Anda di halaman 1dari 6

Nama : Alma Siwi Anggita

XI.IIS.1

Tugas Sejarah Indonesia

Soal :
1. Carilah Perjanjian Setelah 1945 (Sebab, Tanggal, Tokoh, dan Hasil
perjanjian) ?

Perjanjian Linggarjati
Perjanjian atau perundingan linggarjati adalah suatu perundingan antara Indonesia
dan Belanda di Linggarjati, Jawa Barat dengan menghasilkan suatu persetujuan
tentang status kemerdekaan Indonesia. Hasil perundingan yang terjadi di Istana
Merdeka yakni di jakarta tanggal 15 November 1946 yang ditandatangi oleh kedua
pihak yaitu Indonesia dan Belanda pada tanggal 25 Maret 1947.

 Sebab terjadinya Perjanjian Linggarjati yaitu :


Masuknya AFNEI yang diboncengi NICA ke negara Indonesia karena disaat itu
Jepang menetapkan status quo  di Indonesia yang menyebabkan terjadinya konflik
antara Indonesia dan Belanda, contohnya peristiwa 10 November, tidak hanya itu
pemerintah Inggris bertanggung jawab menyelesaikan konflik politik dan militer di
Asia. Oleh karena itu, SirArchibald Clark Kerr, sebagai diplomat Inggris
mengundang Indonesia dan juga Belanda dalam merundingkan di Hooge Veluwe,
tetapi perundingan tersebut gagal karena disaat itu Indonesia meminta Belanda untuk
mengakui kedaulatannya atas Jawa, Sumatera dan Pulau Madura, tetapi Belanda
hanya ingin mengakui Indonesia atas Jawa dan Madura saja. 
Akhir agustus 1946, pemerintah Inggris mengirimkan Lord Killearn ke Indonesia
dalam menyelesaikan perundingan antara Indonesia dengan Belanda. Pada 7 Oktober
1946 yang bertempat di Konsulat Jenderal Inggris di Jakarta dibuka perundingan
Indonesia Belanda yang dipimpin oleh Lord Killearn yang dalam perundingan
tersebut menghasilkan persetujuan untuk gencatan senjata di tanggal 14 oktober dan
mengambil jalan untuk semua masalah tersebut melalui perundingan Linggarjati yang
dilaksanakan pada tanggal 11 November 1946. 

 Tokoh dalam Perjanjian Linggarjati


Dalam perundingan linggarjati/perjanjian linggarjati dari wakil Indonesia adalah
sebagai berikut.
Ketua: Sutan Syahrir
Anggota: 
 Mr.Moh. Roem
 Mr.Susanto Tirtoprojo
 A.K. Gani
Sedangkan di pihak belanda adalah komisi Tim Jenderal yang terdiri dari.
Ketua: Wim Schermerhorn 
Anggota: 
o H.J.Van Mook
o Max Van Poll
o F.de Baer

 Hasil dari Perjanjian Linggarjati


1) Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan
yang meliputi Sumatra, Jawa danMadura. Belanda harus meninggalkan wilayah de
facto paling lambat 1 Januari 1949.
2) Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Negara
Indonesia Serikat dengan namaRepublik Indonesia Serikat yang salah satu
bagiannya adalah Republik Indonesia.
3) Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia - Belanda
dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya. Dengan adanya perjanjian linggarjati ini,
secara politis republik indonesia diuntungkan karena ada pengakuan secara de facto.
Perjanjian ini kemudian secara resmi ditandatangani pada tgl 25 maret 1947 di
istana bijwijk (istana negara) jakarta.

Perjanjian Renville
Perjanjian Renville diadakan pada tanggal 8 Desember 1947. Perjanjian Renville
diadakan diatas kapal USS Renville di Teluk Jakarta.
 Sebab terjadinya Perjanjian Renville
Perjanjian Linggajati ternyata merugikan perjuangan bangsa Indonesia, oleh karena
itu kedua belah pihak tidak mampu menjalankan isi perjanjian itu. Pertempuran terus
menerus terjadi antara Indonesia dengan Belanda. Dalam upaya mengawasi
pemberhentian tembak-menembak antara pasukan Belanda dengan TNI, Dewan
Keamanan PBB membentuk suatu komisi jasa baik yang dikenal dengan Komisi Tiga
Negara (KTN). Untuk melaksanakan tugas dari Dewan Keamanan PBB, KTN
mengadakan perundingan untuk kedua belah pihak. Tempat perundingan diupayakan
di wilayah netral. Amerika Serikat mengusulkan agar perundingan dilaksanakan di
atas kapal pengangkut pasukan angkatan laut Amerika Serikat “USS Renville”.
Kapal yang berlabuh di Teluk Jakarta ini menjadi tempat perundingan yang dimulai
tanggal 8 Desember 1947. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Amir Sjarifuddin,
sedangkan pihak Belanda diwakili oleh R. Abdulkadir Widjojoatmodjo.
 Tokoh/delegasi pada perundingan Renville
Indonesia :
Ketua            : Perdana menteri Amir Syarifuddin
Wakil ketua : Ali Sastroamidjojo
Anggota       : Sutan Sjahrir, M.r.Nasroen, Ir.Djuanda, Dr.Tjoa Siek Ren

Belanda :
Ketua            : Abdulkadir Witjoyo Atmodjo
Wakil ketua   : H.K.L.F.Van Vredenburgh

 Hasil dari Perjanjian Renville :


1.  Belanda tetap berdaulat sampai terbentuknya Republik Indonesia.
2. Republik Indonesia memiliki kedaulatan yang sejajar dengan Belanda dalam Uni
Indonesia-Belanda.
3. Republik Indonesia merupakan Negara bagian dari RIS.
4. Tentara Indonesia di wilayah Belanda harus dipindahkan ke wilayah Republik
Indonesia.

Perjanjian Roem Royen


Perjanjian Roem Royen merupakan perjanjian yang mengakhiri sengketa
penyelesaian konflik antara Indonesia dan Belanda. Perjanjian tersebut pertama
kali dimulai pada tanggal 14 April 1949 - 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta.
Dikatakan perjanjian Roem Royem karena mengambil nama dari kedua pemimpin
delegasi perjanjian yaitu dari Mohammad Roem dan Herman Van Roijen. 
Perundingan Roem Roijen diawasi oleh Komisi PBB untuk indonesia atau UNCL.
Maksud perjanjian roem royen adalah menyelesaikan beberapa masalah dalam
kemerdekaan Indonesia sebelum KMB (Komisi Meja Bundar) di Den Haag di tahun
yang sama.
 Sebab diadakannya Perjanjian Roem Royen
diadakannya perjanjian roem royen yaitu diawali dari serangan tentara Belanda ke
Yogyakarta dan penahanan kembali para pemimpin RI yang mendekatkan kecaman
dari dunia Internasional. Sementara itu, Belanda dalam Agresi Militer II melancarkan
propaganda bahwa TNI telah hancur. Dalam Agresi Militer II yang dilakukan Belanda
mendapat kecaman dari dunia Internasional terutama Amerika Serikat yang membuat
Konferensi Meja Bundar (KMB) terlaksana di Den Haag. 
Perjanjian Roem Royen diadakan 14 April - 7 mei 1948 dimana delegasi Indonesia
dari Moh. Roem dengan anggota Ali Sastro Amijoyo, Dr. Leimena, Ir. Juanda, Prof.
Supomo, dan Latuharhary. Sedangkan dari belanda adalah Dr.J.H. Van Roijen yang
beranggotakan Blom, Jacob, dr.Van, dr. Gede, Dr.P.J.Koets, Van Hoogstratendan, dan
Dr. Gieben.
Dalam Perundingan tersebut berjalan alot, Namun perundingan tersebut diperkuat dari
hadirnya Drs. Moh. Hatta dari pengasingan bangka dan Sri Sultan Hamengkubuwono
IX dari Yogyakarta. dimana Sri Sultan Hamengkubuwono IX mempertegas
bahwa "Jogjakarta is de Republiek Indonesie"
(Yogyakarta adalah Republik Indonesia).

 Tokoh dalam Perjanjian Roem Royen


Indonesia :
Ketua : Moh. Roem
Anggota : Ali Sastro Amijoyo, Dr. Leimena, Ir. Juanda, Prof. Supomo,Latuharhary

Belanda :
Ketua : Dr.J.H. Van Roijen
Anggota : Blom, Jacob, dr.Van, dr. Gede, Dr.P.J.Koets, Van Hoogstratendan,
Dr.Gieben.

 Hasil Kesepakatan Perjanjian Roem Royen/Isi Perjanjian Roem Royen


Hasil pertemuan di Hotel Des Indes di jakarta, menghasilkan kesepakatan antara
indonesia dan belanda yang  berisi :
1. Angkatan bersenjata Indonesia akan menghentikan semua aktivitas gerilya.
2. Pemerintah Republik Indonesia akan menghadiri KMB (Konfrensi Meja Bundar).
3. Pemerintah RI dikembalikan ke Yogyakarta.
4. Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan seluruh operasi militer dan
membebaskan semua tawanan perang. 
5. Kedaulatan RI akan diserahkan secara utuh tanpa syarat sesuai perjanjian Renville
1948.
6. Belanda dan Indonesia akan mendirikan sebuah persekutuan (RIS) dengan dasar
sukarela dan persamaan Hak.
7. Hindia Belanda akan menyerahkan semua hak, kekuasaan, dan kewajiban kepada
Indonesia.

Konferensi Meja Bundar (KMB)


Konferensi Meja Bundar dilaksanakan di Den Haag, Belanda pada tanggal 23
Agustus sampai 2 November 1949. Konferensi Meja Bundar dilaksanakan sebagai
kelanjutan dari konflik Indonesia-Belanda setelah Kemerdekaan Indonesia.

