Anda di halaman 1dari 41

RINGKASAN MATERI

SEJARAH INDONESIA

Kelas X
Semester 2

Oleh :
SUNARMI, S.Pd.

SMK Negeri 1 Doko Blitar

sunarmi, s.pd._smkn1doko 1
BAB VIII
KEDATANGAN SEKUTU DAN PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
INDONESIA

A. Faktor-faktor yang Menyebabkan Terjadinya Konflik Antara Indonesia dengan


Belanda
1. Kedatangan Tentara Sekutu (Amerika Serikat, Inggris, Uni Soviet, Tiongkok)
Diboncengi oleh NICA
Pada tanggal 29 september 1945 pasukan sekutu mendarat di Indonesia antara lain
bertugas melucuti tentara Jepang. Tugas ini dilaksanakan Komando Pertahanan Sekutu
di Asia Tenggara yang bernama South East Asia Command (SEAC).
Untuk melaksanakan tugas itu, membentuk suatu komando khuhus yang diberi nama
Allied Forces Nederland East Indies (AFNEI).
Adapun tugas AFNEI di Indonesia adalah :
1) Menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang
2) Membebaskan para tawanan perang dari interniran Sekutu
3) Melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk kemudian dipulangkan
4) Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan
kepada pemerintah sipil
5) Menghimpun keterangan dan menuntut penjahat perang

Pasukan AFNEI hanya bertugas di Sumatera dan Jawa, sedangkan untuk daerah
Indonesia lainnya diserahkan tugasnya kepada angkatan perang Autralia.
Pada mulanya kedatangan sekutu disambut dengan senang hati oleh bangsa Indonesia,
karena mereka mengumandangkan perdamaian.
Akan tetapi, setelah diketahui bahwa sekutu secara diam-diam membawa orang orang
Nederland Indies Civil administration (NICA), yakni pegawai pegawai sipil Belanda
maka bangsa Indonesia curiga dan akhirnya menimbulkan permusuhan.

2. Kedatangan Belanda (NICA) Berupaya untuk Menegakkan Kembali Kekuasaannya di


Indonesia
NICA berusaha mempersenjatai kembali KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger,
yaitu tentara kerajaan Belanda yang ditempatkan di Indonesia).
Kedatangan Belanda yang membonceng AFNEI adalah untk menegakkan kembali
kekuasaannya di Indonesia. Oleh karena itu bangsa kita berjuang dengan cara cara
diplomasi maupun kekuatan senjata untuk melawan Belanda yang akan menjajah
kembali.

B. Peran Dunia Internasional dalam Penyelesaian Konflik Indonesia – Belanda


1. Peranan Perserikatan Bangsa Bangsa
Perundingan Indonesia dan Belanda mengenai status kemerdekaan.
Pada tanggal 25 Maret 1947 Indonesia dan Belanda menandatangani persetujuan
Linggarjati. Belanda melakukan pelanggaran terhadap persetujuan Linggarjati maupun
perjanjian gencatan yang diadakan sebelumnya dengan melaksanakan agresi militer
terhadap pemerintahan Indonesia pada tanggal 21 Juli 1947. Bukti pelanggaran
perjanjian linggarjati.
Pada tanggal 31 Juli 1947 India dan Australia mengajukan masalah Indonesia – Belanda
ini kepada Dewan Keamanan PBB. Menindaklanjuti ajakan PBB untuk penyelesaian
dengan cara damai.
Pada tanggal 25 Agustus 1947 Dewan Keamanan PBB menerima usul Amerika Serikat
tentang pembentukan Komisi Jasa Jasa Baik (Committee of Good Offices) untuk
membantu menyelesaikan pertikaian Indonesia – Belanda. Komisi ini dikenal dengan
Komisi Tiga Negara (KTN), yang terdiri atas :
a. Australia (diwakili oleh Richard C Kirby) atas pilihan Indonesia,
b. Belgia (diwakili oleh Paul Van Zeeland) atas pilihan Belanda,
c. Amerika Serikat (diwakili oleh Dr. Frank Porter Graham) atas pilihan Australia dan
Belgia.

sunarmi, s.pd._smkn1doko 2
KTN berhasil mempertemukan Indonesia _ Belanda dalam suatu perundingan yang
berlangsung tanggal 8 Desember 1947 di atas kapal perang Amerika serikat “Renville”
yang berlabuh diteluk Jakarta, perundingan ini dikenal dengan perundingan Renville.
Dilanggar Belanda dengan agresi militer II, 19 Desember 1948.

2. Peranan Konferensi Asia dan Resolusi Dewan Keamanan PBB


Belanda melakukan aksi militernya yang kedua yakni tanggal 19 Desember 1948,
Perdana Menteri India Pandit Jawaharlal Nehru dan Perdana Menteri Birma (Myanmar)
U Aung San memprakarsai Konferensi Asia. Konferensi ini diadakan di New Delhi dari
tanggal 20 -23 Januari 1949.
Konferensi Asia tersebut menghasilkan resolusi yang kemudian disampaikan kepada
Dewan Keamanan PBB. Isi resolusinya :
1) Pengembalian Pemerintahan RI ke Yogyakarta
2) Pembentukan perintah ad interim yang mempunyai kemerdekaan dalam politik
luar negeri, sebelum tanggal 15 Maret 1949
3) Penarikan tentara Belanda dari seluruh Indonesia
4) Penyerahan kedaulatan kepada pemerintah Indonesia Serikat paling lambat pada
tanggal 1 Januari 1950

Tanggal 28 Januari 1949 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi:


1) Mendesak Belanda untuk segera dan sungguh sungguh menghentikan seluruh
operasi militernya dan mendesak pemerintahan RI untuk memerintahkan
kesatuan kesatuan gerilya supaya segera menghentikan aksi gerilya mereka.
2) Mendesak Belanda untuk membebaskan dengan sedera tanpa syarat presiden dan
wakil presiden beserta tawanan politik yang ditahan sejak 17 Desember 1948 di
wilayah RI; pengembalian pemerintahan RI ke Yogyakarta
3) Menganjurkan gara RI dan Belanda membuka kembali perundingan atas dasar
persetujuan Linggar Jati dan Renville
4) Sebagai tambahan dari putusan Dewan Keamanan, Komisi Tiga Negara diubah
menjadi UNCI (United Nations Commission for Indonesia = Komisi PBB untuk
Indonesia dengan kekuasaan yang lebih besar dan dengan hak mengambil
keputusan yang mengikat atas dasar mayoritas).

C. Pengaruh Konflik Indonesia – Belanda Terhadap Keberadaan Negara Kesatuan


Republik Indonesia
1. Keberadaan NKRI pada Waktu Agresi Militer Belanda Pertama
Persetujuan Linggarjadi yang telah ditandatangi pada tanggal 25 Maret 1947, Belanda
mengingkari perundingan ini dengan jalan melakukan agresi militer pertama pada
tanggal 21 Juli 1947.
Tujuan Belanda tidak dapat melakukannya sekaligus, oleh karena itu Tahap Pertama
Belanda harus mencapai sasaran sbb:
- Bidang Politik : Pengepungan ibu kota RI dan penghapusan RI dari peta
(menghilangkan de facto RI)
- Bidang Ekonomi : perebutan daerah daerah penghasil bahan makanan
- Bidang Militer : penghancuran TNI

Tahap berikutnya adalah menghancurkan RI secara total. Ibu kota RI pada saat itu
terkepung sehingga hubungan ke luar sulit.
Dengan adanya agresi militer pertama maka Dewan Keamanan PBB ikut campur tangan
dengan membentuk Komisi Tiga Negara. Melalui serangkaian perundingan yakni
Perundingan Renville, dan Perundingan Kaliurang merupakan upaya untuk mengatasi
konflik. Sebagai negara yang cinta damai Indonesia bersedia berunding namun Belanda
menjawab lagi dengan kekerasan yakni melakukan agresinya yang kedua.

2. Keberadaan NKRI pada Waktu Agresi Militer Belanda Kedua

sunarmi, s.pd._smkn1doko 3
Dengan ditawannya pimpinan pimpinan negara RI dan jatunya Yogyakarta, Dr Beel
menyatakan bahwa RI tidak ada lagi.
Padahal RI tetap ada dengan dibentuknya Pemerintah Darurat Republik Indonesia.
Pada tanggal 19 Desember 1948 Syafrudin Prawiranegara berhasil mendirikan
Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, Sumatera. Sementara itu
sampai dengan Januarin1949. Jatuhnya kota Yogyakarta ketangan Belanda.
Rakyat dan TNI bersatu berjuang melawan Belanda dengan siasat perang gerilya. TNI
dibawah pimpinan Jenderal Sudirman menyusun kekuatan yang kemudian melancarkan
serangan terhadap Belanda.
Pada tanggal 23 Desember 1948 Pemerintahan Darurat RI di Sumatera mengirimkan
perintah kepada wakil RI di PBB lewat radio yang isinya bahwa pemerintah RI bersedia
memerintahkan penghentian tembak menembak dan memasuki meja perundingan.
Ketika Belanda tidak mengindahkan Resolusi Dewan Keamanan PBB tanggal 28 Januari
1949 tentang penghentian tembak menembak dan mereka yakin bahwa RI tinggal
namanya, dilancarkan Serangan Umum 1 Maret 1949 sebagai bukti bahwa RI masih ada
dan TNI masih kuat. Dalam serangan ini pihak RI berhasil memukul mundur kedudukan
Belanda di Yogyakarta selama 6 jam.

Dengan kenyataan-kenyataan diatas membuktikan bahwa pada waktu konflik Indonesia


– Belanda maka Negara Kesatuan RI tetap ada walaupun pihak Belanda menganggap RI
sudah tidak ada. Setelah agresi militer II presiden soekarno tetap berada dijakarta untuk
mempertahankan ibukota RI

D. Aktivitas Diplomasi Indonesia di Dunia Internasional untuk Mempertahankan


Kemerdekaan Indonesia
1. Pertemuan Soekarno – Van Mook
Pertemuan antara wakil wakil Belanda dengn para pemimpin Indonesia diprakarsai oleh
Panglima AFNEI Letnan Jenderal Sir Philip Christison pada tanggal 25 Oktober 1945.
Dalam pertemuan tersebut pihak Indonesia diwakili oleh Soekarno, Mohammad hatta,
Ahmad Soebardjo dan H. Agus Salim, sedangkan pihak Belanda diwakili Van Mook dan
Van Der Plas.
Presiden Soekarno mengemukakan kesedian pemerintahan RI untuk berunding atas dasar
pengakuan hak rakyat Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri. Sedangkan Van
Mook mengemukakan pandangannya mengenai masalah Indonesia di masa depan bahwa
Belanda ingin menjalankan untuk Indonesia menjadi negara persemakmuran berbentuk
federal yang memiliki pemerintahan sendiri di lingkungan kerajaan Belanda.
Tindakan Van Mook tersebut disalahkan oleh Pemerintahan Belanda terutama oleh
Parlemen, bahkan Van Mook akan dipecat dari jabatan wakil Gubernur Jenderal Hindia
Belanda (Indonesia).

2. Pertemuan Sjahir – Van Mook


Pertemuan ini dilaksanakan pada tanggal 17 November 1945 bertempat di Markas Besar
Tentara Inggris di Jakarta (jalan Imam Bonjol No 1). Dalam pertemuan ini pihak Sekutu
diwakili oleh Letnan Jenderal Christison, pihak Belanda oleh Dr. H.J. Van Mook,
sedangkan delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Sultan Sjahrir.
Dalam pertemuan ini tidak membawa hasil.

3. Perundingan Sjahir – Van Mook


Pada tanggal 10 Februari 1946, Van Mook menyampaikan pernyataan politik pemerintah
Belanda antara lain sbb:
1) Indonesia akan dijadikan negara Commonwealth berbentuk federasi yang
memiliki pemerintahan sendiri di dalam lingkungan kerajaan Belanda
2) Urusan dalam negeri dijalankan Indonesia sedangkan urusan luar negeri
dijalankan oleh pemerintahan Belanda

Tanggal 12 Maret 1946 Sjahrir menyampaikan usul balasan yang berisi:

sunarmi, s.pd._smkn1doko 4
1) Republik Indonesia harus diakui sebagai negara yang berdaulat atas wilayah
bekas Hindia Belanda
2) Federasi Indonesia – Belanda akan dilaksanakan pada masa tertentu dan urusan
luar negeri dan pertahanan diserahkan kepada suatu badan federasi yang terdiri
atas orang orang Indonesia dan Belanda

Usul dari pihak Indonesia diatas tidak diterima oleh pihak Belanda.
Tanggal 27 Maret 1946 Sultan Sjahrir mengajukan usul baru kepada Van Mook yang
berisi :
1) Suapaya pemerintah Belanda mengakui kedaulatan de facto RI atas Jawa dan
Sumatera
2) Supaya RI dan Belanda bekerja sama membentuk Republik Indonesia Serikat
(RIS)
3) RIS bersama sama dengan Nederland, Suriname, Curacao, menjadi peserta dalam
ikatan negara Belanda

4. Perundingan di Hooge Veluwe


Perundingan ini dilaksanakan pada tanggal 14 – 25 April 1946 di Hooge Veluwe (Negeri
Belanda).
Perundingan yang berlangsung di Hooge Valuwe ini tidak membawa hasil sebab
Belanda menolak konsep hasil pertemuan Sjahrir – Van Mook – Clark Kerr di Jakarta.
Pihak Balanda tidak bersedia memberikan pengakuan de facto kedaulatan RI atas Jawa
dan Sumatera tetapi hanya Jawa dan Madura serta dikurangi daerah daerah yang
diduduki oleh pasukan sekutu.

5. Perundingan Linggarjati
Tentang kemerdekaan dilangsungkan di Cirebon Jawa barat 10 Nopember 1946.
Hasil perundingan Linggarjati ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947 di Istana
Rijswijk (sekarang Istana Merdeka) Jakarta, yang isinya :
1) Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan
yang meliputi Sumatera, Jawa dan Madura. Belanda harus sudah meninggalkan
daerah de facto paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
2) Republik Indonesia dan Belanda akan bekerjasama dalam membentuk Negara
Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu
negara bagiannya adalah Republik Indonesia.
3) Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia –
Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

6. Perundingan Renville
Tentang penghentian tembak menembak.
Tokoh toko yang menghadiri : Indonesia (Mr. Amir Syarifudin), Belanda (R. Abdul
Kadir Widyoatmojo), Amerika Serikat (Frank Poter Graham).
Perundingan Renville merugikan karena wilayah Indonesia semakin sempit.
Pemarkasa Renvile Komisi Tiga Negara (KTN)
Hasil perundingan Renville baru ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 yang
intinya sbb:
1) Pemerintah RI harus mengakui kedaulatan Belanda atas Hindia Belanda sampai
pada waktu yang ditetapkan oleh Kerajaan Belanda untuk mengakui Negara
Indonesia Serikat (NIS)
2) Akan diadakan pemungutan suara untuk menentukan apakah berbagai penduduk
di daerah-daerah Jawa, Madura, dan Sumatera menginginkan daerahnya
bergabung dengan RI atau negara lain dari Negara Indonesia Serikat.
3) Tiap negara (bagian) berhak tinggal di luar NIS atau menyelenggarakan
hubungan khusus dengan NIS atau dengan Nederland.

7. Persetujuan Roem – Royen

sunarmi, s.pd._smkn1doko 5
Pada tanggal 7 Mei 1949 Mr. Moh Roem selaku ketua delegasi Indonesia dan Dr. Van
Royen selaku ketua delegasi belanda yang masing masing membuat pernyataan sbb:
a. Pernyataan Mr. Moh Roem
1) Mengeluarkan perintah kepada “Pengikut Republik yang bersenjata” untuk
menghentikan perang gerilya
2) Bekerja sama dalam hal mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban
dan keamanan.
3) Turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di den haag dengan maksud untuk
mempercepat “penyerahan” kedaulatan yang sungguh sungguh dan lengkap
kepada Negara Indonesia Serikat, dengan tidak bersyarat.

b. Pernyataan Dr. Van Royen


1) Menyetujui kembalinya Pemerintahan republik Indonesia ke Yogyakarta
2) Menjamin penghentian gerakan-gerakan militer dan pembebasan semua tahan
politik
3) Tidak akan mendirikan atau mengakui negar negara yang berada di daerah
daerah yang dikuasai RI sebelum tanggal 19 Desember 1948 dan tidak akan
meluaskan negara atau daerah dengan merugikan Republik
4) Menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari Negara Indonesia
Serikat
5) Berusaha dengan sungguh sungguh agar Konferensi Meja Bundar segera
diadakan setelah Pemerintah RI kembali ke Yogyakarta.

8. Konferensi Meja Bundar (KMB)


Wakil Indonesia dalam upacara penyerahan : Moh. Hatta
Pada tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949 diadakannya Konferensi Meja
Bundar (KMB) di Den Haag (Belanda).
Pada tanggal 2 November 1949 berhasil menandatangani persetujuan KMB, yang berisi :
1) Belanda mengakui kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat pada akhir
bulan 27 Desember 1949
2) Mengenai Irian Barat penyelesaiannya ditunda satu tahun setelah pengakuan
kedaulatan
3) Antara RIS dan kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia –
Belanda yang akan diketahui Ratu Belanda
4) Segera akan dilakukan penarikan mundur seluruh tentara Belanda
5) Pembentukan Angkatan Perang RIS (APRIS) dengan TNI sebagai intinya.

E. Perjuangan Rakyat dan Pemerintahan di Berbagai Daerah dalam Usaha


Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
1. Pertempuran Surabaya
Pada tanggal 25 Oktober 1945 Brigade-49 dibawah pimpinan Brigade Jenderal A.W.S.
Mallaby (Inggris, pimpinan pasukan sekutu di indonesia) mendarat di pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya.
Wakil wakil pemerintah RI dan Brigjen A.W.S. Mallaby mengadakan pertemuan yang
menghasilkam kesepakatan sebagai berikut:
- Inggris berjanji mengikutsertakan Angkatan Perang Belanda
- Disetujui kerjasama kedua belah pihak untuk menjamin keamanan dan ketenteraman
- Akan dibentuk kontak biro agar kerjasama berjalan lancar
- Inggris hanya akan melucuti senjata Jepang
Tanggal 26 Oktober 1945 pasukan sekutu melanggar kesepakatan.
Kontak senjata antara rakyat Surabaya melawan Inggris terjadi pada tanggal 27 Oktober
1945. Para pemuda dengan perjuangan yang gigih dapat melumpuhkan tank-tank sekutu
dan berhasil menguasai objek-objek vital. Strategi yang digunakan rakyat Surabaya
adalah dengan mengepung dan menghancurkan pemusatan pemusatan tentara Inggris
kemudian melumpuhkan hubungan logistiknya. Serangan tersebut mencapai
kemenangan yang gemilang.

sunarmi, s.pd._smkn1doko 6
Dengan terbenuhnya Mallaby, pihak Inggris menuntut pertanggungjawaban kepada
rakyat Surabaya. Pada tanggal 9 November 1945 Mayor Jenderal E.C. Mansergh sebagai
pengganti Mallaby mengeluarkan ultimatum pada bangsa Indonesia di Surabaya.
Karena penolakan ultimatum itu maka meletuslah pertempuran pada tanggal 10
Nopember 1945. Melalui siaran radio yang dipancarkan dari Jl Mawar No.4 Bung Tomo
membakar semangat juang arek-arek Surabaya.
Rakyat Surabaya berhasil mempertahankan kota Surabaya dari Gempuran Inggris. Oleh
karena itu setiap tanggal 10 Nopember bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan.

2. Pertempuran Ambarawa
Kedatangan sekutu diSemarang tanggal 20 Oktober 1945 dibawah pimpinan Brigadir
Jenderal Bethel. Mereka diboncengi NICA dan mempersenjatai para bekas tawanan
perang di Ambarawa dan Magelang.
Dalam pertempuran di Ambarawa ini gugurlah Letnan Kolonel Isdiman, Komandan
Resimen Banyumas. Dengan gugurnya Letnan Kolonel Isdiman, komandan pasukan di
pegang oleh Kolonel Soedirman, Panglima Divisi di Purwokerto.
Karena merasa terjepit maka pada tanggl 15 Desember 1945 pasukan sekutu
meninggalkan Ambarawa menuju ke Semarang.

3. Pertempuran Medan Area dan Sekitarnya


Di pimpin oleh Ahmad Taher.
Pada tanggal 9 Oktober 1945 pasukan sekutu mendarat di Sumatera Utara dibawah
pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly. Serdadu Belanda dan NICA ikut membonceng
pasukan ini yang dipersiapkan mengambil alih pemerintahan. Pasukan sekutu
membebaskan para tawanan atas persetujuan Gubernur Teuku M. Hassan. Para bekas
tawanan ini bersikap congkak sehingga menyebabkan terjadinya insiden ini dibeberapa
tempat.
Pada tanggal 10 Desember 1945 pasukan sekutu melancarkan serangan militer secara
besar besaran dengan menggunakan pesawat pesawat tempur. Pada bulan April 1946
pasukan Inggris berhasil mendesak pemerintah RI ke luar Medan. Gubernur, Markas
Divisi TKR, Walikota RI pindah ke Pematang Siantar. Walaupun belum berhasil
menghalau pasukan sekutu, rakyat Medan terus berjuang dengan membentuk Lasykar
Rakyat Medan Area.
Selain di daerah Medan, didaerah daerah sekitarnya juga terjadi perlawanan rakyat
terhadap Jepang, Sekutu dan Belanda.

F. Kronologi Berbagai Peristiwa Penting Baik di Tingkat Pusat Maupun Daerah dalam
Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
1. Bandung Lautan Api
Dipimpin oleh Moh Toha.
Tanggal 17 Oktober 1945 pasukan sekutu mendarat di Bandung.
Tanggal 21 November 1945, Sekutu mengeluarkan ultimatum agar kota Bandung bagian
utara dikosongkan oleh pihak Indonesia paling lanbat tanggal 29 November 1945 dengan
alasan untuk menjaga keamanan. Oleh para pejuang, ultimatum tersebut tidak diindahkan
sehingga sejak saat itu sering terjadi insiden dengan pasukan pasukan sekutu.
Sekutu mengulangi ultimatumnya tanggal 23 Maret 1946 yakni agar TRI meninggalkan
kota Bandung.
Sebelum meninggalkan kota Bandung terlebih dahulu para pejuang Republik Indonesia
menyerang ke arah kedudukan kedudukan Sekutu sambil membumi hanguskan kota
Bandung bagian selatan. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan Bandung Lautan Api.

2. Puputan Margarana
Tanggal 2 dan 3 Maret 1949 Belanda mendaratkan pasukannya kurang lebih 2000 tentara
di Bali.
Pada tanggal 18 November 1946 I Gusti Ngurah Rai memperoleh kemenangan dalam
penyerbuan ke tangki NICA memperoleh kemenangan dalam penyerbuan ke tangsi
NICA di Tabanan.

sunarmi, s.pd._smkn1doko 7
Pertempuran hebat terjadi pada tanggal 29 November 1946 di Margarana, sebelah utara
Tabanan. Karena kalah dalam persenjataan maka pasukan Ngurah Rai dapat dikalahkan.
I Gusti Ngurah Rai mengobarkan perang “Puputan”.

3. Peristiwa Westerling di Makassar


Bulan Desember 1946 Belanda mengirim pasukan ke Sulawesi Selatan di bawah
pimpinan Raymond Westerling. Kedatangan pasukan ini untuk “membersihkan” daerah
Sulawesi Selatan dari pejuang pejuang Republik dan menumpas perlawanan rakyat yang
menentang terhadap pembentukan Negara Indonesia Timur.
Pasukan Australia yang diboncengi NICA mendarat kemudian membentuk pemerintahan
sipil. Di Makassar karena Belanda melakukan usaha memecah belah rakyat maka
tampillah pemuda-pemuda pelajar seperti A. Rivai, Paersi, dan Robert Wolter
Monginsidi melakukan perlawanan dengan merebut tempat tempat strategis yang
dikuasai NICA.
Sejak tanggal 7 – 25 Desember 1946 pasukan Westerling secara keji membunuh beribu-
ribu rakyat yang tidak berdosa. Pada tanggal 11 Desember 1946 Belanda menyatakan
Sulawesi dalam keadaan perang dan hukum militer.

4. Serangan Umum 1 Maret 1949


Ketika Belanda melancarkan agresi militenya yang kedua pada bulan Desember 1948 ibu
kota RI Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda. Presiden Soekarno dan Wakil Presiden
Moh. Hatta beserta sejumlah menteri ditawan oleh Belanda. Belanda menyatakan bahwa
RI telah runtuh. Namun di luar perhitungan Belanda pada saat yang krisis ini
terbentuklah Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, Sumatera
Barat.
Pimpinan TNI dibawh Jenderal Sudirman, menginstruksikan :
1) Memberikan kebebasan kepada setiap komandan untuk melakukan serangan
terhadap posisi militer Belanda
2) Memerintahkan kepada setiap komandan untuk membentuk kantong-kantong
pertahanan (wehrkreise)
3) Memerintahkan agar semua kesatuan TNI yang berasal dari daerah pendudukan
untuk segera meninggalkan Yogyakarta untuk kembali ke daerahnya masing –
masing (seperti Devisi Siliwangi harus kembali ke Jawa Barat), jika Belanda
menyerang Yogyakarta. Untuk pertahanan daerah Yogyakarta dan sekitarnya
diserahkan sepenuhnya kepada pasukan TNI setempat yakni Brigade 10 di bawah
Letkol Soeharto.

Bersamaan dengan upaya konsolidasi di bawah PDRI, TNI melakukan serangan secara
besar-besaran terhadap posisi Belanda di Yogyakarta. Serangan ini dilakukan pada
tanggal 1 Maret 1949 dipimpin oleh Letkol Soeharto.
Serangan Umum 6 jam di Yogyakarta mempunyai arti penting:
Ke dalam :
- meningkatkan semangat para pejuang RI, dan juga secara tidak langsung
mempengaruhi sikap para pemimpin negara federal buatan Belanda yang tergabung
dalam BFO (Pertemuan Pemusyawaratan Federal)
- mendukung perjuangan secara diplomasi
Ke luar :
- menunjukkan kepada dunia Internasional bahwa TNI mempunyai kekuatan untuk
melakukan persaingan
- mematahkan moral pasukan belanda

G. Faktor-faktor yang Memaksa Belanda Keluar dari Indonesia


a. Faktor dari Dalam
1. Dari dalam negeri Indonesia, Belanda menyadari bahwa kekuatan militernya tidak
cukup kuat untuk memaksa RI tunduk kepadanya
2. Perang yang berkepanjangan mengakibatkan hancurnya perkebunan dan pabrik
pabrik Belanda. Untuk menghindarkan hal itu Belanda harus mengubah strateginya.

sunarmi, s.pd._smkn1doko 8
3. Belanda tidak mendapat dukungan politik dari dalam negeri Indonesia. Ketika
membujuk Sultan Hamengkubuwono IX untuk menjadi pemimpin sebuah negara di
Jawa maka ditolaknya.
4. Para pejuang Republik Indonesia terus melakukan perang gerilya dan serangan
umum.

b. Faktor dari Luar


PBB dan Amerika Serikat mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Belanda. Amerika
Serikat mengancam akan menghentikan bantuan pembangunan menjadi tumpuan
perekonomian Belanda.
BAB IX
UPAYA BANGSA INDONESIA DALAM MENGHADAPI ANCAMAN DISINTEGRASI
BANGSA

A. Upaya Bangsa Indonesia dalam Menghadapi Pergolakan dan Pemberontakan DI/TII


1. Pemberontakan DI/TII Jawa Barat 7 Agusttus 1949 dibentuk pada saat provinsi Jawa Barat
telah ditinggalkan oleh pasukan Siliwangi yang hijrah ke Jawa Tengah
Dibawah pimpinan SM Kartosuwiryo disebabkan oleh:
- Adanya keinginan dari SM kartosuwiryo untuk mendirikan Negara Islam Indonesia
- Penolakan SM Kartosuwiryo terhadap pelaksanaan Perjanjian Renvile (17 Januari
1948, Belanda mengakui jawa tengah, Yogyakarta, dan sumatera sebagai wilayah
RI) yang sangat merugikan bangsa Indonesia.
Untuk menumpas pemberontakan tersebut:
- Missi damai dipimpin oleh Moh. Natsir ketua Masyumi Pusat
- Operasi militer
1960 diadakan operasi pagar betis di gunung geber.
4 Juni 1962 Kartosuwiryo menyerah dan dihukum mati di kepulauan seribu pada tanggal 5
september 1962.

2. Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah


Dipimpin oleh Amir Fatah
Pada tanggal 23 Agustus 1949 Amir Fatah memproklamirkan berdirinya Gerakan darul
ulum yang dimaksud mendirikan negara islam indonesia dengan pasukannya “Majelis
Islam” memproklamirkan daerah Tegal-Brebes menjadi bagian dari DI/TII dibawah SM
Kartosuwiryo.
Untuk menumpas pemberontakan DI/TII Jawa Tengah:
- Membentuk pasukan “Gerakan Benteng Negara” (GBN)
- Melakukan operasi militer “Operasi Merdeka Timur”
- Membentuk “Pasukan Banteng Raider”
Juni 1940 Amir Fatah dapat ditembak mati di daerah Kroya

3. Pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan


Disebabkan tuntutannya KGSS (Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan) untuk dimasukkan
dalam APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat), ditolak oleh pemerintah
pusat, sebagian saja yang diterima karena tidak memenuhi persyaratan.
Untuk meredam terjadinya pemberontakan, pemerintah pusat masih bersedia melakukan
kompromi damai, yaitu Kahar Muzakar diangkat sebagai Wakil Panglima “Brigade
Hasanuddin” dengan pangkat Letnan Kolonel dan mendapat persenjataan lengkap.
Awalnya Kahar Muzakar bersedia, namun setelah akan dilantik pada tanggal 17 Agustus
1951, Kahar Muzakar dan pasukannya dengan persenjataan lengkap melarikan diri ke hutan
dan pada tanggal 27 Agustus 1953 di Makasar, Kahar Muzakar memproklamirkan daerah
Sulawesi Selatan menjadi bagian dari DI/TII di bawah SM Kartosuwiryo.
Untuk menumpas pemberontakan DI/TII Kahar Muzakar tersebut, maka dilaksanakan
operasi militer yang diberi nama “Operasi Kilat”
3 pebruari 1956 kahar mujakar berhasil ditembak

4. Pemberontakan DI/TII Aceh (20 September 1953)

sunarmi, s.pd._smkn1doko 9
Dipimpin oleh Tengku Daud Beureueh, pemberontakan disebabkan oleh :
- Adanya rasa tidak puas soal otonomi daerah:Turunnya status Aceh dari daerah
istimewa menjadi karesidenan
- Adanya pertentangan antara golongan Tengku (Ulama) yang tergabung dalam PUSA
dengan golongan Teuku (Ulebalang) yang tergabung dalam BKR
- Kurang lancarnya pelaksanaan pembangunan di daerah Aceh
Untuk menumpas pemberontakan DI/TII Aceh :
- Melaksanakan operasi militer yang dilakukan oleh Kodam Iskandar Muda
- Missi damai dibawah pimpinan Hardi (wakil perdana menteri I dalam kabinet
Juanda) yang dikenal dengan “Missi Hardi”, yang menghasilkan propinsi Daerah
Istimewa Aceh, kemudian dituangkan dalam keputusan Perdana Menteri Juanda
No.1/Missi/1959.

5. Pemberontakan DI/TII Kalimantan Selatan (oktober 1950, 1954 membulatkan tekadnya


mendirikan negara islam Indonesia)
Sebab: ditolaknya pasukan ibnu hajar (kesatuan rakyat yang tertindas) dimasukkan dalam
anggota TNI.
Dipimpin oleh Ibnu Hajar alias Haderi bin Umar alias Angli.
Untuk menumpas pemberontakan tersebut, pemerintah melakukan hal-hal berikut:
- Missi damai yang dipimpin oleh KH Idham Khalid tokoh NU
- Operasi militer yang dipimpin oleh Letkol Hasan Basri
Akhir 1959 dapat dimusnahkan, perlawanan baru berakhir 1963.
Maret 1965 ibnu hajar beserta anak buahnya menyerahkan diri dan dijatuhi hukuman mati.

