perjanjian antara tiga negara bagian, Yaitu Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia
Timur, dan Negara Sumatera Timur, tepat pada tanggal yang sama, 15 Agustus 1950
demo besar besaran menuntut pembubaran Negara Republik Indonsia Serikat, menjadi Negara
Kesatuan Indonesia,
pendidikanzone.blogspot
Pelantikan Anggota DPR NKRI
Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag Belanda tgl 2 November 1949.
Republik Indonesia Serikat (RIS) lahir atas hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) yang
berlangsung di Den Haag Belanda pada 2 November 1949.
Penandatangan piagam RIS
Pada 27 Desember 1949, Perdana Menteri RIS Mohammad Hatta atas nama pemerintah RIS
menerima kedaulatan dari Ratu Juliana dan Wakil Perdana Menteri RIS, Hamengku Buwono IX
menerima kedaulatan RIS dari wakil tinggi mahkota Belanda, A. H. J. Lovink. (2)
Serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh lainnya.
Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan dibentuknya Pemerintah Darurat Republik
Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara.
Akibat dari Agresi Militer tersebut, pihak internasional melakukan tekanan kepada
Belanda, terutama dari pihak Amerika Serikat yang mengancam akan menghentikan
bantuannya kepada Belanda, akhirnya dengan terpaksa Belanda bersedia untuk kembali
berunding dengan RI. Pada tanggal 7 Mei 1949, Republik
Indonesia dan Belanda menyepakati Perjanjian Roem Royen.
Lalu pada 23 Agustus hingga 2 November 1949, diadakanlah Konferensi Meja Bundar,
yaitu sebuah pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia dan Belanda yang
dilaksanakan di Den Haag, Belanda. Hasil dari pertemuan tersebut
adalah: Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat; Irian Barat akan
diselesaikan setahun setelah pengakuan kedaulatan.
Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda
Di samping itu, ada juga wilayah yang berdiri sendiri (otonom) dan tak tergabung
dalam federasi, yaitu:
1. Jawa Tengah
2. Kalimantan Barat (Daerah Istimewa)
3. Dayak Besar
4. Daerah Banjar
5. Kalimantan Tenggara
6. Kalimantan Timur (tidak temasuk bekas wilayah Kesultanan Pasir)
7. Bangka
8. Belitung
9. Riau
Republik Indonesia Serikat, (RIS), adalah negara federasi yang berdiri pada tanggal 27
Desember 1949 sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja
Bundar: Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda.
Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai
perwakilan PBB. RIS dikepalai oleh Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad
Hatta.
Awal Republik Indonesia Serikat diawali dengan adanya Agresi Militer II yang terjadi pada 19
Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu,
serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh lainnya. Jatuhnya
ibu kota negara ini menyebabkan dibentuknya Pemerintah Darurat Republik
Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara.
Akibat dari Agresi Militer tersebut, pihak internasional melakukan tekanan kepada Belanda, terutama dari pihak Amerika
Serikat yang mengancam akan menghentikan bantuannya kepada Belanda, akhirnya dengan terpaksa Belanda bersedia untuk
kembali berunding dengan RI. Pada tanggal 7 Mei 1949, Republik Indonesia dan Belanda menyepakati Perjanjian Roem
Royen.
Lalu pada 23 Agustus hingga 2 November 1949, diadakanlah Konferensi Meja Bundar, yaitu sebuah pertemuan antara
pemerintah Republik Indonesia dan Belanda yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda. Hasil dari pertemuan tersebut
adalah: Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat; Irian Barat akan diselesaikan setahun setelah pengakuan
kedaulatan.
Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda
Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949, selang empat tahun setelah proklamasi kemerdekaan
RI pada 17 Agustus 1945. Pengakuan ini dilakukan ketika soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan) ditandatangani
di Istana Dam, Amsterdam. Belanda selama ini juga ada kekhawatiran bahwa mengakui Indonesia merdeka pada
tahun 1945 sama saja mengakui tindakan politionele acties (Aksi Polisionil) pada 1945-1949 adalah ilegal.
5. Negara Madura
Di samping itu, ada juga wilayah yang berdiri sendiri (otonom) dan tak tergabung dalam federasi, yaitu:
1. Jawa Tengah
4. Daerah Banjar
5. Kalimantan Tenggara
7. Bangka
8. Belitung
9. Riau
Republik Indonesia Serikat memiliki konstitusi yaitu Konstitusi RIS. Piagam Konstitusi RIS ditandatangani oleh para Pimpinan
Negara/Daerah dari 16 Negara/Daerah Bagian RIS, yaitu
1. Mr. Susanto Tirtoprodjo dari Negara Republik Indonesia menurut perjanjian Renville.
____________________________________________________________________________________
Artikel atau bagian artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga
isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi
yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh
Pengurus. (Februari 2019)
Sejak tanggal 17 Agustus 1950, konstitusi yang berlaku di Indonesia adalah Undang-Undang
Dasar Sementara Republik Indonesia, atau dikenal dengan sebutan UUDS 1950.
Daftar isi
1 Sejarah
2 Isi Konstitusi
o 2.1 Mukadimah
o 2.2 Bab 1: Negara Indonesia Serikat
Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat berisi secara ringkas pembukaan Undang-
Undang Dasar Tahun 1945, yang menekankan aspek kesatuan, kedaulatan, ketuhanan dan
filosofi negara (Pancasila).
Bab 1 Konstitusi Republik Indonesia Serikat ini terdiri atas enam bagian. Empat bagian pertama
merupakan bagian mengenai Bentuk Negara dan Kedaulatan, Daerah Negara, Lambang dan
Bahasa Negara serta Kewarganegaraan dan Penduduk Negara. Empat bagian pertama dalam bab
1 Konstitusi Republik Indonesia Serikat menyatakan bahwa:
1. Negara Indonesia Serikat merupakan negara hukum yang berlandaskan demokrasi dan
berbentuk federasi (pasal 1a), yang kedaulatannya dilaksanakan oleh Pemerintah bersama-sama
dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat (pasal 1b).
2. Negara Indonesia Serikat meliputi Negara Republik Indonesia berdasarkan Perjanjian Renville,
Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Distrik Federal Jakarta, Negara Jawa Timur, Negara
Madura dan Negara Sumatra Timur dan Daerah-Daerah Otonom (Jawa Tengah, Bangka,
Belitung, Riau, Kalimantan Barat (Daerah istimewa), Dajak Besar; Daerah Bandjar, Kalimantan
Tenggara, dan Kalimantan Timur) (pasal 2).
3. Bendera kebangsaan Republik Indonesia Serikat adalah bendera Sang Merah Putih (pasal 3 ayat
1), Lagu kebangsaan adalah lagu "Indonesia Raya" (pasal 3, ayat 2) dan Bahasa resmi Negara
Republik Indonesia Serikat adalah Bahasa Indonesia (pasal 4).
4. Pemerintah menetapkan meterai dan lambang negara (pasal 3 ayat 3).
5. Kewarganegaraan dan pewarganegaraan (naturalisasi) serta Penduduk diatur oleh undang-
undang federal (pasal 5, ayat 1 dan 2 dan pasal 6).
Sedangkan, bagian lima dari bab 1 Konstitusi Republik Indonesia Serikat mengatur mengenai
Hak dan Kebebasan Dasar Manusia (dengan kata lain Hak Asasi Manusia). Hal-hal yang diatur
dalam bagian ini antara lain:
Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, sempat terjadi perubahan bentuk konstitusi.
Perubahan ini terjadi ketika Indonesia masih mengalami pergolakan pasca kemerdekaan.
Perubahan ini menjadikan Indonesia yang sebelumnya merupakan negara kesatuan, menjadi
negara federal layaknya sistem konstitusi negara Barat. Terdapat berbagai pro dan kontra
ketika perubahan bentuk konstitusi ini terjadi, oleh karena itu pembahasan ini akan secara
khusus memaparkan sejarah terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS) hingga
berakhirnya sistem RIS.
KMB digelar pada 23 Agustus 1949, ketika itu delegasi Indonesia dipimpin oleh Mohammad
Hatta, sementara BFO dipimpin oleh Anak Agung Gde Agung. Pada konferensi tersebut,
dibentuk komisi-komisi yang membahas berbagai aspek dalam rangka serah terima dari
Belanda pada Republik Indonesia Serikat, serta persiapan pembentukan Uni Indonesia
Belanda.
Akhirnya, setelah perundingan alot selama lebih dari dua bulan, KMB berakhir pada 2
November 1949. Dengan disetujuinya KMB pada tanggal 2 November 1949 di Den Haag,
maka terbentuklah negara Republik Indonesia Serikat. Hasil KMB salah satunya
menyebutkan kerajaan Belanda menyerahkan kedaulatan atas Indonesia yang sepenuhnya
kepada RIS dengan tidak bersyarat lagi dengan tidak dapat dicabut, dan karena itu mengakui
RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
Dari hasil tersebut, banyak kalangan menilai, hasil KMB sangat menyimpang dari gerakan
kebangsaan dan semangat proklamasi kemerdekaan Indonesia, yang tidak menginginkan
kemerdekaan sebagai hadiah. Yang dituntut sebenarnya adalah pengakuan atas kemerdekaan
dan kedaulatan Indonesia, bukan penyerahan kedaulatan. Hal ini diperparah dengan
kewajiban Indonesia membayar hutang Hindia-Belanda sebesar 6, 5 milyar gulden, sebelum
akhirnya disepakati menjadi 4, 5 milyar gulden.
Pada tanggal 14 November 1949 di Jakarta, wakil dari semua anggota BFO dan pemerintah
Indonesia menandatangani konstitusi RIS. Sementara itu, sejak awal Desember 1949 di
Yogyakarta KNIP mulai membahas hasil KMB.
Ketika sidang pleno KNIP, banyak anggota yang sadar pembentukan RIS sebenarnya adalah
penyelewengan terbesar proklamasi kemerdekaan. Meskipun demikian, KNIP menyadari
tidak ada jalan lain, selain menerima segala naskah yang dibuat oleh KMB di Den Haag.
Ditambah naskah kontitusi RIS, yang tidak dapat dirubah sediki pun. Sehingga mereka hanya
harus menerima dan mengesahkan saja. KNIP juga harus memilih seorang wakil bagi setiap
12 anggota KNIP, untuk duduk dalam dewan perwakilan RIS.
Setelah satu minggu bersidang, diambil pemungutan suara untuk pengesahan seluruh hasil
KMB dengan hasil, 236 suara menerima, dan 62 suara menolak hasil KMB. Taggal 15
Desember 1949, KNIP meratifikasi hasil-hasil KMB.
Selain menunjuk wakil-wakil untuk duduk di Senat RIS, KNIP juga menunjuk wakil-wakil
Indonesia untuk duduk di Dewan Perwakilan Rakyat RIS. Sama halnya dengan negara-
negara anggota BFO, yang mengirim wakil untuk duduk di Senat dan DPR RIS.
Pada tanggal 16 Desember 1949 di Yogyakarta, Panitia Pemilihan Nasional RIS memilih
Soekarno menjadi presiden Indonesia Serikat pertama, dan peresmiannya dilakukan tanggal
17 Desemer 1949. KNIP kemudian mengangkat Mr. Assaat Datuk Mudo, ketua KNIP,
sebagai pemangku jabatan Presiden Indonesia. Dengan demikian, MR. Assaat de facto
presiden Indonesia kedua yang memegang jabatan ini hingga dibubarkannya RIS pada
tanggal 17 Agustus 1950.