 Sebab diadakannya Konferensi Meja Bundar (KMB)


Upaya untuk mengekang kemerdekaan Indonesia dengan cara kekerasan berakhir
dengan kegagalan. Belanda di bawah kritik keras dari masyarakat internasional.
Belanda dan Indonesia dan kemudian mengadakan beberapa pertemuan untuk
menyelesaikan masalah ini, melalui negosiasi dan kesepakatan Linggarjati Renville.
Pada tanggal 28 Januari 1949, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi
mengutuk serangan militer Belanda melawan tentara Republik Indonesia dan
menuntut pemulihan pemerintah Republik. Juga menyerukan kelanjutan perundingan
untuk menemukan penyelesaian damai antara kedua belah pihak.

Setelah Roem Royen pada 6 Juli, yang efektif ditentukan oleh resolusi Dewan
Keamanan, Mohammad Roem mengatakan bahwa Republik Indonesia, yang para
pemimpinnya masih diasingkan di Pasifik, bersedia untuk berpartisipasi dalam
konferensi meja bundar untuk mempercepat transfer kedaulatan.

Pemerintah Indonesia, yang telah diasingkan selama enam bulan, kembali ke ibukota
sementara di Yogyakarta pada tanggal 6 Juli 1949. Dalam rangka untuk memastikan
kesetaraan perunndingan posisi antara delegasi Republik dan federal, pada paruh
kedua Juli 1949 dan dari 31 Juli – 2 Agustus, Konferensi Inter-Indonesia yang
diselenggarakan di Yogyakarta antara semua otoritas bagian dari Republik Indonesia
Serikat yang akan dibentuk. Para peserta sepakat pada prinsip-prinsip dan kerangka
kerja untuk konstitusi. Setelah diskusi awal yang disponsori oleh Komisi PBB untuk
Indonesia di Jakarta, ditetapkan bahwa Konferensi Meja Bundar akan diadakan di
Den Haag.

 Tokoh Konferensi Meja Bundar


Konferensi Meja Bundar diikuti oleh perwakilan dari Indonesia, Belanda, dan
perwakilan badan yang mengurusi sengketa antara Indonesia-Belanda.
Berikut ini paradelegasi yang hadir dalam KMB:
a. Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr. Soepomo.
b. BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.
c. Belanda diwakili Mr. van Maarseveen.
d. UNCI diwakili oleh Chritchley.

 Setelah melakukan perundingan cukup lama, maka diperoleh hasil dari konferensi
tersebut. Berikut merupakan hasil KMB:
a. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
b. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
c. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah
pengakuan kedaulatan RIS.
d. Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia Belanda
yang dikepalai Raja Belanda.
e. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa
korvet akan diserahkan kepada RIS.
f. Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang
TentaraKerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa
paraanggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan TNI.
2. Apa yang anda ketahui tentang RIS lalu kenapa kita kembali lagi ke NKRI ?
Jawaban :
Menurut saya, Republik Indonesia Serikat (RIS) itu berdiri pada tanggal 14 Desember
1949. Saat itu utusan-utusan dari Republik Indonesia, negara-negara bagian, KNIP, dan
DPR berkumpul di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta untuk mengadakan
”permusyawaratan federal”.
Selain sepakat mendirikan RIS juga menyetujui naskah Undang-Undang Dasar Sementara
sebagai konstitusi. Sesuai dengan isi konstitusi baru itu, negara berbentuk federasi dan
meliputi seluruh daerah Indonesia. Yang tergabung dalam federasi ini antara lain Negara
Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan (termasuk Distrik Federal
Jakarta), Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara Sumatra Timur, Negara Sumatra
Selatan, Republik Indonesia Serikat satuan-satuan kenegaraan (seperti Jawa Tengah,
Bangka, Belitung, Riau, Daerah Istimewa Kalimantan Barat, Dayak Besar, Daerah Banjar,
Kalimantan Tenggara, dan Kalimantan Timur), serta daerahdaerah Indonesia lainnya yang
bukan negara-negara bagian.

Kembali ke NKRI
Pada tgl 8 maret 1950,pemerintah RIS menerbitkan UU darurat no.11 tahun 1950.
Undang-undang tsb berisi tentang Tata Cara Perubahan Susunan Kenegaraan RIS.
Berdasarkan undang-undang tsb,beberapa negara bagian menggabungkan diri dengan
Republik Indonesia di Yogyakarta. Pada tgl 5 april 1950, RIS hanya tinggal 3 negara
bagian. Ketiga negara bagian itu adalah RI,Negara Sumatera Timur,dan Negara Indonesia
Timur.
Dalam rapat parlemen dan senat RIS pada tgl 15 agustus 1950,presiden RIS (Soekarno)
membacakan piagam terbentuknya NKRI. Padahari itu juga, Presiden Soekarno menerima
kembali jabatan presiden RI dari Mr.Asaat. Dengan demikian berakhirlah Negara
Republik Indonesia Serikat. Negara kesatuan yg di cita-citakan dan yg diproklamasikan
pada tgl 17 agustus 1945 kembali terwujud.
.

Anda mungkin juga menyukai