B. Upaya Bangsa Indonesia dalam Menghadapi Pergolakan dan Pemberontakan PKI


1. Pemberontakan PKI Madiun (19 September 1948 mendirikan negara Republik Soviet
indonesia)
Disebabkan oleh:
- Adanya “Doktrin Komunis Internasional” bahwa setiap Partai Komunis dimanapun
berada selalu bertujuan untuk mendirikan negara yang berdasarkan komunis dengan
cara merebut kekuasaan atau melalui revolusi dengan kekerasan.
- Adanya kebijakan Kabinet Hatta untuk melakukan Rasionalisasi Angkatan Perang.
Gerakan PKI ini mencapai puncaknya setelah mereka memproklamirkan berdirinya
Republik Soviet Indonesia lepas dari Negara Republik Indonesia di Madiun pada tanggal
18 September 1948, Muso sebagai presidennya dan Amir Syarifudin sebagai perdana
menterinya.
Untuk menumpas Pemberontakan PKI di Madiun, Panglima Besar Jendral Sudirman
menunjuk kolonel Gatot Subroto sebagai Gubernur Militer Jawa Tengah dan Kolonel
Sungkono Gubernur Militer Jawa Timur untuk memimpin operasi militer.
31 oktober 1948 Muso berhasil ditembak mati di ponorogo, Amir syarifudin 29 nopember
1958 ditangkap di gerobokan purwodadi

2. Pemberontakan Gerakan 30 S/PKI


Disebabkan oleh:
- Adanya “Doktrin Komunis Internasional” bahwa setiap Partai Komunis dimanapun
berada selalu bertujuan untuk mendirikan negara yang berdasarkan komunis dengan
cara merebut kekuasaan atau melalui revolusi dengan kekerasan.
- Meskipun pemberontakan PKI di Madiun pada tahun 1948 mengalami kegagalan,
namun PKI bisa bangkit kembali pada tahun 1955, terbukti dengan tampilnya PKI
sebagai pemenang Empat Besar dalam pemilu 1955.
- Penerapan ajaran NASAKOM pada masa Demokrasi Terpimpin dibawah
kepemimpinan Presiden Soekarno

Untuk mencapai tujuannya, PKI melakukan persiapan dengan berbagai cara:


- Menyusupkan kader kader PKI ke dalam berbagai jajaran, seperti: jajaran ABRI,
jajaran Partai Politik, Aparatur Negara.
- Memfitnah dan menuntut pembubaran partai politik yang dianggap menyaingi PKI

sunarmi, s.pd._smkn1doko 10
- Melaksanakan aksi sepihak dan teror untuk mengetahui dan menguji tekad TNI dan
Polisi
- Menghilangkan kepercayaan terhadap TNI-AD dan mengadu domba antara TNI –
AD dengan Presiden Soekarno dengan cara menyebarkan isu fitnah Dewan Jenderal.
- Menuntut pembentukan Angkatan Kelima disamping empat kekuatan TNI (AD, AU
dan AL) dan kepolisian yang beranggotakan kaum buruh dan tani yang dipersenjatai.
Tuntutan ini ditentang keras oleh Angkatan Darat

Untuk menumpas Pemberontakan G 30S/PKI :


a. Operasi Militer
- 1 Oktober 1965 pasukan RPKAD pimpinan Kol. Sarwo Edy Wibowo berhasil
merebut studio RRI dan kantor pusat
- 2 Oktober 1965 menguasai pangkalan udara Halim Perdana kusuma dan seluruh
tempat fital di ibu kota Jakarta
- 3 Oktober 1965 menemukan jenazah perwira TNI AD di sumur tua di daerah
Lubang Buaya
- 5 Oktober memakamkan jenazah para perwira TNI AD di Makam Pahlawan
Kalibata Jakarta
b. Perjuangan Politis
Pada tanggal 10 Januari 1966 KAMI mengumandangkan TRITURA :
1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya
2. Pembubaran Kabinet Dwikora
3. Turunkan harga
Situasi ibukota Jakarta dan daerah yang semakin kacau dan tidak terkendali,
mengakibatkan Presiden Soekarno di istana Bogor pada tanggal 11 maret 1966 melalui
tiga perwira TNI-AD (Mayjen Basuki Rahmat, Brigjen Moh. Yusuf dan Brigjen Amir
Mahmud) mengeluarkan surat perintah 11 Maret 1966 (Super Semar) yang ditujukan
kepada Letjen Soeharto Menteri/PanglimaAngkatan Darat untuk mengatasi krisis
nasional.
Setelah Letjen Soeharto menerima Super Semar, maka langkah langkah yang dilakukan
untuk mengatasi krisis adalah
- Atas nama Presiden Soekarno, pada tanggal 12 Maret 1966 membubarkan PKI
beserta ormas ormasnya dan menyatakan PKI sebagai partai terlarang
- Pada tanggal 18 Maret 1966 melakukan penangkan dan penahan terhadap 15 menteri
yang masih aktif.
- Melakukan pembersihan terhadap aparatur pemerintah dan lembaga lembaga
legislatif dari unsur unsur G 30 S/PKI serta Orde Lama termasuk DPR-GR dan
MPRS.

C. Upaya Bangsa Indonesia dalam Menghadapi Pergolakan dan Pemberontakan APRA,


Andi Aziz, Republik Maluku selatan dan PRRI/Permesta
1. Pemberontakan APRA di Bandung 23 Januari 1950
Dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling disebabkan oleh ditolaknya ultimatum
Kapten Raymond Westerling oleh pemerintah RIS dibawah PM Moh. Hatta.
Isi ultimatum :
- Menentang dibubarkannya negara Pasundan, artinya mempertahankan
terbentuknya RIS dan menentang terbentuknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia
- Menuntut diakuinya APRA sebagai tentara Negara Pasundan, artinya menentang
keberadaan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS)
- Tidak mau melihat penyatuan KNIL dengan APRIS
Operasi militer, Raymond Westerling sebelum berhasil ditangkap melarikan diri ke
singapura, 21 agustus 1950 meninggalkan singapura menuju Belanda dan meninggal 27
nopember 1987

sunarmi, s.pd._smkn1doko 11
2. Pemberontakan Andi Aziz 5 April 1950 didukung oleh mantan tentara KNIL (mantan
pasukan Belanda yang personelnya dari orang Indonesia)
Disebabkan oleh:
- Penolakan terhadap kedatangan TNI (APRIS) ke Sulawesi Selatan. Menurutnya
keamanan Sulawesi Selatan menjadi tanggungjawab dirinya.
- Menolak atas pembubaran Negara Indonesia Timur
Untuk menumpas pemberontakan, pemerintah pusat mengeluarkan ultimatum bahwa:
- Dalam waktu 4 x 24 jam terhitung sejak tanggal 8 april 1950 Andi Azis harus
menghadap ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
- Para tawanan harus dibebaskan
- Semua senjata yang dirampas harus dikembalikan
Kekuatan Andi Aziz semakin lemah kemudian mengadakan perundingan disetujuinya
penghentian tembak menembak kemudian NIT bergabung dengan NKRI

3. Pemberontakan Republik Maluku Selatan 25 April 1950


Dipimpin oleh Mr. Dr. Christian Soumokil disebabkan oleh adanya rasa tidak puas
dengan adanya demonstrasi – demonstrasi rakyat yang menentang terbentuknya RIS dan
menuntut terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk menumpas pemberontakan, pemerintah pusat melakukan hal-hal berikut:
- Mengirim missi damai dipimpin Dr. Leimena, tetapi gagal.
- Melakukan operasi militer yang diberi nama “Gerakan Operasi Militer II” dipimpin
oleh kolonel Alex Kawilarang
3 Nopember 1950 berhasil merebut banteng Niuwe Viktoria, pemberontakan RMS
dapat dipatahkan tetapi banyak tokohnya yang melarikan diri ke pulau seram.

4. Pemberontakan PRRI/Permesta 15 Pebruari 1958 oleh dewan banteng pimpinan


Achmad husein dan Syafrudin Prawironegoro.
Disebabkan oleh:
- Terjadinya pergolakan politik di ibukota yang mengakibatkan pembangunan di
daerah daerah terbengkalai
- Timbulnya konsepsi presiden yang akan memberikan peluang bagi PKI untuk ikut
andil dalam pemerintahan .
Untuk menumpas pemberontakan PRRI, pemerintah pusat melaksanakan operasi militer
sebagai berikut:
- Operasi tegas tujuannya menguasai Riau
- Operasi 17 April tujuannya mengamankan daerah Sumatra Barat
- Operasi Sapta Marga tujuannya mengamankan daerah Sumatra Barat
- Operasi Sadar tujuannya mengamankan daerah Sumatra Selatan
Pertengahan 1961 para pemimpin nya menyerahkan kepada pemerintah RI

sunarmi, s.pd._smkn1doko 12
BAB X
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN POLITIK, SOSIAL, DAN EKONOMI BANGSA
INDONESIA PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI DENGAN DEMOKRASI
TERPIMPIN

I. Perkembangan Kehidupan Politik, Sosial, dan Ekonomi Bangsa Indonesia pada Masa
Awal Kemerdekaan

1. Kondisi politik
a) Melalui sidang PPKI Sukarno ditetapkan sebagai presiden dan Muh. Hatta sebagai wakil
presiden
b) Sejak 14 Nopember 1945, sistem pemerintahan presidensial berakhir dan digantikan
dengan sistem pemerintahan parlementer (sampai 29 Januari 1948)
c) Sutan Syahrir diangkat oleh KNIP sebagai perdana menteri sementara sambil menunggu
Pemilihan umum
d) Pemilu dijadwalkan pada Januari 1946 tidak jadi diselenggarakan karena pemerintah
belum siap, kondisi keamanan negara belum stabil
e) Perdana menteri Syahrir giat melakukan perundingan dengan sekutu
f) Pada tanggal 27 Juni Presiden Sukarno mengeluarkan Maklumat No 6/1947, isinya
Presiden mengambil kekuasaan secara penuh untuk sementara waktu
g) Kabinet Syarifudi II digantikan kabinet Hatta I yang bercorak presidensial
h) Kabinet Hatta II berakhir karena Hatta dilantik menjadi perdana menteri RIS sejak 27
Desember 1949 adapun Sukarno diangkat menjadi Presiden RIS.
i) Ketika Indonesia menjadi negara bagian RIS dibentuk cabinet yang dipimpin oleh
perdana menteri dr. A. Halim

2. Kondisi ekonomi
a) Kondisi ekonomi nasional sangat buruk: inflasi yang tinggi, blockade Belanda sejak
Nopember 1946, kekosongan kas negara karena pajak dan bea masuk lain belum ada
b) Untuk mengatasi blockade ekonomi usaha pemerintah adalah diplomasi beras dengan
India, berhubungan dagang langsung dengan luar negri, membentuk perwakilan resmi di
Singapura pada 1947 dengan nama Indonesia Office (Indoof) yang bertugas
memperjuangkan kepentingan luar negri Indonesia
c) Untuk mengatasi ekonomi yang sangat buruk: program pinjaman nasional konverensi
ekonomi (Februru 1946) duhaduru opera cendikiawan. Gubernur dan pejabat lainnya,
Pembentukan Planning Board (badan perancang ekonomi pada tanggal 19 Januari 1947
yang bertugas membuat rencana pembangunan ekonomi untuk jangka waktu 2-3 tahun,
rekonstruksi dan rasionalisasi angkatan perang(RERA) pada tahun 1948 dengan tujuan
efiesensi dan mengurangi beban negara, rencana kasimo (Casimo Plan) yang berfokus
pada swasembada pangan, mengeluarkan uang Republik Indonesia.

II. Perkembangan Kehidupan Politik, Ekonomi pada Masa Demokrasi Liberal

A. Perkembangan Pemerintahan Masa Liberal


Pada tanggal 14 nopember 1945, pemerintah mengeluarkan Maklumat Pemerintah tanggal
14 Nopember 1945 yang isinya tentang perubahan kabinet presidensil menjadi kabinet
parlementer. Sistem demokrasi presidensil (Demokrasi Pancasila) berubah menjadi sistem
Demokrasi Parlementer (Demokrasi Liberal).
Kabinet parlementer yang memerintah selama Perang Kemerdekaan, diantaranya:
a. Kabinet Syahrir I ( 14 Nopember 1945 s.d 12 Maret 1946 )
b. Kabinet Syahrir II ( 12 Maret 1946 s.d 20 Oktober 1946 )
c. Kabinet Syahrir III ( 20 Oktober 1946 s.d 27 Juni 1947 )
d. Kabinet Amir Syarifuddin I ( 3 Juli 1947 s.d 11 Nopember 1947 )
e. Kabinet Amir Syarifuddin II ( 11 Nopember 1947 s.d 29 Januari 1948 )
f. Kabinet Hatta I ( 29 Januari 1948 s.d 4 Agustus 1948 )
g. Kabinet Darurat (PDRI) 19 Desember 1948 s.d 13 Juli 1949
h. Kabinet Hatta II (Kabinet RIS) 4 Agustus 1949 s.d 20 Agustus 1950

sunarmi, s.pd._smkn1doko 13
Tugas kabinet berfokus mempertahankan kemerdekaan dari penjajah Belanda, baru setelah
kembali ke NKRI 17 Agustus 1950 melaksanakan tugasnya walaupun masih ada
pergolakan di dalam negeri
Penggunaan sistem parlemen, tujuannya untuk mengurangi kekuasaan presiden dan sistem
parlemen dianggap cocok karena situasi pada masa itu memiliki Beragam ideology, paham
serta pandangan politik.

B. Perkembangan Pemerintahan Setelah Kembali ke NKRI


Dibawah ini kabinet dengan menggunakan UUDS 1950 (menggunakan demokrasi liberal
1950 – 1959).
Partai partai pada masa demokrasi liberal mementingkan kepentingan partai daripada
kepentingan bangsa.
a. Kabinet Natsir (6 September 1950 – 21 Maret 1951)
Merupakan kabinet koalisi antara Masyumi dengan partai-partai kecil yang dipimpin
oleh Perdana Menteri Moh. Natsir (Masyumi) dan wakilnya Sri Sultan
Hamengkubowono IX (non partai).
Keberhasilan yang dicapai kabinet natsir :
1) Bidang ekonomi, mengubah ekonomi kolonial ke ekonomi nasional
2) Berlangsungnya perundingan antara Indonesia – Belanda untuk pertama kalinya
mengenai masalah Irian Barat meskipun hasilnya mengalami kegagalan.
3) Bidang politik, indonesia resmi menjadi anggota PBB ke-60, pada tanggal 28
September 1950.
Kendala yang dihadapi
- Kegagalan dalam menyelesaikan Irian Barat
- Timbul masalah keamanan dalam negeri terjadi pemberontakan hamper seluruh
wilayah Indonesia

b. Kabinet Sukiman (27 April 1951 – 3 April 1952)


Merupakan kabinet koalisi antara Masyumi dan PNI yang dipimpin oleh perdana
menteri Sukiman Wiryosanjoyo (Masyumi) dan wakilnya Suwiryo (PNI).
Keberhasilan yang pernah dicapai adalah : terjadi perubahan skala prioritas dalam
pelaksanaan programnya, dari program menggiatkan usaha keamanan dan ketentraman
selanjutnya diprioritaskan untuk menjamin keamanan dan ketentraman.
Kendala yang dihadapi adanya krisis moral yang ditandai dengan munculnya korupsi
pada setiap lembaga pemerintahan

c. Kabinet Wilopo ( 3 April 1952 – 3 Juni 1953)


Kabinet ini berasal dari PNI meskipun tetap berkoalisi dengan Masyumi. Kabinet ini
dipimpin oleh Perdana Menteri Wilopo (PNI) dan wakilnya Prawoto Mangkusasmito
(Masyumi).
Kabinet Wilopo tidak memiliki keberhasilan apa-apa.
Kendala yang dihadapi :
- Krisis ekonomi karena jatuhnya harga barang ekspor, sedangkan kebutuhan
impor terus meningkat
- Devisit kas Negara karna gagal panen sehingga perlu impor beras
- Munculnya gerakan sparatisme dan sikap provensialisme

d. Kabinet Ali Sostroamijoyo I (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955)


Merupakan kabinet koalisi antara PNI dan Partai Indonesia Raya (PIR) atau disebut juga
Kabinet Ali Wongso.
Keberhasilan yang dicapai :
1) Persiapan Pemilihan Umum untuk memilih anggota parlemen atau DPR yang
akan diselenggarakan pada tanggal 29 September 1955.
2) Menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955.
Kendala yang dihadapi :
- Menghadapi masalah keamanan (DI/TII)
- Keadaan ekonomi semakin memburuk, maraknya korupsi dan inflasi

sunarmi, s.pd._smkn1doko 14
- Memudarnya kepercayaan rakyat terhadap pemerintah

e. Kabinet Burhanudin Harahap (12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956)


Kabinet ini intinya adalah Partai Masyumi
Keberhasilan yang dicapai :
1) Penyelenggaraan pemilu pertama tahun 1955 secara jujur dan demokratis
2) Perjuangan diplomasi menyelesaikan masalah Irian Barat dengan pembubaran
Uni Indonesia – Belanda
3) Pemberantasan korupsi dengan menangkap para pejabat tinggi yang dilakukan
oleh polisi militer
4) Terbinanya hubungan antara Angkatan Darat dengan kabinet Burhanuddin
5) Menyelesaikan masalah peristiwa 27 Juni 1955 (peristiwa pengangkatan KSAD
tidak disetujui oleh pimpinan AD) dengan mengangkat Kolonel Abdul Haris
Nasution sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.
Kendala yang dihadapi banyaknya mutasi dalam lingkungan pemerintahan dianggap
menimbulkan ketidaktenangan.

f. Kabinet Ali Sostroamijoyo II (12 Agustus 1956 – 14 Maret 1957)


Kabinet Ali II merupakan kabinet koalisi dari PNI, Masyumi dan NU
Keberhasilan yang dicapai: pembatalan seluruh Perjanjian Konferensi Meja Bundar
melalui UU No. 13 Tahun 1956 yang mendapat dukungan penuh dari Presiden
Soekarno, karena Belanda mengingkari pengembalian Irian Barat ke Pangkuan RI
Kendala yang dihadapi :
- Berkobarnya semangat antiCina di masyarakat
- Munculnya pergolakan di daerah yang semakin menguat dan mengarah pada
gerakan sparatisme
- Munculnya krisis di berbagai daerah karena pemerintah pusat dianggap
mengabaikan pembangunan di daerah
- Pembatalan KMB

g. Kabinet Djuanda (9 April 1957 – 5 Juli 1959)


Keberhasilan yang dicapai Kabinet Djuanda adalah:
1) Mengatur kembali batas perairan nasional Indonesia melalui Deklarasi Djuanda
2) Terbentuknya Dewan Nasional sebagai badan yang bertujuan menampung dan
menyalurkan kekuatan yang ada dalam masyarakat dengan presiden sebagai
ketuanya
3) Mengadakan Musyawarah Nasional (Munas)
4) Diadakan Musyawarah Nasional pembangunan untuk mengatasi masalah krisis
dalam negeri tetapi tidak berhasil dengan baik.
Kendala yang dihadapi :
- Kegagalan menghadapi pergolakan diberbagai daerah
- Keadaan ekonomi dan keuangan semakin buruk

C. Pemilu Pertama tahun 1955 dilaksanakan pada masa kabinet Burhanuddin Harahap
a. Latar belakang
1) Pemilu merupakan program dari kabinet parlementer yang sangat dikehendaki
oleh semua pihak.
2) Pemilu merupakan prasyarat untuk membentuk pemerintahan yang demokratis
yang benar benar mendapat mandat dari rakyat.
b. Pelaksanaan pemilu tahun 1955, dilaksanakan dua tahap:
1) Tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR. Jumlah anggota DPR
yang terpilih sebanyak 257 orang, terdiri dari: Masyumi (60 kursi), PNI (58
kursi), NU (47 kursi), dan PKI (32 kursi). Sisanya dari partai partai kecil.
2) Tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Dewan Konstituante (514
orang)

D. Perkembangan Kehidupan Sosial Ekonomi pada Masa Liberal

sunarmi, s.pd._smkn1doko 15
1. Nasionalisasi De Javasche Bank
a. Berdirinya De Javasche Bank
Berdirinya De Javasche Bank dilatarbelakangi oleh:
1) Pemerintah Hindia Belanda belum memiliki bank selama menjajah di Indonesia,
yang ada adalah bank milik swasta
2) Adanya kesulitan pengaturan sistem pembayaran, karena tidak ada bank milik
pemerintah yang mengaturnya.
De Javasche Bank ini berfungsi sebagai Bank Sentral dan Bank Sirkulasi di wilayah
jajahan Belanda (Indonesia).
b. Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia
Adapun langkah-langkah ditempuh pemerintah untuk melaksanakan nasionalisme
diantaranya:
1) Pembentukan Panitia Nasionalisasi
Tanggal 19 Juni 1951 dibentuk Panitia Nasionalisasi De Javasche Bank yang
diketuai oleh Moh. Sedioni. Tugas panitia adalah mengajukan usul tentang
nasionalisasi, merencana Undang-Undang nasionalisasi dan merencanakan UU
baru tentang Bank Sentral.
2) Memberhentikan Dr. Houwink (Belanda) sebagai Presiden De Javasche Bank
berdasarkan Kepres RI No. 122 tanggal 12 Juli 1951. Kemudian mengangkat
Mr. Syafrudin Prawiranegara sebagai Presiden De Javasche Bank berdasarkan
Keppres RI No. 123 tanggal 12 Juli 1951
3) Tanggal 15 Desember 1951 berdasarkan UU No.24 Tahun 1951, Presiden
Soekarno mengumumkan secara resmi nasionalisasi “De Javasche Bank”
menjadi Bank Indonesia yang berfungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi.
c. Fungsi Bank Indonesia
Bank indonesia berfungsi sebagai Bank Sentral dan Bank Sirkulasi. Sebagai Bank
Sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah.
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia di dukung oleh tiga pilar yang
merupakan tiga bidang tugasnya, diantaranya :
1) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
2) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3) Mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia
Bank Indonesia sebagai bank sirkulasi satu-satunya lembaga yang memiliki hak
untuk mencetak dan mengedarkan uang di seluruh wilayah Indonesia

2. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng (1950-1953)


Sistem Ekonomi Gerakan Benteng adalah kebijakan ekonomi yang diluncurkan pemerintah
Indonesia dalam rangka membina pembentukan suatu kelas pengusaha Indonesia
“pribumi” dalam rangka mengubah sistem ekonomi kolonial ke dalam sistem ekonomi
nasional.
Tujuan Sistem Ekonomi Gerakan Benteng :
a. Memberikan motivasi kepada para importir nasional agar mampu bersaing dengan
perusahaan impor asing
b. Menumbuhkan nasionalisme ekonomi dan membina wiraswastawan tertentu.
c. Memberikan kredit para pengusaha Indonesia
d. Memberikan izin khusus dalam membatasi impor barang barang tertentu
Kegagalannya :
- Pengusaha pribumi tidak mampu bersaing dengan pengusaha non pribumi (Cina)
- Mentalitas pengusaha pribumi cenderung bersifat konsumtif

3. Sistem ekonomi Ali – Baba


Bertujuan untuk memajukan pengusaha pribumi melalui kerjasama ekonomi antara
pengusaha pribumi (Ali) dengan pengusaha Cina (Baba).
Adapun langkah-langkah yang ditempuh:
a. Mendirikan perusahaan perusahaan negara

sunarmi, s.pd._smkn1doko 16
b. Memberikan kredit dan izin baru bagi perusahaan swasta nasional
c. Memberikan perlindungan terhadap perusahaan nasional
d. Menghapus perusahaan asing untuk memberikan jabatan penting kepada tenaga bangsa
asing.
Kegagalannya : pengusaha pribumi hanya dijadikan alat ole pengusaha non pribumi (Cina)
untuk memperoleh bantuan kredit sehingga yang diuntungkan pengusaha non pribumi

III. Perkembangan Kehidupan Politik, Sosial dan Ekonomi Bangsa Indonesia pada Masa
Demokrasi Terpimpin (1959 – 1966)

A. Perkembangan Kehidupan Politik


1. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
a. Latar Belakang
1) Kegagalan Badan Konstituante untuk merumuskan dan menetapkan UUD baru
sebagai pengganti UUD 1950
2) Banyaknya partai politik dalam parlemen yang hanya mementingkan
kelompoknya sendiri, mengakibatkan situasi politik yang kacau dan semakin
memburuk, bahkan mengganggu stabilitas nasional.
3) Terjadinya gejolak dan sejumlah pemberontakan di berbagai daerah yang
mengancam perpecahan Negara Kesatuan Republik
b. Lahirnya dekrit Presiden 5 Juli 1959
Untuk mengatasi situasi yang tidak menentu tersebut, pada tanggal 21 Februari 1957
Presiden Soekarno mengeluarkan konsepsinya yang disebut “Konsepsi Terpimpin”,
yang berisi tiga hal, yaitu :
1) Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin
2) Pembentukan Kabinet Gotong Royong
3) Pembentukan Dewan Nasional
Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :
1) Menyelamatkan negara dari perpecahan dan krisis politik berkepanjangan
2) Memberikan pedoman yang jelas, yaitu UUD 1945 bagi kelangsungan negara.
3) Merintis pembentukan lembaga tertinggi negara, yaitu MPRS dan DPAS yang
selama masa Demokrasi Liberal tertunda pembentukannya.
4) Diterapkannya Demokrasi Terpimpin sebagai pengganti Demokrasi Liberal.
Arti penting lahirnya dekrit presiden berfungsinya kembali UUD 1945
Pidato pertanggungjawaban Soekarno dihadapan Sidang Umum MPRs diberi judul
Nawaksara

2. Perkembangan Sistem Pemerintahan


Latar belakang dicetuskannya sistem Demokrasi Terpimpin oleh Presiden Soekarno:
a. Dari segi keamanan nasional
Banyaknya gerakan separatis pada masa demokrasi liberal, menyebabkan
ketidakstabilan negara.
b. Dari segi perekonomian
Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal menyebabkan
program-program yang dirancang oleh kabinet tidak dapat dijalankan secara utuh,
sehingga pembangunan ekonomi tersendat.
c. Dari segi politik
Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru yang menggantikan UUDS 1950, untuk
merealisasikan Demokrasi Terpimpin membentuk kabinet kerja dengan ketuanya Ir.
Soekarno dan wakil Ir. Juanda

3. Perkembangan Politik Dalam Negeri


Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin yang berlangsung antara tahun 1959 – 1966, dalam
realisasinya ternyata tidak sesuai dengan UUD 1945 yang menjadi dasar hukum
konstituante, hal ini terlihat dari pelaksanaan politik dalam negeri berikut ini :
a. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara

sunarmi, s.pd._smkn1doko 17
Berdasarkan Penetapan Presiden No.2 tahun 1959, Tugas MPRS adalah menetapkan dan
mengesahkan GBHN.

b. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara


DPAS dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden No.3 tahun 1959

c. Pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat – Gotong Royong


Penetapan Presiden No.2 tahun 1960 tentang pembubaran DPR hasil Pemilu tahun 1955,
karena DPR menolak Rancangan Anggaran Belanja Negara tahun 1961 yang diajukan
oleh pemerintah.
Penetapan Presiden No.4 tahun 1960, tanggal 24 Juni 1960 Presiden Soekarno
membentuk DPR baru yang diberi nama Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong
(DPR-GR).

d. Pembentukan Front Nasional


Front Nasional dibentuk pada tanggal 31 Desember 1959 atas dasar Penetapan Presiden
No.13 Tahun 1959, dibentuk untuk menghimpun seluruh kekuatan nasional untuk
menyukseskan pembangunan.
Tujuan pembentukan Front Nasional adalah Menyelesaikan Revolusi Nasional
Indonesia, melaksanakan pembangunan semesta nasional dan mengembalikan Irian
Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia.

e. Penyederhanaan Partai-Partai Politik


Tanggal 14 April 1961 diumumkan hanya 10 partai dari 28 partai politik yang mendapat
pengakuan dari pemerintahan.

f. Puncak pelaksanaan Demonstrasi Terpimpin


Ditandai dengan peristiwa-peristiwa berikut ini:
1) Usulan dari DPAS agar pidato Presiden Soekarno 1959, yang berjudul
“Penemuan Kembali Revolusi Kita” yang dinyatakan menjadi Manifesto Politik
Republik Indonesia (Manipol) ditetapkan sebagai GBHN yang nantinya dikenal
dengan sebutan “Manipol Usdek”. Isinya meliputi: UUD 1945, Sosialisme
Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian
Indonesia.
2) Diangkatnya Presiden Soekarno sebagai presiden seumur hidup oleh MPRS
dengan ketetapan No. III/MPRS/1963.
3) Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, presiden Soekarno menerapkan
ajaran “NASAKOM”. Partai-partai pendukung pemikiran presiden Soekarno
PNI, NU dan PKI. Pelaksanaan demokrasi terpimpin adanya pelanggaran UUD
1945 yaitu pemberlakuan idiologi Nasakom sebagai pandangan Hidup bangsa
Indonesia

4. Perkembangan Politik Luar Negeri


a. Politik Nefo dan Oldefo
1) Politik Luar Negeri Indonesia Pada Awal demokrasi Terpimpin
Pada awal-awal pelaksanaan Demokrasi Terpimpin, Indonesia masih aktif dalam
kegiatan-kegiatan internasional yang sejalan dengan politik luar negeri bebas
dan aktif.
2) Politik Luar Negeri yang Condong ke Blok Komunis
a) Kelompok Nefo (New Emerging Forces) adalah Blok Komunis/Blok Timur,
merupakan kekuatan baru yang sedang muncul yaitu negara-negara progresif
revolusioner yang anti imperialisme dan kolonialisme
b) Kelompok Oldefo (Old Establishes Forces) adalah Blok Liberal –
Kapitalis/Blok Barat, merupakan kekuatan lama yang telah mapan yaitu
negara-negara kapitalis yang neokolonialis dan imperialis (Nekolim).

b. Menjalankan Politik Konfrontasi dengan Malaysia

sunarmi, s.pd._smkn1doko 18
Politik konfrontasi dengan Malaysia dikarenakan pemerintah tidak setuju terhadap
pembentukan Negara Malaysia yang oleh Presiden Soekarno dianggap sebagai proyek
nekolim (neo-kolonialisme Inggris) dan membahayakan negara-negara nefo pada
umumnya.

c. Indonesia Keluar dari Perserikatan Bangsa Bangsa


Pada tanggal 7 Januari 1965 Indonesia keluar dari PBB.

d. Menjalankan Politik Mercusuar


Presiden Soekarno berpendapat bahwa Indonesia merupakan mecusuar yang dapat
menerangi jalan bagi Nefo di seluruh dunia.
e. Terbentuknya poros Jakarta – Peking menunjukkan Indonesia memihak ke Blok Timur

B. Perkembangan Kehidupan Sosial – Ekonomi


1. Pembentukan Depernas
Tanggal 15 Agustus 1959 dibentuklah Dewan Perancang Nasional (Depernas) dengan
Moh. Yamin sebagai ketuanya dengan beranggotakan 80 orang.
Pada tahun 1963 Depernas diganti dengan Bappenas (Badan Perancang Pembangunan
Nasional)
Tugas Bappenas :
a. Menyusun rencana jangka panjang dan rencana tahunan, baik nasional maupun
daerah.
b. Mengawasi dan menilai pelaksanaan pembangunan.

2. Mengeluarkan Deklarasi Ekonomi


Kemudian untuk menanggulangi keadaan ekonomi yang semakin suram, pada tanggal 28
Maret 1963 Presiden Soeharto mengeluarkan landasan baru bagi perbaikan ekonomi secara
menyeluruh, yaitu Deklarasi Ekonomi atau Dekon yang dinyatakan sebagai strategi umum
revolusi indonesia.
Tujuan Deklarasi Ekonomi adalah untuk menciptakan ekonomi yang bersifat nasional,
demokratis dan bebas dari sisa-sisa imperialis untuk mencapai tahap sosialisme Indonesia
dengan cara terpimpin.

sunarmi, s.pd._smkn1doko 19
BAB XI
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN POLITIK DAN EKONOMI BANGSA INDONESIA DI
MASA ORDE BARU SAMPAI AWAL REFORMASI SERTA PERANAN MAHASISWA
DAN PEMUDA DALAM PERUBAHAN PULITIK DAN KETATANEGARAAN
INDONESIA

I. PERKEMBANGAN KEHIDUPAN POLITIK DAN EKONOMI BANGSA INDONESIA


DI MASA ORDE BARU

A. Gambaran besar demoktrasi pancasila pada masa orde baru (1966-1968)


1. Pada masa wal pemerintahannya presiden Soeharto telah bertekad melakdanakan
pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen
2. Demokrasi pancasila pada masa orde baru (1966 – 1998) mengutamakan musyawarah dan
mufakat yang penerapannya memiliki ciri :
a. Pemerintah dijalankan berdasarkan konstitusi
b. Pelaksanaan pemilu diselenggarakan setiap 5 tahun sekali
c. Penghargaan terhadap hak asasi manusia serta adanya perlindungan terhadap hak hak
minoritas
3. Demokrasi Pancasila mengedepankan mekanisme kedaulatan rakyat dalam
penyelenggaraan negara dan pemerintahan
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintaha tertinggi setelah MPR yang memiliki
kewajiban melaksanakan keputusan MPR dan bertanggung jawab kepada siding umum
MPR
5. Presiden tidak harus bertanggung jawab kepada DPR tetapi DPR bertugas mengawasi
pelaksanaan keputusan MPR.

