Anda di halaman 1dari 18

CONTOH TEKS ANEKDOT SINGKAT

Ada sepasang suami istri yang sedang memanen tomat di kebun yang berada tak
jauh dari rumahnya. Tomat yang dipanen besar-besar dan berwarna merah cerah,
sehingga membuat si suami berkeinginan untuk memakannya. Setelah mendapat
beberapa keranjang si suami memakan satu tomat yang diambilnya dari
keranjang. Kemudian si istri menegurnya. ‘’ pa kenapa dimakan, kan tomat ini
belum dicuci dan masih mengandung peptisida , sanggah istri.’’‘’ tau gak ma,
tomat ini seperti papa pada mama, jawab si suami. ‘’ maksudnya ?’’ si istri
terheran.’’ ‘’ i love you too much.’’ Jawab suaminya dengan nada mesra.’’ Si istri
yang mendengarnya langsung tersentuh dan tertawa.
Contoh Kritik dan Esai cerpen

Masa-Masa Sekolah Menengah Atas


Pada zaman sekarang memang banyak karya sastra yang berupa
novel yang bertemakan percintaan sebut saja salah satu novel yang
pupoler di kalangan masyarakat khususnya remaja Bandung yaitu Dilan
1990, yang ditulis oleh Pidi Baiq. Quotes yang ada di novel Dilan 1990
sangat tenar contohnya "Milea, kamu cantik, tapi akau belum
mencintaimu, enggak tau kalau sore. Tunggu aja." (Dilan 1990).
    
Quotes tersebut merupakan sepenggal ucapan Dilan kepada
Milea yang tertera pada cover belakang novel itu. Cover depan dari
novel Dilan sangat sederhana tetapi menarik karena da sesosok
gambar dengan motor CB kesayangannya, dan ada beberapa quotes 
ynag ditulis dalam cover depan dan belakang. Contoh quotes yang ada
di cover depan "Cinta itu indah. ika bagimu tidak, mungkin karena salah
milih pasangan" (Dilan 1990).
  
 Kelebihan novel ini ada pada gaya bahasanya. Bahasanya yang
santai, enak dibaca dan mudah dimengerti. Dengan menggunakan
sudut pandang orang pertama, membuat pembaca hanyut ke dalam
cerita. Selain itu percakapan antar tokoh yang terasa natural dan tidak
dibuat-buat. Penambahan gambar pada novel itu membuat ilustrasi
novel menjadi lengkap dan semakin terasa, seperti gambar rumah
Milea di Bandung.
   
Kekurangan novel Dilan yaitu tidak konsisten dalam
menggunakan kata tidak, enggak dan gak dalam narasi. Serta terdapat
beberapa bahasa yang tidak pantas contohnya kata kasar yang
diucapkan seorang anak geng motor kepada Dilaan. Selain itu banyak
dialog yang terlalu singkat dan kebanyakan dialog "hahaha" atau
"hehehe".
Banyak tokoh yang tidak di deskripsikan tentang fisik tokoh maupun
karakter di dalam novel Dilan 1990.

Intinya novel Dilan 1990 sangat bagus dan dapat membawa hanyut
pembaca ke dalam certa. Sifat yang dibuat Pidi Baiq tentang Dilan yang romantis,
humoris dan bandel membuat pembaca penasaran dengan sosok Dilan. Tetapi ada
baiknya kata-kata yang kasar diganti dengan kata-kata yang lebih baik sehingga
pembaca dapat mengambil sisi positif dari Dilan.

Esai dan Kritik Sastra Cerpen "Burung-Burung Gagak di


Atas Orchard Road" Karya M.Shoim Anwar

Ketakutan seorang pembunuh bayaran

Esai:
            Sebuah pekerjaan yang kita lakukan selalu memiliki resiko. Baik itu resiko yang
sebelumnya sudah kita ketahui atau malah resiko itu datang tanpa diduga. Resiko itu
hadir dalam setiap perjalanan kehidupan kita.
            Resiko dalam pekerjaan memanglah selalu ada. Baik itu pekerjaan seringan
apapun pasti ada resikonya. Apalagi pekerjaan yang kita lakukan sangat berat. Misalnya
berhubungan dengan nyawa seseorang. Seperti yang dilakukan oleh pelaku “aku” dalam
cerpen “burung-burung gagak di atas orchard road” karya M. Shoim Anwar.
“Burhan Notonegoro kembali menguntit. Dia seperti berlindung di balik telepon
umum. Sudah hampir lima bulan laki-laki itu muncul tenggelan. Mengejarku dalam
ketidakpastian (hal. 73).”
“Tapi aku merasa terus dikejar, dikuntit, diincar oleh laki-laki berpistol (hal. 74).”
“Orang-orang jalan tergesa. Burhan ikut berjalan di belakangku. Meski eskalator
berjalan penuh, aku berlari menuruni tangga demi tangga (hal.75).”
Dari ketiga kutipan di atas nampak terlihat pelaku “aku” seakan-akan ketakutan
dikejar bayang-bayang kejahatan yang dilakukan terhadp Burhan Notonegoro, yakni
pelaku “aku” telah membunuhnya karena suruhan dari pelaku “dia”.
Setelah membunuh Burhan pelaku “aku” mendapatkan bayaran dari pelaku “dia”.
Namun uang yang diterimanya menjadikan ia semakin takut. Pelaku “aku” takut dengan
bayang-bayang jika dipenjara karena kasus yang tengah membelitnya. Atau pelaku aku
juga takut dengan sosok yang berubah seperti Burhan di dalam kehidupannya.
Semua pekerjaan yang kita perbuat pasti ada balasannya. Apalagi pekerjaan yang
melanggar hukum seperti membunuh. Kemanapun kita pergi dan berada hukum masih
berkuasa. Meski lama kita menghindari proses hukum dengan pindah ke luar negeri, kita
pasti akan di kejar oleh hukum.
Seseorang yang telah melakukan suatu pekerjaan sebelumnya haruslah
memiikirkan terlebih dahulu resiko yang akan ditanggung. Sehingga ia tidak akan salah
langkah dan dibayangi ketakutan atas pekerjaan yang telah dikerjakannya.

