di Desa Cihideung
Abstrak
Hari besar Nasional adalah hari peringatan dari suatu kondisi atau peristiwa
yang terjadi di indonesia. Hari besar Nasional mencakup hari-hari penting
yang jatuh setiap bulannya oleh karena itu, perlu dilakukan upaya
memperingati hari besar Nasional agar membangkitkan semangat-semangat
para Pemuda dan Pemudi seperti semangat perjuangan terdahulu. Tujuan dari
kegiatan pengabdian ini yaitu, meningkatkan rasa kecintaan terhadap Negara
Indonesia dan meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan. Jenis metode
yang dilakukan yaitu, dengan memberikan penyuluhan dalam bentuk
sosialisasi dan penjambaran informasi mengenai hari besar Nasional dengan 2
tahap pelaksanaan kegitan yaitu perencanaan partisipatif dan pelaksanaan
program. Berdasarkan hasil sosialisasi, terjadi peningkatan pengetahuan
masyarakat akan pentingnya hari besar nasional itu diperingati
Kata Kunci: hari besar nasional, masyarakat, pemuda, pengabdian.
Abstract
A. PENDAHULUAN
Tanggal 17 Agustus dimaknai sebagai hari kemerdekaan Republik Indonesia.
Merupakan momentum ketika Indonesia berhasil merdeka dan berdiri menjadi negara
sendiri. Tradisi menggelar upacara sertaa mengibarkan bendera merah putih merupakan
agenda yang tidak boleh lepas dalam merayakan hari kemerdekaan RI. Selain
menggelar upcara, acara yang menjadi khas saat merayakan hari kemerdekaan RI
adalah dengan menggelar lomba. Masyarakat Indonesia melabeli acara tersebut dengan
sebutan “agustusan”. Menggelar acara lomba untuk anak-anak serta orang dewasa
menjadi acara wajib saat merayakan hari kemerdekaan RI
Selain merayakan hari kemerdekaan RI, acara lomba 17 Agustusan ini juga
menjadi moment kebersamaan antar warga. Beberapa jenis lomba yang menjadi ciri
khas saat merayakan hari kemerdekaan RI adalah; balap karung, tarik tambang, panjat
pinang, koin dalam jeruk dan gebuk bantal. Sayangnya, tradisi ini mulai ditinggalkan
oleh masyarakat, terutama pada masyarakat perkotaan (Warsono, 2019).
Hal ini terjadi juga terhadap masyarakat RW 12 Desa Cihideung yang sudah dua
tahun tidak menggelar lomba untuk merayakan hari kemerdekaan RI karena berbagai
alasan diantaranya pandemi dan masalah kerukunan yang ada di lingkungan tersebut.
Alasan kerukunan menjadi masalah yang cukup serius karena selama dua tahun tidak
ada inisiatif dari pemuda ataupun dari tokoh lainnya untuk mengadakan acara lomba
dalam memeriahkan hari kemerdekaan.
Selama 2 tahun tidak adanya kegiatan lomba peringatan hari kemerdekaan juga
karena tidak adanya wadah organisasi untuk pemuda mengekspresikan ide, gagasan,
dan kreatifitas yang bisa meningkatkan kemampuan pemuda, hal ini juga membuat
pemuda kurang mendapatkan dukungan dari tokoh-tokoh tetua yang ada. Hal ini sangat
disayangkan karena potensi yang dimiliki pemuda di RW 12 Desa Cihideung cukup
beragam seperti dalam bidang seni, olahraga, dan pendidikan.
Tidak adanya karang taruna sebagai wadah bagi para pemuda merupakan
kesalahan dalam masyarakat karena pemuda adalah tulang punggung bangsa dan
negara. Peran aktif pemuda sebagai agen perubahan merupakan hal yang diharapkan
oleh bangsa dan negara. Sebagai agen perubahan maka diharapkan pemuda membawa
perubahan yang sangat besar di dalam mencapai tujuan nasional dan untuk membangun
karakter-karakter pemuda yang baik, maka diperlukan wadah sebagai tempat
pembentukan karakter pemuda tersebut. Wadah tersebut adalah karang taruna, yang
dapat membentuk karakter para pemuda menjadi pemuda yang memiliki taqwa serta
tanggung jawab moral terhadap masyarakat.
Mengingat acara hari besar yang sudah dekat dan kekosongan wadah untuk
pemuda dalam jangka waktu yang cukup lama, maka dibulan agustus ini dianggap
sebagai momen yang tepat untuk membentuk organisasi karang taruna. Pembentukan
karang taruna ini dianggap sangat penting karena karang taruna merupakan tempat para
pemuda belajar dan mengembangkan potensi dirinya dalam berorganisasi.
B. METODE PENGABDIAN
a. Pengorganisasian Masyarakat (Orgamas)
Siklus ini merupakan jawaban dari kebutuhan masyarakat terhadap adanya
organisasi masyarakat warga yang mampu melaksanakan nilai-nilai luhur yang dimotori
oleh pemimpin yang mempunyai kriteria yang sesuai dengan masyarakat sekitar. Hal ini
sebagai jawaban dari hasil analisa kelembagaan dan refleksi kepemimpinanyang sudah
dilaksanakan ketika siklus pemetaan sosial. Organisasi masyarakat yang dibangun bisa
berbentuk paguyuban atau perhimpunan atau bahkan memanfaatkan lembaga atau
organisasi yang sudah ada di masyarakat. Contohnya seperti Dewan Kemakmuran
Masjid, MUI, Karang Taruna, Ibu-ibu PKK, dll.
Siklus ini merupakan siklus lanjutan dari pemetaan sosial akan tetapi
pelaksanaan siklus ini setelah pengorganisasian masyarakat dan pengembangan dari
Pokja. Siklus ini dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa dari pengorganisasianlah
yang mengambil keputusan serta yang mengemban program-program yang telah
diswadayakan sesuai kebutuhan masyarakat yang menjadi prioritas inti untuk
dikembangkan. Manfaat dari program ini diutamakan pada masalah yang sudah
diidentifikasi dalam siklus sebelumnya yakni dalam siklus pemetaan sosial, dan
menyatu dengan Pokja, sehingga Pokja yang dibentuk bukan karena adanya kegiatan
KKN Sisdamas ini melainkan sebagai penerima manfaat dari program yang didasarkan
pada Pokja yang telah dibuat.
Dokumen Perencanaan Partisipatif (dorantif) akan lebih baik jika hasil dari
KKN Sisdamas menjadi suatu rujukan utama dalam musyawarah perencanaan
pembangunan. Setelah satu tahun program berjalanmaka dapat dilakukan evaluasi
tahunan guna melihat dan mengkaji kembali apakah program yang dikembangkan
tersebut sudah tepat dengan tujuan dan tepat sasaran dan bagaimana hasil yang
dirasakan.
Setelah dokumen perencanaan partisipatif (dorantif) ini dibuat oleh tim dari
organisasi masyarakat, maka langakah selanjutnya yaitu menyusun rencana tahunan
yang melibatkan seluruh stakeholder yang ada di Cihideung ini sebagaimana kegiatan
rembug warga pada sosialisasi awal.
c. Sinergi Program
Selain itu, forum ini menetapkan angka partisipasi swadaya masyarakat baik
dalam bentuk tenaga ataupun bahan material. Kemudian tim yang ditunjuk sebagai
penyusun proposal kegiatan dengan angka riil dari hasil prioritas program dengan
proses yang didampingi oleh peserta KKN dengan struktur penulisan terlampir.
Adapun beberapa hal penting yang perlu dieksplorasi pada tahap sinergi
program (sipro) ini diantaranya :
1. Penetapan Kegiatan
2. Fasilitasi Penyusunan Proposal
Lomba Futsal anak-anak antar RT yang diselenggarakan pada hari minggu tanggal 14
Agustus 2022
Lomba Futsal ibu-ibu antar RT yang diselenggarakan pada hari minggu tanggal 14
Agustus 2022
Lomba Balap Kelereng anak-anak yang diselenggarakan pada hari senin tanggal 15
Agustus 2022
Lomba Balap Kerupuk anak-anak yang diselenggarakan pada hari senin tanggal 15
Agustus 2022
Arak-arakan menuju kantor kecamatan Parongpong diikuti oleh seluruh warga Desa
Cihideung yang diselenggarakan pada hari selasa tanggal 16 Agustus 2022
Lomba Estafet Terigu yang diselenggarakan pada hari rabu tanggal 17 Agustus 2022
Lomba Balap Karung anak-anak yang diselenggarakan pada hari rabu tanggal 17 Agustus
2022
Lomba Nenen Endot diperuntukkan kepada bapak-bapak yang diselenggarakan pada hari
Kamis tanggal 18 Agustus 2022
Lomba Kaligrafi anak-anak madrasah yang diselenggarakan pada hari Jumat tanggal 19
Agustus 2022
Lomba Cerdas Cermat anak-anak madrasah yang diselenggarakan pada hari Jumat
tanggal 19 Agustus 2022
Lomba Koin Jeruk anak-anak yang diselenggarakan pada hari Sabtu tanggal 20 Agustus
2022
Lomba Bugel yang diselenggarakan pada hari Sabtu tanggal 20 Agustus 2022
Lomba Panjat Pisang yang diselenggarakan pada hari Jumat tanggal 21 Agustus 2022
Dalam pelaksanaan program ini, baik itu mahasiswa maupun masyarakat yang
ada di RW tempat kegiatan memiliki tanggung jawabnya masing masing . mahasiswa
akan diberi arahan oleh kelompok kerja untuk menjalankan tugasnya sebagaimana yang
sudah menjadi tugas per-individu dari mahasiswa itu sendiri. Dan harus memiliki sikap
tanggung jawab, adil, jujur, dan toleransi.
Pada tahap awal kegiatan itu dimulai dari bersosialisasi baik itu lisan maupun
tulisan. Secara lisan itu dilakukan secara langsung berhadapan dengan masyarakat
melalui cara door to door yaitu secara langsung datang ke tiap rumah warga, dan
memberi tahu dengan cara yang sopan dan tutur kata yang baik. Dan jika dengan cara
tulisan itu melalui surat yang minimalnya dibagikan ke tiap RT setempat.
Langkah selanjutnya yaitu pelaksanaan program yang berkoordinasi dengan
pokja agar waktu dan tempat dilaksanakannya program dapat terealisasikan secara
beraturan dan tertata. Dan yang paling penting yaitu komunikasi antar pokja dengan
mahasiswa harus terus tersambung karna ditakutkan adanya miskomunikasi yang akan
menyebabkan kesalahpahaman.
