Anda di halaman 1dari 2

Nama : Aditya Rizky

Kelas : XII IPS 2


Mata Pelajaran : Sejarah peminatan

1. Perundingan Pendahuluan di Jakarta (23 Oktober 1945)


Perwakilan Negara:Sutan Sjahrir dan Agus Salim.
Hasil:
● perundingan pendahuluan di Jakarta antara Indonesia dan Belanda tidak
membuahkan hasil karena perundingan tersebut mengusulkan Indonesia
menjadi Negara boneka Belanda dan hal itu ditentang oleh perwakilan
Indonesia yaitu Agus Salim.
2. Perundingan (10 Februari 1946)
Perwakilan Negara: Sutan Sjahrir dan Agus Salim.
Hasil:
● Pemerintah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia atas Jawa dan
Sumatera secara de facto.

3. Perundingan Hooge Valuwe (14-24 April 1946)


Perwakilan Negara: Mr. W. Suwandi, dr. Sudarsono, dan A.K. Pringgodigdo.
Hasil:
● Pihak Belanda hanya akan mengakui kedaulatan Indonesia atas wilayah
Jawa dan Madura saja dikurangi oleh daerah-daerah yang diduduki oleh
pasukan Belanda di Indonesia.

4. Perundingan Linggarjati tanggal (11 – 15 November 1946)


Perwakilan Negara: Soetan Sjahrir, A.K. Gani, Amir Sjarifuddin, Soesanto
Tirtoprodjo, Mohammad Roem, dan Ali Boediardjo
Hasil:
● Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa,
Sumatera,dan Madura.
● Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari
1949.
● Pihak Belanda dan Indonesia sepakat membentuk negara Republik Indonesia
Serikat (RIS).
● Dalam bentuk RIS Indonesia harus tergabung dalam Persemakmuran
Indonesia-Belanda dengan mahkota negeri Belanda sebagai kepala uni.

5. Perundingan Renville (8 Desember 1947-17 Januari 1948)


Perwakilan Negara: Dipimpin oleh Amir Syarifuddin dan Anggota: Ali Sastroamidjojo,
Haji Agus Salim, Dr. J. Leimena, Dr. Coa Tik Len, Nasrun
Hasil:
● Pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan segera.
● Republik Indonesia merupakan negara bagian RIS.
● Belanda tetap menguasai seluruh Indonesia sebelum RIS terbentuk.
● Wilayah Republik Indonesia yang diakui Belanda hanya Yogyakarta, Jawa
Tengah, dan Sumatera.
● Wilayah kekuasaan Indonesia dengan Belanda dipisahkan oleh garis
demarkasi yang disebut Garis Van Mook.
● TNI harus ditarik mundur dari Jawa Barat dan Jawa Timur atau
wilayah-wilayah kekuasaan Belanda.
● Akan dibentuk UNI Indonesia-Belanda dengan kepalanya Raja Belanda.
○ Akan diadakan plebisit atau referendum (pemungutan suara) untuk
menentukan nasib wilayah dalam RIS.
○ Akan diadakan pemilihan umum untuk membentuk Dewan Konstituante RIS

6. Perundingan Roem-Royen (14 April 1949)


Perwakilan Negara: dipimpin oleh Merle Cochran, delegasi RI diwakili oleh Mr.
Muhammad Roem
Hasil:
● Pihak Indonesia bersedia mengeluarkan perintah kepada pengikut RI yang
bersenjata untuk menghentikan perang gerilya. RI juga akan Ikut serta dalam
Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag.
● Pihak Belanda menyetujui kembalinya RI ke Yogyakarta dan menjamin
penghentian gerakan-gerakan militer dan membebaskan semua tahanan
politik.

7. Konferensi Inter-Indonesia I (19-22 Juli 1949 di Hotel Tugu Yogyakarta)


Perwakilan Negara: dipimpin oleh Moh. Hatta
Hasil:
● RIS akan melaksanakan pemerintahan berdasarkan asas demokrasi dalam
bentuk negara federal.
● RIS akan dikepalai oleh seorang presiden konstitusional dan dibantu oleh
menteri-menteri.
● Presiden dan menteri akan bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan
Rakyat (legislatif).
● Pembentukan 2 badan legislatif yaitu Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan
Perwakilan Negara Bagian.
● Angkatan Perang RIS adalah angkatan perang nasional yang terdiri dari TNI,
KNIL, ML (Militaire Luchtvaart) dan VB (Veileigheids Batalyon).

Konferensi Inter-Indonesia II (31 Juli – 3 Agustus 1949 di Jakarta).


Perwakilan Negara: dipimpin oleh Sultan Hamid selaku ketua BFO.
Hasil
● Bendera RIS adalah Merah Putih
● Lagu kebangsaan RIS adalah Indonesia Raya
● Bahasa resmi RIS adalah Bahasa Indonesia
● Pembentukan panitia yang bertugas di Konferensi Meja Bundar

Anda mungkin juga menyukai