Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SISTEM KETATANEGARAAN
(KONSTITUSI RIS 1949)

DOSEN PENGAMPUH :
Dr. Muhammad Idrus, S.Pd., M.Pd.

OLEH KELOMPOK : 4
 SUCI ALMUNAWARAH N1C121101
 MARLINDA DWI UTAMI N1C121075
 WA NINGSIH N1C121045
 LILIS PUSPITA SARI N1C121073
 WA ODE FEBI FEBRIAN NIC121106
 LELIN N1C121075
 NURFIFIN N1C121037
 SITI MARIAM UMARA N1C121098
 UMAR N1C121105
 WA ODE WULANDARI N1C121046
 RINI N1C121048
 LA ODE MUHAMMAD DARMIN N1C121071
 IRNO SYAPUTRA N1C121063

JURUSAN ILMU SEJARAH


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
A. PENDAHULUAN
Republik Indonesia Serikat atau (RIS) dibentuk pada tanggal 27
Desember 1949. Pembentukan RIS merupakan wujud kesepakatan antara
Belanda, Indonesia dan Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO) dalam
Konferensi Meja Bundar. Pada saat itu, kesepakatan disaksikan oleh
perwakilan PBB yaitu United Nations Commission for Indonesia (UNCI).
RIS diketuai oleh Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta selaku
Perdana Menteri.
Adapun yang melatarbelakangi terbentuknya Negera RIS ialah
Peristiwa agresi militer Belanda I dan II sehingga mendorong PBB untuk
campur tangan dengan mengusulkan perundingan yang di sebut konferensi
meja bandar (KMB) tanggal 23 Agustus 1949-2 November 1949. Dalam
konferensi itu di hasilkan sejumlah indikator antara lain, mendirikan
Negara Republik Indonesia Serikat (Negara RIS). Racangan untuk UUD
Negara RIS di terima kedua belah pihak Indonesia dan Belanda, dan mulai
berlaku pada tanggal 27 Desember 1949. Menurut pasal 2 konstitusi RIS,
RIS meliputi seluruh wilayah Indonesia yaitu daerah bersama dari Negara
RI dan satuan-satuan kenegaraan yang tegak sendiri. Dengan berdirinya
Negara RIS, maka RI hanyalah merupakan salah satu Negara bagian dalam
Negara RIS.

Pada konferensi antar Indonesia yang diselenggarakan di


Yogyakarta pada tanggal 19 – 22 Juli 1949 maka dihasilkan persetujuan
mengenai bentuk Negara dan hal-hal yang bertalian dengan ketatanegaraan
Negara Indonesia Serikat:

1. Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama RIS berdasarkan


demokrasi dan federalism
2. RIS akan dikepalai seorang Presiden konstitusional dibantu oleh
menteri menteri yang bertanggung jawab kepada Dewan
Perwakilan Rakyat.
3. Akan dibentuk dua badan perwakilan, yaitu sebuah dewan
perwakilan rakyat dan sebuah dewan perwakilan Negara bagian
(senat). Pertama kali akan dibentuk dewan perwakilan rakyat
sementara
4. Pemerintah federal sementara akan menerima kedaulatan bukan
saja dari pihak Belanda, melainkan pada saat yang sama juga dari
Republik Indonesia.
B. PEMBAHASAN
1. LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA RIS (1949)
Republik Indonesia Serikat atau (RIS) dibentuk pada tanggal 27
Desember 1949. Pembentukan RIS merupakan wujud kesepakatan antara
Belanda, Indonesia dan Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO) dalam
Konferensi Meja Bundar. Pada saat itu, kesepakatan disaksikan oleh
perwakilan PBB yaitu United Nations Commission for Indonesia (UNCI).
RIS diketuai oleh Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta selaku
Perdana Menteri.
Negara baru "Republik Indonesia "ternyata banyak menerima
tantangan, salah satunya adalah dari negara Belanda. Kemenangan sekutu
pada perang dunia ke dua, mendorong Belanda untuk kembali berkuasa di
Indonesia. Dengan bantuan militer dari Inggris dan Australia, Belanda
berkesempatan mengkonsolidasikan kekuatan militer di Indonesia.
Belanda mencoba mendirikan Negara-negara di bagian wilayah RI.
Sejalan dengan usaha Belanda tersebut terjadilah konflik militer antara
tentara Belanda dan pejuang RI yang di kenal dengan Agresi I dan Agresi
II tahun 1947 dan 1948. Peristiwa agresi itu mendorong PBB untuk
campur tangan dengan mengusulkan perundingan yang di sebut konferensi
meja bandar (KMB) tanggal 23 Agustus 1949. 2 November 1949. Dalam
konferensi itu di hasilkan sejumlah indikator antara lain, mendirikan
Negara Republik Indonesia Serikat (Negara RIS). Racangan untuk UUD
Negara RIS di terima kedua belah pihak Indonesia dan Belanda, dan mulai
berlaku pada tanggal 27 Desember 1949. UUD 1945 yang semula berlaku
untuk seluruh Indonesia mulai berlaku tanggal 27 Desember hanya berlaku
dalam wilayah Negara bagian Republik Indonesia. Menurut pasal 2
konstitusi RIS, RIS meliputi seluruh wilayah Indonesia yaitu daerah
bersama dari Negara RI dan satuan-satuan kenegaraan yang tegak sendiri.
Dengan berdirinya Negara RIS, maka RI hanyalah merupakan salah satu
Negara bagian dalam Negara RIS
Konstitusi RIS menganut sistem parlementer, sebagai konstitusi
yang berlaku di negara Federal RIS, konstitusi RIS menganut sistem
kabinet parlementer dimana kekuasaan pemerintahan ditangan para
menteri yang dipimpin oleh Perdana Menteri. Dalam sistem pemerintahan
ini Presiden bukan sebagai kepala pemerintahan, tetapi hanya sebagai
kepala negara.

Pada konferensi antar Indonesia yang diselenggarakan di


Yogyakarta itu dihasilkan persetujuan mengenai bentuk Negara dan hal-
hal yang bertalian dengan ketatanegaraan Negara Indonesia Serikat:
1) Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama RIS berdasarkan
demokrasi dan federalism
2) RIS akan dikepalai seorang Presiden konstitusional dibantu oleh
menteri menteri yang bertanggung jawab kepada Dewan
Perwakilan Rakyat.
3) Akan dibentuk dua badan perwakilan, yaitu sebuah dewan
perwakilan rakyat dan sebuah dewan perwakilan Negara bagian
(senat). Pertama kali akan dibentuk dewan perwakilan rakyat
sementara
4) Pemerintah federal sementara akan menerima kedaulatan bukan
saja dari pihak Belanda, melainkan pada saat yang sama juga dari
Republik Indonesia.
Di bidang Militer juga telah disepakati persetujuan bahwa angkatan
perang RIS adalah angkatan perang nasional. Presiden RIS adalah
Panglima Tertinggi Angkatan Perang RIS, Pertahanan Negara adalah
semata-mata hak pemerintah RIS: Negara-negara bagian tidak akan
memiliki angkatan perang sendiri., Pembentukan Angkatan Perang RIS
adalah semata-mata soal bangsa Indonesia. Angkatan perang RIS akan
dibentuk oleh pemerintah RIS dengan inti angkatan perang RI (TNI),
bersama-sama dengan orang-orang Indonesia yang ada dalam KNIL, ML,
KM, VB, dan territoriale bataljons, Pada masa permulaan RIS Menteri
Pertahanan dapat merangkap sebagai Panglima Besar APRIS.
Konferensi antar Indonesia dilanjutkan kembali di Jakarta pada
tanggal 30 Juli sampai 2 Agustus 1949, dan dipimpin oleh Perdana
Menteri Hatta yang membahas masalah pelaksanaan dari pokok-pokok
persetujuan yang telah disepakati di Yogyakarta. Kedua belah pihak setuju
untuk membentuk Panitia Persiapan Nasional yang bertugas
menyelenggarakan suasana tertib sebelum dan sesudah KMB Sesudah
berhasil menyelesaikan masalahnya sendiri dengan musyawarah di dalam
konferensi antar Indonesia, kini Indonesia siap menghadapi KMB.
Pada tanggal 4 Agustus 1949, diangkat delegasi RI yang terdiri
dari: Drs Moh Hatta, Mr. Moh Roem, Prof. Dr.Mr. Supomo, dr.
J.Leimena, Mr. Alisastroamidjojo. Ir. Juanda, Dr. Sukiman, Mr. Suyono
Hadinoto, Dr. Soemitro Djojohadikusumo, Mr. Abdul Karim, Kolonel
T.B. Simatupang, dan Mr. Sumardi Delegasi BFO di wakili oleh Sultan
Hamid II. Dan Pada tanggal 23 Agustus 1949 KMB dimulai di Den Haag
negara Belanda. Konferensi selesai pada tanggal 2 November 1949. Hasil
Konferensi adalah sebagai berikut:
a. Serah-terima kedaulatan dari pemerintah kolonial Belanda kepada
RIS kecuali Papua Bagian Barat. Indonesia ingin agar semua
daerah bekas jajahan Hindia Belanda menjadi daerah Indonesia,
sedangkan Belanda sendiri ingin menjadikan Papua bagian barat
Negara terpisah karena perbedaan etnis. Konferensi ditutup tanpa
keputusan mengenai hal ini, karena itu pasal kedua menyebutkan
bahwa Papua bagian barat bukan bagian dari serah terima, dan
bahwa masalah ini akan diselesaikan dalam waktu satu tahun.
b. Dibentuknya sebuah persekutuan Belanda-Indonesia, dengan
monarch Belanda sebagai Kepala Negara.
c. Pengambil alihan hutang Hindia Belanda oleh RIS
1. Kerajaan Nederland menyerahkan kedaulatan atas
Indonesia yang sepenuhnya kepada Republik Indonesia
Serikat dengan tidak bersyarat lagi dan tidak dapat dicabut,
dan karena itu mengakui Republik Indonesia Serikat
sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat.
2. Republik Indonesia Serikat menerima kedaulatan itu atas
dasar ketentuan ketentuan pada Konstitusinya; rantjangan
konstitusi telah dipermaklumkan kepada Kerajaan
Nederland.
3. Kedaulatan akan diserahkan selambat-lambatnya pada
tanggal 30 Desember 1949
d. Pasukan Belanda, KL, dan KM akan dipulangkan, sedangkan
KNIL akan dibubarkan dan bekas anggota KNIL. diperbolehkan
menjadi APRIS.
Hasil-hasil KMB kemudian diajukan kepada KNIP untuk diratifikasi.
Selanjutnya pada tanggal 15 Desember 1949 diadakan pemilihan Presiden
RIS dengan calon tunggal Presiden Soekarno. Keesokan harinya Ir.
Soekarno terpilih menjadi presiden RIS. Pada tanggal 20 Desember 1949
Moh. Hatta diangkat sebagai Perdana Menteri RIS. Adapun pemangku
jabatan Presiden RI adalah Mr. Asaat (mantan Ketua KNIP) yang dilantik
pada tanggal 27 Desember 1949. Pada tanggal 23 Desember 1949 delegasi
RIS dipimpin Moh. Hatta berangkat ke negeri Belanda untuk
menandatangani naskah pengakuan kedaulatan dari pemerintah Belanda.
Upacara penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan itu dilakukan
bersamaan, yaitu di Indonesia dan Belanda pada 27 Desember 1949.
Dengan demikian, sejak saat itu RIS menjadi Negara merdeka dan
berdaulat, serta mendapat pengakuan internasional. Berakhirlah periode
perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

2. BENTUK KONSTITUSI RIS


Konstitusi Republik Indonesia Serikat ini terdiri atas enam bagian
diantaranya:
1) Negara Indonesia Serikat merupakan negara hukum yang
berlandaskan demokrasi dan berbentuk federasi (pasal la), yang
kedaulatannya dilaksanakan oleh Pemerintah bersama-sama
dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat (pusal 1b).
2) Negara Indonesia Serikat meliputi Negara Republik Indonesia
berdasarkan Perjanjian Renville, Negara Indonesia Timur, Negara
Pasundan, Distrik Federal Jakarta. Negara Jawa Timur, Negara
Madura dan Negara Sumatera Timur dan Daerah-Daerah Otonom
(Jawa Tengah, Bangka, Belitung, Riau, Kalimantan Barat (Daerah
istimewa), Dajak Besar, Daerah Bandjar, Kalimantan Tenggara,
dan Kalimantan Timur) (pasal 2)
3) Bendera kebangsaan Republik Indonesia Serikat adalah bendera
Sang Merah Putih (pasal 3 ayat 1). Lagu kebangsaan adalah lagu
"Indonesia Raya" (pasal 3, ayat 2) dan Bahasa resmi Negara
Republik Indonesia Serikat adalah Bahasa Indonesia (pasal 4)
4) Pemerintah menetapkan meterai dan lambang negara (pasal 3 ayat
3).
5) Kewarganegaraan dan pewarganegaraan (naturalisasi) serta
Penduduk diatur oleh undang-undang federal (pasal 5. ayat 1 dan 2
dan pasal 6)
6) Sedangkan, bagian lima dari bab Konstitusi Republik Indonesia
Serikat mengatur mengenai Hak dan Kebebasan Dasar Manusia
(dengan kata lain Hak Asasi Manusia).

3. SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA RIS PRIODE 1949


Bentuk negara kontitusi RIS adalah federasi Pernyataan ini dalam
kontitusi RIS bab 1, pasal 1 ayat (1) berbunyi "Republik Indonesia
terdapat serikat yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum
yang demokratis dan berbentuk federasi." Bentuk federasi atau federal atau
serikat pada hakikatnya adalah suatu negara yang kekuasaan
pemerintahannya terbagi oleh kekuasaan federasi dan negara-negara
bagian.

Sistem pemerintahan negara RIS kurun waktu 1949-1950 adalah


Republik. Republik pada masa konstitusi RIS pada prinsipnya adalah sama
dengan yang di tentukan oleh UUD 1945. Hanya saja Republik yang di
maksud pada periode RIS ini adalah "Republik FUSI" atau republik
penggabungan beberapa negara. sedangkan republik pada periode UUD
1945 adalah republik dari negara kesatuan. Oleh karena negara Republk
Indonesia sudah menjadi salah satu negara bagian sejak berlakunya
kontitunsi RIS maka Republik Indonesia menurut UUD 1945 juga masuk
ke dalam Republik Indonesia serikat menurut konstitusi RIS
Sistem pemerintahan Indonesia kurun waktu 1949-1950 adalah
parlementer.
Sistem pemerintahan menurut konstitusi RIS intinya di gambarkan
sebgai berikut: Menurut pasal ayat (2) knstitusi RIS di katakan bahwa
kekuasaan berkedaulatan Republik Indonesia Serikat di lakukan oleh
pemerintah bersama sama dewan perwakilan rakyat dan senat "dalam
pasal 118 ayat (2) juga di tegaskan bahwa". Menteri-menteri bertanggung
jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah baik bersama-sama untuk
seluruhnya maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri-sendiri".

