Anda di halaman 1dari 16

MATA PELAJARAN

PENGETAHUAN SOSIAL

KELAS IX

DISUSUN : Tutik Yuliati, S.Pd.


USAHA PERJUANGAN
MEMPERTAHANKAN
KEMERDEKAAN INDONESIA
b. PERJUANGAN DIPLOMASI
2. Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Mempertahankan Kemerdekaan
dengan
Diplomasi
a. Pertemuan Jakarta ( 10 Februari 1946 ).
Pada pertemuan ini Indonesia diwakili oleh PM. Sutan Syahrir sedang
Belanda
oleh H.J. Van Mook dan Inggris sbg perantara Jend. Sir Philip Christison.
pada pertemuan ini Van Mook menyampaikan usulan seperti pidato Ratu
Belanda 7 Desember yg isinya :
1. Indonesia akan dijadikan negara persemakmuran berbentuk federasi
yg
memiliki pemerintahan sendiri dalam lingkungan kerajaan Belanda.
2. Masalah dalam negeri diurus oleh Indonesia sendiri, urusan LN
Belanda.
3. Sebelum dibentuk persemakmuran, akan dibentuk pemerintahan
peralihan selama 10 Th.
4. Indonesia akan dimasukkan sebagai anggota PBB
27 Maret 1946 Sutan Syahrir memberikan jawaban atas usulan Van Mook :
a. supaya pemerintah Belanda mengakui kedaulatan RI secara de facto
atas
Jawa dan Sumatera.
b. supaya RI dan Belanda bekerjasama dalam membentuk negara RIS
c. RIS bersama-sama dg Belanda, Suriname, Curocao menjadi peserta
b. Pertemuan Hooge Veluwe 14 – 24 April
1946.
Delegasi Indonesia : A.G. Pringgodigdo dan Dr.
Sudarsono.
Delegasi Belanda : H.J. Van Mook.
Delegasi Inggris : Sir Archibald Clark.
“ Indonesia menuntut pengakuan Belanda atas
seluruh bekas jajahan Belanda, akan tetapi untuk
sementara Indonesia meminta Belanda untuk
mengakui secara de facto wilayah Indonesia atas
Jawa, Sumatera dan Madura; tuntutan itu ditolak
oleh Belanda.
pertemuan berakhir dengan kegagalan.
d. Perundingan Linggajati (10 November 1946 ).
Perundingan dilaksanakan di Linggajati, Kuningan Jawa Barat.
Delegasi Indonesia : A.G. Pringgodigdo, Dr. Sudarsono, Mr. Susanto
Dr. J. Leimena, dr. A.K. Gani, Moh. Roem,
Mr. Amir Syarifudin, Mr. Ali Budiarjo.
Delegasi Belanda: Mr. Van Pool, F. de Boer dan Van Mook.
Delegasi Inggris : Lord Killearn.
15 November menghasilkan keputusan :
a. Belanda mengakui secara de facto, Indonesia terdiri atas wilayah Jawa

Madura dan Sumatera. Belanda meninggalkan paling lambat 1 Jan.


1946
b. Indonesia – Belanda sepakat bekerjasama membentuk negara
serikat/RIS
Yang didalamnya RI
c. RIS dan Belanda membentu Uni Indonesia - Belanda dg Ratu Belanda
sbg
Ketua
Agresi Militer Belanda I
Agresi Belanda I 21 Juli 1947, beberapa kota penting di Jawa dan
Sumatera jatuh ke pihak Belanda.
Belanda mendapat kecaman dunia Internasional; India & Australia
simpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia mengajukan tututan pada
PBB untuk menciptakan perdamaian di Indonesia.
31 Juli 1947 DK PBB meminta Indonesia – Belanda untuk melakukan
gencatan senjata dan melakukan perundingan.

e. Pembentukan Komisi Tiga Negara (KTN)


14 Agustus 1947 DK PBB bersidang membahas masalah Indonesia –
Belanda
Indonesia diwakili : Sutan Syahrir, H. Agus Salim, Dr. Sumitro
Djojohadikusumo ,Sudjatmoko dan Charles Tumbun menyampaikan keadaan
Indonesia akibat Agresi Belanda.
DK PBB menyepakati dibentuknya badan Arbitrase yg tidak memihak untuk
menyelesaikan konflik Indonesia – Belanda; Badan itu bernama Komisi Tiga
Negara (KTN).
KTN terdiri dari Australia ( Richard C. Kirby ) wakil Indonesia, Belgia ( Paul
Van Zeeland ) wakil Belanda dan Amerika Serikat ( Dr. Frank B. Graham ).
KTN mulai kerja 27 Okt.1947 dibidang politik dan militer hasil KTN
f. Perundingan Renville 17 Januari 1948
Delegasi Indoneia dipimpin oleh PM. Amir Syarifudin.( terdiri dari Ali
Sastro Amidjojo, H. Agus Salim, Dr. j. Lei
mena, Dr. Latuharhary, TB. Simatupang.
Delegasi Belanda dipimpin oleh R. Abdul Kadir Widjojoatmodjo.
Isi Perundingan Renville :
1. Persetujuan Gencatan senjata antara Indonesia – Belanda.
2. Enam pokok prinsip tambahan untuk perundingan guna mencapai
penyelesaian politik yang meliputi :
a. Belanda tetap memegang kedaulatan atas seluruh wilayah
Indonesia sampai dibentuk RIS.
b. Sebelum RIS dibentuk Belanda dapat menyerahkan sebagian
kekuasaannya pada pemerintah federal sementara.
c. RIS sederajat dengan Belanda dan menjadi bagian Uni-Indonesia
Belanda dengan Ratu Belanda sebagai Ketua.
d. Republik Indonesia bagian dari RIS
e. Akan diadakan penentuan pendapat rakyat (plebisit) di Jawa, Madura
dan
Sumatera untuk menentukan apakah rakyat akan bergabung dg RI
atau RIS
f. Dalam waktu 6 bl – 1 th akan diadakan Pemilu untuk membentuk
Dewan
Konstitusi.
Agresi Belanda II 19 Desember 1948
Walaupun sudah diadakan perundingan Belanda tetap melanggar, melakukan aksi
militer ke Ibukota RI di Jogyakarta.
Pres. Soekarno mengungsi ke Prapat (Sumatra), Hatta ke Bangka; pemerintahan
dipindahkan ke Sumatra dibawah Menteri Kemakmuran ( Mr. Syafrudin Prawira
Negara ).
RI terus melakukan perlawanan secara gerilya oleh Panglima Jend. Soedirman,
A.H. Nasution; puncak serangan 1 Maret 1949 berhasil menguasai Jogya selama
6 jam.
Menghadapi tindakan KTN hanya dapat melapor pada DK. PBB.
22 Desember 1948 keluar resolusi yg mendesak agar permusuhan segera
dihentikan serta pemimpin yang ditawan agar dibebaskan dan KTN sebagai
pengawas pelaksanaan resolusi tersebut.
g. Konferensi Asia New Delhi
Menghadapi agresi Belanda, Indonesia mendapat simpati Internasional
terutama dari negara-negara Asia – Afrika.
23 Januari 1949 PM. Jawaharlal Nehru (India) atas nama Konferensi
Asia di New Delhi menuntut dipulihkannya RI seperti semula :
❒ tentara Belanda ditarik mundur
❒ kedaulatan diserahkan pada RI
❒ kewenangan KTN diperluas
Konferensi New delhi dihadiri oleh : Afganistan, Australia, Burma, Sri
Lanka, Mesir, Ethiopia, India, Iran, Irak, Libanon, Pakistan, Philipina, Saudi
Arabia, Suriah, dan Yaman.
Negara peninjau : Cina, Nepal, Selandia Baru dan Thailand.
Atas desakan peserta Konferensi maka DK. PBB menerima hasil resolusi
yg berbunyi :
1. segera melakukan gencatan senjata.
2. Pemimpin-pemimpin RI segera dibebaskan dan dikembalikan ke
Jogya.
3. Pengembalian pemerintahan RI ke Jogyakarta.
4. KTN diganti menjadi UNCI (United Nations Commisions for
6. Serangan Umum 1 Maret 1949


Puncak serangan TNI adalah serangan
umum terhadap kota Yogyakarta pada
tanggal 1 Maret 1949, yang dipimpin
oleh Letkol Soeharto.
Lanjutan…..


Untuk memudahkan penyerangan, maka
dibentuk beberapa sektor yaitu:
a. sektor Barat dipimpin oleh Mayor Ventje
Sumual,
b. sektor Selatan dan Timur dipimpin oleh Mayor
Sardjono,
c. sektor Utara dipimpin oleh Mayor Kusno,
d. sektor Kota dipimpin oleh Letnan Amir
Murtono dan Letnan Masduki.
Lanjutan…..

Pagi hari tanggal 1 Maret 1949 sekitar
pukul 06.00 WIB tepat sirene berbunyi,
serangan dilancarkan dari segala
penjuru kota. Letkol Soeharto langsung
memimpin penyerangan dari sektor
Barat sampai batas Jalan Malioboro
sampai pukul 12.00 WIB tepat,
Lanjutan…..
Tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949.
a. Ke dalam
1) Mendukung perjuangan yang dilakukan
secara diplomasi.
2) Meninggikan moral rakyat dan TNI yang
sedang bergerilya.
b. Ke luar
1) Menunjukkan kepada dunia internasional
bahwa TNI mempunyai kekuatan untuk
mengadakan ofensif.
2) Mematahkan moral pasukan Belanda
h. Perundingan Roem – Royen
UNCI mulai melaksanakan tugas yaitu melancarkan perundingan antara
Indonesia – Belanda , mengurus pengembalian kekuasaan ketangan
Indonesia dan mengadakan Plebisit; salah satu perundingan yang di
selenggarakan UNCI adalah Perundingan Roem – Royen ( 17 April 1949 )
yang isinya : “ kedua pihak sepakat menciptakan perdamaian, mengadakan
perundingan berikutnya, dan menerima inisiatif dari badan Internasional.”

i. Konferensi Inter Indonesia.


Negara-negara bagian yang dibentuk Belanda merasa bahwa dukungan
yang diberikan Belanda adalah upaya untuk menguasai kembali seluruh
Indonesia dengan politik devide et impera.
19 – 22 Juli 1949 Negara-negara diluar Ri sepakat mengadakan
konferensi dengan RI yang disebut Konferensi Inter – Indonesia.
30 Juli 1949 Konferensi dilanjutkan di Jakarta dipimpin Moh. Hatta
menghasilkan kesepakatan untuk menyelenggarakan KMB ( Konferensi Meja
Bundar ).
j. Konferensi Meja Bundar ( KMB ).
23 Agustus – 2 November 1949 di Den Haag hasil kesepakatan diajukan
ke KNIP untuk di sahkan.
Berdasarkan sidang KNIP 6 Desember 1949 hasil KMB diterima dg
suara terbanyak dan disahkan.
15 Desember 1949 diadakan pemilihan Presiden RIS, 17 Desember
1949 Ir. Soekarno dilantik sebagai Presiden.
Kabinet RIS I dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta

Pengakuan Kedaulatan
23 Desember 1949 delegasi RIS dipimpin Drs. Moh. Hatta berangkat ke
Belanda untuk menandatangani akte Penyerahan Kedaulatan dari pemerintah
Belanda.
27 Desember 1949 diadakan upacara naskah “Penyerahan” kedaulatan dari
pemerintah Belanda kepada RIS.
Catatan.
Penyerahan kedaulatan dimaksud adalah pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda;
karena RI telah memiliki kedaulatan sejak 17 Agustus 1945

Anda mungkin juga menyukai