Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 7

Nama Anggota :
1. Carla Kusuma V (07)
2. Ismailia Sisca W (19)
3. Rara Iriane (24)
4. Umi Mahfudoh S (28)
Diawali dari serangan Tentara Belanda
ke Yogyakarta dan penahanan kembali
para pemimpin RI, mendapat kecaman
dunia Internasional. Belanda yang
melancarkan propaganda dalam Agresi
Militer II dikecam oleh Amerika Serikat

Sementara itu, banyak terjadi kembali


perlawanan rakyat RI untuk mengusir
Belanda. Situasi ini, mendorong
terjadinya diplomasi.

Dewan Keamanan PBB menugaskan


UNCI untuk membawa kembali
Belanda dan Indonesia ke meja
perundingan. Yaitu, perundingan
Roem-Royen
Delegasi Indonesia diketuai Mr.
Mohammad Roem, sementara
delegasi Belanda diketuai oleh Dr.
Frederick van Royen. Dan dimediasi
oleh Merle Cochran, wakil Amerika
Serikat dalam UNCI.

Perundingan dimulai tanggal 17 April


1949 di Hotel Des Indes, Jakarta.
Dalam perundingan berikutnya,
Moh.Hatta dan Sri Sultan Hamengku
Buwono IX memperkuat delegasi
Indonesia.

Tercapai kesepakatan pada 7 Mei 1949

4
Isi Perjanjian
Pernyataan Mr. Moh.Roem mewakili Pernyataan Dr. Van Royen mewakili
Indonesia : Belanda :

• Memerintahkan “seluruh • Menghentikan aksi militernya


pengikut Republik yang serta membebaskan para
bersenjata” untuk menghentikan tahanan politik
perang gerilya • Menyetujui kembalinya
• Bekerja sama dalam menjaga Pemerintahan Republik Indonesia
ketertiban, keamanan, dan ke Yogyakarta
menjaga perdamaian • Menyetujui Republik Indonesia
• Turut serta dalam KMB untuk sebagai bagian dari Negara
mempercepat penyerahan Indonesia Serikat
kedaulatan kepada Negara • Berusaha menyelenggarakan
Indonesia Serikat tanpa syarat KMB
setelah pemimpin pemerintahan
kembali ke Yogyakarta
Pasca Perundingan

1. 6 Juli, Soekarno dan Hatta kembali


dari pengasingan menuju ke
Yogyakarta, Ibukota sementara
Republik Indonesia
2. 13 Juli, Kabinet Hatta
mengesahkan Perjanjian Roem-
Royen dan Syafruddin
Prawiranegara yang saat itu
menjabat sebagai presiden
Pemerintahan Darurat Republik
Indonesia (PDRI) menyerahkan
mandatnya kepada Ir.Soekarno
3. 11 Agustus, gencatan senjata
Indonesia Belanda di Jawa. 15
Agustus, di Sumatera
4. 19 Desember 1948 pendudukan
Belanda atas Yogyakarta berakhir
Sebelum berlangsung KMB, dilakukan
pendekatan dan koordinasi dengan BFO
(Bijeenkomst voor Federaal Overleg) atau
badan organisasi kegiatan musyawarah federal
daerah yang diduduki Belanda melalui
Konferensi Inter Indonesia.

Konferensi ini berlangsung dalam dua tahap.


Pertama tanggal 19-22 Juli 1949 di Kaliurang,
Yogyakarta. Dipimpin oleh Moh. Hatta. Kedua
tanggal 31 Juli-3 Agustus 1949 di Jakarta
dipimpin oleh Sultan Hamid selaku ketua BFO.

Pembicaraan Konferensi Inter Indonesia


menyangkut masalah pembentukan Republik
Indonesia Serikat (RIS). Diantaranya
menyangkut masalah tata susunan dan hak
pemerintah RIS serta bentuk kerjasama RIS
dengan Belanda.

Pada 1 Agustus 1949, Indonesia dan Belanda


sepakat menghentikan aksi tembak-menembak.
Berlaku efektif di seluruh Jawa pada 11 Agustus
1949, di Sumatera pada 15 Agustus 1949.
KMB diselenggarakan di Ridderzaal,
Den Haag, Belanda pada 23 Agustus
1949.

Delegasi Indonesia dipimpin oleh


Moh.Hatta, Delegasi Belanda dipimpin
oleh J.V Maarseven, delegasi BFO
dipimpin oleh Sultan Hamid, dan UNCI
diketuai oleh Chritchley.

Konferensi dipimpin oleh Perdana


Menteri Belanda Willem Drees.
Isi Perjanjian
Beberapa masalah yang muncul : Akhirnya diperoleh hasil kesepakatan
pada 2 November 1949 :
1. Persoalan kerjasama. Indonesia
menginginkan kerjasama yang 1) Belanda menyerahkan kedaulatan
bebas tanpa ada satu organisasi pada RIS akhir desember 1949
permanen, tetapi Belanda 2) Diputuskan beberapa persetujuan
,menghendaki adanya kerjasama masalah ekonomi, sosial budaya, dll
yang luas dengan organisasi yang 3) Penyelesaian Irian Barat ditunda
luas pula selama satu tahun
2. Masalah hutang, Indonesia hanya 4) Pembentukan APRIS dengan TNI
me4ngakui hutang Hindia-Belanda sebagai inti. KNIL dibubarkan dan
saat menyerahnya Belanda kepada anggotanya akan masuk ke dalam
Jepang (1942). Namun, Belanda APRIS
menghendaki Indonesia harus
mengambil alih semua kekayaan 5) Akan dibentuk Uni Indonesia-
termasuk hutang Belanda saat itu, Belanda yang merupakan badan
dan biaya perang melawan konstitusi bersama
Indonesia 6) Indonesia akan membayar hutang
Belanda terhitung tahun 1942
Pasca Perundingan

Belanda menyerahkan kedaulatan atas


Indonesia yang sepenuhnya kepada
RIS dengan tidak bersyarat lagi dan
tidak dapat dicabut. Belanda mengakui
RIS sebagai negara merdeka dan
berdaulat.

Pada 23 Desember 1949, Moh.Hatta


berangkat ke Belanda untuk
menandatangani pengakuan
kedaulatan RIS dari pihak Belanda.

Pada tanggal yang sama, di


Yogyakarta dilakukan penyerahan
kedaulatan dari Republik Indonesia
kepada Republik Indonesia Serikat.
Pembentukan Negara RIS
Masa Awal
Pembentukan

Sejak awal Desember 1949 di Yogyakarta,


KNIP mulai membahas hasil KMB. Ketika
sidang pleno KNIP, banyak anggota yang
sadar bahwa pembentukan RIS hanya
penyelewengan proklamaasi saja. Ditambah
naskah konstitusi RIS yang tidak dapat
dirubah sedikitpun. Pihak Indonesia hanya
boleh menerima dan mengesahkan saja.

Setelah satu minggu bersidang, diambil


pemungutan suara dengan 236 suara
menerima dan 62 suara menolak hasil KMB.

Pada 16 Desember 1949 di Yogyakarta,


Panitia Pemilihan Nasional RIS memilih
Soekarno menjadi presiden RIS dan
diresmikan tanggal 17 Desember 1949.
Serta mengangkat Mr.Asaat sebagai
Presiden Indonesia.
Pelaksanaan RIS

RIS dimulai sejak 27 Desember 1949 sampai


17 Agustus 1950. Alasan RIS tidak bisa
bertahan lama akibat perang kemerdekaan
Indonesia banyak prasarana yang hancur.
Untuk mengatasi masalah inflasi dan defisit
negara. Selain itu, setelah selesai perang,
jumla pasukan harus dikurangi karena
keuangan negara yang tidak memadai.
Dalam pembentukan APRIS (Angkatan
Perang RIS) intinya diambil dari TNI dan
sisanya dari anggota KNIL. Hal ini membuat
para anggota TNI keberatan harus
bekerjasama dengan musuh.

Keadaan ini sengaja diwariskan Belanda


dengan tujuan membuat RIS kacau. Jika
usaha ini berhasil maka dunia internasional
akan menganggap RIS tidak mampu
memelihara keamanan dan ketertiban di
wilayahnya.
Kembali ke Bentuk NKRI

Wacana kembali ke bentuk NKRI dimulai oleh


keinginan Negara Indonesia Timur (NIT) dan
Negara Sumatera Timur (NST) yang
menyatakan keinginannya bergabung kembali
dalam NKRI.

Pada 8 April 1950 diadakan Konferensi


Segitiga antara RIS-NIT-NST. Akhirnya pada
12 Mei 1950 kedua negara bagian tersebut
memberikan mandatnya kepada perdana
menteri RIS, Moh.Hatta untuk mengadakan
pembicaraan mengenai pembentukan negara
kesatuan dengan pemerintah RI.

Rakyat Jawa Barat juga berbondong-


bondong melakukan pembubaran negara
Pasundan, dan mengembalikan ke RI.

Akhirnya tanggal 17 Agustus 1950 Soekarno


menandatangani UUDS 1950 dan RIS secara
resmi dibubarkan dibentuk kembali NKRI

Anda mungkin juga menyukai