Anda di halaman 1dari 42

A.

MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

1. Perjuangan Melalui Diplomasi

a. Perundingam awal hingga Hooge Velowe

b. Perundingan Linggarjati

c. Perundingan Renville

d. Perundingan Roem-Royen

e. Konferensi Meja Bundar


2. Perjuangan Bersenjata

a. Perjuangan di Pulau Jawa

b. Perjuangan di Sumatera

c. Pertempuran di Sulawesi

d. Pertempuran di Bali
Perundingan awal hingga Hogs Velowe

Penggagas : Panglima AFNEY = LET JEND S. PHILIP CHRISTISON

1. ARCHIBALD CLARK KERR

2. LORD KILLEARN

AFNEY : ALLIED FORCE NEDERLANDS EAST INDIES =


DIVISI YANG DIBENTUK SEAC

SEAC : SOUTH EAST ASIA COMMMAND : YANG BERTUGAS


MENGAMBILA ALIH INDONESIA DARI TANGAN JEPANG
PERUNDINGAN AWAL

BELANDA : Dr. H. J Van Mook :


PIDATO RATU BELANDA (7 DES 1942) :
INDONESIA AKAN DIJADIKAN NEGARA COMMOM WEALTH
MASALAH DALAM NEGERI DIURUSI OLEH INDONESIA
MASALAH LUAR NEGERI DIURUSI OLEH BELANDA

INDONESIA : 12 MARET 1946 MENGUSULKAN :

1. RI harus diakui sebagai wilayah negara yang berdaulat penuh


Atas wilayah bekas Hindia Belanda

2. Federasi Indonesia Belanda akan dilaksanakan dalam masa


tertentu

3. Tentara Belanda segera ditarik dari Indonesia

4. Selama perundingan berlangsung, semua aksi militer


harus di hentikan
a. PERUNDINGAN DI HOOGE VELOWE : 14 – 25 APRIL 1946

INDONESIA : 1. Mr. SOEWANDI

2. Dr. SOEDARSONO

3. Mr. ABDOEL KARIM PRINGGODIGDO


USULAN : Pengakuan de facto atas wilayah RI yg terdiri atas Jawa, Madura
Dan Sumatera
BELANDA : 1. Dr. VAN MOOK
2. Prof. VAN ARBECK
3. Dr VAN ROYEN
4. Prof. LOGEMANN
5. SULTAN HAMID II
6. SOEJO SANTOSO
USULAN : Kekuasaan RI atas Jawa dan Madura

PERUNDINGAN GAGAL
b. PERUNDINGAN LINGGARJATI : 10 November 1946

Delegasi Indonesia : Sutan Syahrir

Delegasi belanda : Schermerhon

Delegasi Inggris : Lord Killearn

Hasil Perundingan Linggarjati :

1. Belanda mengakui secara de facto wilayah RI atas Jawa, Sumatera dan Madura

2. RI – Belanda akan kerja sama membentuk Negara Indoneisa Serikat


3. RIS dan Belanda akan membentuk UNI Imdonesia – Belanda dengan
Ratu Yuliana sebagai ketua

PERUNDINGAN GAGAL
PASCA PERJANJIAN LINGGARJATI

AGRESI MILITER BELANDA I : Minggu, 20 JULI 1947 Pukul 23.00


Belanda menyerang kantor dan Gedung yang dikuasai Republik, seperti
Sentral listrik, Sentral Telpon, Stasiun Kereta Api dan Kantor Perwakilan
RI di Jakarta
Senin, 21 Juli 1947
Di Jawa Barat Belanda menyerang dan menugaskan pasukannya untuk
Menguasai Karawang, Cikampek, Bogor, Cibadak, Sukabumi, Subang
Dan Pamanukan.
Di Sumatera Belanda menyerang dan menguasai Binjai, daerah
perkebunan Armhenia dan Medan, Jambi, Lahat, Padang dan
Palembang.
Pasukan RI menyingkir ke desa-desa dan menggunakan taktik perang
Gerilya atau taktik wehrkreise

1 Agustus 1947 : Atas usulan India dan Australia, DK PBB


Memerintahkan genjatan senjata
4. Agustus 1947 : Indonesia – Belanda Genjatan Senjata,
agrsi Belanda 1 berakhir
c. PERUNDINGAN RENVILLE : 8 Desember 1947
Penengahnya : Komisi Tiga Negara (KTN)
Indonesia : Australia Richard Kyrby

Belanda : Belgia Paul Van Zeland

Mediator : Amerika Serikat Frank Graham

Delegasi Indonesia : Amir Syarifuddin

Delegasi Belanda : R. Abdulkadir Wijoyoatmojo

Hasil Perundingan Renville :

1. Penghentian Baku Tembak

2. Daerah yang terletak di belakang garis Van mook harus di


Kosongkan dari pasukan Indonesia
3. Dengan plebisit, Belanda boleh membentuk negara Federal di
daerah yg didudukinya

4. dalam ikatan Uni Indonesia Belanda, Indonesia Serikat akan


Sederajat dengan kerajaan Belanda.
PASCA PERJANJIAN RENVILLE :
1. Hilangnya pengakuan kedaulatan atas Jawa Sumatera dan Madura
2. Kekuasaan TNI semakin sempit

3. Berdasarkan kedua hal diatas Amir Syarifudin diturunkan dari


kursi Perdana menteri pada tanggal 23 Januari 1948 dan di
gantikan M. Hatta

4. Pidato Beel (18-12-1948), = Belanda tidak mau terikat lagi dengan


Perjanjian RENVILLE
5. Tanggal 19 Desember 1948 Belanda melakukan Agresi Militer II
dan menduduki kota jogjakarta.

6. Para pimpinan bangsa seperti : Sukarno, Hatta, Sutan Syahrir,


Agus salim dan AK. Pringgodigdo ada ditangan Belanda dan
di asingkan ke tempat yang berbeda-beda
7. Sidang Kabinet menunjuk r. Syarifuddin untuk membentuk PDRI di
Sumatera.

8. Di bawah pimpinan Suharto, TNI melakukan Serangan umum


1 Maret 1949, dan berhasil menguasai Jogjakarta selama 6 jam
d. Perundingan Roem Royen

PBB UNCI : United Nations Comissions for Indonesia :Merle Cochran

Indonesia : Mohammad Roem

Belanda : Dr. Van Royen

Roem-Royen Statements : 17-4-1949 s/d 7-5-1949

6 Juli 1949 Sukarno, Hatta dan pimpinan nasional lainny dikembalikan


Ke Jogjakarta dibawah jaminan Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

KII I : Jogjakarta, 19-22 Juli 1949 dibawah pimpinan Hatta

KII II : Jakarta 30 Juli – 2 Agustus 1949 dibawah pimpinan


Sultan Hamid
e. Konferensi Meja Bundar : Den Haag, 23 Ags – 2 Nop 1949

Indonesia : Hatta

Belanda : J.H Van Maarseveen

BFO : Sultan Hamid

UNCI : Merle Cochran

Keputusan KMB :
1. Belanda mengakui RIS sebagai negara merdeka
2. Konstitusi RIS dipermaklumkan kepada kerajaan Belanda

3. Irian Barat akan diselesaikan satu tahun sesudah pengakuan


kedaulatan
4. Di dirikan Uni Indonesia Belanda atas dasar kerja sama

5. Pengembalian hak-hak Belanda oleh RIS

6. RIS harus membayar segala utang belanda akibat perang


sejak tahun 1942
2. Perjuangan Bersenjata

a. Perjuangan di Jawa

1. Insiden Hotel Yamato 19 Sept 1945

Berawal dari tindakan beberapa orang Belanda yang


mengibarkan bendera Belanda (merah putih biru)

Rakyat Surabaya marah dan menurunkan serta merobek


warna biru bendera tersebut

Jadilah bendera merah putih dan menaikkan kembali


2. Perjuangan Bersenjata

a. Perjuangan di Jawa

1. Pertempuran 5 hari di Semarang 15-20 Okt 1945

Berawal dari usaha pemindahan tawanan perang jepang


dari pabrik gula cepiring ke penjara bulu, menyebabkan
Bentrok antara pemuda semarang dengan pasukan jepang.

Dr. karyadi seorang kepala laboratorium PURUSARA menjadi


korban penembakan saat sedang meneliti air minum yang
diisukan diracun oleh Jepang. (14 Okt 45)

Diperkirakan 2000 pemuda gugur dan untuk mengenangnya


Dibangun monumen yang diberi nama TUGU MUDA

Pertempuran berakhir setelah ada perundingan antara


kasman singodimejo, Mr Sartono dengan Letkol Nomura
2. Pertempuran Ambarawa 21 Nopember 1945

20 Nopember 1945 : Tentara sekutu di bawah pimpinan brig jend


Bethel mendarat di semarang

Tujuan awal melucuti tentara Jepang, namun ternyata Sekutu


berusaha membebaskan tawanan Belanda yang ada di Ambarawa
sehingga pada tnggal 21 Nopember 1945 terjadi pertempuran dengan
TKR yang menyebabkan gugurnya Kol Isdiman yang diganti Kol
Sudirman

Untuk memperingati pertempuran di Ambarawa di bangunlah monumen


Palagan Ambarawa.
3. Pertempuran di Surabaya 10 Nopember 1945

25 oktober 1945 Kedatangan Brigade 49/ Divisi India ke 23


Di bawah pimpinan Brig Jend AWS Mallaby
6000 Pasukan Sekutu mendarat di Tanjung Perak
Surabaya, dengan tujuan melucuti tentara Jepang

28-31 Okt 1945 Ternyata kedatangan sekutu diboncengi Belanda NICA


Sehingga menyulut terjadinya pertempuran antara
rakyat surabaya dengan sekutu dan baru berhenti
ketika Sukarno memerintahkan Pemuda surabaya
untuk berhenti baku tembak.

Sehari setelah Sukarno meninggalkan Surabaya Mallalby tewas (30 Okt 45)
terkena granat di gedung Internatio yang meyebabkan May Jend
R.C Mansergh Pimpinan pasukan AFNEY untuk Indonesia mengeluarkan
Ultimatum (9Nov 45) Agar rakyat Surabaya menyerah paling lambat
jam 06.00 tanggal 10 Nopember 1945 yang justru disambut dg
genderang perang oleh rakyat surabaya di bawah pimpinan bung Tomo..
b. Perjuangan di Sumatera

27 agustus 1945 Teuku Mohammad Hasan mengumumkan


kemerdekaan RI

Di Sumatera tentara Sekutu membebaskan dan mempersenjatai


tawanan perang Belanda dan membentuk Medan Batalyon KNIL

13 Okt 1945 Terjadi pertempuran antara rakyat Medan dengan


tentara sekutu

18 okt1945 AFNEY mengeluarkan ultimatum agar TKR dan


rakyat Medan menyerahkan senjata pada sekutu.

10 Des 1945 Sekutu menyerang besar-besaran terhadap kota Medan


c. Pertempuran di Sulawesi

AFNEY menguasai Sulawesi dan menyerahkan kekuasaan pada


NICA Belanda

NICA Belanda bertindak sewenang-wenang dan menangkap para


pimpinan RI

KNIL dan Pemuda membentuk Pasukan Pemuda Indonesia (PPI) untuk


Menghadapi NICA

14 Februari 1946, PPI menyerbu tangsi NICA dan membebaskan


tawanan pejuang Indonesia dan mengibarkan bendera merah putih
yang dikenal dengan peristiwa Merah Putih Menado

Di Makasar Para Pemuda bertindak sendiri dengan menyerang


dan menguasai pusat komunikasi dan markas polisi karena
Gubernur Sam Ratulangi dinilai terlalu lambat dalam bertindak.

Masuknya pasukan Sekutu dari Australia menyebabkan gerakan


pemuda makasar dapat di hentikan
d. Pertempuran di Bali

2 Maret 1946 Pasukan Belanda mendarat di Bali dengan kekuatan


2000 tentara

Setelah kembali dari jogjakarta untuk konsultasi dengan markas


tertinggi TKR, I Gusti Ngurah Rai menggalang TKR dengan melakukan
Long March dan melakukan perang gerilya terhadap pos-pos Belanda.

