DOSEN/GURU PEMBIMBING :
LOGO
DISUSUN OLEH
NAMA : ISTAVITA UTAMA
NIM : 11210012
KELAS: XI IPS
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Sejarah yang berjudul “Sejarah Perjanjian
Renville” ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun makalah ini dibuat oleh penulis guna
memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak. Saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan oleh penulis guna memperbaiki
makalah selanjutnya.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Dewasanya, jika kita melihat kembali penyebab adanya Agresi Militer Belanda Pertama
ini, tidak lain disebabkan karena terdapat suatu perselisihan pendapat sebagai akibat
perbedaan penafsiran ketentuan-ketentuan dalam persetujuan Linggajati. Di mana
Belanda tetap mendasarkan tafsirannya pada pidato Ratu Wilhelmina tanggal 7
Desember 1942 bahwa Indonesia akan dijadikan anggota Commonwealth dan akan
berbentuk federasi, sedangkan hubungan luar negerinya diurus Belanda. Belanda juga
menuntut agar segera diadakan gendar-merie bersama. Karena keinginan Belanda
yang dinilai sangat merugikan pihak Indonesia, ada sebagian hal yang tidak Indonesia
setuju terkait dengan keinginan Belanda tersebut, yaitu “menyelenggarakan keamanan
dan ketertiban bersama, termasuk daerah-daerah Republik yang memerlukan bantuan
Belanda (gendarmerie bersama).”
Pada awalnya masalah yang timbul dalam menghadapi persoalan yang terjadi antara
Indonesia dengan Belanda adalah mengenai tempat dilaksanakannya kembali suatu
perundingan baru. Belanda mengusulkan tempat perundingan di Jakarta, namun ditolak
oleh Republik Indonesia yang menginginkan suatu tempat yang berada di luar daerah
kependudukan. Lalu atas usul KTN, perundingan dilakukan di atas sebuah kapal
pengangkut pasukan Angkatan Laut Amerika Serikat “USS Renville”.
Perundingan ini akhirnya berhasil dimulai, yaitu pada tangal 8 Desember 1947 di atas
Kapal Renville yang berlabuh di Teluk Jakarta. Delegasi Republik Indonesia dipimpin
oleh Mr. Amir Sjarifuddin, sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh R. Abdulkadir
Widjoojoatmodjo, seorang Indonesia yang memihak Belanda. Meskipun sudah tercapai
persetujuan di atas Kapal Renville, tembak-menembak belum juga berhenti sementara
KTN praktis tidak berdaya. Pada tanggal 9 Januari 1948, Belanda menyampaikan
ultimatum kepada Republik Indonesia untuk segera mengosongkan sejumlah daerah
yang luas dan menarik TNI dari daerah-daerah gerilya ke Yogyakarta. Dan di dalam
suasana seperti itu, perjanjian Renville akhirnya ditandatangani tepat pada tanggal 17
Januari 1948, disusul dengan instruksi penghentian tembak-menembak pada tanggal
19 Januari 1948.
Perundingan antara Belanda dengan Indonesia akhirnya berhasil dimulai, yaitu pada
tanggal 8 Desember1947 diatas kapal Renville yang berlabuh di Teluk Jakarta.
Delegasi dari Indonesia dipimpin oleh Mr. Amir Syarifuddin (lahir di Medan, Sumatera
Utara, 27 April 1907 – meninggal di Surakarta, Jawa Tengah, 19 Desember 1948 pada
umur 41 tahun) adalah seorang tokoh Indonesia, mantan menteri dan perdana menteri
pada awal berdirinya negara Indonesia. Sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh R.
Abdulkadir Widjojoatmodjo, seorang Indonesia yang memihak kepada Belanda. Setelah
diadakan serangkaian pendekatan lagi, perundingan akhirnya menerima saran-saran
KTN, yang pokok-pokoknya adalah:
1. Segera dikeluarkan perintah penghentian tembak-menembak di sepanjang “Garis
van Mook”.
2. Penghentian tembak-menembak segera diikuti dengan perjanjian perletakan senjata
dan pembentukan daerah-daerah kosong militer (demiliterized zones).
1. Wilayah Indonesia diakui sebagai garis demarkasi (garis Van Mook) (Crayon Pedia).
Garis Van Mook yaitu garis khayal yang dibuat oleh Van Mook sebagai batas wilayah
kekuasaan Indonesia dan kekuasaan Belanda berdasarkan agresi militer Belanda I
(Eryadi). Yang mana batas wilayahnya yang di mulai dari Sumatera Selatan, Jawa
Barat sampai dengan wilayah Jawa Timur.
2. Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia, sampai diserahkan kepada
Republik Indonesia Serikat yang segera dibentuk.
3. RIS mempunyai kedudukan yang sejajar dengan negara Belanda dalam Uni
Indonesia-Belanda.
6. Pasukan Republik Indonesia yang berada di daerah kantung harus ditarik ke daearh
Republik Indonesia. Daerah kantung adalah daerah yang berada dibelakang garis Van
Mook, yakni garis yang menghubungkan dua daerah terdepan yang di duduki oleh
Belanda.
Selain itu juga penandatanganan naskah perjanjian Renville ini dapat menimbulkan
akibat buruk bagi pemerintahan Republik Indonesia, antara lain sebagai berikut :
1. Wilayah Republik Indonesia menjadi makin sempit dan dikurung oleh daerah-daerah
kekuasaan Belanda
3.1 Kesimpulan
Jadi, jikalau kita melihat kembali segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi
sebelum diadakannya perundingan Renville, maka penyebab awal dilaksanakannya
perundingan “baru” ini tidak lain disebabkan karena terdapat suatu perselisihan
pendapat sebagai akibat perbedaan penafsiran ketentuan-ketentuan dalam persetujuan
Linggajati. Yang mana pada akhirnya hal ini menyebabkan timbulnya penyerangan
Belanda terhadap Indonesia (Agresi Militer Belanda Pertama). Dan melihat agresi yang
dilakukan Belanda terhadap Indonesia, Dewan Keamanan PBB memutuskan untuk
membuat suatu komisi jasa yang baik bagi keduanya, yang diberi nama KTN (Komisi
Tiga Negara). KTN ini sendiri juga memiliki tujuan untuk menyelesaikan sengketa dan
perselisihan antara Indonesia dengan Belanda.
Dengan ada dan di sepakatinya perjanjian Renvile ini, dilihat justru memojokkan
keadaan bangsa kita dan justru semakin membuka peluang negara Belanda pada
waktu itu untuk menduduki sebagian besar wilayah republic Indonesia, dan hal inilah
yang justru memicu ketidakpercayaan rakyat pada Perdana Menteri Amir Syarifudin
yang dinilai gagal karena terlalu membuka peluang Belanda untuk lebh dapat
menguasai berbagai wilayah Indonesia yang dinilai lebih memiliki sumber daya alam
yang melimpah, oleh karena itu dengan adanya perjanjian Renvile ini sangatlah
memberikan berbagai dampak yang signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
wikipedia.org