DPR RIS kemudian memilih empat orang menjadi formatur kabinet, yaitu Mohammad Hatta,
Anak Agung Gde Agung, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, dan Sultan Hamid II. Pada 19
Agustus 1949 terbentuk lah kabinet RIS dengan susunan:
Dr. Suparno
Pada masa sistem pemerintahan federal ini, kabinet Hatta disibukkan dengan permasalahan-
permasalahan yang muncul akibat perang kemerdekaan maupun masalah-masalah yang
intern dengan kehidupan suatu negara muda.
Sebagai akibat dari perang kemerdekaan banyak prasarana yang hancur, keadaan ekonomi
yang buruk, dan terdapat pula kerusakan mental di masyarakat. Di bidang ekonomi sendiri
masalah utama adalah munculnya inflasi dan defisit dalam anggaran belanja.
Untuk mengatasi masalah inflasi, pemerintah menjalankan suatu kebijakan dalam bidang
keuangan yaitu mengeluarkan peraturan pemotongan uang pada tanggal 19 Maret 1950, yang
dikenal dengan kebijakan gunting Syafruddin. Peraturan ini menentukan bahwa uang yang
bernilai 2, 50 gulden atau Rp. 5 ke atas dipotong menjadi dua, sehingga nilainya tinggal
setengah.
Meskipun banyak pemilik uang yang terkena dampak peraturan ini, tetapi pemerintah mulai
dapat mengendalikan inflasi agar tidak cepat meningkat. Di samping soal keuangan ini,
ekonomi juga dapat diperbaiki, karena dengan meletusnya Perang Korea, perdagangan ke
luar negeri meningkat, terutama untuk bahan mentah seperti karet. Dengan meningkatnya
ekspor, maka pendapatan negara juga ikut meningkat.
Masalah utama lain terdapat di bidang kepegawaian, baik sipil maupun militer. Setelah
selesainya perang, jumlah pasukan harus dikurangi karena keuangan negara yang tidak
mendukung. Mereka perlu mendapat penampungan bila pemerintah ingin melakukan
program rasionalisasi. Untuk itu pemerintah membuka kesempatan utuk melanjutkan
pelajarannya dalam pusat latihan yang memberi pendidikan keahlian untuk memberi mereka
kesempatan menempuh karier sipil profesional. Selain itu usaha transmigrasi juga dilakukan,
meskipun demikian masalah kepegawaian belum dapat diselesaikan pemerintah RIS.
Dalam pembentukan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) intinya diambil
dari TNI, sedangkan lainnya dari kalangan bekas anggota KNIL. Personil KNL yang akan
dilebur ke dalam APRIS meliputi 33.000 orang dengan 30 perwira.
Pembentukan APRIS menimbulkan kegoncangan psikologis bagi TNI. Di satu pihak TNI
keberatan untuk bekerjasama dengan bekas musuh. Sebaliknya dari pihak KNIL terdapat
tuntutan untuk ditetapkan sebagai aparat negara bagian, dan menolak masuknya TNI di
negara tersebut.
Gejala semacam ini tentunya menimbulkan konflik baru di dalam negeri, contohnya di
Bandung berupa gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang mengirimkan ultimatum
kepada Pemerintah RIS, dan Negara Pasundan serta menuntut diakui sebagai tentara
Pasundan dan menolak pembubaran negara tu.
Sementara itu, di Kalimantan Barat Sultan Hamid menolak masuknya TNI serta menolak
untuk mengakui menteri pertahahan RIS dan menyatakan bahwa dia yang berkuasa di daerah
tersebut. Di Makassar muncul gerakan Andi Aziz di Ambon, dengan nama gerakan Republik
Maluku Selatan (RMS).
Keadaan ini sengaja diwariskan oleh kekuatan reaksioner Belanda, dengan tujuan
mempertahankan kepentingan dan membuat kondisi RIS kacau. Jika usaha ini berhasil, maka
dunia Internasional akan menganggap RIS tidak mampu memelihara keamanan dan
ketertiban di wilayahnya. Selain disibukkan dengan suasana nasional yang tidak stabil akibat
bom waktu yang sengaja ditinggalkan pihak kolonialis, pemerintah masih harus menghadapi
pemberontakan DI/TII Kartosuwiryo.
