Anda di halaman 1dari 5

TERBENTUKNYA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

A. Latar Belakang Pengakuan Kedaulatan Republik Indonesia Serikat


(RIS) oleh Belanda
Dalam rangka mencapai kedaulatan utuh dan perdamaian antara
Indonesia dan Belanda, maka saat itu diadakan beberapa kesepakatan.
Kesepakatan itu diantaranya yaitu Perjanjian Linggarjati (25 Maret 1947)
yang salah satu isinya adalah Belanda dan Indonesia sepakat membentuk
negara RIS. Namun dikemudian hari, H. J. Van Mook menyatakan tidak
terkait lagi dengan perjanjian tersebut. Kemudian meletuslah Agresi Militer I
yang disebabkan karena Belanda telah melanggar perjanjian Linggarjati,
bahkan menyobek surat perjanjian tersebut. Terjadilah Agresi Militer I yang
dimulai dari penyerangan dengan target utama kota-kota besar di Jawa dan
Sumatera.
Sebagai usaha penghentian Agresi tersebut, keluarlah perjanjian
Renville yang intinya adalah pembagian wilayah antara Belanda dan
Indonesia. Lalu keluarlah perjanjian Roem-Royen. Pihak Indonesia diwakili
oleh Mr. Moehammad Roem dan dari pihak Belanda di wakili oleh Dr. J. H.
Van Royen. Perjanjian ini menghasilkan kesepakatan bahwa akan diadakan
Konferensi Meja Bundar guna membahas penyerahan kedaulatan Indonesia
tanpa syarat.
Seperti dalam buku Jalan Meneguhkan Negara (Zulkarnain, 2012: 98)
Konferensi Meja Bundar diadakan di Den Haag pada tanggal 23 Agustus–2
November 1949. Konferensi ini dihadiri wakil-wakil dari Republik Indonesia,
BFO (negara-negara boneka bentukan Belanda), dan juga pihak Belanda.
Perjanjian ini menghasilkan pokok :
1. Didirikananya Negara Republik Indonesia Serikat.
2. Penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat.
3. Didirikan uni antara RIS dengan Kerajaan Belanda.

1
Akibat perubahan dari negara kesatuan menjadi negara serikat, maka
terjadi penggantian UUD. Maka disusunlah rancangan UUD Republik Indonesia
Serikat yang dibuat oleh delegasi RI dan delegasi BFO pada perundingan KMB.
Setelah kedua belah pihak (Indonesia dan Belanda) menyetujui rancangan
undang-undang tersebut maka mulai 27 Desember 1949 diberlakukan suatu UUD
yang diberi nama Konstitusi Republik Indonesia Serikat. Konstitusi tersebut
terdiri atas Mukadimah yang berisi 4 alinea, batang tubuh yang berisi 6 bab dan
197 pasal serta sebuah lampiran.

Dengan berubah menjadi negara serikat (federasi) maka didalam RIS


terdapat beberapa negara bagian yang masing-masing memiliki kekuasaan
pemerintahan di wilayah negara bagiannya. Negara-negara bagian itu adalah:
Negara Republik Indonesia, Indonesia Timur, Pasundan, Jawa Timur, Madura,
Sumatera Timur dan Sumatera Selatan. Selain itu juga terdapat pula kesatuan-
kesatuan kenegaraan yang berdiri sendiri yaitu: Jawa Tengah, Bangka, Belitung,
Riau, Kalimantan Barat, Dayak Besar, Daerah Banjar, Kalimantan Tenggara dan
Kalimantan Timur.

Pada tanggal 30 Juli 1949 dikonferensi antara Indonesia dilanjutkan di


Jakarta dan dipimpin oleh PM Hatta. Konferensi ini membahas masalah
pelaksanaan dari pokok persetujuan yang disepakati di Yogyakarta. Kedua belah
pihak setuju untuk membentuk panitia Persiapan Nasional yang bertugas
menyelenggarakan suasana tertib sebelum dan sesudah Konferensi Meja Bundar
(KMB). Sesudah berhasil menyelesaikan masalahnya sendiri dengan musyawarah
di dalam Konferensi Antar Indonesia, kini bangsa Indonesia dengan keseluruhan
siap menghadapi KMB. Delegasi Indonesia terdiri dari Dr. Moh Hatta, Mr. Moh
Roem, Prof. Mr. Supomo, dr. J. Lemana, Mr. Ali Sastro Amidjojo, Ir. Juanda, dr.
Sukiman, Mr. Suyono Hadinoto, Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Mr. Abdul Karim
Pringgodigdo, Kol. T. B. Simatupang, Dr. Mr. Sumardi. Sedangkan dari BFO
dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Pontianak.

2
Pada tanggal 23 Agustus 1949, KMB dimulai di Den Haag dan
berlangsung sampai 2 November 1949. Hasil kesepakatan tersebut kemudian
diajukan kepada KNIP untuk di ratifikasi. Bedasarkan hasil sidang KNIP
yang berlangsung pada tanggal 6 Desember 1949, KMB dinyatakan diterima
atau diratifikasi untuk disahkan.

Pada tanggal 15 Desember 1949, diadakan pemilihan presiden RIS


dan Ir. Soekarno terpilih sebagai presiden RIS pada tanggal 16 Desember
1949. Pada 20 Desember 1949 kabinet RIS yang pertama dibawah Drs. Moh.
Hatta selaku Perdana Menteri dilantik oleh presiden. Akhirnya tanggal 23
Desember delegasi RIS yang dipimpin oleh Moh. Hatta berangkat ke Belanda
untuk menandatangani akte “Penyerahan” kedaulatan dari pemerintahan
Belanda.

Tepat pada tanggal 27 Desember 1949 di Indonesia dan Negeri


Belanda terjadi upacara penandatanganan naskah “penyerahan” kedaulatan
dari Pemerintah Belanda kepada RIS. “ Penyerahan” kedaulatan berarti secara
formal pemerintah Belanda telah mengakui kedaulatan Indonesia. Dengan
demikian perang kemerdekaan yang berlangsung sejak tahun 1945 telah
berakhir berkat perjuangan militer serta diplomasi yang terus-menerus
dilakukan oleh bangsa Indonesia.

B. Proses Berjalannya Republik Indonesia Serikat pada Tahun 1949-1950


Pada tanggal 27 Desember 1949, Belanda resmi mengakui kedaulatan
RIS melalui perjanjian KMB. Sehingga Republik Indonesia tidak lagi
merupakan negara yang merdeka, melainkan menjadi negara bagian dari RIS.
Dengan adanya RIS maka bentuk negara kesatuan berubah menjadi bentuk
negara serikat. Republik Indonesia sebagai suatu daerah bagian harus
menyerahkan sebagian kedaulatannya kepada RIS. Hal-hal yang harus
diserahlkan oleh daerah-daerah bagian kepada RIS terdapat dalam lampiran
konstitusi RIS. Diantaranya yaitu:

3
1. Pengaturan Kewarganegaraan dan Kependudukan Republik Indonesia
Serikat.
2. Hak memberi grasi, amnesti, dan abolisi.
3. Pengaturan hukum sipil dan hukum dagang, harus diatur oleh pusat, baik
karena kepentingan sosial maupun ekonomi.
4. Pengaturan susunan kehakiman federal.
5. Pertahanan negara, dll.

Lampiran Konstitusi tersebut dapat diubah sesuai kepentingan dengan


melalui persetujuan bersama dari negara-negara bagian. Akan tetapi segala
penyelenggaraan pemerintahan yang tidak termasuk dalam lampiran tersebut
adalah menjadi kekuasaan daerah-daerah bagian. (Pasal 51 Konstitusi RIS).

Wilayah RIS menurut Moh. Djuana dan Sulwan (1973: 98-99)


meliputi seluruh daerah Indonesia, yang terdiri dari negara –negara bagian
seperti berikut :

1. Negara Republik Indonesia, dengan daerah menurut status quo seperti


tersebut dalam perjanjian Renville.
2. Negara Indonesia Timur
3. Negara Pasundan, termasuk distrik federal Jakarta
4. Negara Jawa Timur
5. Negara Madura
6. Negara Sumatra Timur
7. Negara Sumatra Selatan

Selain dari pembagian wilayah negara , dalam konstitusi RIS juga


diatur mengenai sistem pemerintahan yang digunakan (Zulkarnain, 2012 :
101) yaitu sebagai berikut :

1. Perdana Menteri diangkat oleh Presiden, bukan oleh parlemen


sebagaimana lazimnya.
2. Kekuasaan Perdana Menteri dikendalika oleh Presiden.

4
3. Kabinet dibentuk oleh presiden, buka oleh parlemen.
4. Kabinet tidak dapat menyatakan Mosi tidak percaya kepada kabinet.
5. Presiden RIS menduduki jabatan rangkap, yaitu sebagai kepala negara
sekaligus sebagai presiden RIS.
6. Presiden adalah kepala negara yang kekuasaannya tidak dapat diganggu
gugat dan dipilih orang-orang yang dikuasakan oleh pemerintah negara
bagian.

Setelah enam bulan RIS berjalan, mulai muncul berbagai pergerakan


di negar-negara bagian. Tujuan dari pergerakan-pergerakan itu adala untuk
bergabung kembali dengan RI untuk mewujudkan negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Ris yang sekarang terbentuk dianggap tidak sesuai dengan
jiwa dan semangat proklamasi 17 Agustus 1945. Pemerintahan RIS dinilai
bentuk warisan penjajah yang dimaksudkan untuk dapat mempertahankan
kekuasaannya di Indonesia.

Pada awal Mei 1950 terjadi penggabungan negara-negara bagian


dalam RIS, sehingga hanya tinggal 3 negara bagian, yaitu Negara Republik
Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Sumatra Timur.
Perkembangan selanjutnya adalah munculnya kesepakatan antara RIS yang
mewakilinegara Indonesia Timur dan Negara Sumatra Timur dengan
Republik Indonesia untuk kembali ke bentuk Negara Kesatuan. Kesepakatan
tersebut kemudian dituangkan dalam Piagam persetujuan tanggal 19 Mei
1950. Untuk mengubah Negara Serikat menjadii negara kesatuan diperlukan
suatu UUD Negara Kesatuan. Untuk memperoleh Uud tersebut maka
dilakukan cara memasukkan isi UUD 1945 ditambah bagian-bagian konstitusi
RIS yang baik. Pada tanggal 15 Agustus 1950 ditetapkanlah UU Federal No.
7 tahun 1950 tentang Undang-undang Dasar Sementara (UUDS) 1950, yang
berlaku sejak tanggal 17 Agustus 1950. Dengan demikian, sejak tanggal
tersebut Konstitusi RIS 1949 diganti dengan UUDS 1950, dan terbentuklah
kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai