Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 6

Sejarah Indonesia
Anggota :
-Bigel Brata S. H.
-Eggy Pradipta
- Indah Novita Sari
-Priya Bagas
-Ronaldo Eleviery

Membahas :
-Perundingan Roem Royen
- Konferensi Meja Bundar

Perundingan Roem Royen

Latar Belakang
Perundingan Roem Royen
Agresi militer yang dilakukan Belanda
menimbulkan reaksi keras dari dunia Internasional,
dewan keamanan PBB kembali mengeluarkan
resolusi yang menyerukan untuk mengadakan
gencatan senjata United Nations Commitions for
Indonesia (UNCI) untuk menyelesaikan masalah
Agresi Milliter Belanda II.
PBB memerintahkan UNCI agar membantu
pelaksanaan resolusi tersebut. UNCI kemudian
menemui para pemimpin RI dan Belanda untuk
mengadakan perundingan. Delegasi Indonesia
diketuai oleh Mr. Moh. Roem, sedangkan pihak
belanda diketuai oleh Dr. J. H. van Royen.

Pada tanggal 17 April 1949, dimulailah


perundingan pendahuluan di Jakarta
yang dipimpin oleh Marle Cochran,
wakil Amerika Serikat dalam UNCI.
Dalam perundingan selanjutnya,
delegasi Indonesia diwakili oleh Drs.
Mohammad Hatta dan Sri Hamengku
Buwana IX.
Akhirnya, pada tanggal 7 Mei 1949
dicapailah persetujuan yang disebut
Roem-Royen Statement.

Delegasi Indonesia
dibacakan oleh Mr. Moh.
Roem
1) Pemerintah RI akan mengeluarkan
perintah penghentian perang
gerilya.
2) Pemerintah RI akan turut serta
dalam Konferensi Meja Bundar yang
bertujuan mempercepat penyerahan
kedaulatan yang lengkap dan tidak
bersyarat kepada negara Republik

Delegasi Belanda
dibacakan oleh Dr.J.H. Van
Royen
1)Menyetujui Republik Indonesia kembali ke
Yogyakarta
2)Akan membebaskan para pemimpin Republik
Indonesia dan tahanan politik yang ditawan sejak
tanggal 19 Desember 1948
3)Menyetujui Republik Indonesia akan menjadi
bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS)
4)Akan mengadakan Konferensi Meja Bundar (KMB)
secepatnya di Den Haag sesudah pemerintah
Republik Indonesia kembali ke Yogyakarta

Tindakan setelah tercapainya


persetujuan Roem Royen
1)Seluruh tentara Belanda harus segera ditarik dari
Yogyakarta
2)Setelah kota Yogyakarta dikosongkan dari tentara
belanda maka pada tanggal 29 juni 1949 TNI mulai
menggantikan memasuki kota. Keluarnya tentara
belanda dan masuknya TNI tersebut diawasi oleh
UNCI.
3) Kota Yogyakarta sepenuhnya di kuasai TNI
sehubungan dengan itu,presiden dan wakil
presiden RI besrta para pemimpin lainnya pada
tanggal 6 juli 1949 kembali ke Yogyakarta dari
pengasingannya di Bangka.
4) Pada tanggal 13 juli 1949 saat berlangsung siding

Konferensi Meja Bundar

Latar Belakang Konferensi


Meja Bundar
Sesuai dengan salah satu usulan dari delegasi belanda
Van Royen bahwa akan diadakan Konferensi Meja Bundar
di Den Haag Belanda dengan segera dan sesuai juga
dengan hasil perundingan Roem Royen itu bahwa
Indonesia akan mengikuti atau menghadiri Konferensi
Meja Bundar, maka diadakan Konferensi Meja Bundar di
Den Haag Belanda pada tanggal 23 Agustus 1949.
Selain itu juga Indonesia ingin segera menuntaskan
persoalan dengan Belanda mengenai kedudukan
Indonesia sendiri.
Juga karena desakan dari UNCI untuk segera
melakukan perundingan demi tercapainya kesepakatan
damai di kedua belak pihak.

Kegiatan KMB dilaksanakan di Den Haag,


Belanda tanggal 23 Agustus sampai 2
November 1949. Dalam KMB tersebut dihadiri
delegasi Indonesia, BFO, Belanda, dan
perwakilan UNCI.
Berikut ini para delegasi yang hadir dalam
KMB :
Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr.
Moh. Roem, Prof.Dr. Mr. Soepomo.
BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.
Belanda diwakili Mr. van Maarseveen.
UNCI diwakili oleh Chritchley.

Tiga delegasi yang berunding yaitu


Belanda, Republik Indonesia, golongan
Federal yang dihimpun dalam Bijzonder
Federaal Overleg (BFO).
Untuk memantapkan langkah RI dalam
menghadapi Belanda, di KMB pada tanggal
19 Juli 1949 RI mengadakan pendekatan
dan koordinasi dengan BFO.
Dan RI dan BFO sepakat untuk
bekerjasama dalam KMB.

Proses KMB
No

Tanggal

Peristiwa

19 Juli 1949

RI mengadakan pendekatan
dan koordinasi dengan BFO

23 Agustus 2
November 1949

KMB dilaksanakan di Den


Haag, Belanda

27 Desember 1949

upacara pengakuan
kedaulatan

30 Desember 1949

Paling lambat Pengakuan


kedaulatan

Hasil KMB
Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.

Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember


1949.
Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun
setelah pengakuan kedaulatan RIS.

Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia
Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan
beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS.
Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang Tentara
Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa para
anggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan TNI.

Pengakuan Kedaulatan
Sesuai hasil KMB, pada tanggal 27 Desember 1949 diadakan
upacara pengakuan kedaulatan dari Pemerintah Belanda
kepadaPemerintah RIS. Upacara pengakuan kedaulatan
dilakukan di dua tempat, yaitu Den Haag dan Yogyakarta
secara bersamaan

Dalam acara penandatanganan pengakuan kedaulatan di


Den Haag, Ratu Yuliana bertindak sebagai wakil Negeri
Belanda dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil Indonesia.
Sedangkan dalam upacara pengakuan kedaulatan yang
dilakukan di Yogyakarta, pihak Belanda diwakili oleh Mr.
Lovink (wakil tertinggi pemerintah Belanda) dan pihak
Indonesia diwakili Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Dengan pengakuan kedaulatan itu berakhirlah kekuasaan Belanda
atas Indonesia dan berdirilah Negara Republik Indonesia Serikat.
Sehari setelah pengakuan kedaulatan, ibu kota negara pindah dari
Yogyakarta ke Jakarta. Kemudian dilangsungkan upacara
penurunan bendera Belanda dan dilanjutkan dengan pengibaran
bendera Indonesia.

Dampak
KMB
POSITI
F

Belanda mengakui
kemerdekaan Indonesia.
Konflik dengan Belanda
dapat diakhiri dan
pembangunan segera dapat
dimulai.
Irian Barat belum bisa
diserahkan kepada Republik
Indonesia Serikat.
Bentuk negara serikat tidak
sesuai dengan cita-cita
Kemerdekaan

NEGATI
F

Belum diakuinya Irian


Barat sebagai bagian
dari Indonesia.
Sehingga Indonesia
masih berusaha untuk
memperoleh
pengakuan bahwa Irian
Barat merupakan
bagian dari NKRI.

Anda mungkin juga menyukai