A. Penataan Kehidupan Politik dan Ekonomi

1. Penataan Kehidupan Politik


a. Politik Dalam Negeri
1) Melaksanakan Pemilu dan Penyederhanaan Partai Politik
a) Pemilu pertama tanggal 3 Juli 1971
Pemilu pertama diikuti oleh 10 peserta yang terdiri dari 9 partai politik dan 1
golongan karya.
b) Pemilu berikutnya
- pemilu kedua tanggal 2 Mei 1977
- pemilu ketiga tanggal 4 Mei 1982
- pemilu keempat tanggal 23 April 1987
- pemilu kelima tanggal 9 Juni 1992
- pemilu keenam tanggal 29 Mei 1997
Pemilu pemilu tersebut diatas diikuti oleh 3 peserta yang terdiri dari 2 partai politik
dan 1 golongan karya. Dalam pemilu tersebut, Golongan Karya memperoleh
kemenangan mutlak, kemudian diikuti urutan kedua Partai Persatuan Pembangunan
(PPP) dan urutan ketiga Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

2) Menerapkan Dwi Fungsi ABRI


Dwi Fungsi ABRI adalah peran Angkatan Bersenjata Republik Indonesia sebagai
kekuatan pertahanan dan keamanan serta perannya sebagai kekuatan sosial politik.
Naiknya Jenderal Soeharto sebagai pengemban pemerintahan Indonesia sejak tahun
1966 membawa doktrin ini sebagai basis landasan penguatan Pemerintah Orde Baru
dan lembaga kepresidenannya. Penerapan Dwi Fungsi ABRI dituangkan dalam
Undang Undang No.21 tahun 1982 tentang “Dwi Fungsi ABRI”.
3) Mengatur Struktur Lembaga MPR dan DPR
Selama orde baru berkuasa, lembaga MPR dan DPR diatur dengan struktur
keanggotaan yang menguntungkan pemerintah demi melanggengkan kekuasaan
pemerintah orde baru.

sunarmi, s.pd._smkn1doko 20
4) Melaksanakan Indoktrinisasi Pancasila
a) Menjadikannya Pancasila sebagai Ideologi Tertutup
b) Menjadikannya Pancasila sebagai Asas Tunggal
c) Melaksanakan Indoktrinisasi Pancasila secara Intens kepada seluruh warga
masyarakat.
5) Membelenggu hak-hak politik warga negara
Selama masa orde baru, hak hak politik warga tidak diberi tempat. Sejak tahun 1978
Pemerintah membatasi hak-hak warga negara untuk berserikat dan berkumpul dalam
rangka mengeluarkan dan menyatakan pendapat.
6) Pedoman Penghayatan dan Pengamatan Pancasila (P-4)

b. Politik Luar Negeri


Penataan kehidupan politik luar negeri bertujuan untuk melaksanakan kembali politik
luar negeri bebas aktif secara murni dan konsekuen. Hal sesuai dengan ketetapan MPRS
NO. XII/MPRS/1966 tentang Landasan Kebijaksanaan Politik Luar Negeri Republik
Indonesia.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk melaksanakan kembali politik luar negeri bebas
aktif secara murni dan konsekuen diantaranya adalah:
1) Hubungan dengan Malaysia
2) Hubungan dengan Singapura
3) Hubungan negara-negara Asia Tenggara
4) Kembali menjadi Anggota PBB
Indonesia keluar dari PBB tanggal 7 Januari 1965, kemudian kembali aktif dalam
keanggotaan PBB sejak tanggal 28 September 1966.
5) Hubungan dengan negara-negara Blok Timur, hubungan dengan RRC dibekukan,
dengan Taiwan ditingkaatkan terbatas pada hubungan ekonomi tanpa tingkat
diplomatik
6) Hubungan dengan negara-negara Blok Barat, hubungan dengan Negara barat
diaktifkan dengan bukti IGGI memberikan bantuan pelaksanaan pembangunan
nasional
7) Indonesia masuk menjadi anggota dan memperoleh dana pinjaman dari lembaga
internasional : IBRD, IDA, IMF, ADB.

c. Dampak Kebijakan Politik


1) Dampak positif dari kebijakan politik pemerintahan Orde Baru:
a) Pemerintah mampu membangun fondasi yang kuat bagi kekuasaan lembaga
kepresidenan yang menyebabkan semakin kuatnya peran negara dalam
masyarakat
b) Situasi keamanan pada masa Orde baru relatif aman dan terjaga dengan baik
karena pemerintah mampu mengatasi semua tindakan dan sikap yang dianggap
bertentangan dengan Pancasila
c) Dilakukan fusi partai politik, selain bertujuan agar pemerintah dapat mengontrol
partai politik juga memperkecil atau meredam terjadinya konflik antar partai
politik, sehingga stabilitas nasional semakin mantap.
2) Dampak negatif dari kebijakan politik pemerintahan Orde Baru:
a) Terbentuknya pemerintahan yang bersifat otoriter, dominative dan sentralistis
b) Otoriarisme merambah ke seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara yang sangat merugikan rakyat
c) Pemerintah Orde Baru gagal memberikan pelajaran berdemokrasi yang baik dan
benar kepada rakyat Indonesia
d) Demokrasi sistem perwakilan yang diterapkan hanya bersifat semu bahkan hanya
dijadikan topeng untuk melanggengkan pemerintahan orde baru
e) Demokrasi yang terbentuk didasarkan pada Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(KKN)

2. Penataan Kehidupan Ekonomi


a. Penyelamatan dan Rehabilitasi Ekonomi Nasional

sunarmi, s.pd._smkn1doko 21
Kebijakan perekonomian di era Orde Baru didasarkan pada Tap MPRS No.
XXIII/MPRS/1966 yang berisi tentang pembaharuan kebijaksanaan landasan ekonomi,
keuangan dan pembangunan. Tujuannya adalah untuk mengatasi krisis dan kemerosotan
ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1955.
1) Program penyelamatan, APBN berimbang, membatasi pemberian kredit bank,
penundaan pembayaran hutang luar negeri
2) Program stabilitasi dan rehabilitasi
Program stabilitasi adalah usaha untuk membendung laju inflasi.
Program rehabilitasi adalah usaha yang dilakukan untuk memulihkan kemampuan
berproduksi. Mengatur harga pangan, PMA, perbaikan prasarana fisik dan
administrasi
3) Pelaksanaan pembangunan
a) Landasan pembangunan : Pancasila dan UUD 1945
b) Tujuan pembangunan : untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan
makmur,
c) Hakekat pembangunan : pembangunan seluruh masyarakat Indonesia
d) Arah pembangunan : pembangunan di segala bidang baik materiil maupun
spiritual
e) Pedoman pembangunan : “Trilogi Pembangunan” dan “Delapan Jalur
Pemerataan”.

b. Pembangunan Lima Tahun (Pelita)


Pembangunan nasional pada masa orde baru dirancang melalui pelaksanaan
pembangunan jangka panjang (25 – 30 Tahun) dan pembangunan jangka pendek (5
tahunan). Pembangunan jangka pendek dirancang melalui tahapan tahapan pelaksanaan
Pelita, Pelita I s/d Pelita VI, tahun 1998 jatuhnya orde baru, pemerintah kehilangan
kepercayaan rakyat dan presiden Soeharto turun dari jabatannya.

c. Dampak Pembangunan Ekonomi Orde Baru


Dampak positifnya :
1) Peningkatan kesejahteraan rakyat secara rata rata
2) Menurunnya angka kemiskinan absolut
3) Menurunnya angka kematian bayi
4) Meningkatnya angka partisipasi pendidikan terutama di tingkat dasar
5) Indonesia berhasil mengubah status dari negara pengimpor beras menjadi bangsa
yang bisa memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras)
Dampak negatifnya :
1) Terjadinya pencemaran lingkungan hidup dan sumber daya alam
2) Tidak meratanya pembangunan antar daerah dan antar golongan pekerja
3) Terjadi kesenjangan sosial antara kelompok kelompok masyarakat
4) Pemerintah Orde Baru cenderung bersifat otoriter, Presiden mempunyai kekuasaan
yang sangat besar dalam mengatur jalannya pemerintahan
5) Peran negara menjadi semakin kuat yang menyebabkan timbulnya pemerintahan
yang sentralistis
6) Gagal memberikann pelajaran berdemokrasi yang baik, karena Golkar dijadikan
mesin politik untuk mencapai stabilitas dan kelanggengan pemerintahan orde baru

sunarmi, s.pd._smkn1doko 22
II. PERKEMBANGAN KEHIDUPAN POLITIK – EKONOMI BANGSA INDONESIA
MASA REFORMASI (1998 – SEKARANG)

A. Masa Akhir Pemerintahan Orde Baru


1. Kejadian Kejadian Penting pada Masa Akhir Orde baru
a. Terjadinya krisis ekonomi, dilatar belakangi oleh:
1. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar
2. Hutang luar negeri yang sangat besar
3. Berkembangnya ekonomi kapitalis yang dikuasai para konglomerat

b. Terjadinya krisis politik, sosial dan kepercayaan


Terjadinya krisis politik disebabkan oleh:
1. Kemenangan Golkar dalam setiap pemilu selama orde baru memerintah dianggap
tidak jujur dan tidak adil
2. Adanya lima paket UU politik sebagai sumber ketidak adilan
Terjadinya krisis sosial dimasyarakat , ditandai oleh :
1. Terjadi pemusatan hubungan kerja (PHK) secara sepihak dan secara besar besaran
2. Banyaknya ketidak adilan dalam bidang hukum
3. Terjadinya kesenjangan sosial

2. Tuntutan dan Agenda Reformasi


Reformasi adalah suatu gerakan untuk mengadakan pembaharuan dan perubahan terutama
dalam bidang politik, sosial, ekonomi dan hukum menuju pada perbaikan.
Tuntutan reformasi :
a. Suksesi kepemimpinan nasional dan adili Soeharto beserta kroninya
b. Amandemen UUD 1945
c. Pelaksanaan supremasi hukum
d. Pelaksanaan otonomi daerah
e. Penghapusan dwi fungsi ABRI
f. Pemerintahan yang bersih dari KKN

3. Berakhirnya Pemerintahan Orde Baru


21 Mei 1998 :
Pukul 09.00 WIB, Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya, kemudian
mengucapkan terimakasih dan mohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia. Pada saat itu
juga Wakil B.J Habibie dilantik menjadi Presiden baru Indonesia.

B. Demokrasi masa reformasi


1. Ciri-ciri pemerintahan masa reformasi
a. Terbentuknya ruang untuk mengeluarkan pendapat dan pikiran sesuai UUD 1945
pasal 28
b. Terus diupayakan terwujudnya pemerintahan yang bersih, terbuka dan bertanggung
jawab
c. Lembaga MPR berani mengamabil langkah-langkah politis melalui siding tahunan
yang menuntut laporan pertanggungjawaban lembaga negara, mengamandemen
UUD 1945, memisahkan jabatan pimpinan MPR dan DRP serta bisa memecat
Presiden melalui mekanisme siding istimewa
d. Melalui amandemen UUD 1945 masa jabatan Preiden dibatasi hanya 2 kali masa
jabatan
2. Keberhasilan demokrasi Pancasila masa reformasi 1998 adalan penyelenggaraan pemilu
secara langsung yang dimulai pada 1999, 2004, 2009, 2014, 2019
3. Pada masa pemerintahan Habibie telah diusahakan langkah-langkah memperbaiki
perekonomian, seperti merekapitulasi perbankan, merekonstruksi perekonomian
nasional, melikuidasi beberapa bank bermasalah

sunarmi, s.pd._smkn1doko 23
4. Pada masa pemerintahan Adurrahman Wahid pencabutan instruksi presiden no. 14 tahun
1967 tentang larangan kepada etnis tionghoa untuk merayakan agama dan adat istiadat
didepan umum dan hanya boleh dilakukan di depan keluarga.
5. Pada masa pemerintahan Megawati diterbitkan 2 undang undang penting yang mengatur
fungsi serta kewenangan TNI dan Polri secara terpisah
6. Dalam pemilu 2004 Susilo Bambang Yudoyono dan yusuf Kalla terpilih menggantikan
Megwati sebagai Presiden. SBY-JK berkomitmen memperkuat pemberantasan korupsi,
nepotisme dan kronisme, mengurangi secara nyata praktek korupsi pada birokrasi,
menciptakan sistem pemerintahan dan birokrasi yang bersih, akuntable , transparan,
efisien dan berwibawa serta menurunkan angka kemiskinan
7. Pemilu 2009 yang terpilih sebagai presiden dan wakilnya adalah Susilo Bambang
Yudoyono berpasangan dengan Boediono
8. Pemilu 2014 telah mengantarkan pasangan Joko Widodo dan Yusuf Kalla
9. Pemilu 2019 telah terselenggara dan menetapkan pasangan Joko Widodo dan Ma’ruf
Amin

III. PERANAN MAHASISWA MAHASISWA DAN PEMUDA DALAM PERUBAHAN


POLITIK DAN KETATANEGARAAN INDONESIA

A. GERAKAN PEMUDA MASA KOLONIAL BELANDA

1. Politik etis
Van Deventer, pada tahun 1899, menulis artikel berjudul Een Eereschuld (Utang Budi)
yang dimuat dalam majalah De Gids. Artikel tersebut berisi, antara lain, Trilogi Van
Deventer yang mencakup edukasi, irigasi, dan transmigrasi yang dikenal dengan politik
etis.

2. Gerakan kebangsaan
a. Budi Utomo (BU)
Organisasi yang didirikan oleh kalangan terpelajar di sekolah kedokteran yang berasal
dari priyayi Jawa yang "baru" atau priyayi rendahan. Mereka memiliki pandangan
bahwa pendidikan adalah kunci untuk kemajuan. Kelompok inilah yang merupakan
kelompok pertama pembentuk suatu organisasi yang benarbenar modern.
Dr. Wahidin Sudirohusodo adalah tokoh yang mengagas lahirnya Budi Utomo. Soetomo
bersama rekanrekannya dia mendirikan Budi Utomo (BU) di Jakarta pada 20 Mei 1908.
Tujuannya dalam bidang pendidikan

b. Sarekat Islam (SI)


Awalnya bernama Sarekat Dagang Islam (SDI), yaitu perkumpulan bagi pedagang Islam
yang didirikan tahun 1911 di Solo, oleh H. Samanhudi. Organisasi ini mempunyai
tujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji Islam, dan agar dapat bersaing
dengan pedagang Barat maupun Timur Asing.

c. Indische Partiij
Merupakan organisasi yang didirikan dan beranggotakan kebanyakan orang Indo, yaitu
campuran orang Indo dengan Pribumi. Didirikan oleh Dr. Ernest Francois Eugene
Douwes Dekker pada 25 Desember 1912 seorang keluarga jauh Edward Douwes Dekker
(Multatuli). Kemudian bekerja sama dengan, Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi
Suryaningrat. Ketiga tokoh ini dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai.
Tujuannya membangun patriotisme semua Indiers terhadap tanah air sebagai persiapan
menuju kehidupan bangsa yang merdeka

d. Muhammadiyah
Didirikan oleh K.H. Ahmad Gahlan pada tanggal 18 November 1912 di Jogjakarta.
Organisasi ini berdasarkan Islam dan kebangsaan, serta bersifat non politik.
sunarmi, s.pd._smkn1doko 24
Tujuan pokok Muhammadiyan :
1) Meluruskan pendapat yang keliru mengenai ajaran Islam
2) Memperdalam pengetahuan ajaran Islam berdasarkan Al Quran dan Hadits.
3) Memajukan pengajaran dan pendidikan.
Dalam mewujudkan tujuannya Muhammadiyah mendirikan sekolah, kursus-kursus,
pengajian, mendirikan rumah sakit, rumah yatim piatu dan khotbah-khotbah ajaran
Islam. Untuk kaum wanitanya pada tahun 1918, Ibu Siti Walidah Ahnad Dahlan
mendirikah organisasi Aisiyah dengan kegiatan bidang kewaitaan, keagamaan,
pendidikan dan sosial kemasyarakatan.

e. Gerakan dan Organisasi Pemuda


Pada 7 Maret 1915 perkumpulan pemuda yang pertama didirikan adalah Tri Koro
Dharmo (Tiga Tujuan Mulia yaitu budi, sakti dan bakti). Tokoh-tokohnya Satiman
Wiryosanjoyo, Kadarman dan Sunardi. Tujuannya untuk mencapai Jwa Raya dengan
memperkokoh rasa persatuan antara pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Lombok.
Setiap pemuda harus berpengetahuan yang cukup sehingga dapat melaksanakan tugas
dengan baik (sakti). Berbudi pekerti pekerti baik sesuai dengan kepribadian bangsa
(budi). Berbakti kepada bangsa serta tanah air (bakti.
Pada kongres pertama di Solo tanggal 12 Juni 1918 berganti nama Jong Java. Sejalan
dengan lahirnya Jong Java, di beberapa daerah bermunculan organisasi pemuda seperti
Jong Sumatranen Bond, Pasundan, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong
Batak, Pemuda Kaum Betawi, Sekar Rukun, Timorees Verbond dan lain-lain.
Pada Kongres Pemuda I, Mei 1926, untuk pertama kalinya beberapa organisasi pemuda
berhasil dikumpulkan dalam sebuah kongres. Kongres yang dipimpin oleh M. Tabrani
ini dihadiri Jong Java, Jong Sumatra, Jong Ambon, Jong Minahasa, Jong Batak, Jong
Islamieten Bond, dan Perkumpulan Pemuda Theosofi. Walaupun tidak berhasil
membuat fusi, mereka telah sepakat tentang paham persatuan.
Organisasi Jong Java dan yang lainnya dibubarkan dan diganti dengan Indonesia Muda
yang bertujuan Indonesia merdeka.
Pada 28 Oktober 1928 pada Kongres Pemuda II di gedung Indonesische Club Kramat
No. 106 Jakarta, dapat dipadukan semua organisasi pemuda menjadi satu kekuatan
nasional. Kesepakatan tersebut diikuti dengan ikrar satu nusa, satu bangsa, dan satu
bahasa yang terkenal dengan Sumpah Pemuda, yang nantinya dijadikan landasan
perjuangan Indonesia merdeka. Pada malam penutupan, untuk pertama kali
diperdengarkan lagu Indonesia Raya oleh WR. Supratman. Selanjutnya, PNI, PPPI,
Indonesia Muda, dan seluruh perkumpulan pemuda mengaku Indonesia Raya sebagai
lagu kebangsaan.

f. Partai Nasional Indonesia (PNI)


Didirikan oleh kaum terpelajar, yang dipelopori oleh Ir.Soekarno. Golongan terpelajar
yang berada dalam Algemene Studie Club Bandung pada 4 Juli 1927 mendirikan Partai
Nasional Indonesia (PNI) di Bandung. Dengan tujuan untuk menampung aspirasi orang-
orang dan untuk mencapai Indonesia merdeka dengan asas perjuangan :
1) Self Help, memperbaiki keadaan dengan kekuatan sendiri,
2) Nonkooperasi, tidak bersedia bekerja sama dengan bangsa kolonial
3) Marhaenisme, ajaran yang berkeinginan mengangkat rakyat yang melarat.
Keanggotaan PNI bersifat terbuka. Semangat nasionalisme yang dikobarkan PNI telah
menghawatirkan posisi pemerintah Belanda karena memungkinkan timbulnya tindak
radikalisme.

g. Perhimpunan Indonesia atau Indische Vereeniging (IV)


Indische Vereeniging didirikan oleh mahasiswa Indonesia di Belanda pada tahun 1908.
Tokohnya Sosrokartono, Husein Jayaningrat, NotoSuroto, Sumitro Kolopaking. Setelah
kedatangan Suwardi Suryaningrat dan Tjipto ke Belanda (1913) PI bergerak dalam
bidang politik. Pada tahun 1922 berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia.
Penegasan Perhimpunan Indonesia (1925) untuk mencapai Indonesia Merdeka :

sunarmi, s.pd._smkn1doko 25
1) Hanya bangsa Indonesia yang dan menyingkirkan pertikaian antar golongan yang
dapat mematahkan penjajahan.
2) Melibatkan seluruh lapisan masyarakat mutlak diperlukan untuk mencapai tujuan.
3) Hal penting dalam masalah penjajahan adalah pertentangan kepentingan.
4) Pengaruh penjajah yang merusak jasmani dan rohani dan pergaulan hidup bangsa
harus dikembalikan ke keadaan semula
Perhimpunan Indonesia mengadakan hubungan dengan organisasi internasional dalam
propaganda pepmperjuangkan Indonesia Merdeka dan anti penjajahan.
1) Turut serta kegiatan komitren dan Association Pour Etude des Cicellitions
Orientales (Perhimpunan untuk mempelajari kebudayaan Timur)didirikan di Paris
(1925). Di samping itu turut dalam Liga Penentang Imperialis.
2) Mengikuti kongres dalam rangka mencari dukungan perjuangan Indonesia di
antaranya :
a) Konggres Demokrasi untuk Perdamaian, Paris (1926)
b) Kongres Liga Melawan Imperialisme dan Penindasan Penjajah, Brusel (1927)
c) Kongres Wanita Indonesia, Grand Swiss (1927)

h. Pergerakan Kaum Wanita


Kaum wanita yang terilhami perjuangan R.A. Kartini turyt dalam pergerakan nasional.
Tujuan pergerakan kaum wanita adalah untuk meningkatkan derajat kaum wanita
Indonesia sejajar dengan kaum pria.
Tanggal 22 Desember 1928 diselenggarakan Kongres Wanita Indonesia di Jogjakarta
yang melahirkan Perhimpunan Perempuan Indonesia (PPI). Peristiwa ini diperingati
sebagai Hari Ibu. Pada tahun 1929 diubah menjadi Perhimpunan Istri Indonesia
Tokoh wanita selain R.A. Kartini adalah Dewi Sartika, Maria Ulfah santoso, Sunaryo
Mangunpuspito, Maria Walanda Maramis dll.

3. Tokoh pergerakan kaum muda dan pemikirannya


a. Soetomo
Nama dokter lulusan STOVIA ini memang tidak dapat dipisahkan dari organisasi
sosial budaya yang berdiri pada 20 Mei 1908 dengan nama Boedi Oetomo.
Ia mendirikan sebuah Studie Club yang menjadi wadah dalam mempersatukan para
pelajar untuk mengembangkan wawasan tentang sebuah Gerakan kebangsaan yang
lebih luas. Meskipun demikian, strategi yang diterapkannya masih kooperatif dan
meletakkan masalah pendidikan sebagai dasar perjuangan organisasi bukan Gerakan
politik.
Kegiatan studie club telah banyak memberikan bantuan kepada para petani, misalnya
mendirikan organisasi perdagangan hasil bumi atau mendirikan koperasi dan
berupaya keras untuk dapat memberantas lintah darat.

b. Haji Samanhudi
Haji Samanhudi adalah salah satu tokoh pergerakan islam modern, khususnya di
bidang perdagangan.
Pada 1911, berdirilah sebuah organisasi yang diberi nama Serekat Dagang Islam
(SDI) di kota Solo.
Hal tersebut menjadikan SDI potensial untuk berkembang menjadi organisasi yang
dapat bergerak lebih luas ke bidang sosial politik. Mempertimbangkan hal ini, para
pengurus SDI mengubah nama organisasi menjadi Sarekat Islam (SI), dengan
mengembangkan aktivitas yang lebih luas, terutama ke bidang politik.

c. K.H. Ahmad Dahlan


Pada 18 novenber 1912, ia mendirikan organisasi islam bernama Muhammadiyah. Ia
sangat menaruh perhatian terhadap masalah pendidikan karena bidang ini memiliki
arti penting dalam mempersiapkan kader-kader islam yang terdidik dan terlatih.
Pendidikan yang diselenggarakannya tidak mutlak hanya bagi laki laki, tetapi juga
untuk perempuan.

sunarmi, s.pd._smkn1doko 26
d. K.H. Wahid Hasyim
Pada 1951, Wahid Hasyim menulis sebuah artikel di majalah yang terbit di ibu kota,
dengan judul “Umat islam Indonesia menunggu ajalnya tetapi pemimpinnya tidak
tahu”. Dalam tulisannya ini wahid hasyim mengkritisi para tokoh islam nusantara
dengan tajam. Ada tiga hal pokok tentang kepribadiannya yang muncul dalam
tulisannya tersebut, yaitu :
1) Wahid hasyim memiliki jiwa toleransi yang tinggi terhadap perbedaan paham
dan pendapat, serta memiliki sikap yang proporsional dalam menyikapi setiap
persoalan,
2) Wahid hasyim memiliki kepedulian yang besar terhadap peningkatan kualitas
umat islam nusantara, dan
3) Wahid hasyim memiliki sikap kritis yang tidak pernah padam meskipun
menyangkut umat islam.

e. Tan Malaka
Tan Malaka lahir pada 2 Juni 1897 di desa Suliki, Pandam Gadang, Sumatera Barat,
dari keluarga terpadang dengan nama asli Ibrahim.
Pada 1919, setelah kembali ndari pendidikannya di Belanda, Tan Malaka
berkesempatan menjadi guru pada Maskapai Sanembah di tanjung Morawa, Deli,
Sumatera Timur.
Pada 1921, Tan Malaka pergi ke jawa dan bertemu dengan tokoh tokoh serekat islam.
Tan Malaka kemudian diangkat menjadi ketua PKI dalam usia ke-25 tahun. Di bawah
kepemimpinan Tan Malaka, PKI mengobarkan semangat antikapitalisme dan
memperjuangkan nasib rakyat yang tertindas. Akibatnya, terjadi aksi aksi mogok
kerja di berbagai maskapai atau perusahaan Belanda yang memperkerjakan banyak
buruh pribumi. Pemerintah Belanda tidak tinggal diam. Ribuan buruh ditangkap dan
dibuang ke Boven Digul.
Diseputar proklamasi, Tan Malaka mencatatkan peran yang penting dalam
memobilisasi para Pemuda ke rapat raksasa dilapangan ikada (kini kawasan monas)
pada 19 September 1945. Inilah rapat yang Menunjukkan massa pertama setelah
pelaksanaan proklamasi kemerdekaan . namun sejak 1946, Tan Malaka bersikap
berseberangan dengan pemerintahan.

f. Maria Walanda Maramis


Maria Walanda Maramis berasal dari Manado yang lahir pada 1872.
Maria sangat mengagumi Kartini yang telah memberinya inspirasi untuk
memperjuangkan nasib kaum perempuan agar memperoleh persamaan hak dengan
laki laki, terutama dalam memperoleh pendidikan.
Dalam organisasi PIKAT, Maria Merumuskan tiga tujuan utama yaitu :
1) Menyediakan wadah bagi perempuan Minahasa agar saling mengenal dan
bergaul
2) Membina dan mendidik kaum muda perempuan Minahasa sebagai calon ibu
yang akan melahirkan generasi penerus bangsa
3) Membiasakan perempuan Minahasa untuk Mengemukakan dan Merumuskan
pendapat, pandangan, serta pemikirannya secara bebas.

g. Yap Tjwan Bing


Lahir di surakarta pada 31 Oktober 1910 dari keluarga pedagang.
Dalam Kegiatan politik, yap pernah duduk menjadi anggota PPKI dan mengikuti
rapat pengesahan UUD 1945, bersama dengan Soetardjo Kartohadikusumo, Ki Hajar
Dewantara, R.A.A Wiranatakusuma, dan Mohammad Hatta, ia membahas masalah
perekonomian dan pengaturan keuangan negara. Yap banyak memberikan
sumbangan pemikiran tentang sistem persamaan (nivelenging) disektor perdagangan
antara golongan pribumi dan non pribumi agar tidak ada diskriminasi demi
kepentingan bangsa dan negara.

B. GERAKAN PEMUDA MENJELANG KEMERDEKAAN INDONESIA

sunarmi, s.pd._smkn1doko 27
Adapun organisasi bentukan Jepang :
1. Gerakan 3A
Dicanangkan April 1942 untuk mendukung gerakan pemuda asia raya dibawah pimpinan
Sukaryo Wiryo Pranoto dengan menerbitkan surat kabar asia raya.
2. Pusat tenaga Rakyat (putera)
Dipimpin 4 serangkai yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh hatta, Kihajar Dewantara, K.H. Mas
Mansyur.
Tujuan :
a. Untuk membujuk kaum nasionalis dan golongan intelektual agar mengerahkan tenaga
dan pikiran untuk mengabdi kepada kepentingan militer jepang
b. Untuk membangun kembali segala yang rusak oleh imperialisme belanda di masa lalu
3. Himpunan Kebaktian Jawa ( Jawa Hokokai)
Dibentuk tanggal 1 januari 1944 bertujuan untuk menghimpun tenaga rakyat lahir batin
untuk meningkatkan semangat kebaktian.
Melalui jawa hokokai rakyat dituntut mengobarkan diri, mempertebal semangat
persaudaraan, melaksanakan sesuatu dengan bukti yang nyata.
4. Badan pertimbangan pusat (Chuo Sangi in)
Adalah suatu badan yang bertugas mengajukan usul kepada pemerintah serta menjawab
pertanyaan mengenai soal soal politik dan menyarankan tindakan yang perlu dilakukan oleh
pemerintah militer jepang.
5. Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI)
Didirikan tahun 1937 di surabaya oleh K.H Mas Mansyur, Organisasi ini tetap di izinkan
berdiri pada masa pendudukan jepang, sebab merupakan gerakan anti barat dan hanya
bergerak dalam bidang amal (sebagai baitulmal), serta penyelenggaraan hari hari besar islam
6. Seinendan
Dibentuk 9 Maret 1943, terdiri dari para pemuda yang berumur 14 sampai 22 tahun, yang
bertujuan mempersiapkan para pemuda indonesia untuk membantu tentara jepang dalam
menghadapi sekutu dalam Perang Asia Timur Raya (Perang Pasifik)
7. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
Didirikan 29 April 1943, terdiri dari para pemudia yang berusia 23 – 25 tahun, yang
bertujuan membantu tugas tugas polisi jepang
8. Heiho (Pembantu Prajurit Jepang)
Didirikan April 1943, beranggotakan orang orang pribumi,
9. Fujinkai (Barisan Wanita)
Didirikan Agustus 1943, terdiri kaum wanita berusia 15 tahun ke atas, yang bertujuan
membantu tentara jepang dalam perang.
10. Seisyintai (Barisan Pelopor)
Didirikan 25 september 1944, bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan rakyat, terutama para
pemudanya untuk bertahan total bila diserang sekutu.
11. PETA (Pembela Tanah Air)
Didirikan 3 Oktober 1943, dengan tugas mempertahankan tahan air.

C. GERAKAN PEMUDA DAN MAHASISWA YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN


TATA NEGARA DI INDONESIA

1. Aksi Aksi Tritura

a. Lahirnya KAMI dan Front Pancasila


Lahirnya KAMI dan Front Pancasila dilatar belakangi oleh:
1) Adanya tuntutan para Mahasiswa kepada Pemerintahan Presiden Soekarno agar
mengadili tokoh tokoh yang terlibat dalam pengkhianatan Gerakan 30 S/PKI.
2) Keadaan perekonomian yang makin memburuk.
Dalam rangka menyatukan langkah untuk berjuang mengatasi keadaan politik,
keamanan dan ekonomi yang kacau tersebut, maka pada tanggal 25 Oktober 1965
para mahasiswa membentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang
dipimpin oleh M. Zamroni.

sunarmi, s.pd._smkn1doko 28
Tujuan dibentuknya KAMI:
1) Mengamankan dan mengamalkan Pancasila secara murni dan konsekuen.
2) Anti terhadap nekolim dan segala bentuk penjajahan
3) Membantu ABRI mengganyang Gerakan 30 S/PKI

b. Tri Tuntutan Rakyat (Tritura)


Tri Tuntutan Rakyat atau Tri Tuntunan Hati Nurani Rakyat yang berisi:
a. Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI) beserta ormas ormasnya.
b. Perombakan terhadap Kabinet Dwikora
c. Turunkan harga

2. Reformasi sebuah Gerakan radikal yang bertujuan memperbaiki kondisi masyarakat atau
negara disegala bidang.

Kejadian Kejadian Penting pada Masa Akhir Orde baru


a. Terjadinya krisis ekonomi, dilatar belakangi oleh:
1) Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar
2) Hutang luar negeri yang sangat besar
3) Berkembangnya ekonomi kapitalis yang dikuasai para konglomerat

b. Terjadinya krisis politik, sosial dan kepercayaan


Terjadinya krisis politik disebabkan oleh:
1) Kemenangan Golkar dalam setiap pemilu selama orde baru memerintah dianggap
tidak jujur dan tidak adil
2) Adanya lima paket UU politik sebagai sumber ketidak adilan
Terjadinya krisis sosial dimasyarakat , ditandai oleh :
1) Terjadi pemusatan hubungan kerja (PHK) secara sepihak dan secara besar besaran
2) Banyaknya ketidak adilan dalam bidang hukum
3) Terjadinya kesenjangan sosial

Reformasi adalah suatu gerakan untuk mengadakan pembaharuan dan perubahan terutama
dalam bidang politik, sosial, ekonomi dan hukum menuju pada perbaikan.
Tuntutan reformasi :
a. Suksesi kepemimpinan nasional dan adili Soeharto beserta kroninya
b. Amandemen UUD 1945
c. Pelaksanaan supremasi hukum
d. Pelaksanaan otonomi daerah
e. Penghapusan dwi fungsi ABRI
f. Pemerintahan yang bersih dari KKN

Berakhirnya Pemerintahan Orde Baru


21 Mei 1998 :
Pukul 09.00 WIB, Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya, kemudian
mengucapkan terimakasih dan mohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia. Pada saat itu
juga Wakil B.J Habibie dilantik menjadi Presiden baru Indonesia.

sunarmi, s.pd._smkn1doko 29
sunarmi, s.pd._smkn1doko 30
BAB XII

PERAN BANGSA INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA

A. Konferensi Asia Afrika (KAA)


1. Latar belakang
a. Perasaan senasib sepenanggungan karena sama sama dijajah oleh bangsa barat
b. Adanya Negara asia afrika yang masih dijajah oleh bangsa barat sehingga
diperluhkan solidaritas antar bangsa asia afrika
c. Memiliki persamaan dalam bidang agama dan budaya dan persamaan kepentingan
sesama Negara asia afrika yang baru merdeka
d. Adanya perang dingin antara blok barat dan blok timur yang saling memperebutkan
pengaruh terhadap Negara lain termasuk Negara asia afrika
2. Pelaksanaan KAA
Diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18 – 24 April 1955, dan dihadiri oleh wakil
wakil dari 29 negara, yang terdiri atas:
a. Negara Pengundang/sponsor yang meliputi: Indonesia, India, Pakistan, Srilangka,
dan Burma (Myanmar).
b. Negara yang diundang 24 negara yang terdiri atas 6 negara Afrika dan 18 negara
meliputi Asia.

Beberapa keputusan penting dalam pelaksanaan KAA:


1) Memajukan kerjasama bangsa-bangsa Asia Afrika di bidang sosial, ekonomi, dan
kebudayaan
2) Menuntut kemerdekaan bagi Aljazair, Tunisia, dan Maroko
3) Mendukung tuntutan Indonesia atas Irian Barat dan tuntutan Yaman atas Aden
4) Menentang diskriminasi ras dan kolonialisme dalam segala bentuk
5) Aktif mengusahakan perdamaian dunia
Selain itu, dihasilkan pula tentang Prinsip prinsip Bandung yang dikenal dengan
Dasasila Bandung.

3. Dampak KAA
a. KAA merupakan penjelmaan kebangkitan kembali bangsa-bangsa di Asia dan
Afrika.
b. Pendorong bagi perjuangan kemerdekaan bangsa di dunia pada umumnya serta di
Asia dan Afrika khususnya.
c. Memberikan pengaruh yang besar terhadap perjuangan bangsa-bangsa di Asia dan
Afrika dalam mencapai kemerdekaannya.
d. Banyak negara-negara Asia-Afrika yang merdeka kemudian masuk menjadi anggota
PBB
e. Indonesia mendapat dukungan penuh dari negara-negara Asia-Afrika atas kembalinya
Irian Barat ke pangkuan RI
f. Mampu mengurangi ketegangan dunia akibat perang dingin dan mencegah terjadinya
perang terbuka antara Blok Barat dan Blok Timur.
g. Konferensi Asia Afrika menjadi pendorong lahirnya Gerakan Non Blok.
h. Australia dan Amerika Serikat yang cenderung menerapkan diskriminasi ras terhadap
penduduknya yang berkulit berwarna, mulai berusaha menghapuskan diskriminasi ras
di negaranya.

4. Gerakan Non Blok (GNB)


a. Latar belakang
Faktor faktor yang melatarbelakangi berdirinya GNB :
1) Munculnya dua blok, yaitu Blok Barat di bawah Amerika Serikat dan Blok
Timur di bawah Uni Soviet yang saling memperebutkan pengaruh di dunia.
2) Adanya ketegangan dunia yang semakin meningkat akibat persaingan Blok
Barat dengan Blok Timur.

sunarmi, s.pd._smkn1doko 31
3) Terjadinya KAA di bandung, sebagai awal bersatunya negara-negara
berkembang dan negara negara yang baru merdeka untuk mengatasi masalah
masalah internasional.
4) Ditandatanganinya “Dokumen Brioni” tahun 1956 di Pulau Brioni Yugoslavia
oleh Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), PM Jawaharlal Nehru (India),
Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir), yang bertujuan mempersatukan negara-
negara non blok.

b. Asas dan tujuan GNB


GNB didirikan pada tanggal 1 September 1961 di Beograd Yugoslavia oleh 5 tokoh
pendirinya, yaitu:
1) Presiden Soekarno (Indonesia)
2) PM Jawaharlal Nehru (India)
3) Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir)
4) Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia)
5) Presiden Kwame Nkrumah (Ghana)
ASAS Gerakan Non Blok :
1) GNB bukanlah suatu blok tersendiri dan tidak bergabung ke dalam blok dunia
yang saling berhubungan.
2) GNB merupakan wadah perjuangan negara-negara yang sedang berkembang
yang gerakannya tidak pasif
3) GNB berusaha mendukung perjuangan dekolonisasi disuatu tempat, memegang
teguh perjuangan melawan imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme,
rasialisme, apartheid, dan zionisme.

Adapun syarat menjadi anggota GNB :


1) Menganut politik bebas dan hidup berdampingan secara damai
2) Mendukung gerakan-gerakan kemerdekaan nasional
3) Tidak menjadi anggota salah satu pakta militer Amerika Serikat atau Uni Soviet
Adapun tujuan didirikannya GNB :
1) Meredakan ketegangan dunia sebagai akibat pertentangan dua blok adidaya
2) Mengusahakan terciptanya suasana dunia yang aman dan damai
3) Mengusahakan terwujudnya hubungan antarbangsa secara demokratis
4) Menentang kolonialisme, politik apartheid dan rasialisme
5) Memperjuangkan solidaritas diantara negara-negara anggota GNB
6) Menggalang kerjasama antara negara berkembang dan negara maju menuju
terciptanya tata ekonomi dunia baru

5. Misi Pemeliharaan Perdamaian Garuda


a. Latar belakang
Dalam rangka ikut mewujudkan perdamaian dunia sesuai dengan Amanat
Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat.

b. Pengiriman kontingen Garuda


1) Kontingen Garuda I
Bertugas pada tanggal 8 Januari 1957 sampai 29 september 1957, tugasnya
adalah menjaga genjatan senjata dan penarikan mundur pasukan Inggris,
Perancis, dan Israel dari wilayah Mesir sebagai akibat terjadinya perang antara
Mesir melawan Inggris, Perancis dan Israel.

2) Kontingen Garuda II
Bertugas sejak September 1960 hingga Mei 1961, tugasnya adalah menjaga
genjatan senjata sebagai akibat terjadinya perang saudara di Kongo.

3) Kontingen Garuda III


Bertugas tahun 1962 hingga Desember 1963, tugasnya adalah menjaga genjatan
senjata sebagai akibat terjadinya perang saudara di Kongo.

sunarmi, s.pd._smkn1doko 32
4) Kontingen Garuda IV
Bertugas Januari 1973 hingga Juli 1973, tugasnya adalah menjaga genjatan
senjata dan penarikan mundur tentara Amerika Serikat sebagai akibat terjadinya
perang Vietnam Utara dengan Vietnam Selatan

5) Kontingen Garuda V
Bertugas Agustus 1973 hingga Juni 1974, tugasnya adalah menjaga genjatan
senjata dan penarikan mundur tentang Amerika Serikat sebagai akibat terjadinya
perang Vietnam Utara dengan Vietnam Selatan.

6) Kontingen Garuda VI
Bertugas tahun 1973 hingga September 1974, tugasnya adalah menjaga genjatan
perdamaian di Sinai Mesir sebagai akibat terjadinya perang antara Mesir
melawan Israel

7) Kontingen Garuda VII


Bertugas tahun 1974 hingga Juni 1975, tugasnya adalah menjaga gencatan
senjata dan perdamaian setelah terbentuknya negara Vietnam bersatu.

8) Kontingen Garuda VIII


Bertugas pada tahun 1974 sampai tahun 1979, tugasnya adalah menjaga dan
mengawasi genjatan senjata sebagai akibat terjadinya perang antara bangsa Arab
dengan Israel.

9) Kontingen Garuda IX
Dikirim ke Timur Tengah terbagi dalam beberapa kelompok atau kesatuan:
a) Kontingen Garuda IX/1 dipimpin Letkol Endriartono Sutarto dan bertugas
pada tahun 1988
b) Kontingen Garuda IX/2 dipimpin Letkol Fachrul Rasi dan bertugas pada
tahun 1989
c) Kontingen Garuda IX/3 dipimpin Letkol Jhony Lumintang dan bertugas pada
tahun 1990

10) Kontingen Garuda X


Pada tahun 1989, dipimpin oleh Kolonel Mar Amin S untuk bergabung dengan
Pasukan Perdamaian PBB yang disebut UNTAG (United Nations Transition
Assitance Group).
Tugasnya : Menjaga genjatan senjata dan perdamaian di Namibia sebagai akibat
terjadinya perang saudara di Namibia.

6. ASEAN (Association of South East Asian Nations)


a. Latar belakang dan berdirinya ASEAN
ASEAN adalah organisasi kerjasama antara negara negara dikawasan Asia Tenggara
dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya.
Berdirinya ASEAN dilatarbelakangi oleh:
1) Persamaan letak geografis dikawasan Asia Tenggara
2) Persamaan budaya yakni budaya Melayu Austronesia
3) Persamaan nasib dalam sejarahnya yaitu sama sama sebagai negara bekas dijajah
oleh bangsa asing
4) Persamaan kepentingan untuk menjalin hubungan dan kerjasama di bidang
ekonomi, sosial dan budaya

Asean didirikan di Bangkok, Thailand pada tanggal 5 Agustus 1967 oleh 5 negara
yakni :
1) Adam Malik dari Indonesia
2) Tun Abdul Razak dari Malaysia

sunarmi, s.pd._smkn1doko 33
3) Thanat Koman dari Thailand
4) Narcisco Ramos dari Filipina
5) S. Rajaratnam dari Singapura

Kemudian bergabung 5 negara Asia Tenggara lainnya yang bukan Pendiri :


1) Brunei Darussalam tanggal 7 januari 1984
2) Vietnam tanggal 28 Juli 1995
3) Myanmar tanggal 23 Juli 1997
4) Laos tanggal 23 Juli 1997
5) Kamboja tanggal 16 Desember 1998

b. Tujuan dan prinsip kerjasama ASEAN


Tujuan pokok ASEAN :
1) Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, serta pengembangan
kebudayaan melalui usaha bersama dalam semangat kesamaan dan persahabatan
untuk memperkuat pondasi bagi kesejahteraan dan terciptanya masyarakat damai
di Asia Tenggara
2) Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati
keadilan, hukum, dan mematuhi prinsip prinsip piagam PBB
3) Meningkatkan kerjasama aktif serta saling membantu antara satu dengan yang
lain didalam memecahkan masalah masalah kepentingan bersama dalam bidang
ekonomi, sosial dan budaya.
4) Saling memberikan bantuan dalam bentuk latihan latihan dan penelitian di
bidang pendidikan, profesi, teknik dan lapangan administrasi
5) Kerjasama secara aktif di bidang pertanian dan industri, serta memperluas
perdagangan komoditi internasional, perbaikan dibidang angkutan dan
komunikasi serta peningkatan taraf hidup rakyat di negara negara anggotanya
6) Meningkatkan studi tentang Asia Tenggara
7) Melakukan kerjasama yang erat dan berguna dengan organisasi organisasi
internasional dan regional yang ada yang memiliki tujuan yang sama.

Prinsip-prinsip kerjasama ASEAN :


1) Saling menghormati kemerdekaan, kedaulatan, persamaan, integritas wilayah
nasional dan identitas nasional setiap negara
2) Mengakui hak untuk setiap negara untuk penghidupan nasional yang bebas dari
turut campur, subversi dan konversi dari luar
3) Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota
4) Penyelesaian konflik dan persengketaan secara damai
5) Menolak penggunaan kekuatan dan penggunaan ancaman
6) Menjalankan kerjasama secara efektif

7. OKI (Organisasi Konferensi Islam)


Dibentuk 25 September 1969 atas prakarsa dari KTT islam yang merasa prihatin atas
berbagai masalah yang dihadapi umat islam.
Secara umum, tujuan berdirinya OKI adalah untuk mengumpulkan sumber daya dunia
islam dalam memajukan perdamaian dan keamanan dunia islam. Secara khusu, OKI
bertujuan memperkokoh solidaritas islam diantara negara anggota dan memperkuat
kerja sama dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, serta ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Pada februari 1972, diadakan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) III OKI yang
menghasilkan piagam organisasi yang berisi tujuan OKI :
a. Memperkokoh solidaritas, kerjasama dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya,
dan ilmu pengetahuan dan teknologi diantara negara anggota, serta perjuangan umat
islam untuk melindungi kehormatan kemerdekaan dan hak hak nya
b. Melakukan aksi bersama untuk melindungi tempat tempat suci umat islam, serta
member semangat dan dukungan kepada rakyat palestina dalam memperjuangkan
hak dan kebebasan mendiami daerahnya.

sunarmi, s.pd._smkn1doko 34
c. Bekerjasama untuk menentang diskriminasi rasial dan segala bentuk penjajahan
serta menciptakan suasana yang menguntungkan dan saling pengertian diantara
negara anggota dan negara negara lain.

Untuk mencapai tujuan tersebut, negara negara anggota OKI menetapkan lima prinsip,
sbb:
1) Menghargai persamaan mutlak antara negara negara anggota
2) Menghormati hak untuk menentukan nasib sendiri dan tidak campur tangan atas
urusan dalam negara negara lain
3) Menghormati kemerdekaan, kedaulatan dan integritas wilayah setiap negara
4) Menyelesaikan setiap sengketa yang mungkin timbul melalui cara cara damai,
seperti perundingan, mediasi, rekonsiliasi atau arbitrasi
5) Abstain dari ancaman atau penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah,
kesatuan nasional atau kemerdekaan politik suatu negara.

Beberapa peran OKI di Indonesia adalah:


1) Memfasilitasi upaya penyelesaian konflik antara Pemerintah Filipina (GRP)
dengan Moro National Liberation Front (MNLF) dengan mengacu kepada Final
Peace Agremeent/ Perjanjian Damai, 1996.
2) Indonesia memberi dukungan bagi berdirinya negara Palestina yang merdeka dan
berdaulat dengan Yerusalem sebagai ibukotanya. Dukungan dilanjutkan dengan
pembukaan hubungan diplomatik antara pemerintah RI dan Palestina pada tanggal
19 Oktober 1989.
3) Indonesia juga aktif dalam memperkenalkan Islam sebagai agama yang
menjunjung tinggi perdamaian dan toleransi.

8. Deklarasi Djuanda

Deklarasi Djuanda pertama dicetuskan pada tanggal 13 Desember 1957 oleh Perdana
Menteri Indonesia pada saat itu, Djuanda Kartawidjaja. Secara umum, hasil dari
deklarasi Djuanda adalah deklarasi yang menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia
adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu
kesatuan wilayah NKRI.
Peresmian Deklarasi Juanda ini terdapat dalam UU No.4/PRP/1960 tentang Perairan
Indonesia. Selain itu, deklarasi ini juga sudah diakui oleh dunia internasional. Pada
tahun 1982, PBB menetapkannya dalam konvensi hukum laut PBB ke-III. Selanjutnya
deklarasi ini kembali dipertegas dengan UU Nomor 17 Tahun 1985 tentang pengesahan
UNCLOS 1982 bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan.
Isi dari Deklarasi Juanda yang ditulis pada 13 Desember 1957, menyatakan :
a. Bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang mempunyai corak
tersendiri
b. Bahwa sejak dahulu kala kepulauan nusantara ini sudah merupakan satu kesatuan
c. Ketentuan ordonansi 1939 tentang Ordonansi, dapat memecah belah keutuhan
wilayah Indonesia dari deklarasi tersebut mengandung suatu tujuan :
1) Untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan
bulat
2) Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai dengan azas negara
Kepulauan
3) Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamanan dan
keselamatan NKRI

Selain itu isi Deklarasi Juanda merupakan landasan struktural dan legalitas bagi proses
integrasi nasional indonesia sebagai negara maritim dalam posisi geografinya.

9. Jakarta Informal Meeting

sunarmi, s.pd._smkn1doko 35
JIM telah dilaksanakan sebanyak tiga kali di antara tahun 1988-1990. Pada JIM I,
Pemerintahan Koalisi Demokratik Kamboja mengusulkan tiga tahap rencana
penyelesaian Perang Indocina 3. Tiga usul tersebut adalah melakukan gencatan senjata
antara kedua belah pihak, diturunkannya pasukan penjaga perdamaian PBB untuk
mengawasi penarikan pasukan Vietnam dari Kamboja, dan penggabungan semua
kelompok bersenjata Kamboja ke dalam satu kesatuan. Usulan tersebut disetujui dan
akan kembali dibahas dalam Jakarta Informal Meetingkedua.
Pada JIM II, Australia juga turut serta. Melalui perdana menterinya, Gareth Evans,
Australia mengusulkan rancangan Cambodia Peace Planyang berisi:
a. mendorong upaya gencatan senjata;
b. menurunkan pasukan penjaga perdamaian PBB di wilayah yang konflik;
c. mendorong pembentukan pemerintah persatuan nasional untuk menjaga kedaulatan
Kamboja sampai pemilihan umum diadakan.

Pertemuan terakhir JIM (JIM III) membahas tentang pengaturan pembagian kekuasaan
di antara pihak Pemerintahan Koalisi Demokratik Kamboja dengan Republik Rakyat
Kamboja dengan membentuk pemerintah persatuan yang dikenal dengan nama Supreme
National Council(SNC).

Peran Indonesia setelah JIM


Keberhasilan Indonesia menyelenggarakan Jakarta Informal Meeting ternyata mendapat
apresiasi dari Dewan Keamanan PBB. Seluruh anggota Dewan keamanan PBB
menyetujui upaya pembentukan pemerintahan transisi di Kamboja dengan
membentuk United Nation Transitional Authority in Cambodia (UNTAC) tanggal 28
Februari 1992 berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 745.
Pasca pembentukan UNTAC, Indonesia mengambil peran dengan mengirimkan pasukan
Kontingen Garuda XII A – XII D untuk menjaga transisi pemerintahan di Kamboja.
Bahkan jumlah pasukan Kontingen Garuda Indonesia di UNTAC sebanyak 2.000
personil militer ataupun polisi.

sunarmi, s.pd._smkn1doko 36
BAB XIII

PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI BANGSA INDONESIA


PADA ERA KEMERDEKAAN

A. Revolusi Hijau

1. Pengertian Revolusi Hijau


Pengertian revolusi hijau adalah usaha pengembangan teknologi pertanian untuk
meningkatkan produksi pangan. Mengubah dari pertanian yang tadinya menggunakan
teknologi tradisional menjadi pertanian yang menggunakan teknologi lebih maju atau
modern.
Revolusi hijau mendasarkan diri pada empat pilar penting yaitu
a. penyediaan air melalui sistem irigasi,
b. pemakaian pupuk kimia secara optimal,
c. penerapan pestisida sesuai dengan tingkat serangan organisme pengganggu, dan
d. penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam berkualitas.

2. Dampak positif revolusi hijau


Produksi padi dan gandum meningkat sehingga pemenuhan pangan (karbohidrat)
meningkat. Salah satu contohnya bagi bangsa indonesia sendiri adalah Indonesia yang
tadinya pengimpor beras menjadi mampu swasembad beras.

3. Dampak Negatif Revolusi Hijau antara lain :


a. Penurunan produksi protein, dikarenakan pengembangan serealia (sebagai sumber
karbohidrat) tidak diimbangi pengembangan pangan sumber protein dan lahan
peternakan diubah menjadi sawah.
b. Penurunan keanekaragaman hayati.
c. Penggunaan pupuk terus menerus menyebabkan ketergantungan tanaman pada pupuk.
d. Penggunaan peptisida menyebabkan munculnya hama strain baru yang resisten.

B. Revolusi hijau di Indonesia

1. Revolusi Hijau pada masa awal kemerdekaan


Telah dirintis tahun 1950-an untuk meningkatkan produksi pangan di indonesia telah
disuarakan. Tahun 1952 – 1956 program rencana kemakmuran kasimo dilakukan.
Program tersebut telah merintis penerapan prinsip prinsip revolusi hijau di indonesia
melalui pelaksanaan Kegiatan panca usaha tani yang mencakup intensifikasi dan
mekanisasi pertanian.

2. Revolusi Hijau pada masa orde baru


Di negara kita Indonesia revolusi industri diterapkan dengan ekstensifikasi dan
intensifikasi pertanian. Ekstensifikasi dengan perluasan areal. Terbatasnya areal,
menyebabkan pengembangan lebih banyak pada intensifikasi. Intensifikasi dilakukan
melalui Panca Usaha Tani, (lima usaha tani)
a. Teknik pengolahan lahan pertanian
b. Pengaturan irigasi
c. Pemupukan
d. Pemberantasan hama
e. Penggunaan bibit unggul

Pelaksanaan revolusi hijau pada masa orde baru membuat indonesia mampu meningkatkan
produksi pangan dan meningkatkan taraf hidup petani. Tahun 1988 FAO memberikan
penghargaan kepada pemerintah indonesia atas keberhasilannya mencapai swasembada
pangan.
Dampak negative revolusi hijau bagi petani indonesia :
a. Sistem panen secara bersama sama digeser oleh sistem upah

sunarmi, s.pd._smkn1doko 37
b. Pengaruh ekonomi uang didalam berbagai hubungan sosial didaerah pedesaan makin
kuat
c. Ketergantungan pada pupuk kimia dan zat kimia pembasmi hama berdampak pada
tingginya biaya produksi yang harus ditanggung petani
d. Meningkatnya produksi pangan tidak diikuti dengan pendapatan petani secara
keseluruhan karena penggunaan teknologi modern hanya dirasakan oleh petani kaya.

3. Revolusi Hijau pada masa Reformasi


Pemberdayaan ekonomi petani merupakan inti dari pembangunan pertanian/pedesaan masa
reformasi, tujuannya adalah membentuk kualitas petani.
Pada masa reformasi dibentuk Gerakan mandiri (gema), termasuk Gerakan mandiri
Hortikultura Tropika Nusantara (Gema Hortina) menuju ketahan hortikultura. Gerakan ini
dilaksanakan untuk mendorong laju peningkatan produksi holtikultura.

C. Teknologi Transportasi
1. Sistem transportasi darat
Pada tanggal 28 September 1945, pengelolaan kereta api diserahkan sepenuhnya oleh
pemerintah belanda kepada bangsa indonesia.
Sampai tahun 1953, kereta api di indonesia masih ditarik oleh lokomotif dengan tenaga
uap.
Pada 31 juli 1995, pemerintah meresmikan penggunaan kereta api ekspres Argo Bromo dan
Argo Gede yang mempunyai kecepatan 120 km/jam.
Selain itu, PT (persero) Kereta Api Indonesia meluncurkan kereta api penumpang
Dwipangga, Mahesa dan Sancaka.

2. Sistem transportasi air


Sampai awal tahun 1950-an, pelayaran di indonesia masih dimonopoli oleh maskapai
pelayaran belanda, Koninklijke Paketvaourt Maatschappij (KPM).
Pada 28 april 1952, dengan modal swasta Rp200 juta, pemerintah mendirikan Pelayaran
Nasinal Indonesia (Pelni)
Pada 3 desember 1957, terjadi aksi pengambilalihan kantor pusat KPM di jakarta oleh
serikat buruh KBKI. Buruh berhasil menguasai 34 kapal milik KPM.
Selain KPM, pemerintah indonesia juga menasionalisasi delapan perusahaan maritim milik
belanda beserta cabang-cabangnya, yaitu perusahaan galangan kapal dan dok serta kapal
uap.
Pada masa orde baru, selama Repelita V, upaya yang dilakukan pemerintah dalam
pembangunan sarana transportasi laut adalah merehabilitasi dan meningkatkan kapasitas
infrastruktur yang ada. Contohnya, pengadaan kapal feri, pengangkutan barang, perbaikan
pelabuhan-pelabuhan laut, terminal peti kemas, dan dermaga-dermaga untuk memperlancar
lalu lintas antar pulau dan meningkatkan perdagangan domestik dan internasional
indonesia.

3. Sistem transportasi udara


Penerbangan nasional pertama adalah Garuda Indonesia. Perusahaan ini mulai melayani
penerbangan dengan bendera Indonesian Airways pada tanggal 26 Januari 1949.
Perkembangan perusahaan penerbangan dimulai pada tahun 1970an. Selain Garuda,
muncul perusahaan penerbangan lain, seperti Merpati, Sempati, Mandala dan Pelita.
Pada tahun 1994, Garuda Indonesia berfokus pada jalur penerbangan internasional.

D. Teknologi kedirgantaraan
1. Pengadaan satelit buatan
Ada dua jenis satelit yaitu satelit alam dan satelit buatan. Perbedaannya adalah satelit alam
adalah benda langit alami yang mengorbit pada planet dan mengitari tata surya (matahari).
Satelit buatan adalah satelit yang dibuat oleh manusia yang diorbitkan disekitar bumi untuk
kepentingan tertentu. Salah satunya adalah untuk informasi dan komunikasi jarak jauh yang
mempermudah berbagai akses kehidupan manusia.

sunarmi, s.pd._smkn1doko 38
Satelit pertama indonesia yaitu satelit Palapa A1 milik Perumtel (sekarang Telkom)
berhasil mengorbit. Secara total, ada 13 satelit milik indonesia yang diluncurkan sejak
pertama kali satelit indonesia mengorbit pada 1976.

2. Industri pesawat terbang


Pembuatan pesawat di awal kemerdekaan hanya sebatas pesawat terbang modifikasi
berukuran kecil, baik untuk latihan maupun pertempuran.
Pada 26 april 1976, PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) secara resmi didirikan.
Pada Agustus 1976, setelah sarana fisik industri pesawat terbang telah selesai, Presiden
Soeharto akhirnya meresmikan IPTN.

3. Lembaga penerbangan dan antariksa nasional (LAPAN)


Pada tanggal 31 Mei 1962, dibentuk panitia Astronautika oleh menteri pertama RI, Ir.
Juanda dan R.J Salatun. Lahirlah proyek litbang roket ilmiah dan militer awal (PRIMA) –
afiliasi AURI dan ITB – pada 22 september 1962. Tujuan PRIMA adalah membuat wahana
dasar yang standar bagi keperluan militer dan sipil.
PRIMA berhasil memajukan teknologi peroketan dalam negeri sehingga indonesia berhasil
menjadi negara kedua setelah India yang berhasil merekam data satelit TIROS milik
Amerika Serikat.
Pada 27 Nopember 1963, berdasarkan surat Keputusan Presiden nomor 236 tentang
formasi pembentukan LAPAN.
Lingkup kegiatan LAPAN adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan teknologi dan pemanfaatan penginderaan jauh
b. Pemanfaatan sains atmosfer, iklim dan antariksa

4. Badan koordinasi survei dan pemetaan nasional (Bakosurtanal)


Pada tahun 1938, pemerintah Hindia Belanda menyatukan seluruh jawatan pengukuran ke
dalam satu badan dengan nama Permanente Kartering Commissie (Komisi Tetap untuk
Pemerataan).
Pasca pengakuan kedaulatan Republik Indonesia tahun 1949, badan tersebut dibubarkan
melalui Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 1951. Pemerintah indonesia kemudian
membentuk Dewan dan Direktorium Pengukuran dan Penggambaran Peta.
Pemerintah kemudian membentuk organisasi Bakosurtanal (badan Koordinasi Survei dan
Pemetaan Nasional).
Pertimbangan pemerintah membentuk Bakosurtanal adalah sebagai berikut: dalam
pelaksanaan tugas survei dan pemetaan, dibutuhkan suatu badan dengan koordinasi yang
baik sehingga hasil yang dicapai dapat maksimal dan menghemat pengeluaran keuangan
negara. Pemerintah berusaha menertibkan kedudukan tugas dan fungsi badan badan yang
melakukan kegiatan survei dan pemetaan agar lebih efisien dan efektif.

E. Teknologi kkomunikasi dan informasi


1. Masa perjuangan kemerdekaan
Lahirnya Boedi Oetomo pada 20 mei 1908 merupakan tonggak kebangkitan nasinal.
Pada Juli 1909, dijakarta diterbitkan surat kabar mingguan Boemipoetra yang dipimpin
Sutan Mohammad Salim. Inilah salah satu penerbitan pertama yang menampilkan wajah
dan warna nasional Indonesia didepan mata penjajah.
16 Juni 1925, ketika itu, siaran radio dimaksudkan untuk kepentingan penjajahan belanda.
Siaran radio Solosche Radio Vereniging (SRV) yang didirikan 1napril 1933 di solo bahkan
dapat terdengar di sumatera, kalimantan dan sulawesi.
Pada 8 desember 1941, perang pasifit dimulai berkobar dan jepang menggunakan siaran
radio sebagai alat perang.
Penyebaran informasi pada masa penjajahan melalui radio dan surat kabar sangat penting
terutama dalam rangka mewujudkan negara indonesia merdeka.

2. Masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan (revolusi Fisik)


Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 agustus 1945, pers yang ketika itu dikuasai
militer jepang segera melancarkan kegiatan pemberitaan dan penerangan mendukung

sunarmi, s.pd._smkn1doko 39
proklamasi. Para wartawan indonesia mengambil alih surat kabar dan percetakan
percetakan yang dikuasai jepang untuk menyebarkan berita kemerdekaan dan mendukung
proklamasi.
Radio milik jepang, Hoso Kanri Kyoko diambil alih oleh pemerintah RI dan diganti dengan
nama Radio Republik Indonesia pada 11 september 1945. Diganti RRI, para pejuang radio
terus berupaya mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pahit dan
manisnya perjuangan angkasawan mempertahankan kedaulatan itu menjadi sejarah panjang
RRI hingga saat ini.

3. Masa mengisi kemerdekaan


Pada masa orde baru, pemerintah menggunakan teknologi telekomunikasi dan media masa
sebagai alat pembangunan yang telah melegitimasi.
Pada masa orde baru, Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan RRI dirancang untuk
membentuk identitas bersama rakyat dan negara.
Peran teknologi terutama pers dan telekomunikasi sangat penting dalam sejarah perjuangan
bangsa indonesia hingga masa reformasi selama abad ke-20.

F. Teknologi arsitek dan konstruksi


1. Arsitektur
Perkembangan arsitektur di indonesia tahun 1958 tidak terlepas dari rencana Presiden
Soekarno yang berupaya melakukan pembangunan fisik dengan mengedepankan natonal
pride.
Dalam periode 1959 – 1965 mentalitas Sukarno dipenuhi oleh ide-ide internasional dan
national pride. Periode tersebut memiliki ciri khas dalam arsitekturnya yaitu:
1. Pengaruh arsitektural internasional style
2. Visi arsitektur “kota dunia”
3. Pembangunan landmark kota berupa patung skala kota gaya reaalis
4. Beragam ornamen interior bernuansa indonesia
5. Atap limasan, hiasan puncak atap dan ventilasi silang dipertahankan untuk bangunan
rendah
Tahun 1968, Atelier Enam didirikan. Pemrakarsanya adalah enam arsitek yaitu Adhi
Moersid, Darmawan Prawirohardjo, Robi Sulorto, Nurrochman Siddhartha, Imam Sunario,
dan Yuswandi Saliya. Perkembangan Atelier Enam berlangsung sejalan dengaan
perkembangan industri arsitektur indonesia pada era Orde Baru.
Kemudian pada 1980-an, seiring pesatnya perkembangan proyek pembangunan di
indonesia, Atelier Enam berkembang hingga memiliki beberapa divisi yang turut
mendukung perkembangan dunia arsitektur.
Salah satu karya Atelier Enam yang mendapat apresiasi tinggi adalah Mesjid Said Naum di
jakarta, Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki.

2. Konstruksi
Sedyatmo menemukan ide mengenai konsep fondasi cakar ayam.
Penemuan sistem fondasi cakar ayam kemudian terbukti tidak hanya mengatasi kebuntuan
pembangunan menara listrik PLN saat ini, tapi menjadi solusi atas kendala pembangunan
di atas lahan lembek yang labil di berbagai kondisi. Sistem ini terbukti cocok digunakan
untuk konstruksi bangunan, gedung, jalan bahkan landasan pesawat terbang. Keunggulan
lain teknik cakar ayam ini adalah tidak memerluhkan sistem drainase dan sambungan
kembang susut. Konsep cakar ayam ide Sedyatmo menjadi penemuan penting anak bangsa
indonesia dan diakui oleh dunia.
Tokoh lain Tjokorda Raka Sukawati, pencipta teknik “Landasan Putar Bebas Hambatan
(LPBH) 80” atau lebih terkenal dengan istilah Teknologi Sosrobahu.
Penerapan teknik “pemutaran kepala tiang penyangga jalan layang” tersebut adalah yang
pertama dilakukan di dunia. Karya ciptaan Raka ini kemudian diresmikan Presiden
Soeharto dengan nama Sosrobahu.

sunarmi, s.pd._smkn1doko 40
sunarmi, s.pd._smkn1doko 41

Anda mungkin juga menyukai