Anda di halaman 1dari 7

RESENSI NOVEL

Dosen Pengampu : Emasta Evayanti Simanjuntak, S.Pd, M,Pd

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Menulis Kreatif”

Disusun oleh

WINDA LESTARI GULTOM

2193111006

Reg A IND 2019

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
BUKU 1

A. Judul Buku : Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Hujan

B. Identitas buku :

Judul buku : Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

Pengarang : Tere-Liye

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit : Cetakan kesembilan, maret 2013

Harga : Rp 48.000,00

C. Isi resensi

a. Pendahuluan

Tere-Liye adalah seorang penulis yang sudah terkenal dengan karya-karyanya, dan sudah menulis
banyak buku. Karyanya juga sudah ada yang di film kan yaitu Hafalan Shalat Delisa, Moga Bunda
Disayang Allah.Ciri khas penulisan Tere liye didalam novel-novelnya selalu mengisahkan tentang
kesedihan, kehilangan, dan kematian yang dialami para tokohnya. Tere liye sering menggunakan alur
maju mundur dalam novelnya. Tere liye juga lebih sering menggunakan tokoh wanita dan sudut pandang
perasaan dan isi hati seorang wanita dalam novelnya.
Keunikan dari buku Tere Liye dia tidak menuliskan identitas dirinya atau biografinya didalam
setiap novel-novelnya.Meskipun Tere liye menggunakan bahasa indonesia yang baik, tetapi didalam
bukunya terdapat bahasa yang teralalu hiperbola dan istilah-istilah yang sulit dipahami oleh
pembaca.Cerita di dalam novelnya bisa membawa pembaca terlarut dalam alur cerita yang disajikan
sehingga kita seolah olah ikut hanyut kedalam situasi yang ada di dalam novel.

b. Tubuh/isi

Sinopsis :

Didalam kehidupan Tania penuh dengan cobaan. Tania telah ditinggal oleh ayahnya sejak umur 8
tahun dan adiknya Dede yang masih berumur 3 tahun. Tania dan Dede sekarang hanya hidup dengan
Ibunya. Sejak ditinggal oleh ayahnya kehidupan keluarga Tania semakin sulit, mereka tidak sanggup
untuk membayar uang kontrakan rumah dan juga biaya sekolah. Tania dan Dede harus mengamen dari bis
satu ke bis yang lain demi mencari uang untuk makan.

Tania bertemu dengan seorang malaikat yang akan membantu keluarganya, membantunya
sekolah, mendapatkan tempat tinggal dan janji masa depan yang lebih baik. Seiring berjalannya waktu,
Tania mulai merasakan perasaan yang berbeda bahkan saat rambutnya masih dikepang dua dengan
malaikat keluarganya.Namun Tania sadar jika ia tidak boleh membiarkan perasaannya semakin
bertambah. Karena Tania tahu jika malaikatnya hanya menganggap Tania sebagai seorang adik tak lebih.
Takdir telah ditentukan oleh Tuhan manusia hanya bisa menerimanya seperti daun yang jatuh tak pernah
membenci angin.

Keunggulan Buku :

Novel daun yang jatuh tak pernah membenci angin, memberikan pengetahuan kepada kita jika
semua keinginan kita tidak bisa semuanya tercapai.Tokoh-tokoh yang berada di dalam novel ini
memberikan contoh agar dalam menghadapi kehidupan ini kita harus menjalani dengan lapang dada,
ikhlas, dan selalu berusaha dengan kemampuan yang kita punya.

Alur ceritanya mudah dipahami

Sebuah bacaan yang inspiratif


Kelemahan Buku :

Tidak diperuntukkan semua umur, dan terkadang ada bahasa istilah yang sulit dimengerti.

Menggunakan bahasa Indonesia yang baik namun terkadang juga terlalu hiperbola dan puitis. Banyak
menggunakan bahasa istilah, adanya kesalahan cetak dan ada beberapa kata yang tedapat kesalahan cetak.

iii. Penutup

Sasaran pembaca pada novel ini adalah remaja, karena kisah cinta didalam novel ini dipandang dari sudut
cinta seorang remaja. Novel ini tidak sesuai dengan semua umur, meskipun diawal cerita Tania masih
berumur 11 tahun, tetapi karena perasaannya dengan Oom Danar membuat itu tidak bagus untuk dicontoh
oleh anak dibawah umur.

BUKU 2

A. Judul Buku : 5 CM

B. Identitas buku :

Judul buku : 5 CM

Pengarang : Donny Dhirgantoro

Penerbit : PT Grasindo

Tahun terbit : 2007

Harga : Rp 76.000
C. Isi Resensi

a. Pendahuluan

Novel ini bercerita tentang persahabatan, mimpi, dan cita-cita. Cocok sekali dibaca oleh kalangan
muda karena tema yang diangkat juga berkisar diantaraa kehidupan mahasiswa dan kalangan muda.
Novel ini juga mengajarkan kita untuk berani bermimipi, tidak boleh menyepelekan kemampuan diri
sendiri, dan selalu pantang menyerah. Berikut ulasannya.

b. Tubuh/Isi

Sinopsis

Novel ini bercerita tentang 5 sahabat yang sebenarnya anak baik-baik. Mereka adalah Arial,
Riani, Zafran, Ian, dan Genta. Sekalipun anak baik-baik, mereka tetap saja gemar khilaf. Mereka percaya
bahwa setiap masalah ada jalan keluarnya, hanya saja menari bukanlah jalan keluar (itu sebabnya mereka
tidak suka film Bollywood India). Mereka juga tidak suka olahraga bela diri karena mereka percaya, bela
diri yang paling hakiki di dunia ini adalah dengan mengaku "maaf... saya lagi khilaf"

Sifat kelima sahabat ini juga cukup unik. Arial adalah yang paling ganteng dan yang paling jarang
khilaf. Dia suka olahraga dan penampilannya adalah yang paling sporty diantara mereka semua. Riani
adalah satu-satunya wanita. Riani adalah cewe kompetitif, seorang aktivis yang sangat cerdas karena suka
belajar dan membaca. Jangan coba-coba beradu argumen dengan Riani karena dia siap mendebat siapa
saja dan kapan saja.

Zafran adalah seoarang yang puitis. Dia menggemari syair dan sastra. Hanya saja dia suka
bimbang. Kalau diringkas, Zafran adalah penyair yang suka bimbang. Ian adalah yang penggemebar bola.
Dia paham betul strategi sepak bola dan merupakan seorang fans yang fanatik. Hanya saja, dia tak pernah
bermain bola karena memang tak bisa bermain bola. Kocak sekali!Terakhir adalah Genta, orang yang
dianggap sebagai leader diantara lima sekawan ini. Seperti Riani, dia juga seoarnga aktivis kampus. Fun
fact, tak ada yang tahu bahwa Genta adalah fans berat Riani.

Kelima sahabat ini sudah saling kenal sejak lama. Bayangkan saja, mereka sudah saling kenal
selama 7 tahun! Semua dijalankan bersaama. Mereka selalu kumpul bareng, bermain bersama, apapun
dilakukan bersama. Sungguh seperti Power Ranger. Tujuh tahun menghabiskan waktu bersama orang-
orang yang sama, maka bolehlah kita maklum kalau mereka mulai merasa jenuh, bosan, hambar, dan
mulai merasa ada yang kurang.Inilah muara kisah dalam novel 5 cm, yakni ketika Genta mengusulkan
bahwa mereka harus menyembunyikan diri satu sama lain dan tidak boleh berkomunikasi satu sama lain.
Bukan untuk selamanya, tapi untuk tiga bulan saja. Dia mengusulkan bahwa dengan begini, setiap orang
akan punya cukup waktu untuk fokus membenahi diri dan mengejar cita-cita pribadi, karenaselama ini
mereka selalu bergantung satu sama lain.

Awalnya ide gila Genta ditentang oleh Riani, tapi akhirnya mereka semua setuju karena usul
Genta ada masuk akalnya. Ian, misalnya, sampai saat ini belum juga menyelesaikan tugas akhirnya.
Mereka percaya memisahkan diri satu sama lain akan memberikan ruang dan waktu bagi mereka untuk
fokus mengejar target yang sudah lama mereka ingin gapai.Selama tiga bulan berlangsung, banyak yang
berubah. Ian mulai memfokuskan diri untuk menyelesaikan skripsinya. Genta juga semakin fokus dengan
Event Organizer yang dia tangani sleama ini. Riani fokus bekerja, Zafran semakin mendalami ilmu
sastranya, dan Arial mulai fokus mencari kekasih hatinya.

Singkat cerita, tiga bulan pun berlalu dan inilah saatnya mereka bertemu kembali dengan sahabat-
sahabat terbaiknya. Semua perpisahan dan pertemuan mereka ditur oleh Genta. Tanggal dan titik temu
juga sudah diatur oleh Genta. Dia juga memberi instruksi kepada teman-temannya untuk membawa
beberapa perlengkapan untuk pertemuan mereka, tapi dia tidak membocorkan kemana mereka akan
pergi.Mereka pun bertemu kembali sambil melepas rindu di Stasiun Senen, lalu dengan kereta Matarmaja
mereka bergerak ke Stasiun Malang. Di dalam kereta, Genta membocorkan rencanaya yakni ingin
mengajak mereka mendaki puncak tertinggi di Pulau Jawa, yakni Puncak Mahameru.

Kelebihan Novel :

Dalam novel ini ceritanya sungguh menarik, penuh semangat dan petualangan. Penulis
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca, dan alur cerita yang tidak membosankan
sehingga pembaca ingin membaca buku ini hingga halaman terakhir. Dalam buku ini, banyak kata-kata
yang membuat kita terinspirasi. Dalam ceritanya, diselipkan lagu-lagu yang sesuai dengan suasana yang
sedang terjadi, sehingga membuat kita semakin terhanyut dalam cerita.

Ditambah lagi dengan penggambaran setting waktu dan tempat yang sangat detail tetapi tidak
berlebihan seakan membuat seolah kita ikut terlibat di dalamnya, seperti perjalanan mereka dari Jakarta
(stasiun Senen) sampai ke atas puncak Mahameru. Pembaca bagaikan berada di sana, merasakan
dinginnya Ranu Pane, indahnya Ranu Kumbolo, mistisnya Kalimati, dan menakjubkannya puncak
Mahameru. Pesan moral yang disampaikan pun sangat baik sehingga memotivasi pembaca agar bisa
mengejar impian mereka dan membuat jadi nyata.

Kekurangan Novel :

Cerita akhir novel ini walaupun berakhir dengan happy ending, tetapi masih sedikit menggantung
dan terasa begitu dipaksakan dengan pembentukan keluarga antara sahabat-sahabat tersebut ditambah
dengan keturunan mereka yang begitu sama mewarisi sifat-sifat orangtuanya. Hal tersebut membuat
pembaca sulit membedakan mana yang menjadi anak dan mana yang menjadi bapak, mana yang pemuda
dan mana pula yang anak-anak.

iii. Penutup

Sasaran pembaca pada novel ini adalah remaja, karena kisah dalam novel ini adalah sebuah kisah
persahabatan. Mereka kan bisa mudah memahami isi novel ini karena menggunakan Bahasa yang cukup
mudah dipahami oleh pembaca.

Anda mungkin juga menyukai