BAB I
Latar belakang
perjanjian atau perundingan renville merupakan salah satu perjanjian yang dilakukan oleh
pihak indonesia dan pihak belanda, perjanjian renville adalah perjanjian yang dilakukan oleh
republik indonesia dan belanda yang bertujuan untuk menyelesaikan sengketa antara kedua
negara, dilaksanakan pada tanggal 8 desember 1947 di atas geladak kapal perang angkatan
laut amerika serikat “USS Renville”. perjanjian tersebut dihadiri oleh dua delegasi antara dua
negara, dimana perwakilan dari delegasi indonesia adalah perdana menteri amir sjariffudin
sedangkan dari pihak delegasi belanda diwakili oleh abdul kadir widjojoatmojo yakni seorang
indonesia yang memihak pada belanda. Perjanjian tersebut dibuat seusai agresi militer
Belanda I dan seusai gagalnya perjanjian Linggarjati yang di berlakukan sebelumnya.
Rumusan masalah
1. Bagaimanakah latar belakang terjadinya perjanjian renville?
2. Apa isi dari perjanjian Renville dan siapa saja tokoh yang berperan di dalamnya?
3. Bagaimana dampak perundingan renville terhadap bangsa indonesia?
4. apa yang menyebabkan perjanjian renville tersebut berakhir?
Tujuan makalah
1. Untuk mengetahui latar belakang diadakannya perundingan renville.
2. untuk mengetahui isi perundingan renville dan orang-orang yang berperan
didalamnya.
3. untuk mengetahui dampak dari perjanjian renville terhadap bangsa indonesia.
4. untuk mengetahui penyebab berakhirnya perjanjian renville.
Manfaat
1. Mengetahui latar belakang diadakannya perundingan renville
2. mengetahui isi perundingan renville dan orang-orang yang berperan didalamnya.
3. mengetahui dampak dari perjanjian renville terhadap bangsa indonesia.
4. mengetahui penyebab berakhirnya perjanjian renville.
BAB II
perjanjian lingarjati tidak dapat mengehentikan konflik yang terjadi antara kedua
belah pihak, belanda menuduh indonesia mengingkari perjanjian, begitu pula sebaliknya,
sehingga terjadilah agresi militer Belanda I.
Dewasanya, jika kita melihat kembali penyebab adanya Agresi Militer
Belanda Pertama ini, tidak lain disebabkan karena terdapat suatu perselisihan
pendapat sebagai akibat perbedaan penafsiran ketentuan-ketentuan dalam
persetujuan Linggajati. Di mana Belanda tetap mendasarkan tafsirannya pada pidato
Ratu Wilhelmina tanggal 7 Desember 1942 bahwa Indonesia akan dijadikan anggota
Commonwealth dan akan berbentuk federasi, sedangkan hubungan luar negerinya
diurus Belanda. Belanda juga menuntut agar segera diadakan gendar-merie
bersama. Karena keinginan Belanda yang dinilai sangat merugikan pihak Indonesia,
ada sebagian hal yang tidak Indonesia setuju terkait dengan keinginan Belanda
tersebut, yaitu “menyelenggarakan keamanan dan ketertiban bersama, termasuk
daerah-daerah Republik yang memerlukan bantuan Belanda (gendarmerie
bersama).”
Mengetahui penolakan yang dilakukan Indonesia, Belanda kemudian pada
tanggal 20 juli 1947 menyatakan bahwa Belanda tidak terkait dengan perjanjian
Linggarjati dan pada keesokan harinya, pada tanggal 21 Agustus 1947 Belanda
menyerang kembali Indonesia, penyerangan inilah yang disebut dengan agresi
militer Belanda I.
Agresi militer I mendapatkan perhatian serta menuai kecaman dari dunia
internasional, termasuk perserikatan bangsa-bangsa melontarkan penyesalan terhadap apa
yang dilakukan belanda terhadap indonesia.
Maka dewan keamanan PBB kemudian membentuk komisi 3 negara sebagai bentuk
tindak lanjut gencatan senjata yang dilakukan antara indonesia dan belanda, KTN tersebut
terdiri atas Australia ( ditunjuk indonesia),Belgia( ditunjuk belanda) dan amerika
serikat(Ditunjuk atas keinginan indonesia dan belanda), yang bertugas untuk menyelesaikan
sengketa antara indonesia dan belanda.
KTN berusaha untuk mendekatkan kedua belah pihak yaitu indonesia dan belanda dan
berusaha menuntaskan segala konflik yang terjadi antara kedua negara, baik konflik politik
maupun konflik militer.
Untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh PBB, KTN berusaha untuk
menyelesaikan konflik maupun sengketa di antara kedua negara tersebut, baik konflik militer
ataupun konflik politik. tak hanya itu,KTN juga berusaha untuk mendekatkan kedua belah
pihak yaitu indonesia dan belanda.
Perundingan antara indonesia dan belanda akhirnya dimulai, pada tanggal 8 desember
1947 di atas kapal perang renville milik amerika serikat yang berlabuh di jakarta. delegasi
indonesia dipimpin oleh perdana menteri amir sjariffudin sedangkan delegasi belanda
dipimpin oleh abdul kadir widjojoatmojo.
6. Tentara Indonesia ditarik mundur dari daerah-daerak kekuasaan Belanda (Jawa Barat
dan Jawa Timur).
7. Akan dibentuk Uni Indonesia-Belanda dengan kepalanya Raja Belanda.
8. Akan diadakan plebisit atau semacam referendum (pemungutan suara) untuk
menentukan nasib wilayah dalam RIS.
9. Akan diadakan pemilihan umum untuk membentuk Dewan Konstituante RIS.
Perjanjian renville adalah perjanjian anatara indonesia dan belanda yang dilakukan
pada tanggal 8 desember 1947 di atas kapal perang renville milik amerika serikat, KTN
sebagai penengah antara indonesia dan belanda, adapun anggota KTN yang hadir diwakili
oleh Richard Kirby dari Australia, Paul Van Zeeland dari Belgia, Frank Graham dari
Amerika Serikat, sedangkan Indonesia diketuai oleh Amir Syarifuddin sementara belanda
diketuai oleh R. Abdulkadir Wijoyoatmojo.
Dampak dari perjanjian Renville terhadap bangsa
Indonesia
Adam Malik dalam bukunya Mengabdi Republik: Angkatan 45 (1978) menilai bagi
Indonesia, Perjanjian Renville jauh lebih buruk dan merugikan. Perjanjian renville
mengakibatkan semakin sedikitnya wilayah indonesia, disebabkan adanya wilayah-wilayah
yang dikuasai Belanda.
Tak hanya itu, wilayah yang dikuasai Belanda tersebut merupakan wilayah penghasil
pangan dan kaya akan sumber daya alam sehingga mengakibatkan kerugian yang cukup besar
bagi bangsa Indonesia.
Efek yang paling dirasakan oleh Indonesia adalah keharusan tentaranya pindah dari
wilayah yang mereka kuasai sebelumnya. Seperti, Ribuan tentara dari Divisi Siliwangi di
Jawa Barat berbondong-bondong pindah ke Jawa Tengah akibat Perjanjian Renville.
DivisiDivisi ini dijuluki Pasukan Hijrah oleh rakyat Yogyakarta yang menyambut kedatangan
mereka. Peristiwa itu dikenal sebagai Long March Siliwangi.
Tak hanya itu dampak yang ditimbulkan oleh perjanjian renville juga berdampak pada
sektor politik. sehingga menyebabkan lengser nya Amir Syarifuddin. Kondisi politik di
Indonesia bertambah kacau setelah perjanjian renville, bahkan sejumlah partai di Indonesia
menarik dukungan terhadap pemerintah sebagai bentuk penolakan atas perjanjian renville.
Belanda juga langsung mendeklarasikan pemerintahan federal di Sumatera. Padahal sebagian
Sumatera adalah wilayah Indonesia.
Pada akhirnya, Belanda yang sudah diuntungkan dengan Perjanjian Renville, malah mengingkari
perjanjian ini. Penyebab berakhirnya perjanjian renville di akibatkan oleh Belanda yang memiliki
kehendak sendiri sehingga Belanda memutuskan keluar dari perjanjian renville, Belanda menyatakan
bahwa Indonesia telah melanggar perjanjian renville.
Sehingga, Pada 18 Desember 1948 pukul 06.00, pesawat DC-3 Dakota milik Belanda
menerjunkan pasukan dari udara menuju ibu kota Indonesia saat itu, yaitu di Yogyakarta.
Serangan Belanda terhadap Ibu Kota Indonesia kemudian dikenal sebagai Agresi Militer
Belanda II.
BAB III
Kesimpulan