kemerdekaan KD Mengidentifikasi usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia METODE Ceramah bervariasi, diskusi kelompok, diskusi kelas Konflik Indonesia-Sekutu & NICA A. Kedatangan Sekutu : - 16 September 1945 W.R. Patterson mendarat di Tanjung Priok dari kapal Cumberland, bersama Van der Plas (Nederland Indies Civil Administration/NICA) - 29 September 1945 tentara Sekutu tergabung AFNEI mendarat di Jakarta - Tugas Allied Forces Nederland East Indies (AFNEI): 1)menerima penyerahan kekuasaan dari Jepang 2) membebaskan tentara sekutu yang ditahan Jepang 3)melucuti senjata dan menggumpulkan orang Jepang untuk dipulangkan ke negerinya. Pasukan Sekutu dan AFNEI terdiri dari 3 devisi : 1) Divisi India ke-23 untuk wilayah daerah Jawa Barat Mayor Jenderal D.C. Hawthorn 2)Divisi India ke-25 untuk wilayah daerah Jawa Timur Mayor Jenderal E.C. Mansergh 3) Divisi India ke-26 untuk wilayah daerah Sumatera Mayor Jenderal H.M. Chambers
AFNEI (Sekutu) diboncengi oleh NICA & mempersenja-
tai KNIL (Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger) yang baru dilepaskan sebagai tawanan Jepang B. Perjuangan Fisik 1) Peristiwa Heroik Surabaya 2) Pertempuran Ambarawa 3) Pertempuran Lima Hari di Semarang 4) Bandung Lautan Api 5) Peristiwa Medan Area 6) Puputan Margarana 7) Peristiwa Merah Putih Di Minahasa 8) Serangan Umum 1 Maret 1949 B. Perjuangan Diplomasi 1. Menarik dukungan internasional , dengan cara : a. melalui forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) b. Membina hubungan baik dengan negara Australia, India dan Liga Arab c. Melakukan lobi atau pendekatan dengan Dewan Keamanan PBB d. Berusaha memupus kepercayaan internasional terdapat propaganda Belanda yang keliru 2. Melakukan berbagai Perundingan a. Perundingan Linggarjati 10 -15 November 1946 Indonesia Sutan Syahrir, Belanda Schermerhorn, Van Mook, F. de Boer, Van Poll. Penengah Perundingan Inggris Lord Killearn. Isi Perundingan : 1) Belanda mengakui de facto RI meliputi : Sumatera, Jawa, Madura. 2) RI dan Belanda membentuk Negara Indonesia Serikat (RIS) dan RI menjadi bagian RIS. 3) RIS dan Belanda membentuk Uni Indonesia dengan Ratu Belanda sebagai Ketua Uni • Akibat Perjanjian Linggarjati - Belanda melakukan Agresi Militer Belanda I tanggal 27 Juli 1947 - 31 Juli 1947 India, Australia mengajukan masalah Indonesia di bahas di PBB - 4 Agustus 1947 RI dan Belanda mengumumkan penghentian tembak menembak - Dibentuknya Komisi Tiga Negara (KTN) 25 Agustus 1947, Belgia = Paul van Zeeland, Australia = Richard Kirby, Amerika Serikat = Dr. Frank Graham - 26 Oktober 1947, KTN tiba di Indonesia mengawasi pelaksanaan penghentian tembak-menembak. b. Perjanjian Renville (8 Desember 1947) Dilaksanakan Kapal perang USS Renville Delegasi Indonesia Amir Syarifuddin Delegasi Belanda R. Abdul Kaadir Wijoyoatmojo Hasil Perjanjian Renville : 1) Menyepakati penghentian tembak menembak 2) Mengosongkan daerah di belakang garis Van Mook 3) Belanda bebas membentuk negara federal di daerah yang didudukinya 4) Membentuk UNI Indonesia Belanda, yakni negara Indonesia Serikat sederajat dengan kerajaan Belanda. Akibat Perjanjian Renville - Wilayah RI semakin di persempit - 19 Desember 1948 Belanda melakukan agresi militer II menyerbu lapangan Udara Maguwo Yogyakarta - Presiden Soekarno & WakPres Hatta di tawan Belanda - Syafruddin Prawiranegara, SH. mendirikan PDRI di Bukit Tinggi - Terbentuknya Brigade 17 perjuangan di kalangan Pemuda & mahasiswa (Mobpel, TRIP, TP, TGP) - 20-23 Januari 1949 Birma & India mmelaksanakan Konferensi New Delhi-India, menentang Agresi Militer Belanda II - 28 Januari 1949 PBB mengeluarkan resolusi terhadap negara Belanda c. Perundingan Roem-Royen (17 April-7 Mei 1949) Tempat Jakarta Delegasi Indonesia Mohammad Roem Delegasi Belanda Dr. Van Royen 7 Mei 1949 kesepakatan Roem-Royen Statements * Delegasi Indonesia menyatakan : 1) Menghentikan perang gerilya 2) Bekerja sama mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban dan keamanan 3) Ikut serta dalam KMB di Denhag * Delegasi Belanda menyatakan :
1) Menyetujui kembalinya pemerintahan RI di
Yogyakarta 2)Menghentikan gerakan-gerakan militer & membebas kan tahanan politik 3) Menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari negara Indonesia Serikat 4)Berusaha sungguh-sungguh agar segera mengadakan KMB sesudah Republik Indonesia ke Yogyakarta d. Konferensi Inter-Indonesia Tanggal 19-22 Juli 1949 dan 31 Juli-2 Agustus 1949 Tujuan melakukan pendekatan dengan Bijjenkomst Federal Overleg (BFO) Hasil Kesepakatan : 1) Negara-negara Belanda tergabung dalam BFO mendukung tuntutan negara RI 2)RI dan BFO membentuk komite persiapan KMB 3) NIS diganti RIS 4)APRIS berganti menjadi Tentara Nasional Indonesia e. Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Hag (23 Agustus-2 November 1949)
Delegasi Indonesia Drs. Mohammad Hatta,
Mohammad Roem, Prof. Dr. Soepomo, Dr. J. Leimena, Ali Sastroamidjojo, A.K. Pringgodigdo, kolonel TB. Simatupang dan Soemardi Delegasi BFO Sultan Hamid II dari Pontianak Delegasi Belanda Van Maarseveen Delegasi UNCI Chritchey Hasil KMB : 1) Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan Indonesia selambat-lambatnya 30 Desember 1949 2) RIS terdiri RI dan 15 negara federal. 3) RIS dan Kerajaan Belanda akan membentuk UNI Indonesia-Belanda 4) Pasukan Belanda akan ditarik secara mundur dari Indonesia, KNIL (Koninklijk Nederlands Indesh- Leger) dibubarkan 5) Masalah Irian Barat diselesaikan setahun kemudian setelah penyerahan kedaulatan RIS.