Anda di halaman 1dari 2

PERLAWANAN MELALUI DIPLOMASI

(DIMANA, KAPAN, LATAR BELAKANG, PIHAK KETIGA & NAMA PERWAKILAN)

1. PERUNDINGAN LINGGARJATI
25 Maret 1947, Perjanjian Linggajati ditandatangani di Istana Riswijk.
ketidaksepakatan antara Indonesia dan Belanda mengenai status kemerdekaan
Indonesia. Pihak Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir sebagai ketua. Ditemani oleh
AK Gani, Susanto Tirtoprojo, dan Mohammad Roem.Pihak Belanda diwakili oleh
Wim Schermerhorn sebagai ketua dan ditemani oleh Max van Poll, HJ van Mook
serta F de Boer. Pihak Inggris selaku penanggung jawab atau mediator diwakili oleh
Lord Killearn.

2. KOMISI TIGA NEGARA


Kaliurang, 20 April 1948, Tujuannya untuk menengahi konflik yang terjadi antara
Indonesia dan Belanda pada masa Agresi Militer Belanda I. richard c kirby

3. PERJANJIAN RENVILLE
Perjanjian Renville dimulai pada 8 Desember 1947, di atas kapal Angkatan Laut
Amerika serikat, USS Renville. Perjanjian Renville dibuat karena terdapat konflik
antara Indonesia dan Belanda dengan Amerika serikat sebagai pihak tertiga.
Delegasi Indonesia diwakili oleh Amir Sjarifuddin (Ketua), Ali Sastroamijoyo
(Anggota), Hajis Agus Salim (Anggota). Delegasi Belanda diwakili oleh R. Abdulkadir
Widjojoatmodjo (Ketua), Mr H.A.L van Vredenburg (Anggota), Dr. P.J. Koets
(anggota), dan Mr. dr. Christiaan Robbert Steven Soumokil (anggota). Perwakilan
netral adalah Dr. Frank Graham (Ketua), Paul van Zeeland (Anggota), Richard Kirby
(Anggota)

4. PERJANJIAN ROEM-ROYEN
Perjanjian Roem-Royen terbuat saat Belanda melanggar perjanjian Renville,
menyerang ibu kota Indonesia di Yogyakarta, dan menangkap & menawan Presiden
Soekarno serta Wakil Presiden Moh Hatta. Perjanjian Roem-Royen dimulai pada 17
April 1949, dan ditandatangani pada 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta.
Delegasi Indonesia diketuai oleh Mohammad Roem, sedangkan delegasi Belanda
diketuai oleh Herman van Roijen, dengan Amerika serikat sebagai negara yang
netral.

5. KONFERENSI INTER-INDONESIA
Konferensi Inter-Indonesia tahap 1 dilaksanakan di Kaliurang, Yogyakarta, pada
tanggal 19-22 Juli 1949 dan dipimpin oleh Mohammad Hatta.
Konferensi Inter-Indonesia tahap 2 dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 31 Juli- 3
Agustus 1949 dan dipimpin oleh Sultan Hamid.
Konferensi dilaksanakan sebelum Konferensi Meja Bundar untuk menyatukan
pandangan politik, mencari bekal perundingan menghadapi Belanda dan
pembentukan RIS. .

6. KONFERENSI MEJA BUNDAR


Pertemuan yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda pada tanggal 23 Agustus
hingga 2 November 1949 dimana kejadian tersebut membahas tentang penyelesaian
masalah antara Republik Indonesia dengan Negara Belanda yang menghasilkan
keputusan bahwa Kerajaan Belanda menyerahkan kedaulatan atas Indonesia yang
sepenuhnya kepada Republik Indonesia Serikat dengan tidak bersyarat lagi dan
tidak dapat dicabut, dan karena itu mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai
Negara yang merdeka dan berdaulat. Mohammad Hatta adalah Pemimpin Delegasi
Indonesia dalam Konferensi Meja bundar sedangkan anggotanya terdiri atas:
Mohammad Roem, dan Prof Dr Soepomo. Dari pihak BFO ( Bijeenkomst voor
Federal Overleg ) yang merupakan kumpulan negara federal hasil bentukan Belanda
di Indonesia dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Pontianak. Delegasi Belanda adalah
Johannes Henricus van Maarseveen yang menjabat sebagai Menteri Seberang Laut
atau Menteri Urusan Kolonial. KMB juga dihadiri perwakilan Komisi PBB untuk
Indonesia atau United Nations Commission for Indonesia (UNCI), yakni Tom
Critchley (Australia).

7. PENYERAHAN KEDAULATAN (27 DEC 1949)


Kejadian ini mengakhiri kedudukan Belanda atas Indonesia sehingga Indonesia
dinyatakan telah merdeka dari masa penjajahan. Penyerahan kedaulatan terjadi
pada tanggal 27 Desember 1949 di Den Haag, Belanda yang dimana penyerahan
kedaulatan adalah keputusan akhir dari perundingan KMB ( Konferensi Meja Bundar
).

Anda mungkin juga menyukai