0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
88 tayangan8 halaman
Konferensi Meja Bundar diadakan pada Agustus-November 1949 di Den Haag untuk merundingkan penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia. Perundingan ini diikuti oleh tiga delegasi yaitu Belanda, Republik Indonesia, dan golongan Federal. Beberapa komisi dibentuk untuk merundingkan berbagai isu seperti politik, ekonomi, pertahanan, dan kebudayaan. Hasil akhirnya adalah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada 2
Konferensi Meja Bundar diadakan pada Agustus-November 1949 di Den Haag untuk merundingkan penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia. Perundingan ini diikuti oleh tiga delegasi yaitu Belanda, Republik Indonesia, dan golongan Federal. Beberapa komisi dibentuk untuk merundingkan berbagai isu seperti politik, ekonomi, pertahanan, dan kebudayaan. Hasil akhirnya adalah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada 2
Konferensi Meja Bundar diadakan pada Agustus-November 1949 di Den Haag untuk merundingkan penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia. Perundingan ini diikuti oleh tiga delegasi yaitu Belanda, Republik Indonesia, dan golongan Federal. Beberapa komisi dibentuk untuk merundingkan berbagai isu seperti politik, ekonomi, pertahanan, dan kebudayaan. Hasil akhirnya adalah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada 2
A. Sejarah KMB Pada tanggal 23 agustus sampai 2 November diselenggarakan Konferensi Meja Bundar di Den Haag.Penandatanganan naskah penyerahan kedaulatan RIS ditandatangani oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan A.H.J. Lovink dari delegasi Belanda di Jakarta.Penyerahan kedaulatan RIS diselenggarakan di Jogjakarta. B. Alasan dibentuk KMB Untuk meredam kemerdekaan Indonesia dengan jalan kekerasan berakhir dengan kegagalan. Belanda mendapat kecaman keras dari dunia internasional. Belanda dan Indonesia kemudian mengadakan beberapa pertemuan untuk menyelesaikan masalah ini secara diplomasi, lewat perundingan Linggarjati, perjanjian Renville, perjanjian Roem- van Roijen, dan Konferensi Meja Bundar. C. Jalannya perjanjian KMB Tiga delegasi yang berunding, Belanda, Republik Indonesia, golongan Federal yang dihimpun dalam Bijzonder Federaal Overleg (BFO). Dalam praktik Republik dan BFO menyatu bila menghadapi Belanda. Beberapa Komisi dibentuk: Komisi Politik, di sana Hatta dominan; Ekonomi, di sana Dr Sumitro Djojohadikusumo menyangkal kebenaran angka- angka utang yang diajukan Belanda; Komisi Pertahanan, di mana Republik diwakili oleh Dr J Leimena dan Kolonel TB Simatupang; serta Komisi Kebudayaan, di mana Mr Ali Sastroamijoyo berperan. D. Tokoh-tokoh KMB Sebagai pimpinan delegasi Indonesia, Drs. Moh. Hatta menhadiri Konferensi Meja Bundar di Den Haag pada tanggal 23 Agustus 1949 sampai 2 November 1949Mr. Moeh. Roem, Prof. Dr. Mr. Supomo, Dr. J. Leimena, Mr. Ali Sastroamidjojo, Dr. Sukiman, Mr. Suyono Hadinoto, Mr. Djuanda, Mr. Abdul Karim Pringgodigdo, Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Kolonel T.B Simatupang, dan Mr. Muwardi Sebagai delegasi dari Indonesia: Sultan Hamid II Sebagai pimpinan delegasi Belanda: Mr. Van Maarseveen Sebagai pimpinan BFO dari Pontianak: Sri Hamengkubuwono IX Wakil Tertinggi: A.H.J. Lovink E. Isi Piagam Pengakuan Kedaulatan 2 November 1949 F. Bagaimana hasilnya Konferensi Meja Bundar? Belanda tidak bersedia menyerahkan Irian Barat kepada Republik Indonesia Serikat (RIS). Penyelesaiannya ditangguhkan untuk masa satu tahun. Tidak memuaskan. RIS harus mengoper utang Belanda yang telah dibuatnya untuk memerangi RI sejumlah juta gulden, sedangkan menurut hitungan Dr Sumitro justru Belanda yang berutang kepada Indonesia lebih dari 500 juta gulden. Tidak memuaskan. Di bidang pertahanan, Belanda mau membikin tentara KNIL sebagai intisari tentara RIS. Ini ditolak tegas oleh Leimena dan Simatupang, dan Belanda setuju TNI sebagai kekuatan pokok tentara RIS. Ini memuaskan. Jadi dalam hasil KMB ada plusnya dan minusnya. Selesai terimakasih
Mewaspadai Ancaman Terhadap Kedudukan Negara Kesatuan Republik Indonesia Serta Memperkukuh Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia