Anda di halaman 1dari 25

Usaha mempertahankan

Kemerdekaan Indonesia
Perjuangan Fisik
Pada 16 September 1945 Sekutu mendarat di Tanjung Priok
(Jakarta) dipimpin Laksamana Muda W.R. Patterson dan Van der
Plas yang mewakili Dr. H.J. van Mook, kepala NICA Sekutu
menugaskan sebuah komando khusus untuk mengurus Indonesia
dengan nama AFNEI.

Tujuan kedatangan Sekutu yang dipimpin Letjen. Sir Philip Christison


ini adalah sebagai berikut.
1. Menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Indonesia
2.Membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu
3.Melucuti dan memulangkan tentara Jepang
4.Memulihkan keamanan dan ketertiban
5. Mencari dan mengadili para penjahat perang.
Tujuan utama sekutu datang ke Indonesia : mengembalikan
kekuasaan Belanda di Indonesia.

Pejabat di Surabaya menyambut baik kedatangan sekutu


dengan memberikan fasilitas yang baik

NICA mempersenjatai bekas anggota KNIL dan memberikan


teror terhadap pejabat Indonesia

Terjadilah pertempuran mempertahankan kemerdekaan


Pertempuran Surabaya
Tanggal 25 Oktober 1945 Sekutu dibawah Komando Brigjen A.W.S. Mallaby
tiba di Surabaya.
Tanggal 28 Oktober 1945 terjadi pertempuran antara rakyat Surabaya
melawan Sekutu yang menewaskan Brigjen A.W.S. Mallaby
Tanggal 9 November 1945 sebelum pukul 18.00. Jika ultimatum tidak
dipenuhi, Sekutu akan menyerang Surabaya pada tanggal 10 November
1945.
Tanggal 10 November 1945 Rakyat Surabaya tidak mengindahkan, Bung
Tomo justru berhasil membakar semangat para rakyat Surabaya dalam
melakukan perlawanan terhadap Sekutu
Pertempuran Ambarawa
Pasukan Sekutu di bawah pimpinan Brigjen Bethel mendarat di Semarang tanggal 20
Oktober 1945. Menuju Magelang membuat kerusuhan. Hal ini membuat
masyarakat Magelang memboikot dan menyerang Sekutu.

Pasukan Sekutu mundur ke daerah Magelang dan meneror rakyat lokal. Pengejaran
dan pengepungan dilakukan oleh TKR di bawah pimpinan Kol.isdiman ,namun
gugur dan digantikan Letkol Sudirman. Berkobarlah pertempuran selama empat
hari (12-15 Desember 1945) yang terkenal dengan nama “Palagan Ambarawa”.
Pertempuran 5 hari di Semarang
15 hingga 19 Oktober 1945.

Adanya berita bahwa Jepang telah meracuni Reservoir Siranda. pimpinan RS


Purusara menelepon Kepala Laboratorium Malaria RS Purusara, dr Kariadi,
untuk segera memeriksa Reservoir Siranda.

Terjadi penembakan terhadap dr Karyadi yang memicu kemarahan warga


semarang.

Pertempuran Lima Hari Semarang berhasil diakhiri setelah Kasman


Singodimedjo dan Mr Sartono yang berunding dengan Komandan Tentara
Jepang Letkol Nomura untuk gencatan senjata. Dari pihak Sekutu ,Jenderal
Bethel. Pihak Sekutu kemudian melucuti seluruh persenjataan Jepang tanggal
20 Oktober 1945.
Medan Area
Pendaratan Sekutu di kota Medan pada 9 Oktober 1945 di bawah pimpinan Brigadir
Jenderal TED Kelly. Awalnya, rakyat Medan, menyambut kedatangan dengan baik
dan diperbolehkan tinggal di beberapa hotel yang ada di Medan.

Terjadi keributan berawal dari pemuda Indonesia yang memakai lencana merah
putih direbutdan diinjak oleh Sekutu dan NICA. Pertempuran terjadi pada 13 Oktober
1945 dalam upaya merebut dan mengambil alih gedung-gedung pemerintahan dari
tangan Jepang.

Inggris mengeluarkan ultimatum untuk bangsa Indonesia supaya menyerahkan


senjata untuk sekutu dan tidak pernah dihiraukan.

Karena belum berhasil, pada 1 Desember 1945, Sekutu memasang papan yang
bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area (batas resmi wilayah Medan) di beragam
pinggiran kota Medan.
Bandung Lautan Api
Tanggal 13 Oktober 1945 pasukan Sekutu diboncengi NICA tiba di kota Bandung dan
mulai menduduki kota Bandung dengan alasan melucuti dan menawan tentara Jepang.

Pada 27 November 1945, mereka mengeluarkan ultimatum kepada para pejuang agar
meninggalkan area Bandung Utara, namun para pejuang menolak.

Baru setelah pemerintah pusat Jakarta turun tangan Tentara Republik Indonesia (TRI)
bersedia mengosongkan Bandung. Pada tanggal 23-24 Maret 1946 para pejuang menyerbu
pos-pos Sekutu dan membumihanguskan kota Bandung.

Pejuang yang gugur : M. Toha


Puputan Margarana
20 November 1946 pasukan Belanda yang ingin menguasai wilayah
Bali.

Terjadi karena kekecewaan rakyat Bali dengan hasil perundingan


linggarjati, dimana Bali tidka termasuk wilayah Indonesia. Menolak
pembentukan Negara Indonesia Timur.

I Gusti Ngurah Rai beserta segenap pasukannya terus memaksa


bertahan hingga titik darah penghabisan, namun sayang mereka harus
gugur.
Perjuangan Diplomasi
Perundingan Linggarjati
Perundingan Linggarjati Perundingan Lingarjati dilaksanakan pada 11 November
hingga 13 November 1946 di Desa Linggarjati, Cilimus, Kuningan, Jawa Barat.

Wakili oleh Sutan Sjahrir, Belanda oleh Lord Killer

Hasil dari Perundingan Linggarjati adalah:


1. Pengakuan Belanda secara de facto atas Negara Republik Indonesia yang meliputi
Sumatera, Jawa, dan Madura
2. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk negara Indonesia
Serikat, salah satu bagiannya adalah Republik Indonesia
3. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda
dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
Agresi Militer Belanda I
Pelanggaran terhadap hasil perundingan Linggrjati oleh Belanda
dengan menyerang ibukota pemerintahan Indonesia Jakarta pada
tanggal 21 Juli 1947

PBB turun tangan dengan membentuk KTN (Komisi Tiga Negara)


tanggal 28 Januari 1948
1. Belgia (Belanda) Paul van Zealand
2. Australia (Indonesia) Richard Kirby
3. Amerika Serikat Frank Graham
Perjanjian Renville
Tanggal 17 Januari 1948 di atas kapal perang Amerika Serikat USS
Renville.
Wakil Indonesia Perdana Menteri Amir Syarifuddin dan Belanda diwakili
oleh R. Abdulkadir Wijoyoatmojo.

Hasil :
1. Republik Indonesia merupakan bagian dari RIS
2. Wilayah Indonesia yang diakui Belanda hanya Jawa Tengah,
Yogyakarta, dan Sumatera Wilayah kekuasaan Indonesia, dipisahkan oleh
Garis Van Mook
3. Tentara Indonesia ditarik dari daerah kekuasaan Belanda (Jawa Barat
dan Jawa Timur)
4. Akan dibentuk Uni Indonesia-Belanda
Agresi Militer Belanda II
Pelanggaran Belanda terhadap hasil perundingan Renville dengan menyerang
pusat pememrintahan RI di Yogyakarta. Indonesia membentuk pemerintahan
darurat Republik Indonesia(PDRI) di Bukittinggi Sumatera Barat oleh
Syafrudin Prawiranegara

PBB turun tangan dengan membentuk UNCI , berikut ini tugas UNCI
1. Membantu proses perundingan masalah Indonesia-Belanda
2. Mengurus pengembalian wilayah kekuasaan pemerintah Indonesia
3. Mengajukan usulan atau saran untuk membantu tercapainya
kesepakatan antara Indonesia-Belanda
Perundingan Roem Royen
Hotel Des Indes Jakarta pada 17 April. Wakil Indonesia Mr Muhammad
Roem dan Belanda oleh Dr JH Van Royen.

Hasil:
1. penghentian perang gerilya
2. mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban dan keamanan
3. Pemerintah Republik Indonesia kembali ke Yogyakarta
4. Menjamin Penghentian gerakan militer dan membebaskan semua
tahanan politik
5. Tidak akan mendirikan atau mengakui negara yang ada di daerah yang
dikuasai RI sebelum 19 Desember 1949,
6. dan tidak akan meluaskan Negara atau daerah dengan merugikan RI
Serangan Umum 1 Maret 1949
Serangan Umum 1 Maret 1949 dilakukan dengan penguasaan Yogyakarta selama 6
jam, dipimpin letkol Soeharto

Tiga tokoh yang berkemungkinan adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Letkol
Soeharto, dan Kolonel Bambang Sugeng.

Dampak serbuan Indonesia cukup besar, di antaranya:

1. Menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia tetap ada dan TNI masih mampu
menyerang
2. Mendukung diplomasi RI di forum PBB
3. Mendorong perubahan sikap Amerika Serikat yang akhirnya balik menekan Belanda
agar berunding dengan RI
4. Menaikkan mental rakyat dan TNI yang bergerilya
5. Mematahkan mental dan semangat Belanda.
Konferensi Meja Bundar
Den Haag, Belanda, mulai 23 Agustus hingga 2 November 1949.
Delegasi Indonesia M. Hatta(Den Haag), Sri Sultan HB IX (Jakarta)

Hasil :
1. Belanda mengakui Indonesia sebagai Republik Indonesia Serikat (RIS).
2. Indonesia menjadi sebuah negara yang berdaulat dan merdeka.
3. RIS terdiri dari 15 negara bagian yang dibentuk Belanda
4. Status Irian Barat diselesaikan dalam perundingan selanjutnya setelah
pengakuan kedaulatan
5. Akan dibentuknya Uni Indonesia-Belanda RIS mengembalikan hak milik
Belanda, dan memberikan hak konsesi serta izin baru untuk perusahaan-
perusahaan Belanda
6. Pengambilalihan utang Hindia Belanda oleh Republik Indonesia Serikat.
Tugas utama pasukan sekutu di Indonesia setelah pendudukan
Jepang di Indonesia berakhir adalah....

a. membantu Belanda untuk berkuasa kembal di Indonesia


b. mempertemukan Indonesia dengan Jepang dalam meja
perundingan
c. meredam ketegangan antara Belanda dengan Indonesia
d. melucuti senjata tentara Jepang dan memulangkan ke
negerinya
e. mengambil alih kekuasaan Jepang di Indonesia
Kepala Laboratorium Rumah Sakit rakyat yang gugur pada awal
pertempuran lima hari di Semarang yakni…

A. Dr. Abdur Rahman Saleh


B. Dr. Karyadi
C. Dr. Suraji Tirtonegoro
D. Dr. Muwardi
E. Dr. Roemani
Dalam insiden di depan hotel Internatio Surabaya, seorang
perwira tinggi Inggris tewas. Seorang yang dimaksud adalah…

A. Jenderal Ter Poorten


B. Brigjen Mansergh
C. Jenderal Van Heutz
D. Jenderal Kohler
E. Brigjen Mallaby
Perundingan secara diplomasi banyak dilakukan sebagai upaya
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dibawah ini yang bukan
merupakan upaya-upaya diplomasi pasca kemerdekaan adalah…

A) Konferensi Meja Bundar


B) Perjanjian Linggarjati
C) Perjanjian Roem-Royen
D) Perjanjian Renville
E) Perjanjian Bongaya
Perundingan Linggarjati merupakan perundingan yang paling penting dalam sejarah
diplomasi antara Indonesia dengan Belanda. Salah satu isi Perjanjian Linggarjati
adalah…

A) Pemerintah RI harus meninggalkan daerah Jawa, Sumatera, dan Madura


B) Belanda mengakui kekuatan RI secara de jure
C) RIS dan Belanda akan membentuk UNI Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda
sebagai ketua
D) Pemerintah RI harus menyerahkan kekuasaannya kepada Belanda
E) Belanda secara de jure harus meninggalkan seluruh pulau Jawa paling lambat 1
Januari 1948
Konferensi Meja Bundar meninggalkan satu permasalahan
besar bagi Indonesia yaitu…

A) Masalah bentuk negara federal


B) Masalah pengakuan secara de jure
C) Masalah pengakuan secara de facto
D) Masalah negara bagian
E) Masalah pembebasan Irian Barat
"Tetap bertahan. Kamu mungkin tidak merasa
lebih baik, tetapi akan menjadi lebih kuat. Terima
apa yang terjadi. Lepaskan apa yang ada di luar
kendalimu. Rangkullah saat ini, keluarlah dari
kepompongmu, perkuat sayapmu, berevolusi untuk
terbang lebih tinggi.“

- Prabhjot Sawhney-

Anda mungkin juga menyukai