Anda di halaman 1dari 3

a.

Perundingan Hooge Veluwe dipimpin oleh Muhammad Roem dan delegasi Belanda
oleh Herman von Roijen.
Perundingan yang dilakukan pada tanggal 14 April 1946 - Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya,
25 April 1946 untuk membahas kedaulatan Indonesia Belanda masih belum bisa mengakui kedaulatan
yang diadakan di Hooge-Valuwe, Belanda. Wakil Indonesia. Bahkan, Belanda masih kekeh untuk
Indonesia adalah Mr.Suwandi dan 2 orang lain. Wakil menguasai Indonesia kembali dengan memboncengi
Belanda adalah Dr. Van Mook dan 7 orang lain. Pihak tentara Sekutu.
netral adalah Sir Archibald Clark Keer beserta stafnya.
Hasil perundingan tak ada, karena Belanda dan Indonesia Kedatangan Belanda dan tentara sekutu ke Tanah Air
tak menemukan kata sepakat. tidak disambut baik oleh masyarakat karena tujuan
mereka datang adalah menaklukkan kembali tanah
Perundingan Hooge-Veluwe (14-25 April 1946) jajahannya. Benar saja, pertempuran antara para pejuang
Indonesia masih tetap melakukan perjuangan diplomasi dengan tentara Sekutu tak terelakkan. Banyak bentrokan 
untuk mempertahankan kemerdekaan, guys. Untuk itu, terjadi, sebut saja Pertempuran Ambarawa, Pertempuran
delegasi Indonesia yang dipimpin Mr. Suwandi berangkat Surabaya, Bandung Lautan Api, dan masih banyak lagi.
ke kota Hooge-Veluwe, Belanda dari tanggal 14 sampai Karena tidak ingin terjadi banyak pertumpahan darah,
25 April 1946 untuk melakukan perundingan. Di sana, pihak Indonesia dan pihak Belanda melakukan sejumlah
rombongan delegasi Indonesia disambut oleh delegasi perjanjian-perjanjian untuk mencapai kesepakatan.
Belanda yang dipimpin oleh Hubertus Julius van Mook. Indonesia sendiri pun terus berusaha untuk mendapatkan
Yep, orang yang dulu mewakili Belanda pada kedaulatan NKRI dari mata dunia melalui diplomasi-
Perundingan Philip Christison. diplomasi. Berikut ini merupakan beberapa diplomasi
Pada perundingan kali ini, delegasi Indonesia berharap penting yang dilakukan oleh Indonesia dalam rangka
mendapatkan pengakuan kedaulatan Republik Indonesia meraih kedaulatan negara:
secara de facto dari Belanda. Yaitu pengakuan terhadap
Pulau Jawa dan Sumatera sebagai bagian dari Indonesia.  Perundingan Linggajati
Tapi, Belanda cuma mau mengakui kedaulatan Indonesia Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan,
atas Pulau Jawa dan Madura. Indonesia nggak mau, Belanda masih belum mengakui kedaulatan NKRI
dong. Makanya Indonesia mendesak diadakannya secara de facto. Oleh karena itu, diadakan sebuah
perundingan lagi. perundingan antara Indonesia dan Belanda untuk
membahas hal tersebut. Perundingan tersebut adalah
Perjanjian Linggajati yang dilakukan di Kuningan, Jawa
b. Perundingan Malino Barat pada 10-15 November 1946 dan disahkan pada 25
Dilakukan tanggal 15 Juli - 25 Juli di Malino, Sulawesi Maret 1947. Indonesia diwakili oleh Sutan Sjahrir dan
Selatan. Perundingan ini sebenarnya dilakukan oleh Belanda diwakili oleh Prof. Schermerhorn. 
Belanda untuk memecah belah Indonesia dengan Perundingan di Linggajati ini mencapai beberapa
membentuk negara-negara federasi di wilayah Indonesia persetujuan, antara lain Belanda mengakui RI secara de
Timur. facto yang terdiri atas Jawa, Madura, dan Sumatra. Selain
itu akan dibentuk negara federal yang dinamakan
c. Perundingan Helsinski Republik Indonesia Serikat (di mana RI menjadi salah satu
Untuk membahas dan menyelesaikan masalah negara bagiannya). Terakhir akan dibentuk Uni Indonesia
Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Belanda dengan Ratu Belanda sebagai kepala uni. 
Merdeka (GAM). Dilakukan di Helsinski, Finlandia pada
lima putaran yakni putaran pertama (27 Januari 2005 - 15 Perjanjian Linggarjati (15 November 1946)
Agustus 2005), putaran kedua (21 Februari 2005 - 23 Pada dua perundingan sebelumnya, Indonesia dan
Februari 2005, putaran ketiga (12 April 2005 - 14 April Belanda tidak menghasilkan kesepakatan yang mengikat.
2005, putaran keempat (26 Mei 2005 - 31 Mei 2005), Nah, kali ini Indonesia dan Belanda memastikan untuk
putaran kelima (12 Juli 2005 - 17 Juli 2005) dan membuat perjanjian yang mengikat dengan mengirimkan
penandatanganan pada 15 Agustus 2005. perdana menterinya sebagai pemimpin delegasi pada
tanggal 15 November 1946.
d. Perundingan Linggarjati Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Sutan
Untuk membahas dan menyelesaikan masalah Indonesia Sjahrir dan delegasi Belanda dipimpin oleh Perdana
Merdeka dilaksanakan di Linggarjati, Kuningan, Jawa Menteri Willem Schermerhorn. Bahkan, mantan duta
Barat. Dirancang pada tanggal 15 November 1946 dan besar Inggris untuk Mesir, Lord Killearn ikut hadir sebagai
ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947. Dihadiri tiga penengah untuk memastikan perjanjian berjalan lancar. 
pihak yakni Indonesia, Belanda dan Inggris sebagai pihak Perjanjian ini menghasilkan beberapa kesepakatan:
netral.  Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia
atas pulau Jawa, Sumatera dan Madura.
e. Perundingan Roem-Roijen  Republik Indonesia menjadi bagian dari Republik
Untuk membahas dan menyelesaikan masalah Indonesia Indonesia Serikat bersama Negara Borneo dan
merdeka dilaksanakan di pada tanggal 14 April 1949 - 7 Negara Indonesia Timur.
Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Delegasi Indonesia  Uni Indonesia-Belanda akan didirikan pada tanggal
1 Januari 1949.
Beberapa bulan setelah perjanjian ini disepakati, Belanda  Belanda mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta, dan
malah melanggar kesepakatan dan melancarkan agresi Pulau Sumatera sebagai bagian dari wilayah
militer pertama. Akibat pelanggaran ini, PBB (Perserikatan Republik Indonesia
Bangsa-Bangsa) sampai turun tangan. Dewan Keamanan  Garis demarkasi disetujui sebagai pemisah wilayah
PBB mengeluarkan resolusi yang mendesak Belanda dan Indonesia dan wilayah pendudukan Belanda.
Indonesia untuk melakukan gencatan senjata dan  TNI harus ditarik mundur dari wilayah pendudukan
menyelesaikan konflik melalui perundingan. Belanda di Jawa Barat dan Jawa Timur.
Masalahnya, Belanda lagi-lagi melanggar perjanjian dan
 Perundingan Renville melancarkan agresi militer kedua. Bahkan, ibukota
Usai peristiwa di Linggajati, Belanda melanggar perjanjian Republik Indonesia saat itu, Yogyakarta diduduki Belanda
tersebut dengan melakukan Agresi Militer Belanda I dan pimpinan negara Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta
secara serentak pada 21 Juli 1947 terhadap kota-kota dijadikan sandera.
besar wilayah RI di Jawa dan Sumatera. Tindakan ini Lagi-lagi PBB mendesak Indonesia dan Belanda untuk
mendapatkan kecaman keras dari dunia internasional. menyelesaikan konflik tanpa kontak senjata.
Oleh karena itu, PBB membentuk Komisi Tiga Negara
(KTN) yang beranggotakan Australia sebagai perwakilan  Perundingan Roem-Royen
Indonesia (Richard C. Kirby), Belgia sebagai perwakilan Belanda kembali melanggar Perjanjian Renville dengan
Belanda (Paul Van Zeeland), dan Amerika Serikat sebagai melancarkan Agresi Militer Belanda II. Hal ini
penengah (Prof. Dr. Frank Graham) untuk menyelesaikan menyebabkan Indonesia terpaksa mendirikan
permasalahan ini. Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di Bukittinggi,
Maka dari itu, dilakukanlah sebuah perundingan di atas Sumatra Barat di bawah komando Syafruddin
kapal milik Amerika Serikat yang bernama USS Renville Prawiranegara.
pada 17 Januari 1948. Kala itu, kapal USS Renville Setelah mendapatkan kecaman dari dunia internasional,
sedang bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok.Delegasi barulah Belanda mau mengadakan perundingan kembali
Indonesia diketuai Perdana Menteri Amir Syarifudin dan dengan Indonesia. Perundingan Dalam perundingan ini
Belanda menempatkan seorang Indonesia bernama R. dinamakan dengan Perundingan Roem-Royen, digelar di
Abdulkadir Wijoyoatmojo sebagai ketuanya. Hasil yang Jakarta pada 7 Mei 1949. Mr. Moh. Roem sebagai ketua
dituai dari perjanjian ini adalah Belanda tetap berdaulat delegasi mewakili Indonesia dan Dr. J.H Van Royen
sampai terbentuknya RIS, RI sejajar kedudukannya sebagai ketua delegasi Belanda. Sedangkan, sebagai
dengan Belanda, RI menjadi bagian dari RIS dan akan mediator perundingan adalah Merle Cochran dari UNCI.
diadakan pemilu untuk membentuk Konstituante RIS, Hasil dari perundingan ini adalah menghentikan perang
serta tentara Indonesia di daerah Belanda (daerah gerilya dan Indonesia-Belanda bekerja sama dalam
kantong) harus dipindahkan ke wilayah RI. memelihara ketertiban dan keamanan. Kembalinya
pemerintah RI ke Yogyakarta dan bersedia turut serta
Perjanjian Renville (17 Januari 1948) dalam Konferensi Meja Bundar yang akan dilaksanakan
USS Renville (APA-227), tempat berlangsungnya dalam waktu dekat.
perundingan pertama antara Indonesia dan Belanda yang
dimediasi oleh PBB (Arsip: wikipedia.org) Perjanjian Roem-Royen (7 Mei 1949)
Salah satu isi resolusi Dewan Keamanan PBB adalah Perjanjian Roem-Royen dilakukan untuk menangani
membentuk sebuah komite yang menjadi penengah beberapa masalah yang berhubungan dengan
konflik antara Indonesia dan Belanda. Komite ini disebut kemerdekaan Indonesia sebelum Konferensi Meja Bundar
sebagai Committee of Good Offices for Indonesia (Komite dilaksanakan di Den Haag.
Jasa Baik Untuk Indonesia). Komite ini lebih dikenal Pada perjanjian yang dilakukan tanggal 7 Mei 1949 ini,
sebagai Komisi Tiga Negara (KTN) karena beranggotakan delegasi Indonesia dipimpin oleh Mohammad Roem,
tiga negara, Australia yang mewakili Indonesia, Belgia sementara delegasi Belanda dipimpin oleh Herman van
mewakili Belanda, dan Amerika Serikat yang ditunjuk PBB Royen.
sebagai pihak penengah. Ketiga pihak ini menginisiasi Perjanjian ini berlangsung alot, guys. Mohammad Hatta
perjanjian antara Indonesia dan Belanda pada sebuah yang saat itu lagi diasingkan di Bangka sampai dimohon
kapal bernama Renville tanggal 17 Januari 1948. kehadirannya dalam perjanjian ini. Sri Sultan
Perjanjian ini dihadiri oleh: Hamengkubuwono IX juga diminta hadir. Pada pertemuan
 Delegasi Indonesia yang diketuai Amir Syarifudin itu, Sri Sultan saat itu adalah raja Yogyakarta yang
dengan anggota Ali Sastroamijoyo, H. Agus Salim,  berkuasa menegaskan posisi Yogyakarta sebagai bagian
Dr. J. Leimena, Dr. Coatik Len, dan Nasrun. dari Republik Indonesia. “Jogjakarta is de Republiek
 Delegasi Belanda diketuai R. Abdul Kadir Indonesie (Yogyakarta adalah Republik Indonesia),” kata
Wijoyoatmojo dengan anggota Mr. H..A.L. Van Sri Sultan saat itu.
Vredenburg, Dr. P. J. Koets, dan Mr. Dr. Chr. Pada perjanjian ini, Belanda sepakat untuk:
Soumokil.  Mengembalikan pemerintahan Indonesia ke
 Delegasi PBB melalui KTN yang diketuai Frank Yogyakarta.
Graham dari Amerika Serikat, Paul van Zeeland  Menghentikan gerakan-gerakan militer dan
dari Belgia, dan Richard Kirby dan Australia. membebaskan semua tahanan politik.
Perjanjian ini menghasilkan beberapa kesepakatan:  Tidak akan mendirikan atau mengakui negara-
negara yang ada di daerah yang dikuasai oleh
Republik Indonesia sebelum 19 Desember 1949, Konferensi Meja Bundar, 23 Agustus-2 November 1949,
serta tidak akan meluaskan negara atau daerah (Arsip: wikipedia.org)
dengan merugikan Republik Indonesia. Konferensi Meja Bundar (KMB) diadakan pada tanggal 23
 Menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai Agustus sampai 2 November 1949 sebagai perundingan
bagian dari Negara Indonesia Serikat. pengakuan kemerdekaan Indonesia.
 Berusaha dengan sesungguh-sungguhnya supaya Selain dihadiri oleh pihak Indonesia dan Belanda, KMB
Konferensi Meja Bundar segera diadakan setelah juga dihadiri oleh Bijeenkomst voor Federaal Overleg
pemerintah Republik kembali ke Yogyakarta. (BFO/Majelis Permusyawaratan Federal). BFO adalah
Sementara, Indonesia sepakat untuk: komite bentukan Belanda untuk mengelola Republik
 Mengeluarkan perintah kepada “pengikut Republik Indonesia Serikat.
yang bersenjata” untuk menghentikan perang Antara pihak BFO dan Indonesia sendiri terjadi kooperasi
gerilya. yang menghasilkan kesepakatan pada Konferensi Inter-
 Bekerjasama mengembalikan perdamaian dan Indonesia.
menjaga ketertiban serta keamanan. Sementara, pada KMB ini Belanda akhirnya mengakui
 Ikut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den kedaulatan Indonesia guys. Hasil pengakuan itu
Haag untuk mempercepat penyerahan kedaulatan  dituangkan dalam Piagam Penyerahan Kedaulatan yang
kepada Negara Indonesia Serikat tanpa bersyarat ditandatangani oleh J.H. van Maarseveen, Sultan Hamid II
Setelah poin-poin di atas disepakati, baru deh, delegasi dan Mohammad Hatta. Piagam tersebut berisi:
Indonesia berangkat ke Den Haag untuk mengikuti  Belanda menyerahkan kedaulatan Indonesia
Konferensi Meja Bundar. secara penuh kepada Republik Indonesia Serikat
tanpa syarat dan tidak dapat dicabut. Oleh karena
 Konferensi Inter-Indonesia itu, Belanda mengakui Republik Indonesia Serikat
Sebelum pelaksanaan Konferensi Meja Bundar diadakan sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
Konferensi Inter-Indonesia yaitu Republik Indonesia  Republik Indonesia Serikat menerima kedaulatan
dengan BFO (Bijeenkomst voor Federal Overleg) atau tersebut atas dasar ketentuan-ketentuan pada
Badan Permusyawaratan Federal. Mula-mula konstitusi yang telah disampaikan kepada Belanda.
diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 19 – 22 Juli  Kedaulatan akan diserahkan selambat-lambatnya
1949, kemudian dilanjutkan di Jakarta pada tanggal 30 pada tanggal 30 Desember 1949.
Juli 1949. Keputusan penting antara lain negara yang
akan dibentuk nanti dinamakan RIS, APRIS (Angkatan Perundingan Philip Christison (10 Februari-12 Maret 1946)
Perang Republik Indonesia Serikat) adalah angkatan Philip Christison, penggagas perundingan pertama antara
perang nasional, dan TNI menjadi inti APRIS. Indonesia dan Belanda
Setelah Indonesia merdeka, Belanda nggak langsung
 Konferensi Meja Bundar mengakui kedaulatan negara kita guys. Soalnya, Belanda
Konferensi Meja Bundar dilaksanakan di Den Haag, masih menganggap Indonesia sebagai bagian dari
Belanda. Delegasi Belanda dipimpin oleh van jajahannya.
Maarseveen. Delegasi Indonesia dipimpin Drs. Moh. Para pejuang kita tentunya nggak mau dong,
Hatta, untuk delegasi BFO (forum permusyawaratan kemerdekaan yang baru diproklamirkan direbut lagi oleh
federal yang terdiri atas Negara-negara boneka buatan Belanda. Oleh karena itu, Belanda mengajak Indonesia
Belanda) dipimpin oleh Sultan Hamid II. Sidang berunding.
berlangsung pada tanggal 23 Agustus sd 2 November Orang yang menggagas perundingan ini adalah panglima
1949. KMB menghasilkan beberapa keputusan penting, perang AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies)
yaitu Belanda mengakui kedaulatan Indonesia paling bernama Philip Christison. Makanya, perundingan ini
lambat 30 Desember 1949. Selain itu, Indonesia dinamai sesuai namanya.
berbentuk negara serikat dan merupakan sebuah uni Perundingan yang berlangsung pada 10 Februari 1946
dengan Belanda. Uni Indonesia-Belanda dipimpin oleh hingga 12 Maret 1946 ini dihadiri oleh Hubertus Julius van
Ratu Belanda. Namun, permasalahan Irian Barat masih Mook sebagai wakil Belanda dan Sutan Sjahrir sebagai
merupakan daerah perselisihan dan akan diselesaikan wakil Indonesia.
dalam waktu satu tahun. Perundingan ini dilakukan sebagai bentuk diskusi antara
Meskipun tidak memuaskan banyak pihak, tetapi itulah Indonesia dan Belanda untuk mencapai kesepakatan
hasil optimal yang dapat diperoleh. Akhirnya, pada tanggal mengenai kedaulatan Indonesia. Salah satu poin
27 Desember 1949 dilakukan penyerahan kedaulatan dari diskusinya adalah bentuk negara dan usulan daftar
Belanda kepada RIS. Bangsa Indonesia melalui wilayah yang akan menjadi bagian dari negara Indonesia.
perjuangan bersenjata dan diplomasi memaksa Belanda Tapi, perundingan ini nggak mencapai titik temu dan
untuk mengakui kedaulatan negara Republik Indonesia menghasilkan kesepakatan antara kedua belah pihak.
dan mendesak keluar dari wilayah RI yang ditandai Akhirnya, Indonesia dan Belanda melakukan perundingan
dengan upacara pengakuan kedaulatan Indonesia baru.
sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan KMB antara
Indonesia-Belanda.

Konferensi Meja Bundar (23 Agustus-2 November 1949)

Anda mungkin juga menyukai