4. STRUKTUR NEGARA RIS


Republik Indonesia Serikat dalam ketentuan umum mengatur
mengenai siapa-siapa yang menjadi alat perlengkapan negara Republik
Indonesia Serikat. Ketentuan tersebut berbunyi: alat perlengkapan federal
Republik Indonesia Serikat ialah:
a) Presiden
Presiden dan menteri-menteri bersama-sama merupakan
pemerintah (pasal 68 ayat (2)); Pemerintah dipilih oleh orang-
orang yang dikuasakan oleh pemerintah daerah-daerah bagian
(pasal 69 ayat (2)); pemerintah ini bertugas untuk melakukan
penyeleggaraan pemerintahan federal (pasal 117 ayat (2)); dan
bertanggungyawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah (pasal
118 ayat (2)).
b) Menteri-menteri
Yang dapat diangkat menyadi Menteri ialah orang yang telah
berusia 25 tahun dan yang bukan orang yang tidak diperkenankan
serta dalam atau menyalankan hak-pilih ataupun orang yang telah
dicabut haknya untuk dipilih (pasal 73).
c) Senat Senat
ialah wakil dari setiap negara bagian (bab 3 bagian 2 pasal 80 ayat
1); setiap negara bagian diwakili oleh dua orang senat (pasal 80
ayat 2). dan tugas senat adalah setiap anggota senat mengeluarkan
satu suara dalam Senat (ketika permusyawaratan) (pasal 80 ayat 3),
Anggota-anggota senat ditunjuk oleh pemerintah daerah-daerah
bagian (pasal 81 ayat 1).
d) Dewan Perwakilan Rakyat
Dewan Perwakilan Rakyat dipilih berdasarkan aturan-aturan yang
ada (pasal 111); anggota DPR terdiri atas 150 anggota untuk
mewakili seluruh bangsa Indonesia (pasal 98). DPR memiliki hak
interpelasi dan hak menanya (pasal 120) dan juga hak menyelidiki
(pasal 121), hak ini dilakukan ketika meminta pertanggungjawaban
kepada pemerintah.
e) Mahkamah Agung Indonesia
Mahkamah Agung berfungsi pada bidang peradilan, sedang untuk
susunan dan kekuasaannya diatur dalam UU (pasal 113) MA
diangkat oleh Presiden dengan mendengarkan Senat (pasal 114
ayat 1).
f) Dewan Pengawas Keuangan
Susunan dan kekuasaan Dewan Pengawas Keuangan diatur dalam
UU (pasal 115). Dewan Pengawas Keuangan diangkat oleh
Presiden dengan mendengarkan Senat (pasal 116 ayat 1).

5. PERKEMBANGAN RIS DARI TAHUN 1949-1950


Republik Indonesia Serikat (RIS) yang merdeka dan berdaulat
adalah Negara hukum demokratis yang berbentuk federal. RIS dlakukan
oleh pemerintah federal bersama parlemen dan senat Wilayahnya meliputi
seluruh daerah Indonesia yang terdiri atas:
1) Negara Republik Indonesia. Negara Indonesia Timur. Negara
Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara Sumatera
Timur dan Negara Sumatera Selatan.
2) Kesatuan poltik yang berkebangsaan yaitu Jawa Tengah, Bangka
Belitung. Riau, Kalimantan Barat, Dayak Besar, Daerah Banjar.
Kalimantan Tenggara dan Kalimantan Timur.
3) Daerah-daerah lain yang bukan daerah bagian

Alat perlegkapan RIS terdiri atas presiden, Dewan Menteri, Senat,


Dewan perwakilam Rakyat, mahkamah agung, dan dewan pemeriksa
keuangan. Parlemen terdiri atas 150 orang, Senat sebagai perwakilan
Negara-negara bagian adalah Badan Penasehat. Tiap Negara bagian
mengangkat 2 orang wakil di Senat. Sementara itu rakyat tidak setuju
apabila Konstitusi RIS diberlakukan secara dominan. Dalam keadaan
rakyat yang kecewa, ada beberapa pihak yang mengambil kesempatan
tersebut dengan mengadakan suatu aksi pengacaan atau pemberontakan di
beberapa daerah.
Gerakan pertama adalah aksi pengacauan oleh Westerling di
daerah Sumatera Utara, Sulawesi Selatan dan Bandung Dalam
melancarkan aksinya, Westerlint menyatakan dirinya sebagai "Ratu Adil"
dengan dalih untuk menyelamatkan RIS. Pada 23 Januari 1950 Westerling
menguasai Bandung dan merencanakan akan mengambil alih
pemerintahan di Jakarta. Pemberontakan berhasil ditumpas, namun
Westerling berhasil meloloskan diri. Melalui penyelidikan intelijen, Sultan
Hamid II terlibat dalam pemberontakan ini. Ia menentang masuknya TNI
ke Negara Bagian Kalimantan Barat dan tidak mau mengakui menteri
pertahanan RIS, Sultan Hamengkubuwono IX
Di Makassar terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Andi Azis
yang semula menolak peleburan anggota-anggota KNIL ke dalam APRIS
Pemberontakan ini berhasil dipadamkan oleh pasukan APRIS. Andi Azis
menyerahkan diri dan ia dijatuhi hukuman 14 tahun penjara oleh Panglima
Tentara di Yogyakarta.
Di Maluku Selatan, timbul pemberontakan pimpinan Dr. Soumokil,
bekas jaksa agung NIT. Pada tanggal 25 April 1950 ia memproklamasikan
berdirinya Republik Maluku Selatan (RMS), Pemerintah mengirimkan dr.
Leimena untuk menyelesaikan masalah tersebut secara diplomatik. RMS
menolak untuk berunding. Akhirnya pemerintah membentuk ekspedisi di
bawah pimpinan Kol. Kawilarang untuk menumpas RMS. Pada tanggal 28
September 1950 pasukan ekspedisi mendarat di Ambon dan menguasai
pulau Ambon, Pemberontakan berhasil dipatahkan namun beberapa
tokohnya melarikan diri ke Belanda. kemudian membentuk "Pemerintah
buangan".
Ketiga pemberontakan yang terjadi selama masa pemerintahan RIS
merupakan suatu keadaan yang memang dipersiapkan oleh Belanda untuk
mengacau RIS melalui kekuatan militernya. Kondisi ini akan
menimbulkan suatu anggapan pada dunia internasional bahwa RIS tidak
dapat memelihara keamanan di wilayahnya.

Persoalan lain yang dihadapi Pemerintah RIS adalah adanya


desakan dari rakyat di beberapa Negara bagian untuk segera dapat
bergabung dengan RIS dan mengubah bentuk Negara. Kebijaksanaan
pemerintah dalam hal ini didasarkan pada konstitusi sementara yang
terbentuk sebagai hasil persetujuan bersama, di mana pemerintah telah
berjanji untuk menjalankan dan memelihara peraturan yang tercantum
dalam konstitusi RIS. Oleh karena itu, dalam melaksanakan kebijakan
politik dalam negerinya terutama menyangkut perubahan bentuk
kenegaraan RIS, pemerintah harus berpegang pada ketentuan-ketentuan
Konstitusi Sementara itu.
Negara bagian yang menghendaki adanya perubahan bentuk Negara itu
antara itu antara lain NIT. Dalam rapat istimewa yang terjadi pada bulan
Maret 1950, di mana partai-partai politik dan organisasi yang mewakili
rakyat Indonesia Timur telah mengeluarkan suatu pernyataan:
1) Rakyat Indonesia Timur tidak setuju dengan adanya NIT, karena
NIT adalah ciptaan Van Mook:
2) Rakyat Indonesia Timur adalah rakyat Indonesia yang setia pada
kemerdekaan 17 Agustus 1945:
3) Republik Indonesia adalah ciptaan Rakyat Indonesia sendiri
bedasarkan pada Proklamasi 17 Agustus 1945:
4) Dalam mempertahankan isi Proklamasi 17 Agustus 1945, rakyat
Indonesia Timur tetap menganggap Irian adalah suatu daerah
Republik Indonesia yang harus direbut kembali.

Selain NIT, dewan Bangka menyatakan setuju dengan segala


resolusi dan mosi-mosi yang menuntut pemasukan daerah otonom Bangka
ke dalam Republik Indonesia. Di Madura muncul suatu tuntutan dari fraksi
Indonesia dan Fraksi Islam dalam DPRS Madura yang menuntut agar
Madura hendaknya digabungkan dalam Republik. Hal yang serupa
dilakukan oleh Negara Sumatera Selatan. RIS dihadapkan pada persoalan
keuangan Negara. Sesuai dengan hasil keputusan KMB bahwa Repulik
harus menanggung semua hutang, baik hutang dalam negeri maupun
hutang luar negeri yang merupakan warisan dari pemerintah Hindia-
Belanda. Untuk mengatasi kesulitan di bidang keuangan, RIS mengambil
jalan:
1. Mengadakan rasionalisasi dalam susunan Negara dan dalam badan-
badan sunan serta alat-alat pemerintahan
2. Menyelidiki secara lebih baik dan teliti mengenai anggaran Negara-
negara bagian:
3. Mengintensiveer pemungutan berbagai juran dan cukai:
4. Mengadakan pajak baru:
5. Mengadakan pinjaman nasional.

Periode ini ditandai dengan berlakunya negara Republik Indonesia


Serikat sebagai akibat perjanjian Konferensi Meja Bundar, yang isinya:
1. Didirikannya negara Republik Indonesia Serikat
2. Pengakuan kedaulatan oleh pemerintah kerajaan Belanda kepada
Negara Republik Indonesia Serikat.
3. Didirikannya Uni antara RIS dan kerajaan Belanda.

Masalah berikutnya yang dihadapi oleh Pemerintah RIS adalah


mengenai persoalan "Negara Hukum". Langkah pertama dalam lapangan
kehakiman ialah mempelajari keadaan tata hokum Indonesia pada waktu
penyerahan kedaulatan. terutama menyelidiki bagian hokum mana yang
masih berlaku menurut Konstitusi RIS, dan bagian hokum mana yang
telah hilang kekuatannya terkait dengan penyerahan kedaulatan. Ini akan
diselidiki pula, hokum mana yang harus segera dicabut, diubah atau
diganti terkait dengan RIS Masalah terakhir adalah angkatan perang. TNI
merupakan inti dari Angkatan Perang RIS. Maka dalam persetujuan KMB
mengenai persoalan tentara yang disebut hanya persoalan reorganisasi
KNIL. Masalah ini pula yang turut menyebabkan pemberontakan yang
dipimpin oleh Andi Azis.
Berdirinya negara RIS dengan Konstitusi RIS (yang terdiri dari
Mukadimah 4 alinea, 6 bab, 197 pasal dan lampiran) sebagai undang-
undang dasarnya, menimbulkan penyimpangan, antara lain:
a. Negara RI hanya berstatus sebagai salah satu negara bagian,
dengan wilayah kekuasaan daerah sebagaimana dalam persetujuan
Renville dan sesuai dengan bunyi pasal 2 Konstitusi RIS
b. UUD 1945 sejak tanggal 27 Desember 1949 hanya berstatus
sebagai UUD negara bagian RI.
c. Demokrasi yang berkembang adalah demokrasi liberal
d. Berlakunya sistem parlementer yaitu pemerintahan bertanggung
jawab kepada parlemen (DPR). Pemerintahan dikepala seorang
Perdana Menteri, sedangkan Presiden sebagai Kepala Negara.
e. Sebagai akibat sistem parlementer, kabinet tidak mampu
melaksanakan programnya dengan baik dan dinilai negatif oleh
DPR. Terjadinya pertentangan politik di antara partai-partai politik
saat itu (yang bercorak agama, nasionalis, kedaerahan dan sosialis,
dengan system multipartai).

Sejak terbentuknya Negara Republik Indonesia Serikat di bawah


kekuasaan Konstitusi RIS 1949 pada tanggal 27 Desember 1949,
perjuangan bangsa Indonesia menentang susunan negara yang federalistik
semakin kuat. rakyat Indonesia menghendaki susunan negara yang unitaris
(kesatuan). Bentuk dari penentangan tersebut dilakukan rakyat Indonesia
dengan menyampaikan tuntutan-tuntutan dan hal tersebut terjadi di
berbagai daerah. Karena faktor kesamaan pemikiran ini, beberapa daerah
bagian menggabungkan diri dengan negara Republik Indonesia. Hal ini
dibenarkan dalam UU Darurat No. 11 Tahun 1950 tentang Tata Cara
Perubahan Susunan Kenegaraan dari Wilayah Negara Republik Indonesia
Serikat, LN No. 16 Tahun 1950 mulai berlaku 9 Maret 1950. UU Darurat
tersebut sebagi pelaksanaan dari ketentuan pasal 44 konstitusi RIS
"Perubahan daerah sesuatu daerah bagian, begitu pula masuk ke dalam
atau menggabungkan diri kepada suatu daerah bagian yang telah ada,
hanya boleh dilakukan oleh sesuatu daerah-sungguhpun sendiri bukan
daerah bagian- menurut aturan-aturan yang ditetapkan dengan UU federal,
dengan menjunjung asas-asas seperti tersebut dalam pasal 43, dan sekedar
hal itu mengenai masuk atau menggabungkan diri, dengan persetujuan
daerah bagian yang bersangkutan" (Sochino, 1992: 73),

Akibat dari adanya penggabungan ini, maka negara Republik


Indonesia Serikat terdiri dari tiga negara bagian yaitu meliputi negara
Republik Indonesia. negara Indonesia Timur dan negara Sumatera Timur
Atas kejadian ini maka kewibawaan pemerintahan negara federal menjadi
berkurang dan sebagai solusinya maka diadakan permusyawaratan antara
pemerintah negara Republik Indonesia Serikat dengan Pemerintah Negara
Republik Indonesia (meawakili negara Republik Indonesia, negara
Indonesia Timur dan negara Sumatera Timur). Dari permusyawaratn
tersebut dihasilkan keputusan bersama yaitu persetujuan 19 Mei 1950
yang pada pokoknya disetujui dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
untuk bersama-sama melaksanakan negara kesatuan dan untuk itu
diperlukan sebuah undang-undang dasar Sementara dari kesatuan ini, yaitu
dengan cara mengubah konstitusi RIS sedemikian rupa sehingga
essentialia UUD 1945 yaitu antara lain pasal 27, pasal 29, pasal 33
ditambah bagian-bagian yang baik dari konstitusi Republik Indonesia
Serikat termasuk didalamnya (Joeniarto, 1990: 71 72).

6. BERAKHIRNYA PEMEBERLAKUAN PEMERINTAHAN RIS


Negara RIS buatan Belanda tidak dapat bertahan lama karena
muncul tuntutan-tuntutan untuk kembali ke dalam bentuk NKRI sebagai
perwujudan dari cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945. Gerakan menuju
pembentukan NKRI mendapat dukungan yang kuat dari seluruh rakyat.
Banyak Negara-negara bagian satu per satu menggabungkan diri dengan
Negara bagian Republik Indonesia.

Pada tanggal 10 Februari 1950 DPR Negara Sumatera Selatan


memutuskan untuk menyerahkan kekuasaannya pada RI. Tindakan
semacam ini dengan cepat dilakukan oleh Negara-negaa bagian lainnya
yang cenderung untuk menghapuskan Negara-negara bagian dan
menggabungkan diri ke dalam RI. Pada akhir Maret 1950, hanya tersisa
empat Negara bagian dalam RIS, yaitu Kalimantan Barat, Sumatera Barat.
Negara Indonesia Timur, dan Republik Indonesia. Pada akhir April 1950,
maka hanya Republik Indonesia yang tersisa dalam RIS Penggabungan
Negara-negara bagian ke dalam RI menimbulkan persoalan baru
khususnya dalam hubungan luar negeri. Hal ini karena RI hanya Negara
bagian RIS, hubungan luar negeri yang berlangsung selama ini dilakukan
oleh RIS. Sehingga peleburan Negara RIS ke dalam RI harus dihindari
untuk menjamin kedaulatan negara. Solusinya adalah RIS harus menjelma
menjadi RI Setelah diadakan konferensi antara Pemerintah RIS dan RI
untuk membahas penyatuan negara, pada tanggal 19 Mei 1950, pemerintah
RIS dan RI menandatangani Piagam Persetujuan pembentukan Negara
kesatuan. Pokok dari isi piagam tersebut adalah kedua belah pihak dalam
waktu yang sesingkat singkatnya melaksanakan pembentukan Negara
kesatuan berdasar Proklamasi 17 Agustus 1945.

Rapat-rapat antara pemerintah RIS dan RI mengenai Negara


kesatuan semakin sering dilakukan. Setelah rapat mengenai Pembagian
daerah yang akun merupakan wilayah NKRI, maka pada tanggal 15
Agustus 1950 diadakan rapat gabungan yang terakhir dari DPR dan Senat
RIS di mana dalam rapat ini akan dibicarakan "piagam pernyataan"
terbentuknya NKRI oleh Presiden Soekarno. Setelah pembacaan piagam
pernyataan terbentuknya NKRI, maka dengan demikian secara resmi
Negara Kesatuan RI terbentuk kembali pada tanggal 17 Agustus 1950.

C. KESIMPULAN

Pada tanggal 17 Agustus 1945 Negara Republik Indonesia di


proklamirkan kemerdekaannya. Ini disambut baik oleh segenap rakyat
Indonesia, perjuangan dengan darah yang bercucuran menjadi sebuah rasa
syukur karena kemerdekaan telah diraih. Sehingga keinginan untuk terus
mempertahankan kemerdekaan tetap berkobar di dalam hati anak-anak
bangsa. Keinginan Belanda untuk kembali menjajah Indonesia terus
dilawan, menyadari akan hal itu Belanda mencoba menggunakan taktik
lain dengan menjadikan Indonesia menjadi negara federal. Belanda ingin
merebut kembali wilayah Republik Indonesia dengan menjadikannya
hanya sebagai negara bagian saja. Dengan politik “federalisme” ini
Belanda bermaksud memperlemah kedudukan RI. Belanda melakukan
Agresi Militer I dan II dan melanggar perjanjian Renville yang telah
disetujui bersama. Melihat itu maka Perserikatan Bangsa-Bangsa
melakukan penyelesaian dengan mengadakan konfrensi yang disebut
dengan Konfrensi Meja Bundar (KMB). Konfrensi ini dihadiri negara-
negara bentukan Belanda yang tergabung dalam Byeenkomst voor Federal
Overleg (BFO).

Kemudian didirikanlah Negara Republik Indonesia Serikat Pada


tanggal 27 Desember 1949 dan mulai saat itu berlakulah konstitusi
Republik Indonesia Serikat (RIS). Berlakunya Konstitusi Republik
Indonesia Serikat (RIS) untuk wilayah negara bagian RIS maka UUD
1945 yang awalnya berlaku diseluruh wilayah Indonesia menjadi berlaku
hanya dalam wilayah Republik Indonesia (RI) sebagai sebuah negara
bagian dari RIS. Konstitusi RIS adalah sebuah konstitusi sementara karena
menurut pasal 186 Konstitusi RIS “Konstituante (sidang pembuat
Konstitusi) bersama-sama dengan Pemerintah selekas-lekasnya
menetapkan Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) yang akan
menggantikan Konstitusi sementara”. Sifat sementara ini karena
pembentuk Undang-Undang Dasar merasa belum representatif untuk
menetapkan sebuah Undang-Undang Dasar, selain itu pembuatan undang-
undang dasar ini dilakukan tergesa-gesa hanya untuk segera dibentuk
memenuhi kebutuhan sehubungan akan dibentuknya Negara Federal. Oleh
sebab itu menurut Konstitusi Republik Indonesia Serikat dikemudian hari
akan dibentuk sebuah badan Konstituante yang bersama Pemerintah akan
menetapkan Undang-undang Dasar yang baru sebagai Undang-undang
Dasar yang tetap yaitu sebuah badan Konstituante.

Kekuasaan berkedaulatan didalam Negara Republik Indonesia


Serikat adalah dilakukan oleh Pemerintah bersama-sama dengan Dewan
Perwakilan Rakyat dan Senat (pasal 1 dan 2). Badan ini jugalah yang
menjadi badan pembentuk undang-undang yaitu Dewan Perwakilan
Rakyat saja tanpa ikut Senat. Pemerintah menurut Konstitusi Republik
Indonesia Serikat adalah Presiden dengan seorang atau beberapa atau para
menteri yakni menurut tanggung jawab khusus atau umum mereka (pasal
68 ayat 2). Dalam pasal 117 tugas penyelenggaraan pemerintah federal
dijalankan oleh Pemerintah. Dalam penyelenggaraan pemerintahan negara,
Presiden tidak dapat diganggu gugat tetapi tanggung jawab kebijaksanaan
pemerintah adalah 6 ditangan menteri-menteri baik secara bersama
maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri-sendiri (pasal 118).
Dilihat dari hal itu maka Konstitusi Republik Indonesia Serikat
digolongkan menganut sistem “kabinet parlementer”3 . Sistem ini tidak
bisa dikerjakan selama masa Konstitusi RIS, karena Dewan Perwakilan
Rakyat yang belum didasarkan kepada pemilihan umum sesuai pasal 111,
tetapi masih Dewan Perwakilan Rakyat yang ditunjuk atas dasar pasal 109
dan pasal 110 Konstitusi Republik Indonesia Serikat. Pasal 122 Konstitusi
Republik Indonesia Serikat menentukan “Dewan Perwakilan Rakyat yang
ditunjuk menurut pasal 109 dan 110 tidak dapat memaksa Kabinet atau
masing-masing Menteri meletakkan jabatannya”. Pasal 69 Konstitusi
Republik Indonesia Serikat ditentukan bahwa kepala negara adalah
Presiden yang dipilih oleh orang-orang yang dikuasakan oleh pemerintah
bagian.

Pada tanggal 16 Desember 1949 diadakan pemilihan Presiden


untuk Republik Indonesia Serikat, wakil-wakil dari pemerintah
negara/daerah bagian (pasal 2). Dari hasil pemilihan ini terpilihlah
Soekarno menjadi Presiden yang pada waktu itu masih menjadi Presiden
Republik Indonesia. Kemudian untuk pertama kalinya Dewan Perwakilan
Rakyat dibentuk berdasarkan pemilihan umum seperti yang dimaksud
pada pasal 111, maka pembentukannya masih didasarkan pada pasal 109
dan pasal 110 Konstitusi Republik Indonesia Serikat. Pemilihan umum
belum bisa diadakan untuk anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat
karena Konstitusi Republik Indonesia Serikat dirubah menjadi Undang-
Undang Dasar Sementara. Disamping Dewan Perwakilan Rakyat ada
Senat. Senat merupakan utusan-utusan yang mewakili negara/daerah
bagian yang masing-masing negara/daerah bagian 2 orang (pasal 80).

DAFTAR PUSTAKA

Bagir Manan, 1987,”konvensi ketatanegaraan”, VC Armica,Bandung


Zulkarnain, 2009, “ketatanegaraan indonesia pasca kemerdekaan”,
jurnal istoria, Vol.7 No. 1.09
Irvan Tasnur,Muhammad Rijal Fadil,2019, “Republik Indonesia Serikat”
Jurnal candrasangkala, Vo l5 No 2
Joenlarto, 1996, “Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia”,Jakarta:
Bumi Aksara
Haryono Rinaldi, 2012,” Dari RIS Menjadi Negara RI”, Jurnal Ilmu
Humaniora,Vol.12.No.2

Anda mungkin juga menyukai