Anda di halaman 1dari 8

Nama : Azzahra Putri Kurniawan

Absen : 8
Kelas : 11 Mipa 2
1. Perkembangan Masa Awal Kemerdekaan, Upaya Mempertahankan
Kemerdekaan Melalui Pertempuran Fisik dan Diplomasi di Meja
Perundingan dan Nilai Nilai Kejuangan Masa Revolusi
NILAI NILAI
KEJUANGAN MASA
REVOLUSI

Persatuan dan Rela Berkorban


Cinta pada Tanah Saling Pengertian
Kesatuan dan Tanpa
Air dan Saling
Pamrih
Menghargai

Usaha-usaha pejuang kita mempertahankan kemerdekaan pasca proklamasi.

1. Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

Pertempuran ini dimulai saat sekutu Yang terdiri dari pasukan Inggris dan
pasukan NICA datang ke Surabaya dengan tujuan untuk melucuti senjata-
senjata milik Jepang yang sudah menyerah dalam perang dunia 2. Rakyat
Surabaya pada saat itu tidak menerima kedatangan sekutu ke Surabaya,karena
mereka menganggap kedatangan sekutu sebagai upaya menjajah kemabali
Indonesia,yang notabene sudah memproklamirkan kemerdekaannya. Pada
tanggal 31 Augustus 1945 keluar maklumat untuk mengibarkan merah-putih di
seluruh Indonesia, dan ada beberapa orang Belanda di Hotel Yamato,Surabaya
yang mengibarkan bendera Belanda. Itu membuat kemarahan arek-arek
suroboyo,yang kemudian merobeknya dan menjadi bendera merah-putih.

 Pada bulan-bulan selanjutnya, terjadi beberapa gerakan-gerakan perlawanan


dari pejuang Indonesia. Dan puncaknya terjadi ketika Jenderal A.W.S Mallaby
terbunuh di insiden jembatan merah. Lalu puncak konflik di Surabaya ini terjadi
pada tanggal 10 November 1945, saat sekitar 30.000 pasukan sekutu menyerbu
Surabaya. Pada peristiwa ini pejuang-pejuang kita dapat melawan pasukan
sekutu dengan perlawanan yang sangat sengit. Dan peristiwa ini diingat Oleh
seluruh masyarakat Indonesia sebagai Hari Pahlawan.

2. Peristiwa Bandung Lautan Api.


Peristiwa Bandung Lautan Api tidak bisa lepas dari perjuangan
mempertahankan kemerdekaan. Pada peristiwa ini sekitar 200.000 warga
Bandung rela membakar rumahnya sendiri untuk mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Sebab pada saat itu sekutu ingin melucuti senjata-
senjata milik Jepang di Bandung,dan rakyat berusaha untuk mengusir mereka.
Karena jumlah pejuang pada saat itu kalah jauh dengan pasukan sekutu, mereka
rela membakar seisi kota dan meninggalkan Bandung dan melanjutkan
perlawanan mereka secara bergerilya.

3. Serangan Umum 1 Maret 1949,Yogyakarta.

Pada tanggal 1 Maret 1949, TNI melancarkan serangan ke Benteng Vredeburg


yang saat itu dikuasai oleh Belanda, TNI yang dipimpin oleh Jenderal
Soedirman mengepung Benteng Vredeburg dari utara,timur,selatan dan barat.
Mereka memulai serangan umum ini dari pagi. Setelah mereka berhasil
mengalahkan pasukan Belanda, pasukan TNI yang dibantu masyarakat setempat
berhasil menguasai kota Yogyakarta selama 6 jam. Dan membuktikan kepada
dunia bahea Indonesia dan TNI masih ada dan mampu memberi perlawanan
kepada Belanda.

4. Perundingan Linggarjati (10 November 1946)

Sebagai kelanjutan perundingan-perundingan sebelumnya, sejak tanggal 10


November 1946 di Linggarjati di Cirebon, dilangsungkan perundingan antara
Pemerintah RI dan komisi umum Belanda. Perundingan di Linggarjati dihadiri
oleh beberapa tokoh juru runding, antara lain sebagai berikut:

Inggris, sebagai pihak penengah diwakili olehLord Killearn.

Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir (Ketua), Mohammad Roem (anggota),


Mr. Susanto Tirtoprojo, S.H. (anggota), Dr. A.K Gani (anggota).

Belanda, diwakili Prof. Schermerhorn (Ketua), De Boer (anggota), dan Van


Pool (anggota).

Perundingan di Linggarjati tersebut menghasilkan keputusan yang disebut


perjanjian Linggarjati. Berikut ini adalah isi Perjanjian Linggarjati.

Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah


kekuasaan meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Belanda sudah
harusmeninggalkan daerah de facto paling lambat pada tanggal 1 Januari 1949.
Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk negara
Serikat dengan nama RIS. Negara Indonesia Serikat akan terdiri dari RI,
Kalimantan dan Timur Besar. Pembentukan RIS akan diadakan sebelum tanggal
1 Januari 1949.

RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia- Belanda dengan Ratu
Belanda sebagai ketua. Perjanjian Linggarjati ditandatangani oleh Belanda dan
Indonesia pada tanggal 25 Maret 1947 dalam suatu upacara kenegaraan di
Istana Negara Jakarta.

Perjanjian Linggarjati bagi Indonesia ada segi positif dan negatifnya.

Segi positifnya ialah adanya pengakuan de facto atas RI yang meliputi Jawa,


Madura, dan Sumatera.

Segi negatifnya ialah bahwa wilayah RI dari Sabang sampai Merauke, yang
seluas Hindia Belanda dulu tidak tercapai.

5. Perjanjian Renville (8 Desember 1947 – 17 Januari 1948)

KTN berusaha mendekatkan RI dan Belanda untuk berunding. Atas usul KTN,
perundingan dilakukandi tempat yang netral, yaitu di atas kapal pengangkut
pasukan Angkatan Laut Amerika Serikat “USS Renville”. Oleh karena itu,
perundingan tersebut dinamakan Perjanjian Renville.

Perjanjian Renville dimulai pada tanggal 8 Desember 1947. Hasil perundingan


Renville disepakati dan ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948. Yang
hadir pada perundingan di atas kapal Renville ialah sebagai berikut.

Frank Graham (ketua), Paul van Zeeland (anggota), dan Richard Kirby
(anggota) sebagai mediator dari PBB.

Delegasi Indonesia Republik Indonesia diwakili oleh Amir Syarifuddin (ketua),


Ali Sastroamidjojo (anggota), Haji Agus Salim (anggota), Dr. J. Leimena
(anggota), Dr. Coa Tik Ien (anggota), dan Nasrun (anggota).

Delegasi Belanda Belanda diwakili oleh R. Abdulkadir Wijoyoatmojo (ketua),


Mr. H.A.L. van Vredenburgh (anggota), Dr. P. J. Koets (anggota), dan Mr. Dr.
Chr. Soumokil (anggota).

Perjanjian Renville menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut.

Penghentian tembak-menembak.
Daerah-daerah di belakang garis van Mook harus dikosongkan dari pasukan RI.

Belanda bebas membentuk negara-negara federal di daerah-daerah yang


didudukinya dengan melalui plebisit terlebih dahulu.

Membentuk Uni Indonesia-Belanda. Negara Indonesia Serikat yang ada di


dalamnya sederajat dengan Kerajaan Belanda. Persetujuan Renville
ditandatangani oleh Amir Syarifuddin (Indonesia) dan Abdulkadir
Wijoyoatmojo (Belanda).

Perjanjian ini semakin mempersulit posisi Indonesia karena wilayah RI semakin


sempit. Kesulitan itu bertambah setelah Belanda melakukan blockade ekonomi
terhadap Indonesia.

Itulah sebabnya hasil Perjanjian Renville mengundang reaksi keras, baik dari
kalangan partai

politik maupun TNI.

Bagi kalangan partai politik, hasil perundingan itu memperlihatkan kekalahan


perjuangan diplomasi.

Bagi TNI, hasil perundingan itu mengakibatkan harus ditinggalkannya sejumlah


wilayah pertahanan yang telah susah payah dibangun.

6. Perjanjian Roem-Royen (17 April – 7 Mei 1949)

Sejalan dengan perlawanan gerilya di Jawa dan Sumatra yang semakin meluas,
usaha-usaha di bidang diplomasi berjalan terus. UNCI mengadakan
perundingan dengan pemimpin-pemimpin RI di Bangka. Sementara itu, Dewan
Keamanan PBB pada tanggal 23 Maret 1949 memerintahkan UNCI untuk
membantu pelaksanaan resolusi DK PBB pada tanggal 28 Januari 1949. UNCI
berhasil membawa Indonesia dan Belanda ke meja perundingan. Pada tanggal
17 April 1949 dimulailah perundingan pendahuluan di Jakarta. Delegasi
Indonesia dipimpin Mr. Mohammad Roem. Delegasi Belanda dipimpin Dr. van
Royen. Pertemuan dipimpin Merle Cohran dari UNCI yang berasal dari
Amerika Serikat. Akhirnya pada tanggal 7 Mei 1949 tercapai persetujuan.
Persetujuan itu dikenal dengan nama “Roem-Royen Statement”. Dalam
perundingan ini, setiap delegasi mengeluarkan pernyataan sendiri-sendiri.
Pernyataan delegasi Indonesia antara lain sebagai berikut.

a. Soekarno dan Hatta dikembalikan ke Yogyakarta.

b. Kesediaan mengadakan penghentian tembakmenembak.

c. Kesediaan mengikuti Konferensi Meja Bundar setelah pengembalian


Pemerintah RI ke Yogyakarta.

d. Bersedia bekerja sama dalam memulihkan perdamaian dan tertib hukum.

e. Sedangkan pernyataan dari pihak Belanda adalah sebagai berikut.

f. Menghentikan gerakan militer dan membebaskan tahanan politik.

g. Menyetujui kembalinya Pemerintahan Republik Indonesia ke Yogyakarta.

h. Menyetujui Republik Indonesia sebagai bagian dari negara Indonesia Serikat.

i. Berusaha menyelenggarakan Konferensi Meja Bundar.

Pada tanggal 6 Juli 1949, Soekarno dan Hatta dikembalikan ke Yogyakarta.


Pengembalian Yogyakarta ke tangan Republik Indonesia diikuti dengan
penarikan mundur tentara Belanda dari Yogyakarta. Tentara Belanda berhasil
menduduki Yogyakarta sejak tanggal 19 Desember 1948 – 6 Juli 1949.

2. Kehidupan Bangsa Indonesia Pada Masa Awal Kemerdekaan

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan keanggotaan


sempurna berhasil mengadakan sidang untuk mengesahkan UUD dan memilih
Presiden-Wakil Presiden. Untuk menjaga keamanan negara juga telah dibentuk
Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Tetapi, Indonesia merdeka dalam kondisi sosial ekonomi yang masih sangat
memprihatinkan.
Beberapa masalah pada awal Indonesia merdeka adalah:

 Masalah politik

Secara politik, keadaan Indonesia di awal kemerdekaan belum mapan, terjadi


ketegangan, kekacauan dan berbagai insiden. Sebab ada pihak asing yang tidak
ingin Indonesia merdeka.

Rakyat Indonesia masih bentrok dengan sisa-sisa kekuatan Jepang yang


beralasan diminta Sekutu tetap menjaga Indonesia dalam keadaan status quo.

Indonesia juga menghadapi tentara Inggris atas nama Sekutu dan NICA
(Netherlands Indies Civil Administration) atas nama Belanda yang datang
kembali ke Indonesia dengan membonceng Sekutu.

Pemerintahan negara Indonesia memang sudah terbentuk beserta alat


kelengkapan negara tetapi masih banyak kekurangan di awal kemerdekaan.

 Masalah ekonomi

Kondisi perekonomian negara masih sangat memprihatinkan karena inflasi,


belum punya mata uang Republik Indonesia, peredaran mata uang asing, dan
kas negara kosong.

Inflasi yang cukup berat terjadi dipicu karena peredaran mata uang rupiah
Jepang yang tak terkendali sedangkan nilai tukarnya sangat rendah.

Pemerintah Indonesia tidak bisa melarang peredaran mata uang asing karena
Indonesia belum memiliki mata uang sendiri.

Mata uang asing yang beredar adalah De Javasche Bank, uang pemerintah
Hindia Belanda dan mata uang rupiah Jepang. Bahkan setelah NICA datang ke
Indonesia, juga berlaku mata uang NICA.

Kondisi perekonomian makin parah karena NICA melakukan blokade.

Upaya pemerintah pada awal kemerdekaan

Terdapat beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi


kekacauan di awal Indonesia merdeka, yaitu:

 Pemindahan ibu kota


Kondisi Jakarta yang kacau pada masa awal Indonesia merdeka membuat
pemerintah memutuskan untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke
Yogyakarta pada 4 Januari 1946.

 Mengeluarkan mata uang RI

Untuk mengatasi masalah keuangan, pemerintah Indonesia mengeluarkan uang


RI yang disebut ORI (Oeang Republik Indonesia) pada 30 Oktober 1946. Serta
menyatakan uang NICA sebagai alat tukar tidak sah.

 Pemenuhan hak dan kewajiban warga yang sama

Struktur kehidupan masyarakat mulai mengalami perubahan dan tidak ada lagi
diskriminasi. Semua warga memiliki hak dan kewajiban yang sama.

Dalam hal pendidikan, pemerintah mulai menyelenggarakan pendidikan yang


diselaraskan dengan alam kemerdekaan. Kemudian mengangkat Menteri
Pendidikan dan Pengajaran yang pertama di Indonesia yaitu Ki Hajar
Dewantara.

Sumber :

https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/12/153022369/nilai-nilai-
kejuangan-masa-revolusi

https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/12/183000569/kondisi-awal-
indonesia-merdeka

https://images.app.goo.gl/xtDAa32zXV7HhhBB6

https://www.google.com/amp/s/mustaqimzone.wordpress.com/2013/01/11/perjuangan-
mempertahankan-kemerdekaan-indonesia-1945-1959-melalui-jalur-diplomasi/amp/

Anda mungkin juga menyukai