Kritik:

 Dalam cerpen burung-burung gagak di atas orchard road karya M. Shoim Anwar
ini menceritakan mengenai ketakutan pelaku “aku” setelah membunuh Burhan
Notonegoro dengan kawannya yang bernama Boi. Ketakutan itu selalu ditunjukkan
disetiap cerita yang ditulis.
            Namun dalam cerpen tersebut tidak dijelaskan siapa sosok Burhan Notonegoro
dan masalah apa yang dihadapinya sehingga pelaku “dia” menyuruh pelaku “aku” untuk
membunuhnya.
            Cerpen tersebut juga tidak menceritakan sosok dia seperti apa. Yang diceritakan
adalah sosok dia menyuruh aku untuk membunuh Burhan tanpa disertai alasan yang jelas.
Ini membuat pembaca menjadi bingung mengenai jalan cerita dari cerpen burung-burung
gagak di atas orchard.
Amalia Rizqi
Senin, 03 April 2017

KRITIK DAN ESAI SASTRA: Cerpen Sepatu Jinjit Aryanti


Karya M. Shoim Anwar

Amalia Rizqi Septiani

Perjuangan Hidup dan Cinta dalam Cerpen Sepatu Jinjit


Aryanti Karya M. Shoim Anwar

  Dalam kehidupan nyata, sering kita jumpai peristiwa atau berita pembunuhan.
Baik peristiwa itu dikabarkan dalam bentuk media elektronik maupun media cetak.
Cerpen Sepatu Jinjit Aryanti Karya M. Shoim Anwar sangat lekat sekali dengan
kehidupan dunia nyata. Shoim Anwar menghubungkan cerita ini dengan realitas
kehidupan nyata dengan menggunakan bahasa yang dapat dinikmati oleh pembaca.
Cerpen Sepatu Jinjit Aryanti mengisahkan tentang perempuan yang bernama Aryanti
dengan tokoh Aku yang tak lain adalah penulis cerpen ini. Perempuan yang bernama
Aryanti ini sebenarnya adalah saksi pembunuhan seorang laki-laki yang tak lain adalah
orang yang paling dekat dengannya. Sedangkan tokoh si Aku adalah seorang laki-laki
yang ditugaskan oleh atasannya untuk menjaga serta mengawasi Aryanti. Tak jarang
mereka sering bertemu bahkan tidur sekamar dalam hotel. Hal ini dilakukan karena
mereka berdua adalah saksi persengkongkolan pembunuhan. Sehingga mereka selalu
diawasi oleh atasan mereka. Mereka sering berpindah-pindah tempat dari kota satu ke
kota yang lain, bahkan dari negara satu ke negara yang lain. Hal ini mereka lakukan
untuk menghindari media pencari berita yang ingin mendapatkan informasi, khususnya
pada Ariyanti. Kali ini mereka berada di Singapura. Hal ini dibuktikan dengan kutipan
cerpen yang memaparkan tentang latar cerita berikut ini.
Pada gedung-gedung menjulang yang belum usai pembangunannya itu, tangga-tangga
dengan katrol raksasa tak lagi bergerak, lehernya mendongak ke langit seperti kerangka
pemangsa purba yang beku. Sementara bangunan-bangunan yang lebih pendek tampak
seperti kotak-kotak berserakan dengan warna kelabu dan atap biru. Bangunan masih
belum padat. Mobil-mobil terparkir di sekitarnya. Tak ada tanda-tanda denyut
kehidupan di sana. Suasana sepi terasa dari pucuk-pucuk bangunan hingga ke bawah.

            Dari kutipan di atas, penulis memaparkan tentang gedung-gedung yang tinggi dan
pendek berjejer di negara Singapura meskipun bangunan itu belum padat. Seperti kita
ketahui bahwa Singapura adalah negara yang maju. Di Singapura terdapat bangunan-
bangunan yang besar seperti perusahaan, hotel, pusat perbelanjaan dan lain
sebagainya. Salah satu provinsi yang menjadi pusat pembangunan fisik adalah di
provinsi Johor.
Perhatikan kutipan berikut.
Aku mengingsut pandangan, tepat ke bawah jendela yang tadi tak terlihat. Ada mobil-
mobil melintas di jalur ganda Jalan Dato’ Abdullah Tahir, membujur ke utara-selatan,
satu sisinya ada yang membelok ke barat, masuk ke Jalan Tebrau. Johor adalah satu-
satunya provinsi yang memperbolehkan kepemilikan asing dan penanaman modal asing.
Tak heran jika pembangunan fisik di provinsi itu berjalan begitu cepat. Tapi kaum muda
di sini lebih memilih bekerja di negeri tetangga, Singapura. Ketika pagi tiba, beribu-ribu
orang melintasi jembatan penghubung dan petang hari mereka kembali ke tanah air.

            Dari kutipan di atas terlihat Johor adalah satu-satunya provinsi yang


memperbolehkan kepemilikan asing dan penanaman modal asing. Sehingga
pembangunan di provinsi ini dapat berkembang begitu cepat. Para pekerja di provinsi ini
banyak yang berasal dari negeri tetangga. Jika dihubungkan dengan realita, memang tak
jarang kita temukan banyak pekerja muda maupun tua yang mencari pekerjaan di luar
negeri. Misalnya saja warga Indonesia. Alasan mereka bekerja di luar negeri karena
mungkin gaji di Indonesia lebih sedikit dibandingkan dengan di luar negeri. Sehingga
mereka lebih memilih untuk bekerja di luar negeri saja. Pun yang terjadi di Singapura.
M. Shoim Anwar menghubungkan kejadian yang pernah ia alami saat berada di
Singapura dan menuangkannya dalam cerpen ini.
            Dalam cerpen ini juga diceritakan tentang kisah pembunuhan yang melibatkan
tokoh Aryanti dan tokoh Aku. Mereka adalah tokoh-tokoh yang juga terlibat dalam
rencana pembunuhan tersebut. Mereka terlibat karena diperintah oleh atasan dimana
tempat bekerja.

 Perhatikan kutipan berikut.


Aku mendapat perintah untuk ’’menyembunyikan” Aryanti dengan ’’berbagai cara”
karena dia adalah saksi mahkota terkait kasus pembunuhan orang penting yang
direncanakan. Sengaja kata itu digunakan dan aku harus menerjemahkannya sendiri.
Ambigu, tapi sudah menjadi kelaziman agar pemberi perintah dapat berkelit ketika
terjadi hal yang tidak dikehendaki. Dan pastilah aku yang dipersalahkan dan
dikorbankan. Sebuah pertaruhan klasik seorang bawahan. Sementara itu, Aryanti harus
menurut karena skenario besar telah dimainkan yang juga mempertaruhkan nyawanya
sendiri. Maka, Aryanti pun harus ditempel dan tak boleh lepas dari pantauan. Meski
awalnya tampak ketakutan, lama-lama dia bisa mencair karena sudah mengenalku
dengan baik. Barangkali kehadiranku sebagai penyelamat juga diharapkan karena dia
diusik banyak orang dan diburu para pencari berita.

            Dari kutipan di atas, tokoh Aku diperintah untuk menyembunyikan Aryanti karena
ia adalah saksi terkait pembunuhan orang penting yang direncanakan. Aryanti harus
menurut karena skenario besar telah dimainkan yang juga mempertaruhkan nyawanya
sendiri. Maka, Aryanti pun harus tidak boleh lepas dari pantauan dari si Aku. Meski
awalnya Aryanti tampak ketakutan dengannya, lama-lama dia bisa mencair karena
sudah mengenal dengan baik. Pemberi perintah melakukan hal ini kepada mereka
berdua agar ia dapat berkelit jika peristiwa pembunuhan ini dihubungkan dengan
dirinya. Jika pemberi perintah merasa dipojokkan dengan peristiwa ini, maka yang akan
menjadi sasarannya adalah tokoh Aku dan Aryanti.
            Dalam kehidupan nyata, bila dilihat dari kedudukan atau jabatan, seorang atasan
mempunyai hak untuk selalu mengatur bawahan mereka. Baik perintah yang baik
maupun buruk. Dalam cerpen ini, pembunuhan ini dilakukan dengan sangat terencana.
Hal ini dilakukan karena si korban mengetahui rahasia kebusukan yang dilakukan oleh
atasannya. Agar rahasia atasan tersebut tidak terbongkar, maka ia menyuruh pekerja-
pekerjanya untuk membunuh orang tersebut. Untuk menghilangkan jejak, maka mereka
berdua diperintahkan untuk berpindah-pindah kota agar tidak dicari pemburu berita.
            Cerpen Sepatu Jinjit Aryanti juga mengisahkan percintaan antara tokoh Aku dan
Aryanti. Perasaan ini muncul karena semenjak kejadian itu, mereka sering bertemu dan
tak jarang berada di satu hotel.
Perhatikan kutipan berikut
Ketika terjadi kematian orang yang sangat dekat dengannya, Aryanti tentu terpukul. Lalu
rasa sedihnya yang timbul-tenggelam sebagai manusia normal adalah manusiawi.
Barangkali, apa pun yang terjadi, hidup harus tetap punya harapan. Ketika dia berangsur
mengembalikan keceriaannya juga dapat aku terima karena yang sudah tiada tak
mungkin dihidupkan kembali. Dalam kondisi demikian lambat laun dalam diriku ada rasa
ingin memeluk Aryanti dengan segala rasa.
Kami terdiam beberapa saat. Lampu-lampu di luar makin gemerlapan. Hari bertambah
malam. Deru mesin pendingin ruangan makin jelas. Aryanti menatapku. Kupandang juga
bola matanya yang bergerak-gerak. Aku tahu pandangan matanya ada yang berubah
setelah beberapa kali bertemu denganku. Seperti dongeng kancil ketika disekap Pak
Tani, pandangan Aryanti barangkali juga mengisyaratkan untuk minta dikasihani. Aku
mencoba mengimbangi pandangan itu dengan penuh pengertian. Embusan napas
Aryanti makin kentara.

