Anda di halaman 1dari 5

Pengakuan Amerika , Uni Soviet

terhadap PBB Proklamasi


Kemerdekaan
KELOMPOK 3
Respon Amerika terhadap Proklamasi
Indonesia.
Sejarawan dari Ohio State University Robert J. McMahon mengatakan bahwa Amerika Serikat
memainkan peran penting dalam tahap akhir penyelesaian konflik Belanda dengan Indonesia.Pada 1949,
Belanda melanggar perjanjian internasional dan melancarkan aksi militer terhadap rakyat Indonesia.
Peristiwa itu memicu kemarahan di Kongres AS, hingga akhirnya pemerintah AS berencana untuk
memutus semua bantuan ekonomi kepada Belanda jika mereka tidak segera mengadakan perundingan
dengan Indonesia untuk menyerahkan kemerdekaan. Tuntutan ekonomi AS kepada Belanda itu
memfasilitasi jalan menuju kemerdekaan penuh Indonesia."Waktu itu Belanda sangat tergantung pada
bantuan ekonomi AS sehingga mereka tidak punya pilihan lain selain tunduk pada tuntutan Washington,"
tutur McMahon dalam diskusi bertajuk "The Role of the US in Securing Indonesian Independence""AS
akhirnya menganggap Belanda sebagai ancaman signifikan dalam stabilitas dan ketertiban di Indonesia
serta di Asia Pasifik. Itu mendorong AS untuk mengambil langkah yang tidak biasa, memberi tekanan
pada sekutu dan berpihak pada rezim nasional Indonesia yang relatif belum dikenal," tutur
McMahon.Pada akhirnya AS memutuskan memihak pada pemerintahan baru Indonesia dan memaksa
Belanda mengakhiri upaya untuk menghentikan kemerdekaan Indonesia.
Respon Uni soviet terhadap proklamasi indonesia.
Dengan memakan waktu cukup lama, Indonesia berupaya keras untuk dapat merangkul negeri beruang
merah, Uni Sovyet (sekarang Rusia) demi memangku ‘Tanah Mutiara Hitam’ (dulu Irian Barat) yang
dikuasai Belanda.Pasca dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan negara Indonesia oleh Soekarno
dan Hatta pada 17 Agustus 1945, Belanda belum mau mengakui proklamasi kemerdekaan Indonesia itu
baik secara de facto maupun de jure.Empat tahun berselang, pengakuan sekaligus penyerahan kedaulatan
(soevereiniteitsoverdracht) Belanda atas kemerdekaan Bangsa Indonesia sebagai sebuah entitas negara
yang bedaulat secara resmi dilakukan pada 27 Desember 1949, di Istana Dam, Amsterdam,
Belanda.Belanda pada saat itu berdalih bahwa pulau beserta suku-suku yang mendiami Hollandia memiliki
kebudayaan tersendiri yang berbeda dengan bekas wilayah Hindia-Belanda lainnya.Tak tinggal diam,
Presiden Soekarno pun kemudian merancang misi untuk membebaskan tanah ‘Mutiara Hitam’ Irian Barat
(akronim yang diberikan Frans Kaisiepo, yakni Ikut Republik Indonesia Anti Nederland/IRIAN) itu dari
tangan Belanda.Strategi pertama yang dilakukan adalah melalui jalur diplomasi dan bila tak menuai
keseuksesan, maka terpaksa strategi kedua yang harus ditempuh, yakni dengan jalur konfrontasi.
PBB terhadap Proklamasi Indonesia
Menyikapi perang kemerdekaan antara pejuang Indonesia dan Belanda yang berupaya mempertahankan
kekuasaanya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan beberapa resolusi untuk menghentikan
konflik. Resolusi ini terutama adalah Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa nomor 31
yang dikeluarkan pada 25 Agustus 1947. Resolusi ini mendirikan komite untuk menengahi konflik antara
Belanda dan Indonesia, yang disebut dengan Committee of Good Offices (GCO), namun di Indonesia lebih
dikenal dengan Komisi Tiga Negara. Komisi ini terdiri dari tiga negara anggota: Australia (dipilih oleh
Indonesia), Belgia (dipilih oleh Belanda), dan Amerika Serikat (dipilih oleh keduanya).Komisi melakukan
pengamatan dan intermediasi yang kemudian berujung pada Perjanjian Renvile.Indonesia kemudian diakui
kemerdekaaanya oleh negara-negara PBB dan Indonesia menjadi anggota PBB setelah kemerdekaan
Indonesia diakui oleh Belanda, melalui Konferensi Meja Bundar di Den Haag, padat anggal 3 Agustus - 2
November 1949. Pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui Resolusi
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa nomor 86, yang ditetapkan pada tanggal 26 September
1950. Resolusi ini dibuat setelah PBB menemukan bahwa “Republik Indonesia adalah negara yang
mencintai perdamaian yang memenuhi persyaratan yang diatur dalam Pasal 4 Piagam Perserikatan
Bangsa-Bangsa”.
SEKIAN TERIMAKASIH

XII IPS 4
M Fhatih A Tirta Riski R
Rizky Setyo R Zaidan Rafi A

Anda mungkin juga menyukai