NAMA PENDAPATAN
Kas panitia PHBN tahun lalu 1.620.000
Kas RW 12 1.000.000
Kas RT 04 1.000.000
Sumbangan dari warga 12 11.584.000
Donatur :
Pemuda RW 12 (parkir) 450.000
Kelompok sauyunan 12 (idoy) 500.000
KPSBU 100.000
Karang taruna 12 1.000.000
Parkzoo 200.000
Pt. Berkah Melano Indonesia Artgarden 500.000
Flowers
Pa Ade Obih 150.000
Anugerah Jaya Mebel 2.000.000
Dewan (Ayi Sudrajat) 500.000
PDAM Tirta Wening Kota Bandung 610.000
Pendaftaran :
Gapleh 160.000
Tenis meja 260.000
Jalan santai 2.685.000
Jumlah : 24.319.000
NAMA PENGELUARAN
Pembenahan Lapang 850.000
Peralatan Pertandingan 1.376.000
Los Listrik & Pemb. Pulsa 350.000
Hadiah Perlombaan Dewasa & Orang 3.050.000
Tua
Hadiah Main Rebutan 200.000
Hadiah Jalan Santai 4.515.000
Hadiah Perlombaan Anak-Anak 2.670.000
Social 1.500.000
Konsumsi 2.274.000
Artis Dangdut 1.900.000
Insentif Ustad 500.000
Dekorasi 100.000
Pembelian Air Cap PDAM 610.000
Pembuatan Bender/Baligho 250.000
Transportasi 100.000
Bensin Jenset 350.000
Sound Dan Teknisi 1.000.000
Tenda Dan Bayar Bongkar Pasang 700.000
Administrasi 175.000
Pembubaran Panitia 300.000
Jumlah 22.770.000
PENDAPATAN 24.319.000
PENGELUARAN 22.770.000
Hasil dari kegiatan mempoeringati hari besar nasional dapat diamati secara
langsung setelah kegiatan dilaksanakan. Seluruh warga RW 12 merasa antusias dan
merespon positif kegiatan PHBN tersebut, yang diaman tiap tahunnya akan
diselenggarakan kembali.
E. PENUTUP
a) Kesimpulan
Namun, selain nilai fisik di atas, ada pula nilai-nilai intrinsik dalam masyarakat
yang juga menjadi sumber keberdayaan, seperti nilai kekeluargaan, kegotong-royongan,
kejuangan, dan yang khas pada masyarakat kita, kebinekaan. Keberdayaan masyarakat
adalah unsur-unsur yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan (survive), dan
dalam pengertian yang dinamis mengembangkan diri dan mencapai kemajuan.
Keberdayaan masyarakat ini menjadi sumber dari apa yang di dalam wawasan politik
pada tingkat nasional kita sebut ketahanan nasional.
b) Saran
1. Ibu Heny Mulyani, M.Pd. selaku dosen pembimbing lapangan yang telah
membimbing Kuliah Kerja Nyata kami sehingga berjalan lancar dan baik selama 1
bulan penuh. Di Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung
Barat.
2. Bapak Ade Obih selaku Kepala Desa Cihideung yang telah memberikan izin serta
menerima dengan baik rekan-rekan kelompok 153 untuk menetap dan
melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Cihideung Rw 12.
3. Bapak Wawan Karnawan dan Ibu Imat Nuranti selaku ketua Rw 12 Desa
Cihideung Kecamatan Parongpog Kabupaten Bandung Barat yang juga telah
memberikan izin serta menerima dengan baik rekan-rekan Mahasiswa KKN
kelompok 153 untuk menetap dan melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata
selama satu bulan
5. Ustad Taufik selaku tokoh agama setempat yang telah membimbing kami para
Mahasiswa KKN Kelompok 153 yang berdiam di Rw 12 yang senantiasa
mengingatkan kami akan kebaikan dan ketulusan dalam beribadah kepada Allah
Swt
7. Semua pihak dan rekan-rekan kelompok 153 Di Rw 12 Desa Cihideung yang telah
membantu dalam penyusunan artikel Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini.
G. DAFTAR PUSAKA
Rambe, A. (2017). Analisis Pemberdayaan Pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD)
Kota Medan. Pasca Sarjana Universitas Medan Area. Universitas Medan Area.
http://doi.org/10.4337/9781784714871.00007
Thereisa, A., Andini, K. S., Nugraha, P. G. P., & Marikanto, T. (2015). Pembangunan Berbasis
Masyarakat(pertama). Bandung: CV Alfabeta.
Abdurrahmat, Fathoni. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Rineka Cipta.
Warsono, H. T. (2019, Agustus 3). Perlombaan 17 Agustus yang Mulai ditinggalkan Masyarakat . Jawa
Timur