Anda di halaman 1dari 2

RT 4

Beas perelek di sini dikelolanya sama pemuda dengan persentasi 25% untuk pemuda yang kemudian
75% untuk masjid ataupun pembangunan jalan dan lain sebagainya yang artinya untuk kepentingan
warga secara umum.

Kanggo tahun ayeuna teteh dianggo belanjakaos, 1 bulan kebelakang. Kaos didama 80 biji. Lo mana
harga Isyana Sarasvati rp90.000.. kaos eta dibagi ketika pemuda ongkoh sepuh ongkol jadi sami-sami
ngarasakeun.

sabaraha bulan kapankah artos farel dianggo kanggo meser kabel kursi hajatan warga. Pengaspalan jalan
gang.

Uang dari pelet juga digunakan untuk membeli gotrok sejenis roda atau gerobak yang yang nantinya
digunakan oleh warga kemudian biasanya barang-barang yang digunakan oleh warga itu memberikan
infak atau memberikan sumbangan untuk kas kelompok.

Alasan untuk membeli keperluan peralatan bangunan ataupun hajatan ini untuk mempermudah
kegiatan warga. selain itu kita juga sudah membeli peralatan listrik. Pernah kejadian waktu itu ada yang
meninggal tengah malam jam keadaan tidak ada listrik uang dari hasil pileg digunakan untuk keperluan
tersebut.

warga yang menggunakan barang-barang kelompok biasanya memberi sumbangan 5000-10000 sampai
dengan rp100.000 an pun demikian jika tidak memberi tidak menjadi persoalan.

Kanggo nyandhak beasna dinten Jumat. Anunya ada kena pemuda Timnas jadwal teh Dina seminggu
Ayah duaan kanggo narikan.

dari panitia pernah kita sendiri selain penarikan beras ataupun uang verel juga sekalian dengan
penarikan listrik air yang kemudian sumbangan ataupun hasil dari penarikan itu di gabungkan dengan
hasil beas perelek

Kegiatan di RT 4 hasil dari beras pera tidak digunakan untuk pemberdayaan seperti ke acara keagamaan
acara pendidikan namun menurut kesepuhan an kegiatan kegiatan tersebut biar untuk menjadi
tanggung jawab kesepuhan sementara dari hasil beras dialokasikan untuk kegiatan pemuda dan
peralatan kebutuhan warga, seperti beberapa bulan kebelakang set ulang tajuk.
Uang yang 25% alasan digunakan untuk kaos sebagai bentuk motivasi kepada para pemuda agar
bergairah menjalankan tradisi beras. Apabila kegiatan sedang dilaksanakan apabila alokasi anggaran
tidak ada akan menurunkan antusias warga. Setia pada kegiatan sebagai bentuk pengikat duduran
sebagai bentuk pendorong semangat.

Warga yang memberikan sumbangan terus berlanjut karena kegiatan ini merasa dirinya yang memiliki.
Karena 75% tersebut hasilnya untuk sepuh.

Pernah kejadian digarap tengah saat kegiatan 17 Agustusan semua uang yang yang digunakan untuk
kegiatan tersebut hasil dari beras telek. 0 akibatnya ada banyak kekecewaan dari para sepuh. Kebijakan
dari panitia untuk alokasi anggaran mendorong kepercayaan para sepuh untuk ikut terlibat dalam
kegiatan tradisi tersebut.

Harapan dari pada panitia agar warga dan juga para pemuda ada satu ikatan yang tidak mengikat ikatan
yang tidak terbebani untuk meningkatkan rasa duduluran.

Masyarakat sangat antusias terhadap kegiatan beras. Bahkan ketika Ada petugas yang terlambat
ataupun warga yang tidak bertemu dengan petugas, ada warga menyerahkan beras ataupun uang ke
rumah panitia langsung.

Tahun kemarin bahkan para pemuda tidak ambil bagian jatah 25% itu diserahkan untuk pembangunan
WC masjid. bahkan para pemuda ikut gotong royong membangun masjid tersebut.

Anda mungkin juga menyukai