Anda di halaman 1dari 25

USAHA PERJUANGAN

MEMPERTAHANKAN
KEMERDEKAAN INDONESIA
MELALUI DIPLOMASI
1. Pertemuan Sjahrir-Van Mook

Pada pertemuan ini Indonesia diwakili


oleh PM. Sutan Syahrir sedang Belanda
oleh H.J. Van Mook dan Inggris sbg
perantara Jend. Sir Philip Christison.
Lanjutan...
• pada pertemuan ini Van Mook menyampaikan usulan seperti pidato Ratu
Belanda 7 Desember yg isinya :
• 1. Indonesia akan dijadikan negara persemakmuran berbentuk federasi yg
• memiliki pemerintahan sendiri dalam lingkungan kerajaan
Belanda.
• 2. Masalah dalam negeri diurus oleh Indonesia sendiri, urusan LN Belanda.
• 3. Sebelum dibentuk persemakmuran, akan dibentuk pemerintahan
peralihan selama 10 Th.
• 4. Indonesia akan dimasukkan sebagai anggota PBB.
• 27 Maret 1946 Sutan Syahrir memberikan jawaban atas usulan Van Mook :
• a. supaya pemerintah Belanda mengakui kedaulatan RI secara de facto atas
Jawa dan Sumatera.
• b. supaya RI dan Belanda bekerjasama dalam membentuk negara RIS
• c. RIS bersama-sama dg Belanda, Suriname, Curocao menjadi peserta
dalam ikatan kenegaraan Belanda.
2. Perundingan Soekarno Van Mook

• Pertemuan antara wakil-wakil Belanda


dengan para pemimpin Indonesia
diprakarsai oleh Pang lima AFNEI Letnan
Jenderal Sir Philip Christison pada tanggal
25 Oktober Dalam pertemuan tersebut
pihak Indonesia diwakili oleh Soekarno,
Mohammad Hatta, Ahmad Sobardjo, dan
H. Agus Salim, sedangkan pihak Belanda
diwakili Van Mook dan Van Der Plas.
Lanjutan...
• Pertemuan ini merupakan pertemuan
untuk menjajagi kesepakatan kedua belah
pihak yang berselisih. Presiden Soekamo
mengemukakan kesediaan Pemerintah
Republik Indonesia untuk berunding atas
dasar pengakuan hak rakyat Indonesia
untuk menentukan nasibnya sendiri
3. Perundingan Hooge Veluwe
• Delegasi Indonesia : A.G.
Pringgodigdo dan Dr. Sudarsono.
• Delegasi Belanda : H.J. Van
Mook.
• Delegasi Inggris : Sir Archibald
Clark.
Lanjutan...
• “ Indonesia menuntut pengakuan
Belanda atas seluruh bekas jajahan
Belanda, akan tetapi untuk sementara
Indonesia meminta Belanda untuk
mengakui secara de facto wilayah
Indonesia atas Jawa, Sumatera dan
Madura"
• Tuntutan itu ditolak oleh Belanda.
Pertemuan ini berakhir dengan
kegagalan.
Konferensi Malino
• Konferensi Malino adalah sebuah
konferensi yang berlangsung pada tanggal
15 Juli - 25 Juli 1946 di Kota Malino,
Sulawesi Selatan dengan tujuan
membahas rencana pembentukan negara-
negara bagian yang berbentuk federasi di
Indonesia serta rencana pembentukan
negara yang meliputi daerah-daerah di
Indonesia bagian Timur.
Lanjutan...
• Delegasi Indonesia: PM Sutan Syahrir
• Delegasi Belanda: Van Mook
• Penengah: Lord Killearn
• Hasil: Indonesia dibagi menjadi 4 wilayah
bagian, yaitu Sumatera, Jawa, Indonesia
Timur dan Kalimantan
5. Perundingan Linggarjati

Dilakukan pada tanggal 10 November


1946 di Linggarjati,Cirebon.
• Indonesia diwakili oleh PM Sutan Syahrir
• Belanda diwakili oleh Prof. Scermerhorn
• Inggris oleh Lord Killearn, seorang
diplomat
Hasil Perundingan Linggarjati.

1. Belanda mengakui secara de facto


Republik Indonesia meliputi Jawa,
Madura, dan Sumatra.
2. Republik Indonesia dan Belanda akan
bekerja sama membentuk Negara
Indonesia Serikat, dengan nama
Republik Indonesia Serikat, yang salah
satu negara bagiannya adalah Republik
Indonesia.
Lanjutan……..
3. Republik Indonesia Serikat dan Belanda
akan membentuk Uni Indonesia Belanda
dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
Agresi Militer Belanda I
(Tanggal 21 Juli 1947)

• Belanda melanggar ketentuan


perundingan tersebut dengan
melakukan agresi militer I tanggal
21 Juli 1947.
• Tujuan serangan ini bersifat
ekonomis.. untuk menguasai
sarana-sarana vital di Jawa dan
Madura
Reaksi dunia ?

• Amerika Serikat dan Inggris memberikan


reaksi yang negatif.
• 4 Agustus 1947, PBB mengeluarkan
perintah penghentian tembak-menembak
dan dibentuk Komisis Tiga Negara (KTN)
a. Belgia (dipilih oleh Belanda) dipimpin Paul van
Zeeland;
b. Australia (dipilih oleh Indonesia) dipimpin oleh
Richard Kirby;
c. Amerika Serikat dipimpin Dr. Frank Graham.
TUJUAN KTN

• Mengawasi secara langsung


penghentian tembak-menembak
• Mempertemukan Indonesia
dengan Belanda dalam
Perjanjian Renville. Selain itu
juga mengembalikan
6. PERUNDINGAN RENVILLE

Perjanjian Renville adalah perjanjian antara


Indonesia dan Belanda yang ditandatangani pada
tanggal 17 Februari 1947 di atas geladak kapal
perang Amerika Serikat sebagai tempat netral,
USS Renville, yang berlabuh di pelabuhan
Tanjung Priok, Jakarta. Perundingan dimulai pada
tanggal 8 Desember 1947 dan ditengahi oleh
Komisi Tiga Negara (KTN), Committee of Good
Offices for Indonesia, yang terdiri dari Amerika
Serikat (Dr. Frank Graham), Australia (Richard
Kirby), dan Belgia (Paul van Zeeland).
Lanjutan...
• Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir
Syarifuddin Harahap. Delegasi Kerajaan Belanda dipimpin
oleh Kolonel (KNIL) R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo
• Belanda bersikukuh dengan sikap mereka, yaitu
tidak bersedia mundur ke batas demarkasi sebelum agresi
militer, dan tetap mempertahankan batas demarkasi baru
yang dinamakan "Garis van Mook" sebagai hasil agresi militer
mereka. Garis van Mook itu untuk Belanda merupakan Dream
Line (garis impian) karena dengan demikian Belanda
memperoleh penambahan wilayah yang sangat besar, baik di
Sumatera mau pun di Jawa, terutama daerah-daerah yang
kaya akan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh
Belanda, seperti minyak dan hasil pertambangan lain.
HASIL PERJANJIAN RENVILLE
• Setelah melalui perdebatan dari tanggal 8 Desember 1947 sampai 17
Januari 1948 maka diperoleh persetujuan :
• Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia sampai
kedaulatannya diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat yang akan
dibentuk
• Republik Indonesia Serikat mempunyai kedudukan yang sejajar dengan
Belanda dalam Uni Indonesia Belanda
• Republik Indonesia bagian dari RIS
• Sebelum RIS dibentuk Belanda menyerahkan kekuasannya kepada
pemerintahan Federal
• Indonesia harus menarik pasukannya dari daerah kantong, daerah yang
direbut Belanda melalui agresinya
• (Setelah itu Belanda memecah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan cara mendirikan negara boneka yang tergabung dalam BFO/
Bijeenkomst voor Federal Overslag)
Perundingan Roem-Royen
• Persetujuan Roem-Royen diawali dengan perundingan RI-
Belanda pada tanggal 17 April 1949 atas inisiatif Komisi PBB
untuk Indonesia (UNCI). Perundingan diadakan di Hotel Des
Indes Jakarta dipimpin oleh Merle Cochran. Delegasi
Indonesia diketuai oleh Mr. Moh. Roem dan Mr. Ali
Sastroamidjojo sebagai wakil ketua. Anggota-anggotanya,
yaitu dr. Leimena, Ir. Djuanda, Prof. Dr. Mr. Supomo, Mr.
Latuharhary, dan disertai oleh lima orang penasihat. Adapun
Belanda dipimpin oleh Dr. J.H. van Royen dengan anggota-
anggota: Mr. N.S. Blom, Mr. A. Jacob, Dr. J.J. van der Velde,
dan empat orang penasihat. Delegasi RI dalam pidatonya
menuntut agar perundingan ini lebih dahulu menyetujui
pengembalian pemerintah RI ke Yogyakarta setelah itu baru
akan dibahas mengenai soal-soal lainnya.
HASIL PERUNDINGAN
ROEM-ROYEN
• Pemerintah Indonesia akan dikembalikan
ke Yogyakarta.
• Pembebasan seluruh tawanan para
pemimpin RI
• Indonesia dan Belanda akan secepatnya
mengadakan perundingan Konferensi Meja
Bundar (KMB), yang rencananya akan
dilaksanakan di Den Haag, Belanda.
Konferensi Inter-Indonesia
• Adalah konfrensi persiapan dari pihak RIS (BFO dgn RI)
dalam rangka menghadapi KMB.
• Dilaksanakan 2 kali, di Jogyakarta 19-22 Juli 1949, dengan
hasil sbb :
• Disetujui nama RIS
• RIS akan dipimpin seorang Presiden yang dibantu oleh
menteri-menteri
• RIS akan menerima kedaulatan baik dari RI mapun
Belanda
• Angkatan Perang disebut APRIS (TNI dan ex-KNIL)
• Pertahanan Negara dibawah RIS, negara bagian tidak
boleh memiliki angkatan perang sendiri
Lanjutan...
• KII ke 2 di Jakarta, 30 Juli 1949 dengan hasil
:
• Bendera RIS adalah Merah Putih
• Lagu kebangsaan RIS adalah Indonesia
Raya
• Bahasa Resmi RIS adalah bahasa Indonesia
• Presiden RIS dipilih oleh wakil-wakil dari BFO
dan RI
• Dibentuk Panitia Persiapan Nasional untuk
menghadapi KMB
Perundingan KMB
(Konferensi Meja Bundar)
• KMB diadakan di Deen Haag 23 Agustus sampai dengan 2
November 1949.
• KMB adalah konferensi antara Belanda-Indonesia- BFO, yang
menghasilkan keputusan sebagai berikut
• 1. Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat
(RIS) dan Belanda akan meyerahkan kedaulatan kepada RIS
selambat- lambatnya 1 Januari 1950.
• 2. RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni
Indonesia- Belanda dibawah ratu Belanda.
• 3. Irian Barat akan diserahakan setahun setelah
penerimaan kedaulatan oleh Belanda.
• Pengakuan kedaulatan dilakukan tanggal 27 Des 1949
sebagai hasil dari perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai