengan menggunakan sound level meter, setelah pengambilan data kebisingan
selanjutnya semua subjek di otoskopi. Selanjutnya menggunakan uji audiometri pada telinga kanan dan
kiri menggunakan alat uji Mann- Whitney dengan frekuensi 500Hz, 1000Hz, 2000 Hz, 3000 Hz, 4000 Hz
maka didapatkan hasil. Pekerja night club berpotensi mengalami kerusakan telinga atau penurunan daya
dengar.

Tambunan (2014) melakukan penelitian Usaha Mengurangi Kebisingan Knalpot Produksi IKM di Kota
Medan. Sebelum melakukan pengujian terlebih dahulu melakukan survey ke UKM penghasil knalpot dan
diambil beberapa sampel knalpot yang banyak diproduksi UKM, pengukuran kebisingan dilakukan pada
beberapa model knalpot produk industri dalam negeri dan produksi pabrik, selanjutnya knalpot
dimodifikasi pada peredam suaranya. Pengambilan data kebisingan dilakukan dengan variasi putaran
mesin, temperatur dan, tekanan gas buang. Setelah pengujian kebisingan didapatkan hasil tingkat
kebisingan knalpot produksi UKM lokal masih tinggi, volume peredam knalpot sangat berpengaruh
terhadap kemampuan peredaman bising dan jumlah ruang pada knalpot sangat mempengaruhi
kemampuan peredam bising.

Nasib (2014) melakukan penelitian Penentuan Tingkat Kebisingan Motor Knalpot Standar Dan
Modifikasi. Dalam penelitian ini menggunakan jenis sepeda motor Honda, Suzuki dan, Yamaha dengan
menggunakan knalpot standar serta knalpot modifikasi, pengukuran kebisingan dilakukan dengan posisi
(0°, 45°, 90°,135° dan, 180°) dengan menggunakan alat sound level meter yang diposisikan berjarak 2
meter dari knalpot. Hasil dari penelitian ini menunjukan pengukuran kebisingan knalpot standar ketiga
jenis sepeda motor dan pada sudut (0°, 45°, 90°, 135° dan, 180°) menghasilkan kebisingan rata-rata
aman dibawah 80 dB, sedangkan pengukuran kebisingan pada knalpot modifikasi menghasilkan
kebisingan rata-rata tidak aman melebihi abang batas aman 80 dB
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian observasi (yuridis sosiologis) dengan cara survei,
maksudnya penelitian yang dilaksanakan tim secara langsung turun kelapangan agar memperoleh
informasi dan data melalui responden di lapangan yaitu dengan wawancara.

Sifat penelitian ini dipilih karena memberikan gambaran dari suatu pernyataan yang lengkap, rinci dan
jelas tentang penegakan hukum oleh aparat penegak hukum mengenai pengendara yang menggunakan
knalpot racing.

3.2. Lokasi Penelitian

Wawancara ini berlokasi di Polsek Pamotan, Jl. Jatirogo km 01.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Yang melatar belakangi para remaja menggunakan knalpot racing

Beberapa keterangan dari anak-anak yang pernah disita karena razia di jalan, kena operasi, kemudian
anak-anak ini menggunakan knalpot racing / brong / knalpot yang bising. Jadi dia seakan-akan
menunjukkan jati dirinya. "Ini lo aku anak muda, anak-anak remaja pakai knalpot yang brong yang keras
supaya diperhatikan banyak orang untuk menunjukkan jati diri mereka."

4.2 Tanggapan mengenai maraknya penggunaan knalpot racing dalam masyarakat.

Tanggapan dari kepolisian tentu melanggar aturan, karena kendaraan itu ada standarnya. Standar
sepeda motor itu diantaranya harus ada spion, arbor, lampu sent, knalpot yang standar. Knalpot yang
brong seperti itu tentu akan mengganggu masyarakat atau pemakai jalan yang lain. Tanggapan dari
pihak kepolisian ini adalah melanggar atau mengganggu masyarakat terutama pengguna jalan di
sekitarnya. Memang benar, kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-
norma dalam masyarakat. Dan juga penggunaan knalpot brong termasuk menyimpang karena
merugikan orang lain dan dirinya sendiri, apalagi dilakukan di area padat penduduk.

4.3 Pengurusan sanksi bagi knalpot yang sudah disita

Untuk para remaja yang kena razia diberi peringatan sampai diberikan tindakan tilang, karena tidak
menggunakan kendaraan dengan standar. Sanksi knalpot tidak standar Tindakan mengendarai sepeda
motor di jalan menggunakan knalpot tidak standar diancam dengan sanksi pidana tertentu. Ada sanksi
yang diberikan sebagaimana disebutkan dalam pasal 285 ayat (1), yakni kurungan paling lama 1 bulan
atau denda paling banyak Rp 250.000. Di dalamnya disebutkan bahwa motor berkubikasi 80-175 cc,
tingkat maksimal kebisingan 80 dB, dan untuk motor di atas 175 cc maksimal bising 83 dB.

Kemudian untuk menindak pengendara dengan knalpot bising, kepolisian mengacu pada Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) Pasal 285. Pasal itu
menjelaskan knalpot laik jalan merupakan salah satu persyaratan teknis kendaraan dapat dikemudikan
di jalan. Pasal 285 ayat (1) berbunyi, setiap orang yang mengemudikan motor di jalan tidak memenuhi
persyaratan teknis dan laik jalan meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk
arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 106 ayat (3) juncto Pasal 48 ayat (2) dan ayat (3), dapat dipidana dengan pidana
kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu.

4.4 Peraturan larangan penggunaan racing diterapkan oleh pemerintah

Sebelumnya penerapan aturan ini bukan khusus untuk knalpot brong atau knalpot racing,jadi aturan itu
kan ada di undang-undang lalu lintas No.22 tahun 2009 yaitu tentang penggunaan knalpot yang tidak
sesuai dengan standar yang kita jelaskan.jadi bukan hanya khusus untuk knalpot tetapi semuanya
kendaraan yang mesinnya tidak dipakai, tidak pakai rating (lampu sent), rodanya kecil dan standar
semuanya dikenakan sanksi seperti itu. Tapi sanksi tidak digunakan knalpot racing saja tetapi semua
perlengkapan yang tidak dilengkapi sesuai dengan kelengkapan kendaraan yang tidak standar tentu kita
akan diberikan tindakan.

4.5 Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan knalpot bising dalam kalangan masyarakat

Jadi dampak yang ditimbulkan dari knalpot bising ini tentu banyak sekali diantaranya mengganggu
masyarakat pengguna jalan lain. Kemudian bisa digunakan untuk hal-hal yang negatif seperti balap liar
dan sebagainya. Akibatnya nanti akan merugikan bagi si pengendara.

4.6 Penyelesaian masalah sosial oleh aparat hukum, seperti kepolisian

Untuk penyelesaian masalah ini diberikan sosialisasi melalui sekolah-sekolah terutama di SMA yang
sudah bisa memakai kendaraan sepeda motor. Kami memberikan sosialisasi agar dalam mengendarai
sepeda motor itu tertib berlalu lintas. Kemudian gunakan kendaraan yang standar baik itu spion, lampu
sent (riting), dan knalpot. Selanjutnya kami juga memberikan himbauan kepada masyarakat dari polisi
agar seluruh warga masyarakat untuk sama-sama mematuhi penggunaan kendaraan sepeda motor yang
standar, tidak boleh menggunakan kendaraan sepeda motor yang tidak sesuai dengan aturan.
Contohnya seperti knalpot racing atau knalpot brong. Kalau sampai terjadi akan dilakukan tindakan
peneguran dan penilangan
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa knalpot racing dikalangan masyarakat ini sangat marak sehingga polusi udara
sangat tidak bisa dihindari dan sangat mengganggu masyarakat . Penggunaan knalpot racing yang
membisingkan telinga dapat dikenai sanksi dengan adanya teguran atau disitanya knalpot racing/brong
tersebut. Karena knalpot racing sangat mengganggu ketenangan masyarakat maka penggunaan DB killer
dikatakan bisa untuk mengurangi kebisingan yang ditimbulkan knalpot. Dan untuk selanjutnya Aparat
Hukum Kepolisian memberikan himbauan kepada masyarakat untuk bersama mematuhi penggunaan
kendaraan sepeda motor yang standar, tidak boleh menggunakan kendaraan sepeda motor yang tidak
sesuai dengan aturan.

5.2. Saran

Disarankan menggunakan knalpot yang sesuai standar agar tidak mengganggu ketenangan masyarakat
dan menaati peraturan. Dan untuk kepolisian diharapkan peraturan tentang knalpot racing agar
diperbaiki dan dipertegas mengingat ketentraman masyarakat terganggu oleh polusi suara yang
ditimbulkan oleh knalpot racing.
DAFTAR PUSTAKA

“Knalpot Racing Melanggar atau Legal?”. id.scribd.com. 8 Juni 2015. 3 Mei 2023.
dalam https://www.scribd.com/doc/267994408/Makalah-knalpot-Racing

Anda mungkin juga menyukai