16 Mei 1946 Kapten J.B.T Koning mrngirim surat kepada


Igusti Ngurah Rai untuk berunding namun di tolak.

18 Nop 1946 Ngurah Rai menyerang tangsi polisi Belanda dan


berhasil menguasai banyak senjata amunisi

20 Nop 1946 Terjadi perang puputan dan I Gusti Ngurah Rai gugur
bersama pasukannya.
B. KEBIJAKAN DAN PERISTIWA POLITIK PASCA PENGAKUAN
KEDAULATAN
1. PROSES KEMBALINYA RI SEBAGAI NEGARA KESATUAN

KMB Republik Indonesia Serikat terdiri dari 16


negara bagian

Rakyat Jawa Barat berdemo di


8 Maret 1948
Bandung, ingin negera Pasundan
Bergabung kembali dengan RI

16 Mar 1948 Rakyat jawa barat yang berada di


Jogjakarta berdemo menentang
berdirinya negara pasundan

16 Nop 1948 Rakyat jawa timur ingin negara Jawa


timur bubar, dan kembali pada NKRI
8 April 1950 Konferensi Segi Tiga

RIS NIT NST

Isinya :

Sepakat kembali pada NKRI dan menyerahkan mandatnya


kepada PM RIS = Drs. Moh Hatta (12 Mei 1950)

15 Agustus1950 Sukarno menyampaikan naskah piagam


pernyataan terbentuknya NKRI dalam sidang
gabungan DPR dan Senat RIS yang mulai berlaku
sejak tanggal 17 Agustus 1950

UUDS 1950 NKRI menganut sistem demokrasi liberal yang


menganut sistem kabinet parlementer yang
berarti presiden hanyalah sebagai kepala negara
sedangkan kepala pemerintahan adalah perdana
menteri yang bertanggung jawab pada Parlemen
(DPR)
2. Jatuh Bangun Pemerintahan Masa Demokrasi Liberal

a. Kabinet Natsir 6 Sept 1950 - 2 Mar 1951

Kabinet koalisi namun mayoritasnya adalah dari Partai Masyumi

Kabinet ini bubar


karena gagal mengemban misi untuk mengembalikan Irian Barat
kedalam NKRI sehingga menyebabkan munculnya sikap pesimis
dari rakyat dan kalangan militer
b. Kabinet Sukiman : 26 April 1951 - Feb 1952

28 Mei 1951 De Javasche Bank di Nasionalisasi menjadi bank


Indonesia

7 Juni 1951 Menteri Kehakiman Mohamad Yamin melepaskan


950 orang tahanan politik termasuk Chaerul Saleh

Kebijakan LN condong ke Amerika serikat

MSA = Mutual Security Act

Marshal Plan (bantuan ekonomi)


c. Kabinet wilopo = 30 Maret 1952 - 2 Juni 1953 PNI

Program kerja 1. Pemilu untuk konstituante, DPR dan DPRD

2. Meningkatkan kemakmuran rakyat

3. Membebaskan Irian Barat

4. Menjalankan polotik LN yg bebas aktif

Peristiwa 17 Okt 1952 = demo rakyat bersama TNI AD


menuntut agar DPRS dibubarkan

Tanjung Morawa = sengketa tanah


perkebunan di Sumatera
d. Kabinet Ali I ( Ali – Wongso) 31 Juli 1953 - 24 Juli 1955 PNI +NU

Keberhasilan 1. Menyelenggarakan KAA 18 – 24 April 1955

2.

3. Membentuk panitia pemilu pusat 31 Mei 1954

4. Menetapkan pemilu DPR 29 Sept 1955


5. Menetapkan pemilu Dewan Konstituante 15 Des
1955

Peristiwa Perselisihan dengan pihak militer soal


pengangkatan Iwa kusuma sumantri dan
pencalonan Kasad yang kosong setelah
dtinggal AH Nasution
e. Kabinet Burhanudin Harahap 12 Ags 1955 - 3 Mar 1956

Politik Dagang sapi

Partai kecil yang biasanya mendapat 1 kursi kini dapat 2


kursi

Parindra, Partai Rakyat Nasional dan fraksi demokrat

Berhasil menjalankan program kabinet ali untuk


melaksanakan pemilu pertama di Indonesia
f. Kabinet Ali Sastro Amijoyo 24 Mar 1956 - Mar 1957

Koalisi dari 3 partai besar yaitu : PNI , NU dan Masyumi

Lawan politiknya PSI dan PKI karena mereka tidak diikut


sertakan dalam kabinet

Kekacauan diberbagai daerah dan semangat anti cina


g. Kabinet Juanda Mar 1957 - Juli 1959

Merupakan kabinet ekstra parlementer, bukan dari kalangan


parlemen

Merupakan kabinet terakhir dalam masa demokrasi liberal


3. Pemilihan Umum (Pemilu) 1955

29 September 1955 diselenggarakan Pemilu untuk memilih


anggota DPR
11 Desember 1955 diselenggarakan Pemilu untuk memilih
anggota Konstituante

Pemilu : PNI = 58 anggota


MASYUMI = 60 anggota Tidak ada yg
NU = 47 anggota mendominasi

PKI = 32 anggota

Anggota kontituante PNI 119 orang


MASYUMI 112 orang
NU 91orang

PKI 80orang

Minoritas 14 orang
4. Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Pertentangan antar DPR dan Dewan Konstituante


golongan hasil pemilu 1955 tidak bisa
bekerja dengan baik

22 April 1959 sukarno usul pada dewan konstituante agar


kembali pada UUD 45 namun ditolak

Pemegang kuasa hukum darurat = KASAD AH Nasution


Melarang semua aktifitas politik sampai sukarno pulang dari
lawatannya di luar negeri

3 Juli 1959,
Badan Kerjasama Pemuda dan Militer (BKSPM) menuntut agar
Sukarno mengeluarkan Dekrit untuk kembali pada UUD 1945
Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Pukul 17.00 WIB
Istana negara

Isinya : Bubarkan konstituante

Berlakunya kembali UUD 1945

Tidak berlakunya UUDS 1950


C. ORDE LAMA

1. Sentralisasi Kekuasaan

Kabinet Juanda Demisioner digantikan Kabinet Kerja

Kabinet Parlementer digantikan Kabinet Presidential

Kepres No 2 tahun 1959 Pembentukan MPRS

Penyimpangan : 1. Presiden mengangkat ketua MPRS A.H Nasution


sebagai menteri

2. DPR hasil pemilu dibubarkan oleh presiden


dengan penpres No3 tahun 1960

3. Pembentukan DPR GR oleh presiden tanggal 24


Juni 1960
2. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara
(DPAS)

Penpres No 3 tahun 1959 tentang pembentukan DPAS yang diketuai


langsung oleh sukarno

Tugas DPAS 1. Memberi jawaban atas pertanyaan presiden

2. Mengajukan usul pada pemerintah

Sidang pertama DPAS Menetapkan pidato sukarno tanggal 17


23-25 September 1959 agustus 1959yang berjudul Penemuan
Kembali Revolusi Kita (Manipol)agar
dijadikan Garis-garis Besar Haluan Negara
Intisari Manivesto Politik Republik Indonesia (Manipol ) adalah

UUD 1945 U

Sosialisme Indonesia
S
Demokrasi terpimpin
D
Ekonomi terpimpin
E
Kepribadian Indonesia
K
3. Pembentukan Front Nasional

Adalah suatu organisasi massa yang dibentuk pada akhir tahun 1959
yang bertujuan untuk memperjuangkan cita-cita proklamasi dan cita-
cita yang terkandung dalam UUD 1945

Dalam perjalanannya Front Nasional banyak dipengaruhi oleh PKI,


bahkan menjelang G 30 S PKI organisasi ini digunakan oleh PKI
untuk mencapai tujuannya.
4. Politik Mercu Suar

Adalah suatu politik luar negeri yang melandaskan pada pembagian


kekuatan politik dunia

OLDEFO Old Established forces

NEFO New Emerging Forces

Kekuatan baru yang sedang muncul (Indonesia bersama negara


komunis lainnya yang anti imperialisme dan kolonialisme)