            Dari kutipan di atas, terlihat Aryanti merasa terpukul dengan kepergian orang
yang sangat dekat dengannya. Tokoh Aku berusaha untuk membuat Aryanti ceria. Ia
ingin memeluk Aryanti dengan segala rasa. Begitu pula yang dialami oleh Aryanti. Ia
merasa sedih dan berharap tokoh Aku dapat membuatnya menjadi lebih tenang. Bila
kita hubungkan dalam dunia nyata, setiap insan pasti merasakan jatuh cinta. Semakin
sering bertemu, maka perasaan itu akan semakin besar dan timbul rasa ingin memiliki.
Dalam cerpen ini, pengarang menuangkan emosi dengan sangat baik sehingga pembaca
seakan terbawa dengan isi cerita tersebut.
            Perasaan akan takut kehilangan juga terdapat dalam cerpen ini. Tokoh Aku dan
Aryanti dijemput oleh orang-orang suruhan atasannya untuk meninggalkan Singapura.
Di dalam pesawat mereka berdua tidak ingin berpisah satu sama lain.  
Perhatikan kutipan berikut.
Waktu tentunya sudah malam sekali. Ada rasa cemas mengalir. Kami berpandangan.
Tangan Aryanti kuremas-remas. Dia membalasnya dengan hangat. Aryanti kemudian
merebahkan diri ke tubuhku. Kupeluk pinggangnya dengan segala rasa. Tiba-tiba aku
sangat takut kehilangan dia. Barangkali dia juga demikian. Entah mengapa firasat buruk
melintas dalam diriku.

            Pada kutipan di atas, tokoh Aku merasa cemas dan takut bila kehilangan Aryanti.
Tokoh Aku takut jika Aryanti akan mengalami sesuatu yang buruk. Ia ingin selalu ada
untuk menjaganya. Begitu juga yang dirasakan oleh Aryanti. Ia juga takut kehilangan
tokoh Aku yang selama ini sangat baik dan selalu menjaganya. Tapi apa boleh buat,
mereka akan terus dipantau oleh oknum-oknum yang memang ingin mengurung mereka
dalam permasalahan ini.
            Dari beberapa kutipan yang telah dipaparkan, cerpen Sepatu Jinjit
Aryanti memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dalam cerpen ini adalah M.
Shoim Anwar mengangkat cerita ini berdasarkan kejadian atau fenomena sosial yang
sering terjadi dalam masyarakat menggunakan bahasa yang mudah dipahami, terdapat
tokoh-tokoh pewayangan serta kerajaan yang diselipkan di tengah-tengah cerita
membuat pembaca ikut terbawa suasana pada masa itu, serta terdapat unsur
percintaan. Kekurangan dalam cerita cerpen ini adalah ketidakjelasan tokoh yang
dibunuh karena dalam cerita tersebut status korban hanya sebagai orang yang paling
dekat dengan Aryanti, apakah si korban itu suami, pacar, atau kerabat masih belum
diketahui.  
Kritik Esai Cerpen "KUTUNGGU DI JARWAL"
Karya M. Shoim Anwar

MENGEJA KEMATIAN MELALUI CERPEN KUTUNGGU DI JARWAL


KARYA M. SHOIM ANWAR

. Karya sastra merupakan kesusastraan, karya tulis, yang jika dibandingkan dengan
tulisan lain memiliki berbagai ciri keunggulan,seperti keaslian, keartistikan, keindahan
dalam isi dan ungkapannya, drama, epik, dan lirik. Karya sastra itu sendiri berisi
mengenai pengalaman yang biasanya dialami oleh pengarang itu sendiri. Karya sastra
tersebut merupakan hasil dari kreativitas dan imajinasi pengarang. Sebagai seorang
pengamat dan pemerhati bahasa kita berkewajiban untuk menelaah hasil kreativitas
pengarang tersebut dengan bebagai pendekatan.

Ada berbagi pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan kritik terhadap
karya sastra, seperti pendekatan mimesis, pragmatis, ekspresif, objektif, semiotik,
sosiologis, psikologis, dan pendekatan moral. Maka dalam kritik ini akan membahas
mengenai pendekatan mimesis dengan menggunakan karya sastra “Kutunggu di Jarwal”
karya M. Shoim Anwar.

Kritik teori mimetik pada cerita pendek ”Kutunggu di Jarwal” karya M. Shoim


Anwar merupakan bentuk penerapan teori mimetik dalam karya sastra. Teori mimetik
merupakan teori yang lahir bersamaan dengan masa kejayaan filsuf Yunani. orang yang
berpengaruh terhadap lahirnya teori ini adalah Plato dan Aristoteles.
  Cerita pendek ini akan dikritik dengan menggunakan pendekatan mimetik, karena
pemilihan bahasa dalam cerita pendek ini memiliki nilai kehidupan nyata dimata
pembaca

Pendekatan teori mimesis memandang sebuah karya sastra hanya sebagai tiruan
suatu kenyataan yang ada di dunia ini. Di dalam cerpen karya M. Shoim Anwar yang
berjudul “ Kutunggu di Jarwal “ yang jelas menceritakan kejadian – kejadian yang ada di
Arab Saudi yang sangat banyak di perkenalkan di kasus – kasus Tenaga Kerja Wanita
yang sering disebut TKW yang ada di Arab Saudi. Banyak Tenaga Kerja Wanita diperkosa
oleh majikan tak terkadang oleh anak majikannya itu sendiri dan kasus bunuh diri
karena banyak tekanan batin saat menjadi tenaga di Arab Saudi.

Cerpen “Kutunggu di Jarwal” pada halaman 11-12

   Aku terdiam beberapa saat. Wajah Ina terlihat penuh harap, bahkan ekspresinya
tambah memelas.

   “Saya sudah terlanjur kontrak kerja di sini, Pak. Mau pulang nggak mungkin.
Paspor saya ditahan. Hanya Bapak yang bisa membebaskan saya dari juragan atau
anaknya.”

   “Memangnya kamu diapakan?” aku mengejar.

   “Begini, Pak,” Ina tampaknya makin serius,”seperti juga yang lain, di sini saya
bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah Tuan Abu Jahal. Susah kalau disini
tidak ada suami. Juragan selalu maksa minta begituan setiap saat.”

   “Maksudnya?”

   “Suruh melayani kayak hubungan suami istri.”

   “Astaga!” aku tergoncang. Ina mungkin mengetahui perubahan raut wajahku.


Urat-urat leher dan mukaku terasa menegang. Terdengar geluduk di luar.

   “Eee……apa tiap juragan begitu?”

   “Tentu tergantung orangnya, Pak. Yang baik juga banyak. Yang jelas tidak sedikit
yang mengalami kayak saya. Kalau juragannya tidak, anak laki-lakinya yang begitu.”

Pada berita “TKW Diperkosa Di Arab Saudi.”


 Nasib tenaga kerja wanita Indonesia asal Jember yang bekerja di Arab Saudi kian
memprihatinkan. . Tiap bulan selalu saja ada korban penganiayaan. Seperti salah
satunya dialami Nursiyati, yang bekerja di Arab Saudi kemudian disiksa majikan. Ia
dikabarkan diperkosa hingga hamil dan harus menjalani hidup di penjara dengan
ancaman hukum rajam sekitar 2.000 kali.

   Dari data cerpen “Kutunggu di Jarwal” dan berita “TKW Diperkosa Di Arab Saudi”,


saya dapat menyimpulkan bahwa cerpen karya M. Shoim Anwar ini Tercipta karena
adanya suatu realita – realita yang terjadi pada kasus yang diberitakan seperti Nursiyati
yang dijadikan budak nafsu majikannya dan di perlakukan seperti binatang terkadang
disiksa sungguh terlalu.

   Cerpen “Kutunggu di  Jarwal” pada halaman 22

   Jangntungku tiba-tiba bergetar lebih kencang. Kulihat pintu ambulan tertutup.


Samar-samar di dalamnya ada beberapa petugas sedang mengerjakan sesuatu.
Beberapa orang yang kutanya member isyarat bahwa ada orang yang terjatuh dari lantai
atas gedung.

Degup jantungku seperti dibetot, degupnya makin kencang. Ina? Apakah dia baru
saja melompat dari atas sana karena menghindari terkaman gorila Abu Jahal? Aku
termenung. Ada penyesalan dalam diriku.

Tentu aku berharap yang ada dalam ambulan itu bukan Ina. Tapi aku makin lemas,
beberapa orang mengatakan, “Indon…..Indon…..,” sambil menuding ke arah ambulan.
Indonesia? Bila korbannya benar-benar Ina, aku minta ampun ats segala dosa karena
terpaksa tak mampu menolongnya dari kesulitan.

Pada berita “Khomsatun, TKI Asal Batang Tewas Diduga Bunuh Diri di Mekah”

Dapat disimpulakan dari kedua data pada cerpen dan berita tersebut, banyak para
tenaga kerja Indonesia yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri dan dari
kedua data tersebut penyebab tenaga kerja bunuh diri itu di karenakan depresi berat.
bunuh diri akibat tekanan-tekanan batin dan penyiksaan yang dilakukan oleh majikan
tak luput juga anak laki-laki dari majikannya ikut juga yang menimpa para tenaga kerja
Indonesia sehingga para tenaga kerja memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

   Dari cerpen ini saya bisa menarik kesimpulan, bahwa setiap hal-hal yang


berhubungan dengan kenyataan duniawi dapat digunakan sebagai sarana kita untuk
bisa berpikir lebih kreatif dan lebih inovatif serta menambah wawasan  dalam
menuangkan semua pemikiran kita dalam bentuk tulisan atau suatu karya sastra.

Teori mimesis adalah teori sastra yang melihat karya sastra sebagai cerminan atau
tiruan dari kehidupan dunia nyata. Dalam cerpen “Kutunggu Di Jarwal” karya M. Shoim
Anwar ini banyak ditemukan kejadian yang sangat dipengaruhi oleh  tragedi - tragedi
menakutkan yang dipengaruhi oleh kenyataan tenaga kerja Indonesia yang banyak
diperkosa dan di perlakukan seperti binatang sampai berakhir pada gantung diri sampai
loncat dari sebuah gedung karena tekanan yang amat berat dirasakannya.

Kritik Esai Cerpen "OKNUM" Karya M. Shoim Anwar

JELMAAN OKNUM
Karya sastra merupakan kesusastraan, karya tulis, yang jika dibandingkan dengan tulisan lain
memiliki berbagai ciri keunggulan,seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya,
drama, epik, dan lirik. Karya sastra itu sendiri berisi mengenai pengalaman yang biasanya dialami oleh
pengarang itu sendiri. Karya sastra tersebut merupakan hasil dari kreativitas dan imajinasi pengarang.

Cerpen karya M. Shoim Anwar yang berjudul “Oknum” ini merupakan cerpen yang terbit pada
tahun (1992). Selain cerpen “Oknum” M. Shoim Anwar juga menerbitkan cerpen Musyawarah Para
Bajingan (1993), Limau Walikota (ed.,1993), Pot dalam Otak Kepala Desa (1995), Bermula dari Tambi
(ed.,1999), Soeharto dalam Cerpen Indonesia (ed., 2001), Sebiji Pisang dalam Perut Jenazah  (2004),
Perempuan Terakhir (2004), Asap Rokok di Jilbab Santi (2010), Kutunggu di Jarwal (2014), dan kumpulan
drama Theatrum - Malam Terakhir (ed.,2013). Untuk kali ini, kritik akan membahas kelebihan dan
kekurangan cerpen yang berjudul “Oknum” karya M. Shoim Anwar.
Kelebihan cerpen “Oknum” karya M. Shoim Anwar terdapat pada alur cerpen. Alur yang
digunakan pada cerpen ini adalah alur maju. Pada awal cerita penulis memaparkan terlebih dahulu apa,
siapa, dan bagaimana Oknum tersebut. Selanjutnya, diperjelas dengan bertemunya tokoh “Saya”
dengan “Oknum” hingga tokoh “Oknum” menghilang dan bersatu dengan tokoh “Saya”. Dari segi
amanat cerpen juga memberikan pesan yang positif bahwa sebagai pejabat yang telah diamanti oleh
masyarakat hendaknya mampu menjalankan tugasnya dengan amanah, jujur dan bertanggungjawab.
Penulis mampu membuat pembaca merasa sadar jika menyandang pekerjaan sebagai seorang pejabat
tidaklah mudah. Terkadang harus menyalahi hati nurani untuk menyelesaikan tugas
Selain kelebihan, cerpen ini juga tak luput dari berbagai kekurangan. Dalam penyampaian
cerpen ini pengarang Terlalu banyak menggunangan gaya bahasa. Akibatnya, pembaca akan merasa
kebingungan. Untuk memahami harus dicermati berkali-kali. Hal tersebut terdapat pada kutipan
halaman 1-2:
“Dia mampu menyusup ke computer dan memutarbalikan data pada disket. Dia sanggup meluncur
ke detak nafas, lalu menjelma jadi akrobat kata-kata.”
“Kadang-kadang dia bersarang di benang kusut, menempel di pucuk pena para pejabat, kemudian
menjelma jadi surat keputusan.”
“Dia menetas dari puing-puing penggusuran rumah penduduk di pusat kota.”
“Oknum menjulur-julurkan lidahnya keluar. Ternyata sesosok yang mengaku Oknum ini lidahnya
bercabang dua.”

Kritik dan Esai Sastra Cerpen “Anak Orang Gila”

Karya sastra merupakan bagian dari kebudayaan, kelahirannya di tengah-tengah masyarakat


tidak luput dari pengaruh sosial dan budaya. Pengaruh tersebut bersifat timbal balik, artinya
karya sastra dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh masyarakat. Karya sastra adalah
gambaran kehidupan. Karya sastra merupakan hasil pemikiran tentang kehidupan yang
berbentuk fiksi dan diciptakan oleh pengarang untuk memperluas, memperdalam dan
memperjernih penghayatan pembaca terhadap salah satu sisi kehidupan yang disajikannya.
Begitu pula dengan cerpen Anak Orang Gila karya M. Shoim Anwar. Cerpen ini
menceritakan kehidupan tokoh aku dan istrinya yang bernama Rani. Tokoh aku dilanda
kekecewaan karena sang istri tidak jujur soal kondisi ayahnya yang mengalami gangguan
jiwa. Dari permasalahan tersebut tokoh aku dilanda kekhawatiran yang berlebihan, ia takut
kalau bayi yang sedang dikandung istrinya nanti juga mengalami gangguan jiwa seperti
mertuanya. Berbagai upaya dilakukan tokoh aku untuk membuat sang istri meninggalkannya
namun tak pernah berhasil. Sang istri justru semakin menunjukkan sikap sebagai istri yang
baik. Kekhawatiran tokoh aku semakin memuncak saat sang anak lahir, karena ketakutan
berlebihan akan suatu hal yang belum terjadi, justru sang tokoh aku sendiri yang akhirnya
mengalami gangguan jiwa seperti mertuanya. Sang anak yang ia khawatirkan akan menjadi
gila justru tumbuh sehat.
Dalam cerpen yang berjudul Anak Orang Gila terdapat dua permasalahan. Pertama, sang
tokoh aku yang merasa kecewa terhadap sikap Rani istrinya yang sejak awal tidak jujur
terhadap kondisi orang tuanya. Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut:
“Rani memang tak pernah bercerita bahwa bapaknya menderita penyakit jiwa alias gila.”
“Sejak saat itu sedikit demi sedikit saya merasa kecewa. Saya adalah menantu orang gila.
Apalagi setelah kehamilan Rani kekecewaan itu mulai tambah menghebat. Cepat atau lambat
musibah itu akan menimpa keluarga yang saya pimpin.”
“Tapi saya tetap merasa kecewa dengan Rani. Saya kemudian mengambil jalan lain. Saya
berusah bersikap bengis terhadapnya.”
“Tindkan ini saya lakukan sebagai bentuk kekecewaan agar dia tidak betah menjadi istri dan
sekaligus meminta cerai.”
 
Dari kutipan-kutipan diatas terlihat kekecewaan yang dialami oleh tokoh aku terhadap
istrinya. Perempuan yang dicintainya tidak jujur tentang keadaan orang tuanya yang
menderita gangguan jiwa. Sang tokoh aku merasa dibohongi sekaligus malu karena menjadi
menantu orang gila. Karena sang istri tidak pernah memberitahu bahwa ayahnya mengalami
gangguan jiwa tokoh aku menjadi tidak siap menerima keadaan seperti itu, sehingga ia
dilanda ketakutan luar biasa bahwa anak yang sedang dikandung oleh istrinya akan
mengalami nasib yang sama dengan mertuanya.
Permasalahan kedua, tokoh aku dilanda ketakutan yang teramat sangat kalau anaknya akan
gila seperti mertuanya. Ia merasa bahwa hal yang belum tentu terjadi tersebut sudah pasti
akan menimpa keluarganya. Permasalahan kedua dapat dilihat dari kutipan berikut:
“Apalagi setelah kehamilan Rani kekecewaan itu mulai tambah menghebat. Cepat atau
lambat musibah itu akan menimpa keluarga yang saya pimpin.”
“Saya memilih anak saya mati atau tak punya anak dari pada punya anak tapi gila.”
“Keterguncangan saya bertambah lagi. Di gang lain menuju rumah Rani ada seorang lelaki
gila. Ada yang bilang dia masih punya hubungan saudara dengan kakek Rani. Keresahan itu
timbul tenggelam bagai gelombang yang datang silih berganti untuk menggasak pantai.”
“Sekarang kandungannya berumur delapan bulan lebih. Ketakutan dan kekhawatiran saya
bertambah mengganas pula.”
“Dengan kelahiran anak saya itu berarti apa yang saya bayangkan telah ada di ambang
pintu… kemudian suara tangis itu dalam gendang telinga saya jadi tertawa-tawa, berteriak-
teriak, kemudian menangis lagi.”
 
Dari kutipan-kutipan tersebut terlihat sekali bahwa tokoh aku dilanda kekhawatiran yang
begitu hebat kalau anaknya juga akan menjadi gila seperti mertuanya. Ia beranggapan bahwa
penyakit gangguan jiwa pasti akan menjadi penyakit turun-temurun. Sehingga di dalam
otaknya sudah memastikan bahwa anaknya nanti pasti akan gila. Ketakutan-ketakutan
terhadap hal-hal yang belum terjadi pada akhirnya justru akan menyengsarakan diri sendiri,
hidup menjadi tidak tenang, selalu berfikiran negatif. Hal semacam ini juga kerap kita alami
dalam kehidupan sehari-hari. Diri kita sering mengkhawatirkan hal-hal yang belum pasti.
Pikiran-pikiran seperti itu akan membuat kita berfikir pendek dan yang pasti selalu berfikir
hal-hal buruk.
KRITIK DAN ESAI SASTRA CERPEN “LABORATORIUM
TIKUS” KARYA M. SHOIM ANWAR

Nasib Malang Tikus yang Rakus


Esai:
Tikus adalah hewan yang hampir di mana pun ada. Baik di tempat bersih dan kotor.
Tikus bagi petani adalah hama tanaman padinya. Sedangkan tikus di rumah adalah musuh
bersama, karena ia sering berkeliaran di rumah untuk mencuri makanan, merusak fasilitas
yang ada di rumah, bahkan tikus membawa wabah penyakit karena kotorannya. Sifat tikus
yang rakus ini menjadikan tikus adalah lambang bagi koruptor. Sangat cocok memang, jika
koruptor dilambangkan tikus, diam-diam mencuri, sulit di lacak kesalahannya, sulit dicari
keberadaannya, bahkan sulit untuk di basmi. Tikus adalah wabah penyakit, penyakit korupsi,
yang bisa menghinggapi kalangan manapun, baik tukang sapu, baik bos, baik pegawai, dan
lain sebagainya rentan terhadap wabah sifat tikus ini.
Tikus tidak hanya bertempat di lingkungan kotor, tetapi saat ini banyak tikus yang suka
bermain di tempat bersih dan steril seperti laboratorium. Dalam cerpen “Laboratorium
Tikus” karya M. Shoim Anwar, diamanatkan dimanapun kita berada agar kita berhati-hati
terhadap wabah sifat tikus ini. Karena sifat tikus adalah hewan yang rakus, suka mencuri,
bahkan tikus mampu memanipulasi. Seperti beberapa kutipan berikut ini.
“kita harus segera mengajukan anggaran lagi untuk belanja preparat dan bahan. Pipet, gelas
objek, dan breaker glass sudah tak layak pakai. Spiritus, alkohol, dan air raksa sudah habis.
Kita juga harus beli mikroskop lagi.”
“tiga minggu lalu kan sudah belanja?” Pokro menimpali.
“sudah habis.”
“masak? Cepat sekali?” Pokro menuju lemari kaca. Tiga hari lalu dia masih melihat bahan-
bahan yang disebut bu Bardo masih banyak. Pokro heran, mengapa bahan-bahan itu kini
lenyap? Pokro ingat persis beberapa hari ini bahan-bahan tersebut tak terpakai. Lelaki itu
memegang kening, heran, mengapa bahan-bahan praktikum dalam lemari kaca itu sering
lenyap. Sudah tak terhitung dia menyaksikan perkara ganjip ini terjadi disini. (Anwar, 2019 :
81)
Kutipan diatas menerangkan bagaimana wabah sifat tikus yang suka mencuri melanda
laboratorium. Barang yang semestinya tidak habis sebegitu cepatnya, karena dicuri oleh
tikus, barang-barang itu lenyap, hilang, dan habis sebelum waktunya. Bukan hanya wabah
sifat tikus yang suka mencuri saja, tetapi juga wabah tikus yang suka memanipulasi,
manipulasi data tepatnya. Seperti kutipan di bawah ini.
“begini Bu Bardo, harga-harga yang tercantum dalam kuitansi ini tidak cocok dengan harga
sebenarnya.”
“tapi kuitansi itu asli, Pak.”
“saya sudah tanya ke tokonya. Bu Bardo. Harganya ternyata lebih murah.”
“kuitansi itu juga dari tokonya, Pak Prap. Itu bukan tulisan saya,” muka perempuan itu
tampak memerah.
“tapi ini juga bukan tulisan pihak toko. Saya sudah menanyakannya,” Pak Prapto menuding-
nuding kuitansinya. Ekspresi wajahnya menegang. (Anwar, 2019:86)
“saya pun sudah tanya pada Pak Pokro. Ternyata jawabannya sama juga dengan pihak toko.
Jadi kuitansinya ini akal-akalan.” (Anwar, 2019:86)
Dari kutipan diatas dapat kita ketahui bahwa wabah sifat tikus yang suka memanipulasi
memang terjadi. Tetapi kita tidak boleh menghakimi tikus, tikus melakukan sifat lahirian dan
nalurinya karena memang tidak tanpa alasan, sudah tentu karena kebutuhan yang
mendesaknya bersifat rakus, mencuri, dan memanipulasi.
“beberapa hari setelah itu Bu Bardo mengajukan permohonan untuk cuti. Alasannya tentu
saja karena kesehatan. Pak Prapto belum mengabulkan. Meski begitu, tiga hari terakhir ini
Bu Bardo malah tidak tampak masuk kerja, konon karena suaminya, Puji Handoko, juga
sudah sakit-sakitan di rumah.” (Anwar, 2019:83-84)
Itu lah alasannya mengapa wabah sifat-sifat tikus sering dilakukan, karena banyak alasannya
yang membuat melakukan hal demikian. Pada intinya setiap tindakan pasti ada alasan
dibaliknya. Namun setiap tindakan yang buruk suatu saat pasti akan mendapatkan
balasannya. Seperti seekor tikus di rumah, yang suka mencuri makanan dan merusak fasilitas
seperti kabel dan lain sebagainya, penghuni rumahnya akan segera membasmi tikus itu
dengan segala cara, entah membuat perangkap penjepit tikus, atau bahkan menggunakan
racun tikus yang dampaknya lebih berbahaya jika tidak tepat sasaran. Seperti kutipan berikut
ini.
“sekitar jam setengah sembilan pagi, terdengar teriakan minta tolong di Laboratorium.
Beberapa orang yang berada di kantor tata usaha segera berlari. Setiba di Laboratorium,
mereka sontak berteriak pula. Mereka menjumpai Bu Bardo menggelapar-gelapar di lantai.
Kulitnya memucat. Matanya mendelik merah. Dan mulutnya mengeluarkan lendir.
Perempuan itu memegangi perut dan dadanya. Orang-orang segera membopongnya ke atas
meja praktikum” (Anwar, 2019:91)
“Pak Prapto cepat-cepat mencari dua tangkup roti dalam plastik yang tadi diletakkannya di
dekat timbangan. Ah, ternyata tak ada! Roti itu telah ditaburi racun tikus pada bagian
tengahnya. Dia telah membawanya dari rumah tadi pagi. Tapi dia lupa belun menyampaikan
perihal roti beracun itu pada penghuni laboratorium. (Anwar, 2019:92)
“apakah Bu Bardo telah memakan roti tadi? ( Anwar, 2019:92)
Kutipan di atas menggambarkan kesalahan dari niat baik Pak Prapto yang sebenarnya ingin
menanggulangi wabah tikus yang merajalela di laboratorium dengan menggunakan racun
tikus. Tetapi malah membawa petaka, bukan tikus yang memakannya, tetapi manusia yaitu
Bu Bardo. Mengapa bisa Bu Bardo yang memakannya padahal dia bukan tikus, tetapi
manusia.

Kritik:
Pengarang berhasil membawa pembaca memaknai sendiri siapa sosok tikus
yang merajalela di laboratorium. Membaca cerpen ini jika tidak sampai akhir tidak
akan mengerti atau menjawab sosok tikus tersebut. Sosok tikus yang sebenarnya
diceritakan dalam cerpen ini yaitu Bu Bardo. Yang sifatnya menyerupai sifat tikus.
Namun dalam cerpen ini entah sengaja atau tidak jalan ceritanya bukan pada
permasalahan tikus (hewan) yang merusak fasilitas laboratorium, tetapi jalan cerita
cerpen ini adalah konflik-konflik tokoh Pak Pokro, Bu Bardo, Pak Prapto yang
menonjol, tetapi peranan tikus sebagai hewan yang perlu dibasmi di laboratorium
kurang terjadi dalam cerpen ini. Seperti para tokoh terjun langsung membasmi
tikus, atau tikus menampakkan diri ketika merusak fasilitas raboratorium kemudian
ketahuan salah satu tokoh. Tetapi nampaknua memang pengarang sengaja
mengarahkan pembaca untuk mudah memaknai atau memahami jalan cerita cerpen
ini bahwa yang di ceritakan atau dibahas yaitu bukan tikus (hewan) tetapi tikus
sebagai perlambang manusia yang sifatnya menyamai tikus, yang suka mencuri,
rakus, bahkan memanipulasi. Cerpen ini mengajak pembaca menemukan siapa
sosok tikus yang diceritakan dalam cerpen ini yaitu dibagian akhir cerpen ketika
Bu Bardo kemungkinan keracunan makanan yang sudah diberi racun tikus oleh
Pak Prapto untuk membasmi tikus di laboratorium. Pada bagian itu pembaca dapat
mengetahui bahwa niat membasmi tikus (hewan) malah dapat tikus (manusia) yang
sifatnya menyamai tikus. 

Anda mungkin juga menyukai