Permasalahan)
Republik Indonesia Serikat atau RIS dibentuk pada tanggal 27 Desember 1949. Pembentukan RIS
merupakan wujud kesepakatan antara Belanda, Indonesia dan Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO)
dalam Konferensi Meja Bundar. Pada saat itu, kesepakatan disaksikan oleh perwakilan PBB yaitu United
Nations Commission for Indonesia (UNCI). RIS diketuai oleh Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta
selaku Perdana Menteri. Sejarah Republik Indonesia Serikat (RIS) tersebut meliputi proses terbentuknya
RIS, Konstitusi RIS, serta permasalahan dalam pemerintahan RIS.
Sejarah Republik Indonesia Serikat (RIS) dilatar belakangi oleh Agresi Militer Belanda ke II yang terjadi
pada 19 Desember 1048. Pada Agresi Militer tersebut terjadi penyerangan Belanda terhadap Yogyakarta
yang pada saat itu merupakan ibukota Indonesia. Selain itu, Moh. Hatta, Soekarno, Sjahrir beserta tokoh
lainnya juga ditangkap oleh pihak Belanda. Karena Ibukota Indonesia telah dikuasai oleh Belanda, pihak
Indonesia membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia atau PDRI yang bertempat di Sumatera.
PDRI diketuai oleh Sjafruddin Prawiranegara. Kali ini saya akan menjelaskan tentang sejarah Republik
Indonesia Serikat (RIS) yang meliputi proses terbentuknya RIS, Konstitusi RIS, dan permasalahan dalam
pemerintahan RIS.
Dalam sejarah Republik Indonesia Serikat (RIS) terdapat satu perwakilan dari beberapa pihak. Dari pihak
Belanda (J.H. van Maarseveen) dan dari BFO (Sultan Hamid II). Terbentuknya RIS ditengahi oleh wakil
UNCI yaitu Merle Conhran, Critley, dan R. Heremas. Konferensi meja bundar menghasilkan beberapa
kesepatan seperti:
1. Penyerahan kedaulatan bagi Indonesia tanpa disertai syarat apapun dan pihak Belanda tidak
dapat menarik kembali kedaulatan tersebut.
2. Belanda akan diberikan izin baru atas perusahaannya, dikembalikan hak miliknya serta akan
diberikan jaminan atau konsensi dari RIS.
3. Hutang hutang Belanda yang telah ada sejak tahun 1942 akan di tanggung oleh RIS.
4. Karesidenan Irian Barat akan diselesaikan statusnya dalam kurun waktu 1 tahun.
5. Pembentukan Repubilk Indonesia Serikat atau RIS yang termasuk aliansi Belanda
Pengakuan Belanda terhadap Indonesia terjadi pada tanggal 27 Desember 1949. Pengakuan tersebut
didasari oleh penyerahan kedaulatan (soevereiniteitsoverdracht) yang telah ditandatangi di Istana Dam,
Amsterdam, Belanda. Pengakuan tersebut menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi pihak Belanda.
Hal ini dikarenakan pengakuan Belanda sebelumnya pada tahun 1945 akan berakibat aksi polisionil yang
akan terjadi pada tahun 1945 sampai tahun 1949. Hal tersebut yang menjadi awal sejarah Republik
Indonesia Serikat (RIS) dalam proses terbentuknya RIS.
Keputusan Konferensi Meja Bundar mengakibatkan beberapa pihak kecewa karena diduga keluar dari
gerakan semangat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Hal ini membuat beberapa anggapan
bahwa kemerdekaan Indonesia diperoleh sebagai hadiah saja. Kekecewaan tersebut diperparah dengan
Indonesia yang diharuskan untuk membayarkan hutang Belanda sebanyak 6,5 milyar gulden. Namun
setelah itu disekapati pihak Indonesia hanya cukup membayar 4,5 milyar gulden. Sejarah Republik
Indonesia Serikat (RIS) dalam proses terbentuknya RIS membuat Indonesia terdiri dari 7 Negara Bagian
beserta 9 Daerah Otonom. Berikut 7 nama negara bagian Indonesia yaitu :
1. Negara Republik Indonesia (RIS)
2. Negara Jawa Timur
3. Negara Sumatera Selatan
4. Negara Sumatera Timur
5. Negara Pasundan, termasuk Distrik Federal Jakarta
6. Negara Madura
7. Negara Indonesia Timur
Kemudian terdapat 9 daerah otonom (berdiri sendiri) yang tidak termasuk federasi seperti:
1. Daerah Banjar
2. Kalimantan Timur (tidak termasuk bekas wilayah Kesultanan Pasir)
3. Jawa Tengah
4. Belitung
5. Kalimantan Barat (Daerah Istimewa)
6. Riau
7. Kalimantan Tenggara
8. Bangka
9. Dayak Besar
Konstitusi RIS
Selanjutnya terdapat sejarah Republik Indonesia Serikat (RIS) yang meliputi Konstitusi RIS. Pada saat
Konferensi Meja Bundar, pihak BFO dengan Indonesia juga menandatangani perjanjian yang membahas
tentang Konstitusi RIS. Perjanjian tersebut terjadi pada tanggal 29 Oktober 1949. Perjanjian Konstitusi
RIS ditandatangani oleh pemimpin 16 negara atau daerah yang tergabung dengan RIS seperti:
Menurut Konstitusi RIS dalam sejarah Republik Indonesia Serikat (RIS), membuat pembentukannegara
federasi yang meliputi:
Negara Republik Indonesia yang mencakup beberapa wilayah yang termasuk dalam Perjanjian
Renville.
Negara yang dibentuk Belanda melalui Konferensi Malino seperti Negara Indonesia Timur
(Cokorde Gde Sukowati selaku Prediden dan Najamudin Daeng Maewa selaku Perdana Menteri),
Negara Sumatera Timur (Dr. Mansyur selaku wakil), Negara Sumatera Selatan (Abdul
Malik selaku wakil), Negara Madura (Cokroningrat selaku wakil), dan Negara Jawa Timur
(Wiranata selaku wakil).
Negara kesatuan yang dapat berdiri sendiri.
Daerah yang bukan termasuk daerah bagian.
Konstitusi RIS dalam sejarah Republik Indonesia Serikat (RIS) dibentuk atas persetujuan antara BFO
dengan Indonesia. Namun di sisi lainnya terdapat organisasi KNIP yang melaksanakan sidang pada
tanggal 6 sampai 14 Desember 1949 mengenai hasil Konferensi Meja Bundar. Sebenarnya terbentuknya
RIS merupakan wujud penyelewengan paling besar dari proklamasi kemerdekaan. Tetapi KNIP
menerima keputusan dalam KMB karena tidak ada jalan lainnya. Hal ini juga dikarenakan oleh naskah
konstitusi RIS yang bersifat tetap dan tidak dapat dirubah. Untuk mengantisipasi hal hal yang akan
terjadi, KNIP memilh wakil dari masing masing 12 negara anggota KNIP agar dapat menjadi dewan
perwakilan dari RIS.
Sidang KNIP yang membahas tentang hasil Konferensi Meja Bundar dihadiri oleh 325 anggota dari KNIP.
Dimana pada saat itu terdapat 31 orang yang meninggalkan sidang, 62 orang yang menolak dan 226
orang yang menyetujui hasil KMB. Kemudian KNIP menyetujui hasil KMB pada tanggal 15 Desember
1949. Berdasarkan persetujuan tersebut terdapat beberapa peristiwa Konstitusi RIS dalam sejarah
Republik Indonesia Serikat yang meliputi:
1. Pengadaan pemilihan Presiden RIS yang memiliki calon tunggal yakni Ir. Soekarno pada tanggal
15 Desember 1949.
2. Pemilihan Ir. Soekarno sebagai Presiden RIS pada tanggal 16 Desember 1949.
3. Melantik Ir. Soekarno sebagai Presiden RIS pada tanggal 17 Desember 1949.
4. Melantik Kabinet RIS dan Perdana Menteri (Drs. Moh. Hatta) yang dilakukan oleh Presiden
Soekarno pada tanggal 20 Desember 1949.