Anda di halaman 1dari 2

KEHIDUPAN DAN PERUBAHAN SOSIAL DI INDONESIA DARI

AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI AWAL REFORMASI

Anggota kelompok :

• Fellys aurens (14).


• Natalia pangestu (24).
• Stefani nathania (30).

B. PERUNDINGAN LINGGAJATI

Perundingan linggajati berlangsung tanggal 10-15 November 1946 di linggajati, kuningan, cirebon. Pokok-pokok
perundingan linggajati adalah:
❖ Belanda mengakui secara de facto wilayah RI atas Sumatra, Jawa, dan Madura.
Belanda harus meninggalkan daerah-daerah yang diakui secara de facto milik
RI paling lambat tanggal 1 januari 1949.
❖ RI dan Belanda akan bekerja sama membentuk Negara Indonesia Serikat (NIS)
dengan nama RIS dan RI menjadi salah satu bagian RIS.
❖ RIS dan BELANDA akan membentuk Uni Indonesia Belanda dengan Ratu
Belanda sebagai ketua Uni.
C. AGRESI MILITER BELANDA 1
Pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda melancarkan serangan ke daerah-daerah yang
menjadi wilayah RI. Serangan ini dikenal dengan agresi militer 1. Tindakan agresi militer
Belanda 1 mendapat reaksi keras dari dunia Internasional, beberapa tetangga menaruh
simpati terhadap bangsa Indonesia. Belanda memang berlaku licik dan terus mengingkari
janji sehingga mendapat protes dari beberapa pihak. Atas desakan India dan Australia,
pada tanggal 1 Agustus 1947 dewan keamanan PBB memerintahkan gencatan senjata,
akan tetapi Belanda terus melanggar kesepakatan.
Untuk mengatasi dan menyelesaikan persengketaan antara Indonesia dan Belanda
secara damai, dewan keamanan PBB membentuk komisi jasa baik. Angota komisi tiga
negara itu adalah:
• Australia diwakili oleh Richard Kirby (negara pilihan Indonesia).
• Belgia diwakili oleh Paul Van Vealand (negara pilihan Belanda).
• Amerika serikat diwakili oleh Dr. Frank Graham (negara pilian Australia dan
Belgia).
Pada tanggal 27 oktober 1947, KTN tiba di Jakarta untuk memulai pekerjaannya.
Sebelum komisi tiba di Indonesia, ternyata Belanda telah memperluas batas-batas
kekuasaannya. Batas-batas terakhir peluasan wilayah yang dikuasai Belanda disebut garis
Van Mook.
D. PERUNDINGAN REVILLE
Perundingan berlangsung pada 18 desember 1947 di Geladak kapal Amerika Serikat
yang sedang berlabuh di Tanjung Prio. Perundingan itu ditandatangani pada 17 Januari
1948, isi perundingan renville itu adalah:
• Persetujuan gencatan senjata, yakni kesepakatan untuk menghentikan
tembak menembak sepanjang garis Van Mook.
• Dasar-dasar politik, berisi ketersediaan kedua pihak untuk menyelesaikan
pertikaian secara damai dengan bantuan KTN.
• Pasal-pasal tambahan, antara lain berisi ketentuan bahwa kedaulatan
Indonesia untuk sementara berada di tangan Belanda dan akan diserahkan
pada oihak NIS (Negara Indonesia Serikat).
Akibat bagi Indonesia dengan disepakatinya perundingan renville adalah sebagai
berikut:
• TNI harus segera meninggalkan daerah-daerah kantong yang berada di
wilayah penduduk Belanda. TNI kemudian melakukan hijrah ke wilayah
Yogyakarta (RI ).
• Wilayah RI menjadi sangat sempit.
• Makin banyak TNI dan penduduk yang memasuki wilayah RI yang sudah begitu
sempit akan menimbulkan masalah sosial dan ekonomi.
• Dengan dikosongkannya daerah-daerah kantong akan memperlemah sistem
pertahanan Indonesia.
E. AGRESI MILITER BELANDA II DAN PEMERINTAH DARURAT REPUBLIK
INDONESIA (PDRI)

Pada tanggal 18 Desember 1948, Pejabat Belanda Dr. Beel menyatakan tak lagi mengakui isi
perundingan renville. Dengan demikian Pada 19 Desember 1948, Belanda melancarkan Agresi Militer
II. Lapangan terbang maguwo dihujani tembakan. Sasaran serangan terus bergerak ke arah pusat
ibukota RI.
Presiden Sukarno, wakil Presiden Moh.Hatta, dan beberapa pejabat lainnya memutuskan untuk tetap
bertahan di ibukota. Akhiranya mereka ditawan oleh Belanda. Presiden Sukarno diasingkan ke Prapat
9dekat danau Toba) Sumatra Utara. Wakil Presiden diasingkan ke Bangka.
Pada tanggal 22 Desember 1948, Mr.Syafrauddin Prawiranegara mengumumkan berdirinya PDRI yang
berkedudukan di Bukittinggi, Sumatra Barat, keberadaan PDRI kemudian diumumkan melalui radio ke
seluruh dunia.

F. PERANG GERILYA DAN SERANGAN UMUM 1 MARET 1949

Jendral Sudirman memimpin perang gerilya, ia juga memerintahkan untuk membumihanguskan


bangunan-bangunan penting dan jembatan yang sekiranya digunakan Belanda. Pada tanggal 1 Maret
1949 terjadilah serangan umum yang sangat menakjubkan. Serangan ini dilancarkan pada pagi hari
setelah sirine berbunyi sebagai tanda berakhirnya jam malam.
Peristiwa itu memiliki makna penting, yaitu:
• Membuka mata dunia Internasional bahwa TNI dan negara RI masih ada;
• Makin meningkatkan moral dan semangat juang para gerilyawan;
• Memperkuat dan mendukung perjuangan diplomasi Bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai