0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
25 tayangan25 halaman
Dokumen tersebut merangkum upaya diplomasi Indonesia mempertahankan kemerdekaan melalui serangkaian perundingan dengan Belanda antara tahun 1946-1949. Perundingan kunci termasuk Linggarjati, Renville, Roem-Royen, dan Konferensi Meja Bundar yang menghasilkan pengakuan kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949.
Dokumen tersebut merangkum upaya diplomasi Indonesia mempertahankan kemerdekaan melalui serangkaian perundingan dengan Belanda antara tahun 1946-1949. Perundingan kunci termasuk Linggarjati, Renville, Roem-Royen, dan Konferensi Meja Bundar yang menghasilkan pengakuan kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949.
Dokumen tersebut merangkum upaya diplomasi Indonesia mempertahankan kemerdekaan melalui serangkaian perundingan dengan Belanda antara tahun 1946-1949. Perundingan kunci termasuk Linggarjati, Renville, Roem-Royen, dan Konferensi Meja Bundar yang menghasilkan pengakuan kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949.
MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI DIPLOMASI 1. Pertemuan Sjahrir-Van Mook
Pada pertemuan ini Indonesia diwakili
oleh PM. Sutan Syahrir sedang Belanda oleh H.J. Van Mook dan Inggris sbg perantara Jend. Sir Philip Christison. Lanjutan... • pada pertemuan ini Van Mook menyampaikan usulan seperti pidato Ratu Belanda 7 Desember yg isinya : • 1. Indonesia akan dijadikan negara persemakmuran berbentuk federasi yg • memiliki pemerintahan sendiri dalam lingkungan kerajaan Belanda. • 2. Masalah dalam negeri diurus oleh Indonesia sendiri, urusan LN Belanda. • 3. Sebelum dibentuk persemakmuran, akan dibentuk pemerintahan peralihan selama 10 Th. • 4. Indonesia akan dimasukkan sebagai anggota PBB. • 27 Maret 1946 Sutan Syahrir memberikan jawaban atas usulan Van Mook : • a. supaya pemerintah Belanda mengakui kedaulatan RI secara de facto atas Jawa dan Sumatera. • b. supaya RI dan Belanda bekerjasama dalam membentuk negara RIS • c. RIS bersama-sama dg Belanda, Suriname, Curocao menjadi peserta dalam ikatan kenegaraan Belanda. 2. Perundingan Soekarno Van Mook
• Pertemuan antara wakil-wakil Belanda
dengan para pemimpin Indonesia diprakarsai oleh Pang lima AFNEI Letnan Jenderal Sir Philip Christison pada tanggal 25 Oktober Dalam pertemuan tersebut pihak Indonesia diwakili oleh Soekarno, Mohammad Hatta, Ahmad Sobardjo, dan H. Agus Salim, sedangkan pihak Belanda diwakili Van Mook dan Van Der Plas. Lanjutan... • Pertemuan ini merupakan pertemuan untuk menjajagi kesepakatan kedua belah pihak yang berselisih. Presiden Soekamo mengemukakan kesediaan Pemerintah Republik Indonesia untuk berunding atas dasar pengakuan hak rakyat Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri 3. Perundingan Hooge Veluwe • Delegasi Indonesia : A.G. Pringgodigdo dan Dr. Sudarsono. • Delegasi Belanda : H.J. Van Mook. • Delegasi Inggris : Sir Archibald Clark. Lanjutan... • “ Indonesia menuntut pengakuan Belanda atas seluruh bekas jajahan Belanda, akan tetapi untuk sementara Indonesia meminta Belanda untuk mengakui secara de facto wilayah Indonesia atas Jawa, Sumatera dan Madura" • Tuntutan itu ditolak oleh Belanda. Pertemuan ini berakhir dengan kegagalan. Konferensi Malino • Konferensi Malino adalah sebuah konferensi yang berlangsung pada tanggal 15 Juli - 25 Juli 1946 di Kota Malino, Sulawesi Selatan dengan tujuan membahas rencana pembentukan negara- negara bagian yang berbentuk federasi di Indonesia serta rencana pembentukan negara yang meliputi daerah-daerah di Indonesia bagian Timur. Lanjutan... • Delegasi Indonesia: PM Sutan Syahrir • Delegasi Belanda: Van Mook • Penengah: Lord Killearn • Hasil: Indonesia dibagi menjadi 4 wilayah bagian, yaitu Sumatera, Jawa, Indonesia Timur dan Kalimantan 5. Perundingan Linggarjati
Dilakukan pada tanggal 10 November
1946 di Linggarjati,Cirebon. • Indonesia diwakili oleh PM Sutan Syahrir • Belanda diwakili oleh Prof. Scermerhorn • Inggris oleh Lord Killearn, seorang diplomat Hasil Perundingan Linggarjati.
1. Belanda mengakui secara de facto
Republik Indonesia meliputi Jawa, Madura, dan Sumatra. 2. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia. Lanjutan…….. 3. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya. Agresi Militer Belanda I (Tanggal 21 Juli 1947)
• Belanda melanggar ketentuan
perundingan tersebut dengan melakukan agresi militer I tanggal 21 Juli 1947. • Tujuan serangan ini bersifat ekonomis.. untuk menguasai sarana-sarana vital di Jawa dan Madura Reaksi dunia ?
• Amerika Serikat dan Inggris memberikan
reaksi yang negatif. • 4 Agustus 1947, PBB mengeluarkan perintah penghentian tembak-menembak dan dibentuk Komisis Tiga Negara (KTN) a. Belgia (dipilih oleh Belanda) dipimpin Paul van Zeeland; b. Australia (dipilih oleh Indonesia) dipimpin oleh Richard Kirby; c. Amerika Serikat dipimpin Dr. Frank Graham. TUJUAN KTN
• Mengawasi secara langsung
penghentian tembak-menembak • Mempertemukan Indonesia dengan Belanda dalam Perjanjian Renville. Selain itu juga mengembalikan 6. PERUNDINGAN RENVILLE
Perjanjian Renville adalah perjanjian antara
Indonesia dan Belanda yang ditandatangani pada tanggal 17 Februari 1947 di atas geladak kapal perang Amerika Serikat sebagai tempat netral, USS Renville, yang berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Perundingan dimulai pada tanggal 8 Desember 1947 dan ditengahi oleh Komisi Tiga Negara (KTN), Committee of Good Offices for Indonesia, yang terdiri dari Amerika Serikat (Dr. Frank Graham), Australia (Richard Kirby), dan Belgia (Paul van Zeeland). Lanjutan... • Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin Harahap. Delegasi Kerajaan Belanda dipimpin oleh Kolonel (KNIL) R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo • Belanda bersikukuh dengan sikap mereka, yaitu tidak bersedia mundur ke batas demarkasi sebelum agresi militer, dan tetap mempertahankan batas demarkasi baru yang dinamakan "Garis van Mook" sebagai hasil agresi militer mereka. Garis van Mook itu untuk Belanda merupakan Dream Line (garis impian) karena dengan demikian Belanda memperoleh penambahan wilayah yang sangat besar, baik di Sumatera mau pun di Jawa, terutama daerah-daerah yang kaya akan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh Belanda, seperti minyak dan hasil pertambangan lain. HASIL PERJANJIAN RENVILLE • Setelah melalui perdebatan dari tanggal 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 maka diperoleh persetujuan : • Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia sampai kedaulatannya diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat yang akan dibentuk • Republik Indonesia Serikat mempunyai kedudukan yang sejajar dengan Belanda dalam Uni Indonesia Belanda • Republik Indonesia bagian dari RIS • Sebelum RIS dibentuk Belanda menyerahkan kekuasannya kepada pemerintahan Federal • Indonesia harus menarik pasukannya dari daerah kantong, daerah yang direbut Belanda melalui agresinya • (Setelah itu Belanda memecah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan cara mendirikan negara boneka yang tergabung dalam BFO/ Bijeenkomst voor Federal Overslag) Perundingan Roem-Royen • Persetujuan Roem-Royen diawali dengan perundingan RI- Belanda pada tanggal 17 April 1949 atas inisiatif Komisi PBB untuk Indonesia (UNCI). Perundingan diadakan di Hotel Des Indes Jakarta dipimpin oleh Merle Cochran. Delegasi Indonesia diketuai oleh Mr. Moh. Roem dan Mr. Ali Sastroamidjojo sebagai wakil ketua. Anggota-anggotanya, yaitu dr. Leimena, Ir. Djuanda, Prof. Dr. Mr. Supomo, Mr. Latuharhary, dan disertai oleh lima orang penasihat. Adapun Belanda dipimpin oleh Dr. J.H. van Royen dengan anggota- anggota: Mr. N.S. Blom, Mr. A. Jacob, Dr. J.J. van der Velde, dan empat orang penasihat. Delegasi RI dalam pidatonya menuntut agar perundingan ini lebih dahulu menyetujui pengembalian pemerintah RI ke Yogyakarta setelah itu baru akan dibahas mengenai soal-soal lainnya. HASIL PERUNDINGAN ROEM-ROYEN • Pemerintah Indonesia akan dikembalikan ke Yogyakarta. • Pembebasan seluruh tawanan para pemimpin RI • Indonesia dan Belanda akan secepatnya mengadakan perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB), yang rencananya akan dilaksanakan di Den Haag, Belanda. Konferensi Inter-Indonesia • Adalah konfrensi persiapan dari pihak RIS (BFO dgn RI) dalam rangka menghadapi KMB. • Dilaksanakan 2 kali, di Jogyakarta 19-22 Juli 1949, dengan hasil sbb : • Disetujui nama RIS • RIS akan dipimpin seorang Presiden yang dibantu oleh menteri-menteri • RIS akan menerima kedaulatan baik dari RI mapun Belanda • Angkatan Perang disebut APRIS (TNI dan ex-KNIL) • Pertahanan Negara dibawah RIS, negara bagian tidak boleh memiliki angkatan perang sendiri Lanjutan... • KII ke 2 di Jakarta, 30 Juli 1949 dengan hasil : • Bendera RIS adalah Merah Putih • Lagu kebangsaan RIS adalah Indonesia Raya • Bahasa Resmi RIS adalah bahasa Indonesia • Presiden RIS dipilih oleh wakil-wakil dari BFO dan RI • Dibentuk Panitia Persiapan Nasional untuk menghadapi KMB Perundingan KMB (Konferensi Meja Bundar) • KMB diadakan di Deen Haag 23 Agustus sampai dengan 2 November 1949. • KMB adalah konferensi antara Belanda-Indonesia- BFO, yang menghasilkan keputusan sebagai berikut • 1. Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda akan meyerahkan kedaulatan kepada RIS selambat- lambatnya 1 Januari 1950. • 2. RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia- Belanda dibawah ratu Belanda. • 3. Irian Barat akan diserahakan setahun setelah penerimaan kedaulatan oleh Belanda. • Pengakuan kedaulatan dilakukan tanggal 27 Des 1949 sebagai hasil dari perjuangan mempertahankan kemerdekaan. TERIMA KASIH