Poros = Jakarta-Pnompenh-Hanoi-pyongyang

Sukarno Indonesia adalah Mercusuar yang akan menerangi


jalan bagi seluruh NEFOS diseluruh dunia

Proyek Monas, Jembatan Ampera, Ganefo (Stadiun Gelora


mercusuar Senayan)
5. Komando Dwikora 3 Mei 1964

Isi : 1. Perhebat ketahanan revolusi


2. Bantu perjuangan revolusioner rakyat malaysia,
singapura, sabah, serawak, dan bruney untuk menggagalkan
negera boneka malaysia
Komando Dwikora muncul akibat adanya rencana Inggris untuk
mebentuk negara Federasi Malaysia yang dinilai oleh Sukarno
sebagai Proyek Neokolonialisme Inggris

Indonesia dan Filipina menuntut PBB agar meneliti ulang


kehendak rakyat diwilayah yang bersangkutan namun
Negara Federasi Malaysia terbentuk tanggal 16 September
1963 sebelum hasil penelitian PBB diumumkan

Akibat Tgl 17 September 1963, Indonesia memutuskan


hubungan diplomatik dengan kualalumpur

Tgl 3 Mei 1964 Sukarno menyampaikan pidato Komando


Ganyang Malaysia yg dikenal dengan Komando Dwikora
6. Indonesia keluar dari PBB 7 Januari 1965

Indonesia keluar dari PBB pada tanggal

Indonesia keluar dari PBB disebabkan karena tanggal 7


Januari 1965 Malaysia diterima sebagai anggota tidak tetap
dari dewan keamanan PBB

Politik konfrontasi terhadap malaysia dan keluarnya


Indonesia dari PBB telah mengisolasi Indonesia dari dunia
internasional
D. Perkembangan Ekonomi Pasca Kemerdekaan

1. Menembus blokade Belanda

Kas negara kosong sementara Belanda melakukan blokade atas


ekspor impor Indonesia

Menteri keuangan Ir. Surachman merencanakan melakukan


pinjaman nasional sebesar Rp 1 milyar dari dana masyaratat

Oktober 1946 dikeluarkan ORI

Perpu No 2 th 1946 = Program Penataan lembaga Keuangan


dengan mendirikan BNI (1Nop 1946)
Mengatur nilai tukar ORI dengan valas melalui nasionalisasi shomin
ginko menjadi BRI
Bersedia membantu pemerintah dan rakyat india yang sedang
kelaparan dengan mengirimkan 500.000 ton beras

Melaui Banking and trading corporation (BTC) yang dipimpin oleh


Sumitro Djoyohadikusumo Indonesia berhasil mengadakan
hubungan perdagangan dengan Amerika Serikat

PP No.4 Th 1946 = Pembentukan Perusahaan Perkebunan Negara

Menteri Urusan Bahan Pangan Rakyat = kasimo


Kasimo Plan = anjuran untuk memperbanyak kebun bibit dan padi
unggul
2. Sistem ekonomi gerakan Benteng

Keadaan ekonomi Indonesia sungguh sangat memprihatinkan

Hutang negara sangat banyak, hasil perkebunan merosot, instalasi


dan infrastruktur rusak berat, pertumbuhan penduduk tinggi

Menteri perdagangan Kabinet Natsir = Sumitro djoyohadikusumo


menyatakan bahwa pembangunan ekonomi Indonesia bisa berhasil
dengan cara mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur
ekonomi nasional

Program Benteng = Pemerintah memberi kesempatan yang luas


kepada para pengusaha pribumi untuk membangun perekonomian
nasional
3. Nasionalisme Ekonomi Masyarakat

Mr. Iskak Tjokroadisuryo = Menteri Perekonomian pada Kab Ali

Kebijaksanaan Indonesianisasi =

1. Perusahaan asing wajib memberikan pelatihan pada tenaga kerja


indonesia

2. Mendirikan Perusahaan Negara

3. Menyediakan kredit dan lisensi bagi usaha nasional

4. Memberikan perlindungan perusahaan dalam negeri pdalam


persaingan dengan perusahaan asing

Anda mungkin juga menyukai