Wacana kembali ke dalam bentuk negara kesatuan dimulai oleh keinginan Negara Indonesia
Timur (NIT), dan pemerintah Negara Sumatra Timur (NST), yang menyatakan keinginannya
untuk bergabung kembali ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pada 8 April 1950 diadakan konferensi segitiga antara RIS-NIT-NST. Akhirnya, tanggal 12
Mei 1950 Kedua negara bagian tersebut memberikan mandatnya kepada perdana menteri
RIS, Mohammad Hatta, untuk mengadakan pembicaraan mengenai pembentukan negara
kesatuan dengan pemerintah RI.
<img class="size-medium wp-image-1733"
src="http://wawasansejarah.com/wp-content/uploads/2016/10/demonstrasi-penolakan-
negara-Pasundan-300x202.jpg" alt="republik indonesia serikat" width="300" height="202"
srcset="http://wawasansejarah.com/wp-content/uploads/2016/10/demonstrasi-
penolakan-negara-Pasundan-300x202.jpg 300w,
http://wawasansejarah.com/wp-content/uploads/2016/10/demonstrasi-penolakan-negara-
Pasundan.jpg 369w" sizes="(max-width: 300px) 100vw, 300px" />Demonstrasi menuntut
pembubaran Negara Pasundan
Sementara itu, rakyat di negara-negara bagian umumnya juga menuntut agar wilayahnya
dikembalikan kepada Republik Indonesia, seperti yang dilakukan rakyat Jawa Barat pada 8
Maret 1950. Mereka berbondong-bondong melakukan demonstrasi di Bandung menuntut
pembubaran Negara Pasundan, dan seluruh wilayahnya dikembalikan ke dalam RI.
Kesepakatan antara RIS dan RI (sebagai negara bagian) untuk membentuk negara kesatuan
tercapai pada tanggal 19 Mei 1950. Setelah dua bulan bekerja, Panitia Gabungan RIS dan RI
yang bertugas merancang UUD Negara Kesatuan berhasil menyelesaikan tugasnya pada
tanggal 19 Mei 1950.
Setelah itu diadakan pembahasan di masing-masing DPR, rancangan UUD negara kesatuan
itu pun diterima dengan baik oleh Senat, Parlemen RIS, dan KNIP. Tanggal 17 Agustus
1950, bertepatan dengan momen kemerdekaan, presiden Soekarno menandatangani
rancangan UUD tersebut yang kemudian dikenal sebagai Undang-Undang Dasar Sementara
Republik Indonesia 1950 (UUDS 1950).
UUDS sendiri mengandung unsur-unsur dari UUD 1945 dan undang-undang dari konstitusi
RIS. Menurut UUDS 1950, kekuasaan legislatif dipegang oleh presiden, kabinet, dan DPR.
Pemerintah mempunyai hak untuk mengeluarkan undang-undang darurat atau peraturan
pemerintah, meskipun pada perkembangannya harus disahkan terlebih dahulu oleh DPR.
Selain itu kabinet secara keseluruhan atau perseorangan, masih bertanggung jawab kepada
DPR, yang mempunyai hak untuk menjatuhkan kabinet atau memberhentikan menteri.
Dengan ditandanganinya rancangan UUDS, maka pada tanggal 17 Agustus 1950 secara
resmi RIS dibubarkan, dan dibentuk kembali negara kesatuan yang diberi nama Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
BIBLIOGRAFI
Frederick, William H. 1984. Pemahaman Sejarah Indonesia: Sebelum dan Sesudah Revolusi.
Jakarta: LP3ES.
Hutagalung, Batara R. 2010. Serangan Umum 1 Maret 1949: dalam Kaleidoskop Sejarah
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Yogyakarta: LKIS.
Poesponegero, Marwati Djoened. 1984. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai
Pustaka.
[1] 7 negara bagian itu adalah Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, Negara
Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara Sumatra Timur, dan Negara Sumatra
Selatan. Sementara yang termasuk ke dalam 9 daerah otonom adalah Jawa Tengah,
Kalimantan Barat, Dayak Besar, Kalimantan Tenggara, Kalimantan Timur, Bangka,
Belitung, dan Riau.
Akurasi Terperiksa
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
1949–1950
Bendera Lambang
Lagu kebangsaan
Indonesia Raya
Bentuk
Republik federal
pemerintahan
Presiden
Soekarno
- 1949 - 1950 Assaat Datuk Mudo
(provisional)
Perdana Menteri
Pengganti
Pendahulu
Republik Republik
Indonesia Indonesia
Hindia Belanda
Sejarah Indonesia
Garis waktu
Prasejarah[tampilkan]
Kerajaan Hindu-Buddha[tampilkan]
Kerajaan Islam[tampilkan]
Kerajaan Kristen[tampilkan]
Kolonialisme Eropa[tampilkan]
Portugis 1512–1850
VOC 1602–1800
Kemunculan Indonesia[tampilkan]
Kemerdekaan[tampilkan]
Transisi 1965–1966
Reformasi 1998–sekarang
Menurut topik[tampilkan]
Arkeologi
Mata uang
Ekonomi
Militer
Portal Indonesia
l
b
s
Diskusi antara Inggris dan Belanda menghasilkan Penjabat Gubernur Jenderal Hindia Belanda
Hubertus van Mook yang pada akhirnya mengusulkan penentuan nasib sendiri untuk
persemakmuran Indonesia.[4][5] Pada Juli 1946, Belanda menyelenggarakan Konferensi Malino di
Sulawesi di mana perwakilan dari Kalimantan dan Indonesia bagian timur mendukung proposal
untuk berdirinya Republik Indonesia Serikat yang berbentuk federal, yang memiliki hubungan
dengan Belanda. Republik ini akan terdiri dari tiga elemen, Republik Indonesia, negara bagian di
Kalimantan dan sebuah negara bagian untuk Indonesia Timur.[6][7] Selanjutnya pada tanggal 15
November - dengan Perjanjian Linggajati, di mana Republik Indonesia menyatakan secara
sepihak menyetujui prinsip Indonesia federal.[8][9] Belanda kemudian menyelenggarakan
Konferensi Denpasar pada Desember 1946, yang mengarah pada pembentukan Negara Indonesia
Timur, diikuti oleh sebuah negara di Kalimantan Barat pada tahun 1947.[10]
Home
Wiki
Share
pendidikanzone.blogspot
Pelantikan Anggota DPR NKRI
Daftar Isi
1. Sejarah
2. Republik Indonesia Serikat (RIS)
3. Pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS)
Sejarah
Saat itu, Republik Indonesia Serikat (RIS) terbagai menjadi tujuh negara
bagian dan delapan negara otonom.
Negara Pasundan
Negara Madura
Kalimantan Barat
Dayak Besar
Daerah Banjar
Kalimantan Tenggara
Kalimantan Timur
Bangka
Belitung
Riau (1)
Menteri Negara: Sultan Hamid Alkadrie II, Mr. Mohammad Roem, Dr.
Suparno
Negara bagian RIS pun tinggal terdiri dari RI, NIT, dan NST.
Aaliyah Nasywa
Belanda akan memperlambat atau bahkan tidak akan mengakui kedaulatan Indonesia
apabila Indonesia tidak menerima RIS. Hal itu disebabkan karena Belanda ingin
mempertahankan kekuasaan di Indonesia oleh karena itu, Belanda masih
mengharapkan masih bisa menanamkan pengaruhnya melalui negara bentukan
Belanda.
Berdasarkan konstitusi RIS, RIS terdiri dari 7 negara bagian, 9 satuan kenegaraan, dan
3 daerah suapraja sebagai berikut :
a. Negara Bagian terdiri dari RI, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara
Indonesia Timur (NIT), Negara Madura, Negara Sumatera Timur, Negara
Sumatera Selatan.
Tengah.