MEMPERTAHANKAN
KEMERDEKAAN
INDONESIA
BAB 8
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Menganalisis sebab kedatangan kembali Belanda ke Indonesia
sesudah proklamasi kemerdekaaan Indonesia
• Menganalisis reaksi bangsa Indonesia atas aksi NICA Belanda
membonceng pasukan Sekutu di Indonesia
• Menganalisis awal perjuangan diplomasi bangsa Indonesia untuk
mempertahan kedaulatan (Renville, Linggajati, Roem Royen)
• Menganalisis strategi perjuangan fisik bangsa Indonesia
menghadapi Agresi Militer Belanda
• Menganalisis strategi perjuangan diplomasi bangsa Indonesia di
luar negeri sesudah Agresi Militer Belanda
• Menganalisis hasil perjuangan diplomasi bangsa Indonesia di
forum KMB tahun 1949
BENTUK-BENTUK PERJUANGAN
PERJUANGAN MELALUI JALUR
DIPLOMASI
Tanggal 1 Oktober 1946, Letjend Sir
Philliph Christison pimpinan AFNEI yang
kewalahan menghadapi pasukan Indo
nesia, sehingga akhirnya harus mengakui
secara de facto Republik Indonesia dan
memprakarsai agar diadakan perundingan
damai antara Indonesia – Inggris (sbg
penengah) – Belanda.
PERTEMUAN JAKARTA 7 OKTOBER
1946
• Pertemuan awal yang diprakarsai
Inggris supaya RI dan Belanda mau
berunding, PM.Sutan Syahrir mewakili
R.I, sedangkan delegasi Belanda
diwakili oleh Dr. H.J.Van Mook
Penengah dan pemimpin perundingan
dari pihak Inggris, yaitu Sir Archibald
Clark.
•
PERUNDINGAN LINGGARJATI
• Perundingan Linggarjati, dilaksanakan pada tanggal 10-
15 November 1946.
• Perundingan Linggarjati merupakan tindak lanjut dari
perundingan tanggal 7 Oktober, antara Indonesia dan
Belanda. Dalam perundingan Linggarjati, delegasi
Indonesia, dipimpin oleh PM.Sutan Syahrir, sedangkan
delegasi Belanda diwakili oleh Prof. S.Schermerhorn dan
Dr. H.J.Van Mook. Penengah dan pemimpin perundingan
dari pihak Inggris, yaitu Lord Killearn.
• Hasil perundingan diumumkan pada tanggal 15
november 1946, dan telah tersusun sebagai naskah
persetujuan yang terdiri atas 17 pasal, antara lain berisi
sebagai berikut:
HASIL PERUNDINGAN
LINGGARJATI
1. Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia
dengan wilayah kekuasaan meliputi Jawa, Madura, dan
Sumatera.Untuk keperluan itu, Belanda harus meninggalkan
daerah de facto, paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
2. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama
membentuk negara Indonesia Serikat dengan salah satu
negara bagiannya adalah Republik Indonesia.
3. Negara Indonesia Serikat dan Belanda akan bersatu menjadi
Uni Indonesia- Belanda dengan Ratu Belanda sebagai kepala
Uni.
•
WILAYAH RI SETELAH AGRESI I DAN
HASIL PERUNDINGAN RENVILLE
AGRESI MILITER BELANDA II
• Untuk melaksanakan hasil Perjanjian Renville ini, Tentara RI harus
mengosongkan daerah gerilya dan pindah ke garis belakang " Garis
van Mook", yaitu garis yang menghubungkan satu daerah terdepan
yang dikuasai Belanda dengan daerah terdepan lainnya. Akibatnya
Tentara RI harus pindah ke Jawa Tengah dan berpusat di
Yogyakarta. Dari seluruh daerah pasukan RI harus pindah menuju
ke Yogyakarta. Dari Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera.